• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kepengurusan Program PUAP

Pengadaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Desa Ngetuk telah berjalan sejak tahun 2011 yang dikelola oleh Gapoktan Makmur Jaya Desa Ngetuk. Program dengan tujuan untuk membantu masalah permodalan usaha tani masyarakat ini sangat didukung oleh Balai Penyuluh Kecamatan dan Pemerintah Desa Ngetuk sehingga dapat berkembang hingga saat ini. Program ini dikelola Tim Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Gapoktan Makmur Jaya sebagai lembaga simpan pinjam khusus untuk melayani anggota gapoktan. Secara luas LKM-A menyalurkan dana simpan pinjam kepada anggota tani yang melakukan usaha baik produksi pertanian on-farm maupun off-farm.

Gapoktan Makmur Jaya merupakan gabungan dari kelompok tani yang bekerja sama dengan tujuan untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan Makmur Jaya diharapkan masyarakat mampu berfungsi dalam fungsi- fungsi pemenuhan permodalan pertanian, dan termasuk menyediakan informasi yang dibutuhkan petani. Selain itu gapoktan ini juga dibentuk untuk mengelola program-program dari pemerintah yang bertujuan untuk membantu usaha pertanian masyarakat. Kepengurusan Gapoktan Makmur Jaya awal dibentuk pada tanggal 22 Mei 2008 dengan masa periode 5 tahun melalui musyawarah bersama perangkat desa. Setelah itu jika masa kepengurusan sudah selesai akan dimusyawarahkan kembali. Kecuali jika ada pengurus yang melanggar aturan maka dapat diganti sesuai kebijakan dari pengurus gapoktan dan pengurus poktan. Struktur kepengurusan sendiri dicantumkan pada lampiran.

Tabel 12 Daftar Kelompok Tani Desa Ngetuk, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara Tahun 2015

Nama Poktan Lokasi

(Dusun)

Jumlah Anggota

(Orang) Persentase (%)

Sido Mulyo 1 Blok 1 18 14.4

Sido Mulyo 2 Blok 2 31 24.8

Sido Mulyo 3 Blok 3 46 36.8

Sido Mulyo 4 Blok 4 30 24

Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Rapat Anggota Tahunan Desa Ngetuk Tahun 2016

Gapoktan Makmur Jaya menaungi 4 kelompok tani (poktan) yang tersebar di setiap dusun pada Desa Ngetuk. Pembagian lokasi kelompok tani didasarkan pada lokasi wilayah tempat tinggal dan dusun di Desa Ngetuk. Pemilihan anggota setiap kelompok tani melalui pendaftaran kepada ketua poktan dan bersedia mengikuti peraturan dan kegiatan poktan. Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 12, Sebaran anggota kelompok tani yang paling banyak berada pada Poktan Sido Mulyo 3. Hal ini dikarenakan luas wilayah di Sido Mulyo 3 adalah paling luas dan banyak dari masyarakat yang bekerja menjadi petani serta bersedia bergabung ke dalam kelompok tani.

32

Penyelenggaraan rapat dan pertemuan Gapoktan Makmur Jaya selama setahun terakhir diadakan sebanyak 19 kali dengan rincian 12 kali rapat khusus untuk pengurus gapoktan, 1 kali rapat pengurus dengan anggota gapoktan, dan 6 pertemuan lain. Pertemuan lain tersebut berupa sosialisasi, pelatihan, dan kunjungan yang diadakan dari balai penyuluhan maupun dinas terkait dan dihadiri oleh perwakilan dari pengurus gapoktan.

Proses berjalannya Program PUAP pada awalnya program ini ditempuh melalui beberapa tahap hingga dana BLM PUAP dapat cair. Langkah pertama yang dilakukan pada masa pengajuan tahun 2011 adalah setiap poktan melakukan Rapat Umum Anggota (RUA) terkait macam-macam usaha yang ingin dikembangkan oleh anggota poktan. Selanjutnya hasil rapat ditampung dan dimusyawarahkan pada Rapat Umum Kepengurusan (RUK) oleh pengurus dan anggota gapoktan bersama dengan pemerintah desa dan penyuluh lapang. Rapat tersebut membahas mengenai kebutuhan utama usaha baik pertanian on-farm dan pertanian off-farm yang potensial dapat membantu usaha anggota. Setelah disepakati hasil rapat diajukan ke dalam Rencana Usaha Bersama (RUB) untuk memetakan pembagian dana pinjaman kepada setiap poktan dan usaha petani secara adil. Selanjutnya pada tahun 2012 dana Simpan Pinjam PUAP baru cair sebesar 100 juta dan dikelola oleh Tim LKM-A Gapoktan Makmur Jaya.

