JUMLAH PROGRAM 3,199,000,000 2,361,233,250 73
2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Masyarakat yang memiliki wawasan kebangsaan akan memandang diri dan lingkungannya sebagai suatu satu kesatuan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai macam perbedaan, keanekaragaman,kemajemukan atau pluralitas baik suku,agama, ras, kelompok, golongandan budaya.Hal ini adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu keberagaman tersebut perlu dikelola dengan mengembangkan Wawasan Kebangsaan kepada masyarakat agar tercipta harmoni kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuan dari program ini adalah untuk mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kebangsaan guna pemberdayaan dan penguatan kesadaran
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengembangan Wawasan Kebangsaan dari sudut agama telah mampu memberikan jaminan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Pemerintah Kota Semarang juga telah mampu mewujudkan Kerukunan umat beragama yaitu keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemerintah mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib. Pemerintah mengatur hubungan interaksi sosial antar umat beragama semata-mata bertujuan untuk mewujudkan kerukunan umat beragama melalui pengembangan sikap toleransi dan saling hormat menghormati antar pemeluk agama.
Hal yang paling menonjol yang perlu mendapat perhatian adalah tentang keberadaan tempat ibadah dan aktivitas-aktivitasnya, pengaturan tentang pendirian tempat ibadah telah dituangkan dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala DaerahDalam Pemeliharaan KerukunanUmat Beragama, Pemberdayaan ForumKerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.
Pada tahun 2014 telah diterbitkan sebanyak 2 (dua) buah ijin prinsip pendirian tempat ibadah 2 (buah ijin prisip renovasi tempat ibadah dan 1 (satu) buah pemberian ijin pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadah sebagai rumah ibadah. Keberadaan tempat ibadah dan aktivitas atau kegiatannya kadang- kadang masih menimbulkan persoalan bagi warga sekitar atau umatnya sendiri, oleh karena itu peran Pemerintah dibantu tokoh agama telah mampu menyelesaikan persoalan tersebut. Pada tahun 2014 telah menyelesaikan persoalan keberadaan dan aktivitas tempat ibadah sebanyak 3 lokasi yaitu Vihara Mahabodi Jl. Seroja Timur No. 11, Gereja Isa Al Masih Jl. Karangroto dan Kelenteng Grajen Kelurahan Jagalan Kecamatan Semarang Tengah.
Pemerintah Kota Semarang dalam menjalankan tugas memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib, dibantu oleh tokoh-
tokoh agama dari 6 (enam) agama yang terwadahi dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 450/197 tahun 2011 tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Semarang Periode2011 – 2015. Sementara itu untuk menjalin komunikasi antara tokoh agama, tokoh masyarakat dengan pemerintah diwadahi dalam Paguyuban Pemerintah, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat (Petamas), dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/207 tahun 2011 tentang Pembentukan Paguyuban Petamas Periode tahun 2011 – 2015.
Untuk menyatukan tokoh generasi muda dari 6 (enam) agama, diwadahi dalam FKUB Generasi Muda yang dibentuk dengan Keputusan Ketua FKUB Kota Semarang Nomor 012/FKUB-KS/VIII/2012 tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama Generasi Muda Kota Semarang periode tahun 2012 – 2015.
Pada tahun 2014 ini FKUB telah melaksanakan dialog lintas agama dan dialog intern agama sebanyak 8 kegiatan, dari hasil intisari dialog tersebut dan berdasarkan musyawarah tokoh-tokoh dari 6 (enam) agama dengan pemerintah, berhasil menyusun Panduan Kerukunan Hidup Umat Beragama yang berisi pasal- pasal yang sifatnya himbauan untuk mengatur hubungan antar umat beragama. Dalam panduan tersebut diatur antara lain tentang Ucapan dan menjawab salam; Penyiaran Agama; Bantuan Sosial Keagamaan; Pendirian Rumah Ibadat; Doa bersama; Perayaan hari-hari besar agama; Busana/pakaian keagamaan; Perkawinan antar umat beragama; Pemakaman/Penguburan; dan Penyelesaian konflik antar umat beragama.
