• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagan 5. Struktur Organisasi SPI

(Sumber : Laporan Tahunan PT. Pegadaian (Persero) Tahun 2013)

Dalam melaksanakan tugas Satuan Pengawasan Intern (SPI) sebagai upaya menjaga nilai-nilai Budaya Perusahaan dan mengawasai kinerja operasional Perusahaan, SPI juga memiliki tugas dan tanggung jawab SPI terhadap Perusahaan yaitu :

1) Menyusun dan melaksanakan program kerja pemeriksaan Tahunan (PKPT)

dengan memperhatikan risiko dan skala bisnis Perusahaan.

2) Melakukan audit/pemeriksaan dibidang keuangan dan akutansi, Sumber Daya

Manusia (SDM), operasional bisnis, sarana dan prasarana, teknologi informasi dan komunikasi dan kegiatan lainnya sesuai arahan Direktur Utama.

3) Melakukan pemeriksaan terhadap anak Perusahaan dan unit terafiliasi atas penugasan Direktur Utama.

4) Memberikan saran perbaikan dan konsultasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

Kepala SPI

Inspektur

Pemeriksa Sekretariat SPI

5) Menguji dan mengevaluasi serta memastikan sistem pengendalian internal dan manajemen risiko telah berjalan dengan baik.

6) Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan

yang telah disarankan.

7) Membuat laporan hasil pemeriksaan dan menyampaikan laporan tersebut

kepada Direktur Utama dan Komite Audit dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.

8) Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan pemeriksaan Satuan

Pengawasan Intern (SPI).

9) Melakukan pemeriksaan khusus dan investigasi apabila diperlukan.

Dari hasil perolehan data dan informasi dari lapangan, Satuan Pengawasan Intern (SPI) Pegadaian bertugas cukup baik, hal ini bisa dilihat dari hasil beberapa wawancara terhadap Informan yang menyatakan bahwa SPI sangat ditakuti dan disegani apabila SPI sedang melakukan pemeriksaan ke Kantor Pegadaian yang dikunjungi atau diperiksa. Salah satu Informan yang bernama Ibu Mery juga mengatakan sedemikian :

“Sidak yang dilakukan SPI lebih sering diadakan secara tiba-tiba atau dadakan, jadi setiap Pegawai maupun Atasan yang bertugas di kantor Pegadaian ataupun cabangnya biasanya akan lebih menahan diri apabila terjadi konflik ataupun masalah yang timbul dari hubungan Karyawan dan cenderung tertutup kepada SPI. Alasannya karena apabila SPI mengetahui adanya masalah yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan SPI maka biasanya permasalahannya akan semakin panjang”.

Pemeriksaan (sidak) yang dilakukan oleh SPI, dapat dilakukan secara pemeriksaan secara terencana maupun tidak terencana (dadakan). Pemeriksaan dan pengawasan secara tidak terencana (dadakan) yang dilakukan oleh SPI terhadap operasional Perusahaan Pegadaian lebih ditakuti oleh beberapa Jajaran Pegadaian khususnya Jajaran Pegadaian yang berada di kantor Pegadaian yang beroperasi di cabang-cabang Pegadaian. Menurut beberapa Informan, hal ini disebabkan karena ketika SPI mengadakan pemeriksaan ke kantor-kantor Pegadaian, SPI akan memeriksa hasil kerja operasional Perusahaan dan apabila SPI menemukan kesalahan dalam menjalankan operasional Perusahaan yang dilakukan oleh hasil kinerja Pegawai maupun Atasan maka SPI tidak segan akan memberikan sanksi-sanksi kepada pihak yang terkait sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pegadaian. Kasus- kasus penghambat jalannya operasional Perusahaan yang ditemukan oleh SPI ketika melakukan pemeriksaan dapat berupa hubungan industrial yang tidak harmonis (hubungan antara karyawan maupun Atasan yang tidak harmonis), hasil laporan kerja Perusahaan yang tidak jelas dan bahkan kasus korupsi yang merugikan Perusahaan. Ketika melakukan wawancara, salah satu Informan yang bertugas di Bagian Logistik mengatakan salah satu kasus penggelapan dana hasil gadai yang ditemukan SPI ketika pemeriksaan terjadi di Kantor Cabang Kota Sidempuan, dengan jelas Bapak tersebut mengatakan :

memalsukan data gadai barang, rupanya ketika melakukan pemeriksaan barang gadai tidak ditemukan. Bukan itu saja, sopir (pengemudi) SPI itu kena juga (terkena kasus) karena dia berusaha melindungi Kepala Cabang itu dengan memberitahukan kedatangan SPI sebelumnya”.

Selain tugas dalam pemeriksaan kinerja operasional Perusahaan Pegadaian, SPI juga menyusun kegiatan atau pelaksanaan tugas dan evaluasi SPI, dimana SPI melaksanakan kegiatan terkait audit internal Perusahaan, pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh SPI diantaranya adalah :

1) Melakukan standarisasi audit internal dengan mendapatkan sertifikasi ISO 9001

: 2008 Satuan Pengawasan Intern dari PT. SUCOFINDO13.

2) Melaporkan..hasil..pemeriksaan..kepada..Direktur..Pembina..dan..merekomenda sikan tindak lanjut hasil pemeriksaan kepada obyek pemeriksaan.

3) Memberikan masukan, usulan penyempurnaan peraturan dan pelaksanaan di

Kantor Cabang, Kantor Wilayah, dan Kantor Pusat.

4) Memantau tindak lanjut rekomendasi hasil audit.

5) Melakukan hasil temuan dengan auditee (obrik).

6) Memberikan masukan atas prosedur dan pengendalian, proses bisnis serta upaya pencapaian strategi Perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Pengawas Intern (SPI) akan bertugas dalam mengawasi operasional Perusahaan atau kinerja seluruh Jajaran Pegadaian yang bertugas di Kantor Wilayah (Kanwil), Kantor Cabang (Kacab) dan Kantor Unit

Pelayanan Cabang (UPC) yang merupakan bagian dari anak Kantor Cabang. Selama melakukan pemantauan ataupun sidak secara langsung, SPI bisa memakan waktu hingga maksimal satu minggu lamanya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SPI dalam tugasnya di cabang-cabang Pegadaian yang berada diluar kota Medan, memiliki kewenangan dalam melakukan bentuk pelatihan-pelatihan langsung kepada Pegawai maupun Atasan yang berjabat di Kantor Cabang Pegadaian yang berada di luar kota Medan yang semestinya Pegawai yang berada diluar kota Medan mendatangi dan hadir di pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan di Kantor Wilayah (Kanwil) Pegadaian.

Bentuk pelatihan yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) kepada Jajarannya yang berada di Kantor Cabang (Kacab) adalah bentuk pelatihan yang meningkatkan kinerja Jajarannya untuk menciptakan cita-cita Budaya Perusahaan PT. Pegadaian (Persero). Jadi, walaupun Satuan Pengawas Intern (SPI) ditakuti oleh Jajaran Pegadaian di Kantor Cabang (Kacab) dan Kantor Unit Pelayanan Cabang (UPC), tugas SPI sebenarnya membawa pengaruh yang positif bagi operasional Perusahaan PT. Pegadaian (Persero).

4.2 Kebijakan Peraturan Yang Berlaku Pada Perusahaan PT. Pegadaian (Persero).

Dalam melakukan sistem pengendalian pada internal Perusahaan yaitu aktivitas dan kegiatan-kegiatan atau kinerja Pegawai pada Perusahaan, perlu

dilakukan suatu kebijakan yang mengatur seluruh tindakan dan perilaku Pegawai. Pada PT. Pegadaian (Persero) sendiri sudah mengatur sistem pengendalian internal atau kinerja Pegawai yaitu kebijakan-kebijakan dalam mengatur disiplin Pegawai yang sudah tertulis dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Serikat Pegawai dengan Perusahaan PT. Pegadaian (Persero). Menurut data PKB Tahun 2009 yang diperoleh dari Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Kantor Wilayah I (Kanwil), Tujuan PBK ini adalah :

a) Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 87 ayat (1) UU No.19 Tahun 2003

tentang BUMN dan Pasal 95 ayat (2) PP No.45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN;

b) Sebagai pelaksanaan instruksi Menteri BUMN melalui Surat No.S-510/M-

MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Pemberdayaan Serikat Pekerja;

c) Sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002

tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance

(Tata Kelola Perusahaan Yang Baik) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

d) Sebagai wujud dari tanggung jawab BUMN terhadap stakeholders, dimana

Pegawai Perusahaan merupakan salah satu dari stakeholders, yang dalam hal ini diwakili oleh Serikat Pekerja;

e) Sebagai sarana untuk terciptanya ketenangan kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja yang optimal;

f) Sebagai sarana untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis

sehingga dapat menjaga kelangsungan usaha Perusahaan.

Menurut penjelasan dari beberapa Informan, realisasi tentang Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sudah terlaksana melalui pelatihan-pelatihan (diklat) yang diberikan oleh Perusahaan. Kebijakan dari Perusahaan yang mengatur seluruh tindakan dan kinerja Jajaran Pegadaian melalui PKB ini dalam operasional Perusahaan di Kantor Wilayah I (Kanwil) Medan ini sudah sepenuhnya terlaksana, dimana dalam data yang diperoleh dari data Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai pada Tahun 2014 menunjukkan angka yang sehat bagi penilaian Satuan Pengawas Intern (SPI) Perusahaan. Menurut salah satu Informan yaitu Bapak Akhmad Ramdoni selaku Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) mengenai penjelasan dari tingkat disiplin Pegawai dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai terhadap operasional Perusahaan, menjelaskan ;

“Memang beberapa kasus yang dilakukan Pegawai di beberapa cabang

Pegadaian di wilayah Sumatera Utara ini masih ditemukan. Dari hasil yang ditemukan oleh Pengawas kita, kasus-kasus yang ditemukan masih kasus kecil, tetapi kasus tersebut tidak dimasukkan ke data pelanggaran SPI (Satuan Pengawas Intern) Pusat, karena kasus ini tidak besar dan masih bisa diselesaikan dari musyawarah yang dilakukan oleh Kantor Cabang (Kacab) atau juga di Kantor Wilayah (Kanwil) ini”.

Dari hasil observasi yang dilakukan selama peneltian berlangsung selama hampir satu bulan, memang menunjukkan kedisiplinan Pegawai masih terkontrol dengan baik. Dari data Pemeriksa Kantor Wilayah I PT. Pegadaian (Persero) yang diperoleh, temuan kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai bersumber dari kasus-kasus pelanggaran yang ditemukan dibeberapa Kantor Cabang (Kacab) Pegadaian di Wilayah Sumatera Utara, akan tetapi kasus pelanggaran yang ditemukan masih kecil dan tidak berpengaruh besar bagi operasional Perusahaan dan oleh sebab itu kasus-kasus pelanggaran yang ditemukan oleh Pemeriksa Kantor Wilayah I (Kanwil) tidak perlu dibawa ke daftar pelanggaran Satuan Pengawas Intern (SPI) Pusat yang ditanggungjawabi oleh Kepala SPI Pusat

4.2.1 Hasil Pelaksanaan Kinerja Pegawai Terhadap Kebijakan Peraturan Yang Berlaku Di PerusahaanPT. Pegadaian (Persero).

Dalam mewujudkan Budaya Perusahaan PT. Pegadaian (Persero), tentu Peran yang paling penting dalam mewujudkan Budaya Perusahaan yang baik adalah hasil kinerja Pegawai. Kepatuhan dalam melaksanakan seluruh nilai-nilai yang ada dalam Budaya Perusahaan, menjadikan patokan bagi Perusahaan dalam menilai Budaya Perusahaanya yang produktif. Dari hasil pelaksanaan dan kepatuhan yang dilakukan Pegawai terhadap kebijakan peraturan dan disiplin Pegawai yang berlaku pada Perusahaan, akan mendorong hasil operasional Perusahaan secara maksimal. Dalam penelitian di Kantor Wilayah I (Kanwil) PT. Pegadaian (Persero) yang berada

di Kota Medan ini, menjelaskan beberapa karakteristik Pegawai atau tingkah laku dan tindakan Pegawai dalam menjalankan pelaksanaan kebijakan peraturan yang diterapkan di Pegadaian. Jadi perilaku dan tindakan yang dilakukan Pegawai secara individu maupun kelompok merupakan perilaku organisasi. Perilaku organisasi adalah studi yang dilakukan secara sistematik terhadap tindakan-tindakan dan sikap- sikap individu serta kelompok dalam organisasi (Anwar Prabu, 2005).

Dari hasil yang diperoleh dari beberapa wawancara yang dilakukan selama penelitian, menjelaskan bahwa perilaku Pegawai atau hasil kinerja Pegawai belum sepenuhnya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Perusahaan mengenai Peraturan yang berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa pengakuan Pegawai sebagai Informan penelitian yang sebagian Pegawai belum memahami secara keseluruhan Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang sudah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT. Pegadaian (Persero). Selama wawancara berlangsung, beberapa Pegawai Pegadaian yang berada di Kantor Wilayah I (Kanwil) ini mengaku lupa tentang Peraturan apa saja yang telah disepakati dalam PKB. Dari beberapa pengakuan Informan tentang hasil pelaksanaan kebijakan Peraturan yang berlaku di Perusahaan ketika peneliti menanyakan tentang apa saja yang di Perjanjian Kerja Bersama (PKB) penjelasan oleh Ibu Enda Triana sebagai Informan mengatakan ;

“Saya belum tahu apa saja isi dari PKB (Perjanjian Kerja Bersama) secara spesifik, yang penting peraturan yang pada umumnya sudah saya laksanakan dan tidak menggangu SOP (Standar Operasional Perusahaan”.

Selain itu, beberapa Informan juga mengatakan sedemikian ketika Peneliti mengadakan wawancara secara santai dan membawa suasana humoris untuk menekan ketegangan ketika wawancara. Tanggapan lain dari beberapa Informan mengenai hasil pelaksanaan kebjakan Perusahaan tentang peraturan yang berlaku, dijelaskan oleh Informan yang bernama Bapak Andi yang mengatakan ;

“Sewajarnya lah beberapa Pegawai seperti kami belum bisa

mengetahui apa saja yang tertulis dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama) kami kan bukan anak Hukum yang harus mengetahui tentang pasal-pasal yang ada di PKB, apalagi dalam diklat juga ga (tidak) seluruhnya dijelaskan secara spesifik mengenai PKB, tetapi Perusahaan juga mengasi

(memberi) buku tentang PKB supaya setiap Pegawai bisa

mempelajarinya”.

Dari hasil wawancara yang diperoleh dari beberapa Informan, dapat dijelaskan bahwa tindakan, perilaku dan hasil kinerja Pegawai terhadap kebijakan Peraturan yang berlaku pada Perusahaan dapat dikatakan tingkat kesadaran Pegawai terhadap peraturan Perusahaan belum begitu memuaskan terhadap apa yang sudah menjadi komitmen Perusahaan tentang penerapan Budaya Perusahaan.

4.2.2 Tanggapan Nasabah Tentang Kedisiplinan Pegawai PT. Pegadaian (Persero)

Dalam mendukung penilaian tentang hasil penilaian kedisiplinan Pegawai yang di atur dalam kebijakan peraturan yang berlaku pada Perusahaan, peran

tanggapan Nasabah perlu diketahui karena Nasabah merupakan sasaran utama dalam memberikaan pelayanan secara maksimal. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, tentu perilaku dan tindakan Pegawai perlu ditingkatkan dan oleh sebab itulah Perusahaan membuat acuan kebijakan Perusahaan mengenai etika dan disiplin Pegawai. Dari keterangan beberapa Nasabah, dapat dijelaskan bahwa sejauh ini pelayanan yang diberikan oleh Pegadaian masih memuaskan. Akan tetapi, ada beberapa pengalaman dari Nasabah yang mengatakan tentang ketidakpuasan dalam melayani Nasabah. Salah satu tanggapan yang di jelaskan oleh Nasabah mengenai pelayanan yang kurang memuaskan bersumber dari Informan yang bernama Ibu Boru Harianja selaku Nasabah Pegadaian yang berada di Unit Pelayanan Kantor Wilayah I (Kanwil) Kota Medan, mengatakan ;

“Pelayanan disini memang bagus, tapi (tetapi) kalau di cabang Pegadaian disana (salah satu Cabang atau Unit Pelayanan Cabang) masih kurang, bisa dilihat kalau bosan mengantri, ada Nasabah kasi (memberi) tips sama Satpam nya supaya ga (tidak) ngantri lagi jadi yang lain kan pasti ga (tidak) enak lah”.

Tanggapan lain mengenai ketidakpuasan pelanggan Pegadaian juga di jelaskan oleh salah satu Informan yang bernama Ibu Lestari selaku Nasabah Pegadaian, Ibu tersebut mengatakan ;

“Pernah tetanggaku dulu mengalami ketidakpuasan ya dari pelayanan di cabang Pegadaian di kampung kami waktu dia menggadai di Pegadaian, sewaktu dia tahu barang gadaiannya mau di lelang, dia panik karena ga (tidak) ada pemberitahuan sebelumnya, yang biasanya Pegawai Pegadaian mengantar langsung surat pemberitahuan kerumah-rumah Nasabah.

Dari beberapa wawancara yang dilakukan, tanggapan dari beberapa Informan lain juga mengatakan hal yang sama mengenai pelayanan yang diberikan oleh Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) terhadap Nasabahnya. Dari beberapa keterangan atau penjelasan yang diungkapkan Nasabah sebagai Informan, dapat dijelaskan bahwa pelayanan yang maksimal dan memuaskan masih belum tercapai seperti yang diinginkan Perusahaan yang sesuai dengan Nilai Budaya Perusahaan yang dituangkan dalam sepuluh perilaku utama PT. Pegadaian (Persero).

4.3 Sistem Pelaporan Pelanggaran

Melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran, maka Perusahaan akan dapat lebih mudah dalam melihat hasil tata kerja Perusahaan. Sumber pelaporan pelanggaran dapat diperoleh dari pelaporan yang bersumber dari eksternal Perusahaan yaitu konsultan Perusahaan dan nasabah, maupun dari internal Perusahaan itu sendiri. Sistem pelaporan pelanggaran yang dilakukan oknum Jajaran PT. Pegadaian (Persero) menggunakan mekanisme sistem pelaporan pelanggaran melalui Whistleblowing System (WBS) yang ditujukan untuk menyediakan saluran pelaporan pelanggaran yang efektif dan efisien untuk seluruh Jajaran Pegadaian. Whistleblowing System (WBS) merupakan aplikasi yang disediakan oleh PT. Pegadaian (Persero) bagi Nasabah maupun pihak internal Perusahaan yang memiliki informasi dan ingin

melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan PT. Pegadaian (Persero)14.

Sistem pelaporan pelanggaran dengan menggunakan WBS yang diterapakan pada Pegadaian sendiri merupakan langkah-langkah untuk mewujudkan Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance – GCG) yang sebelumnya

sudah dijelaskan pada Bab III. Pembentukan sistem pelaporan dengan mekanisme WBS PT. Pegadaian (Persero) didasarkan pada Peraturan Direksi No.20/SPI/I/2012. Sistem WBS sendiri dilakukan dalam beberapa tahap seperti yang digambarkan sebagai berikut:

Bagan 6 :Tahapan Pelaporan Dengan Mekanisme Whistleblowing