Calon peminjam dapat meminjam dana PUAP maksimal 2 juta per individu dengan prosedur membawa foto kopi KTP, KK, surat rekomendasi dari ketua poktan, serta harus memenuhi simpanan wajib dan pokok terlebih dahulu. Pengangsuran dilakukan sebanyak 10 kali dengan biaya jasa sebesar 1% per angsuran dan jangka waktu maksimal hingga 10 bulan. Bagi peminjam yang belum dapat membayar maka diberi keringanan hingga 3 bulan. Hasil dari jasa tersebut digunakan gapoktan untuk biaya kegiatan, adminstrasi, dan disimpan kembali untuk menambah saldo. Hingga RAT pada Maret 2016, dana simpan pinjam telah berkembang menjadi 125.492.000 dengan rincian dana yang sudah tersalur selama 4 tahun sekitar 235 juta rupiah.

Kondisi Penerima Program PUAP

Kondisi penerima Program PUAP merupakan informasi keadaan penerima program selama empat tahun ini berjalan. Kondisi ini meliputi status keanggotaan, lama bergabung, frekuensi pinjaman, frekuensi peminjaman setiap tahun, dan jumlah pinjaman terakhir. Kondisi penerima program dapat memberi gambaran berjalannya Program PUAP di Desa Ngetuk serta keefektifan program tersebut. Secara lebih lengkap akan dijelaskan berikut.

Status Keanggotaan

Status keanggotaan merupakan status kepengurusan program jabatan yang dibawa penerima program yang berkaitan dengan peran menjalankan program tersebut. Status keanggotaan penerima pada penelitian ini dibagi menjadi dua status umum yaitu pengurus dan anggota. Berdasarkan data pada Tabel 13, frekuensi status keanggotaan penerima program terbesar ada pada status anggota yaitu sebanyak 38 orang atau 84.4 persen. Sementara hanya 7 orang yang menjadi pengurus baik pengurus aktif maupun yang kurang aktif. Hal ini menujukan bahwa

33

adanya Program PUAP di Desa Ngetuk telah dimanfaatkan oleh pengurus dan anggota. Lebih dari 50 persen pengurus juga ikut meminjam dikarenakan kesempatan untuk meminjam yang lebih dekat dan mereka sendiri yang mengelolanya sehingga proses peminjaman lebih mudah dan cepat.

Tabel 13 Jumlah dan persentase responden berdasarkan status keanggotaan Program PUAP 2016

Status Keanggotaan Jumlah (n) Persentase (%)

Pengurus 7 15.6

Anggota 38 84.4

Total 45 100.0

Lama Bergabung

Lama bergabung merupakan jumlah lama periode menjadi penerima program dalam hitungan tahun. Proses bergabungnya penerima program dalam Program PUAP pada awalnya diambil dari anggota-anggota kelompok tani sebanyak 100 orang dan telah berkembang 25 persen hingga tahun 2015 akhir. Berdasarkan data pada Tabel 14 yang menunjukan frekuensi lama bergabung penerima Program PUAP, terlihat bahwa sebagian besar penerima program telah bergabung selama 4 tahun dengan frekuensi sebanyak 27 orang atau 60 persen. Selanjutnya diikuti oleh periode 3 tahun, 2 tahun, dan 1 tahun dengan frekuesi masing-masing 11 orang, 5 orang, dan 2 orang. Kondisi ini menunjukan baik pengurus dan anggota sebagian besar telah mengikuti program dari awal dan bersedia melanjutkan program hingga empat tahun periode dan masih bersedia melanjutkan kembali. Selain itu banyak masyarakat yang ingin bergabung menjadi penerima program setiap tahunnya. Hal ini menunjukan masyarakat dan penerima program masih sangat antusias terhadap program dan antusias penerima tersebut semakin bertambah setiap tahun.

Tabel 14 Jumlah dan persentase responden berdasarkan lama bergabung Program PUAP 2016

Lama Bergabung Jumlah (n) Persentase (%)

Satu Tahun 2 4.4 Dua Tahun 5 11.1 Tiga Tahun 11 24.4 Empat Tahun 27 60.0 Total 45 100.0 Frekuensi Pinjaman

Frekuensi pinjaman merupakan jumlah berapa kali pinjaman yang dilakukan penerima program dari awal Program PUAP hingga rentang akhir 2015. Peminjam dapat melakukan pinjaman kembali jika periode pinjaman sebelumnya telah lunas. Berdasarkan data pada Tabel 15 yang menunjukan frekuensi pinjaman penerima program, frekuensi pinjaman tertinggi berada pada pinjaman sebanyak 2

34

kali dan 3 kali dengan jumlah sebanyak 16 orang atau 35.6 persen dan 15 orang atau 33.3 persen. Sementara sisanya memiliki frekuensi pinjaman 1 kali dan 2 kali dengan jumlah 5 orang dan 9 orang. Kondisi ini menunjukan frekuensi pinjaman penerima program pada tingkat sedang artinya penerima masih antusias dan bersedia melanjutkan pinjaman untuk mengelola usaha mereka. Sebagian penerima yang baru bergabung beberapa tathun terakhir juga bersedia melanjutkan pinjaman setiap tahun. Hanya sebagian kecil yang tidak melanjutkan pinjaman dengan alasan sudah tidak membutuhkan uang pinjaman lagi karena usahanya sudah mandiri atau malah usahanya tidak berjalan.

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi pinjaman Program PUAP 2016

Frekuensi Pinjaman Jumlah (n) Persentase (%)

Satu Kali 5 11.1 Dua Kali 16 35.6 Tiga Kali 15 33.3 Empat Kali 9 20.0 Total 45 100.0 Jumlah Peminjam

Jumlah peminjam merupakan banyaknya penerima program yang meminjam uang kepada simpan pinjam PUAP setiap tahun. Berdasarkan data pada Tabel 16 yang menunjukan jumlah penerima program yang melakukan pinjaman per tahun, peminjam tebanyak berada pada tahun 2014 dengan jumlah sebanyak 34 orang atau 75.4 persen. Kondisi tahun 2014 tertinggi ini merupakan perkembangan dari tahun 2012 dan 2013 yang berkumbang dengan jumlah 21 orang menjadi 31 orang. Sementara pada tahun 2015 peminjam mengalami penurunan sebanyak 4 orang menjadi 30 orang atau 66.6 persen. Secara keseluruhan jumlah peminjam setiap tahun mengalami peningkatan dikarenakan sebagian besar penerima program masih membutuhkan pinjaman dana untuk mengelola usaha mereka. Selain itu pengusaha lain juga masih membutuhkan bantuan modal sehingga setiap tahun semakin bertambah anggota PUAP dan peminjam semakin bertambah. Namun pada tahun 2015 mengalami penurunan dikarenakan terjadi masalah kepengurusan yaitu ada yang melakukan korupsi uang simpan pinjam sehingga dana yang seharusnya dipinjamkan kepada penerima program namun masih tertahan pada pengurus tersebut. Namun masalah tersebut sudah diatasi pada rapat akhir tahun 2015.

Tabel 16 Jumlah dan persentase responden berdasarkan peminjam per tahun Program PUAP 2016

Peminjam Per Tahun Jumlah (n) Persentase (%)

Tahun 2012 21 46.6

Tahun 2013 31 68.8

Tahun 2014 34 75.4

35

Jumlah Pinjaman Terakhir

Jumlah pinjaman terakhir merupakan jumlah nominal pinjaman terakhir yang dilakukan penerima program selama bergabung dalam simpan pinjam PUAP. Jumlah nominal pinjaman terakhir dipilih untuk melihat seberapa banyak dana yang dapat dipinjamkan pengurus kepada penerima program. Perlu diketahui bahwa pada tahun 2012 peminjam hanya boleh meminjam 1 juta rupiah karena keterbatasan modal simpan pinjam. Berdasarkan data pada Tabel 17 yang menunjukan jumlah nominal pinjaman terakhir penerima program, terlihat bahwa peminjam sebagian besar melakukan pinjaman sebesar 2 juta dengan jumlah sebanyak 30 orang atau 66.7 persen. Sementara penerima lain melakukan pinjaman 1 juta dan 1.5 juta sebanyak 13 orang dan 2 orang. Hal ini menunjukan perkembangan dari yang awalnya hanya boleh meminjam 1 juta menjadi dominan 2 juta. Selain itu penerima program lebih memilih melakukan pinjaman 2 juta dikarenakan kebutuhan modal yang sangat besar untuk melakukan usaha sehingga modal 1 juta hingga 2 juta dinilai sangat kurang untuk menjalankan usaha tani mereka.

Tabel 17 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah peminjam terakhir Program PUAP 2016

Jumlah Pinjaman Terakhir Jumlah (n) Persentase (%)

Satu Juta 13 28.9

Satu Setengah Juta 2 4.4

Dua Juta 30 66.7

Total 45 100.0

Status Pinjaman terakhir

Status pinjaman terakhir merupakan status peminjaman PUAP yang sedang dijalani responden selama masa penelitian sedang berlangsung. Status ini diambil dari masa pinjaman terakhir responden baik yang masih dalam tahap pelunasan ataupun yang sudah lunas. Dari keseluruhan responden, dapat dikatakan status yang paling dominan dilihat dari nilai median adalah masa pengembalian. Hal ini dikarenakan masa pengembalian memiliki frekuensi tinggi yaitu 20 orang atau 44.4 persen. Selanjutnya diikuti oleh masa tenggang sebanyak 11 orang atau 24.4 persen. Sementara yang melewati masa tenggang memiliki frekuensi kecil hanya 7 orang atau 15.6 persen.

Tabel 18 Jumlah dan persentase responden berdasarkan status pinjaman PUAP 2016

Status Pinjaman Jumlah (n) Persentase (%)

Lewat masa tenggang 7 15.6

Masa tenggang 11 24.4

Masa pengembalian 20 44.4

Sudah dikembalikan 7 15.6

36

Tabel 18 tersebut menunjukan masa pengembalian memiliki frekuensi tertinggi. Hal ini sesuai kondisi lapangan bahwa banyak penerima program yang membayar angsuran dan melunasinya sesuai waktu yang ditentukan. Sementara kedua tertinggi adalah masa tenggang dengan arti penerima program mengalami penunggakan tidak lebih dari 3 bulan. Sangsi yang diberikan oleh pengurus seperti memberi peringatan secara lisan dan melalui surat dari gapoktan. Selanjutnya lewat masa tenggang tersebut berarti sebanyak 7 orang responden mengalami penunggakan lebih dari 3 bulan. Frekuensi lewat masa tenggang tersebut cukup kecil dengan sangsi yang diberikan hanya didatangi ke rumahnya dan diberi surat oleh pengurus dan kepala desa. Pernyataan tersebut sesuai pendapat responden dibawah ini.

“Kalau data saya hanya kecil yang nunggak, itupun dampak dari masalah keluarga. Data saya seperti itu kemaren ada tiga, yang satu memang tidak ngangsur karena ada masalah keluarga kemudian pergi sudah dua tahun nggak pulang” (SD, 49 Tahun)

Penggunaan Dana Terakhir

Penggunaan dana terakhir merupakan status penggunaan dana peminjaman PUAP yang sedang dijalani responden selama masa penelitian sedang berlangsung. Status penggunaan ini diambil dari masa pinjaman terakhir responden baik yang masih dalam tahap pelunasan ataupun yang sudah lunas. Berdasarkan Tabel 19 menyatakan bahwa penggunaan dana pertanian off farm memiliki frekuensi tertinggi yaitu sebesar 18 orang atau 40 persen. Hal tersebut didukung dengan nilai median pada pertanian off-farm berarti penerima program cenderung menggunakan pinjaman untuk kebutuhan pertanian off-farm. Selanjutnya diikuti oleh nilai pertanian on-farm sebesar 16 orang atau 35.6 persen, keperluan sehari-hari 8 orang atau 17.8 persen, dan penggunaan lainnya hanya 3 responden atau 6.7 persen.

Tabel 19 Jumlah dan persentase responden berdasarkan penggunaan dana Program PUAP 2016

Penggunaan Dana Jumlah (n) Persentase (%)

Pertanian On-farm 16 35.6

Pertanian Off-farm 18 40.0

Keperluan sehari-hari 8 17.8

Lainnya 3 6.7

Total 45 100.0

Kondisi kecenderungan penerima program menggunakan dana untuk kepentingan pertanian off-farm dan on-farm ini berarti pelaksanaan Program PUAP di Desa Ngetuk dapat dinyatakan 75.6 persen tepat sasaran. Sementara sisanya menggunakan dana pinjaman untuk keperluan selain usaha pertanian. Rata-rata mereka mengaku meminjam kepada pengurus untuk melakukan usaha namun ketika penggunaan ada yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan keperluan lainnya. Seperti pada keperluan sehari-hari, penerima program menggunakan dana untuk makan dan minum, membayar pendidikan, dan memenuhi kebutuhan rumah

37

tangga lainnya. Pada tebel lainnya tersebut penerima program menggunakan dana untuk tujuan lain seperti merawat orang sakit dan merenovasi rumah. Seperti pernyataan salah satu responden dibawah ini.

“Aku setiap hari bisa jualan lontong, iso ngobatno mamaku kan, iso mbayarne ngoperasine anakku tabrakan 3 kali wi lho. Yo emang duit iki tak puter-puter tak nggo usaha, yo tak nggo nyicil (Aku bisa membeli obat untuk ibu, bisa membayar biaya operasi 3 kali kecelakaan anaku. Memang uang ini saya putar untuk usaha dan mengangsur.)” (RBN, 41 Tahun)

Keterkaitan Kondisi Penerima Program PUAP dengan Usaha Tani Program PUAP merupakan program yang dirancang untuk membantu permasalahan usaha tani masyarakat desa. Seperti pada Desa Ngetuk, adanya Program PUAP dikhususkan untuk membantu permasalahan anggota tani yang tergabung dalam gapoktan terkait usaha tani mereka masing-masing. Kondisi penerima program, status, dan peranan mereka menentukan seberapa jauh mereka berkontribusi dalam mengelola simpan pinjam maupun mengelola usaha tani masing-masing. Status keanggotaan tersebut juga dapat menentukan kepatuhan terhadap aturan simpan pinjam PUAP. Berikut merupakan tabulasi silang kaitan status keanggotaan dengan status pinjaman terakhir.

Tabel 20 Tabulasi silang antara status keanggotaan dan status pinjaman terakhir Program PUAP 2016

Status Keanggotaan

Status Pinjaman Terakhir

Total Lewat masa tenggang Masa teng gang Masa Peng embali an Sudah dikem bali kan Pengurus Jumlah (n) 1 1 5 0 7 Persentase (%) 14.3% 14.3% 71.4% 0.0% 100.0% Anggo ta Jumlah (n) 6 10 15 7 38 Persentase (%) 15.8% 26.3% 39.5% 18.4% 100.0% Total Jumlah (n) 7 11 20 7 45 Persentase (%) 15.6% 24.4% 44.4% 15.6% 100.0%

Berdasarkan data pada Tabel 20 diatas menunjukan bahwa jumlah status keanggotaan baik pengurus maupun anggota tertinggi berada pada masa pengembalian yaitu sebesar 71.4 persen dan 39.5 persen. Sementara jika dilihat dari yang melanggar aturan pinjaman yaitu yang memiliki status lewat masa tenggang dan masa tenggang menunjukan pelanggaran pengurus sebesar 28.6 persen dan anggota 42.1 persen. Hal ini menunjukan pelanggaran anggota lebih tinggi dari pada pengurus dikarenakan menjadi pengurus membutuhkan tanggung jawab sosial yang tinggi serta membutuhkan kepercayaan masyarakat agar masyarakat turut mendukung dan berkontribusi terhadap program tersebut. Pandangan tersebut membuat pengurus menjadi cerminan program sehingga mereka merasa malu jika melanggar aturan yang mereka tegakan sendiri. Namun jika dilihat secara

38

keseluruhan kurang ada keterkaitan antara status keanggotaan dengan status pinjaman terakhir dikarenakan baik pengurus dan anggota ada juga yang tidak terlalu aktif dan tidak mematuhi aturan.

Tabel 21 Tabulasi silang antara status keanggotaan dan tingkat mengelola usaha Program PUAP 2016

Status Keanggotaan Tingkat Mengelola Usaha Total

Tidak Jarang Sering

Pengurus Jumlah (n) 0 2 5 7 Persentase (%) 0.0% 28.6% 71.4% 100.0% Anggota Jumlah (n) 4 12 22 38 Persentase (%) 10.5% 31.6% 57.9% 100.0% Total Jumlah (n) 4 14 27 45 Persentase (%) 8.9% 31.1% 60.0% 100.0%

Selanjutnya jika dilihat dari status keanggotaan dan keterkaitannya dengan tingkat mengelola usaha tani pribadi, Tabel 21 menunjukan bahwa baik pengurus maupun anggota sama-sama mengelola usaha tani pribadi dengan tingkat tinggi yaitu sebesar 71.4 persen dan 57.9 persen. Namun jika dibandingkan tidak ada pengurus yang tidak mengelola usaha tani sedangkan anggota sebesar 10.5 persen tidak mengelola usaha tani. Hal ini menunjukan pengurus lebih berkontribusi dalam mengelola usaha tani dikarenakan kemampuan dan status mereka menjadi panutan anggota tani sehingga pengurus harus memberi contoh pengelolaan usaha yang baik. Namun jika dilihat secara keseluruhan kurang ada keterkaitan antara status keanggotaan dengan tingkat mengelola usaha dikarenakan baik pengurus dan anggota sebagian besar sama-sama meminjam modal dan berkontribusi dalam mengelola usaha tani masing-masing.

Tabel 22 Tabulasi silang antara status pinjaman terakhir dan tingkat mengelola usaha Program PUAP 2016

Status Pinjaman Terakhir Tingkat Mengelola Usaha Total

Rendah Sedang Tinggi

Lewat masa tenggang Jumlah (n) 0 3 13 16 Persentase (%) 0.0% 18.8% 81.3% 100.0% Masa tenggang Jumlah (n) 1 6 11 18 Persentase (%) 5.6% 33.3% 61.1% 100.0% Masa pengembalian Jumlah (n) 3 3 2 8 Persentase (%) 37.5% 37.5% 25.0% 100.0% Sudah dikembalikan Jumlah (n) 0 2 1 3 Persentase (%) 0.0% 66.7% 33.3% 100.0% Total Jumlah (n) 4 14 27 45 Persentase (%) 8.9% 31.1% 60.0% 100.0%

Selanjutnya jika dilihat dari status pinjaman terakhir dan keterkaitannya dengan tingkat mengelola usaha tani pribadi, Tabel 22 menunjukan bahwa pada tingkat mengelola usaha rendah, status pinjaman terakhir tertinggi pada masa pengembalian dengan 37.5 persen. Sedangkan pada tingkat mengelola usaha tinggi, status pinjaman terakhir berada pada lewat masa tenggang dengan nilai 81.3 persen.

39

Hal ini menunjukan bahwa status pinjaman terakhir yang menggambarkan kepatuhan penerima terhadap program tidak berhubungan dengan tingkat mengelola usaha. Hal ini disebabkan masyarakat yang berusaha tani on-farm lebih dapat membayar ketika hari panen saja sehingga menunggak. Selain itu juga disebabkan oleh tingginya pengelolaan usaha masyarakat masih belum efektif sehingga belum mampu memberi peningkatan pendapatan dan belum mampu membayar angsuran dengan cepat. Penjelasan mengenai status pinjaman terkahir dan hubungan dengan pendapatan akan dijelaskan berikut.

Tabel 23 Tabulasi silang antara status pinjaman terakhir dan tingkat pendapatan Program PUAP 2016

Status Pinjaman Terakhir Tingkat Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Lewat masa tenggang Jumlah (n) 1 4 2 7 Persentase (%) 14.3% 57.1% 28.6% 100.0% Masa tenggang Jumlah (n) 4 5 2 11 Persentase (%) 36.4% 45.5% 18.2% 100.0% Masa pengembalian Jumlah (n) 3 14 3 20 Persentase (%) 15.0% 70.0% 15.0% 100.0% Sudah dikembalikan Jumlah (n) 0 7 0 7 Persentase (%) 0.0% 100.0% 0.0% 100.0% Total Jumlah (n) 8 30 7 45 Persentase (%) 8.9% 31.1% 60.0% 100.0%

Jika dilihat dari status pinjaman terakhir dan keterkaitannya dengan tingkat mengelola usaha tani pribadi, Tabel 23 menunjukan bahwa pada tingkat pendapatan rendah status pinjaman tertinggi pada kategori masa tenggang dan lewat masa tenggang sebesar 50.7 persen lebih besar dibandingkan dengan masa pengembalian hanya 15 persen. Hal ini menunjukan tingkat pendapatan rendah juga mempengaruhi kepatuhan pengangsuran pinjaman. Namun jika dilihat secara keseluruhan pada setiap ketegori pinjaman terakhir, tingkat pendapatan tertinggi berada pada tingkat sedang dari 45.5 persen hingga 100 persen. Hal ini menunjukan status pinjaman terakhir kurang berhubungan dengan tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan lebih dipengaruhi oleh efektivitas usaha tani dan pekerjaan penerima program tersebut. Secara lebih jelas akan dijelaskan pada bab selanjutnya.