Dalam rangka memberikan penanaman dan penumbuhan karakter kebangsaan kepada generasi muda khususnya para pelajar yang masih terlibat dalam perkelahian pelajar, maka Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan pendidikan wawasan kebangsaan dan melaksanakan pembauran kebangsaan yang dikemas dalam bentuk perkemahan. Kegiatan ini diikuti oleh 200 pelajar yang mewakili unsur suku, agama dan kelompok yang pluralis dari SMA/SMK yang diindikasikan masih terlibat perkelahian pelajar dan SMA/SMK yang mempunyai prestasi untuk dibaurkan dalam suatu wahana perkemahan. Melalui kegiatan ini telah mampu menyadarkan arti pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kemajemukan serta mengingatkan karakter asli bangsa Indonesia yaitu kekeluargaan dan kegotong-royongan.
Salah satu unsur SARA adalah golongan atau kelompok masyarakat yang berorganisasi yang disebut Organisasi Kemasyarakatan. Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyaratan, bahwa Pemerintah Daerah diamanahkan untuk melakukan pendataan dan pemberdayaan Ormas melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sampai dengan tahun 2014 Ormas yang telah mendaftarkan diri sebanyak 184 Organisasi, peran dari Pemerintah Kota Semarang adalah mengatur, memberdayakan dan mengawasi agar terwujud Ormas yang keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara dan mengeliminir keberadaan ormas yang meresahkan masyarakat.
Pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah berupaya mengembangkan Kemitraan Pemerintah dengan Ormas sebagai mitra dalam pembangunan, memberikan pelatihan kepemimpinan (leadership development) kepada pengurus Ormas dan mengembangkan kapasitas kelembagaan atau kemampuan manajemen organisasi, kepada 80 organisasi. Dengan kegiatan ini telah memberikan pemahaman kepada pengurus Ormas bahwa untuk meningkatkan peran dan eksistensi Ormas di masyarakat, setiap Ormas diharapkan memiliki produk berupa produk intelektual atau produk jasa yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya produk ini Ormas dapat memperoleh sumber pendanaan sebagai wujud kemandirian finansial. Ormas yang tidak memiliki produk intelektual atau produk jasa diperkirakan keberadaannya tidak akan bertahan lama dan cenderung kurang mendapat simpati dari masyarakat. 3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014 telah berhasil mereorganisasi dan merefungsionalisasi Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu sebagai wadah berhimpun seluruh Ormas di Kota Semarang sebanyak 184 organisasi. Fungsi Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu antara lain sebagai berikut : a. Sebagai sarana pembelajaran, komunikasi dan interaksi antar Ormas yang
berdomisili dan beraktivitas di Kota Semarang.
b. Sebagai sarana pemberdayaan dan pengembangan seluruh potensi sumber daya Ormas.
c. Sebagai sarana pemelihara dan pengamalan norma, nilai dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Sebagai sarana membangun kemitraan yang harmonis, dinamis dan saling membantu antar Ormas dengan masyarakat dan Pemerintah.
f. Sebagai sarana saling kontrol dan saling mengawasi antar Ormas untuk meningkatkan akuntabilitas Ormas dan menumbuhkembangkan kepercayaan publik
Melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan telah terjadi pergeseran peran Pemerintah dalam mengelola Ormas yang sebelumnya Pemerintah membina ormas berubah menjadi memberdayakan Ormas. Pemberdayaan Ormas yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam tahun 2014 antara lain :
a. Melibatkan secara aktif pengurus dan anggota Ormas dalam kegiatan-kegiatan Pemerintahan yang bersifat sosial kemasyarakatan.
b. Memberikan stimulan berupa dana hibah yang bersumber dari APBD Kota Semarang, untuk tahun 2014 dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang kepada Ormas sebesar Rp. 2.466.000.000,- (dua milyard empat ratus enam puluh enam juta rupiah) kepada 24 Organisasi Kemasyarakatan. Stimulan dana hibah ini diberikan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai dengan kompetensi dan peminatan kegiatan Ormas. c. Mengadakan kegiatan kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dengan
Ormas dalam penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri sebanyak 5 kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pengadaan jasa secara swakelola. Kegiatan ini sebagai implementasi dari Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerjasama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Dengan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Nirlaba Lainnya Dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Kegiatan ini menunjukan bahwa pekerjaan untuk urusan Kebangpoldagri tidak harus dikerjakan oleh penyedia barang/jasa dalam hal ini badan usaha PT/CV/Koperasi akan tetapi dapat dikerjakan oleh Organisasi Kemasyarakatan dengan prinsip kesamaan kedudukan dan non profit oriented.
4. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan