BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.2 Program Penguatan Corporate Culture
Setelah mengetahui corporate image apa yang beredar di
mata masyarakat sekarang ini maka PR & Publicity Department
Metro TV mengambil langkah yaitu membuat program-program
untuk menguatkan corporate culture-nya acuan perilaku yang
mencerminkan diri sebagai bagian organisasi. Corporate culture
atau budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama
yang dianut oleh para anggota yang membedakan
bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung
tinggi oleh organisasi.
Dengan adanya corporate culture maka akan ada satu
kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku
atau bertindak para pegawai yang tergabung di perusahaan itu.
Dengan menguatkan corporate culture berarti juga menguatkan
corporate image Metro TV yang telah tetap terbentuk di masyarakat.
1. Sosialisasi Corporate Culture (Orientasi Pegawai)
Dari pengaduan yang masuk ke Audience Service seperti
yang diatas tadi ketika ada laporan tentang kecelakaan yang
disebabkan OB van Metro TV dan perilaku pegawai Metro TV
yang tidak mencerminkan kesopanan baik perilaku dan
penampilannya, maka dibuatlah langkah selanjutnya untuk
mengantisipasi problem yang terlihat remeh tapi dapat
mengancam corporate image Metro TV.
Selain meminta maaf dan mengaku salah, tercetus
pemikiran strategis untuk membuat suatu program berupa
sosialisasi corporate culture sehingga pegawai mempunyai
acuan perilaku yang mencerminkan diri sebagai bagian
organisasi.
―Memberi pernyataan dan meminta maaf. Nggak boleh ngeles. Tapi bagaimana memposisikan itu? Kalau kita salah, kita harus mengaku salah. Gentleman. Menyikapi krisis dan PR mengambil fungsi atau peran disitu. Gitu.
Jadi kita banyak mengingatkan. Itu jadi fungsi kontrolnya. Nah, di internal juga melakukan itu juga, Cin.‖5
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa dengan
adanya pengaduan tersebut lalu ditindaklanjuti dengan
pembuatan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,
lalu mengidentifikasi siapa publik kunci, menentukan kebijakan
atau aturan untuk memandu strategi tersebut. Berikut tabel
berdasarkan hasil penelitian penulis atas perencanaan program
sosialisasi corporate culture di PR & Publicity Department.
Tabel 4.4
Sosialisasi corporate culture (Orientasi Pegawai)
Tujuan Program Publik Sasaran Sasaran
Memberikan edukasi bagi para pegawai baru tentang visi dan misi Metro TV, apa yang boleh dan tidak boleh secara menyeluruh
Pegawai baru Berperilaku sesuai corporate culture Metro TV seperti yang tercantum di visi dan misi, SOP yang berlaku sehingga pegawai menjadi ambassador bagi Metro TV
2. Talkshow bertema Human Interest (Kick Andy)
Selain perencanaan dan program untuk internal, PR and
Publicity Department Metro TV menyadari bahwa untuk survive
tahun-tahun pertama di dunia penyiaran akan sulit karena
5
dengan title ―stasiun TV berita‖ yang sangat berbeda dengan stasiun TV lain yang sudah ada, maka dari itu di tahap ini PR &
Publicity Department Metro TV melakukan analisis stakeholder. ―Analisis stakeholder‖ adalah proses mengidentifikasi siapa yang terlibat dan siapa yang dipengaruhi suatu situasi, dan
disini stakeholder adalah pemirsa Metro TV, KPI, juga
komunitas yang terlibat disekitaran Metro TV.
―Jadi tahun 2000 itu Metro TV jadi TV satu-satunya berita, kemudian dalam tanda kutip ―meggegerkan‖ atau ―membuat bingung‖ banyak pemirsa. Kenapa bingung? Karena kebanyakan tahun 2000 itu televisi di Indonesia kebanyakan televisi hiburan, ya jadi general entertainment TV, yang isinya mungkin kebanyakan sinetron, telenovela, ada infotainment, gitu. Lalu begitu Metro TV ada, dalam tanda kutip, banyak masyarakat menganggap aneh, kok TV berita ada di Indonesia? Apakah dia bisa survive? Kenapa bisa ditanya begitu? Apakah paling mungkin dalam satu tahun/dua tahun akan tutup, perkiraan mereka, orang luar ya. Kenapa itu bisa terjadi? Karena segmentasi Metro TV itu adalah segmentasi AB class, menengah ke atas—AB ya—AB 20+ istilahnya, atau Upper 1-2. Jadi kelas menengah ke atas yang usianya 20 tahun ke atas. Nah, sementara, rakyat Indonesia ataupun pemirsa di Indonesia ini 50% dari 250 juta kurang lebih rakyat Indonesia itu masih pendidikannya SD, latar belakang pendidikan SD, sehingga masih rendah pendidikan di Indonesia. Jadi, pada saat Metro TV muncul, TV berita, lalu punya tiga bahasa—Indonesia, Inggris, dan Mandarin—orang berpikir, ini apa laku ya? Apakah laku ditonton?‖6
Hal substansial lainnya pada tahap ini adalah
mendefinisikan visi, misi dan tujuan organisasi secara
keseluruhan juga citra seperti apa yang ingin dibentuk oleh
6
organisasi. Dengan mengetahui pernyataan misi Metro TV
hingga seperti apa Metro TV ingin dipandang publik, membuat
lebih mudah untuk menentukan komitmen serta strategi aksi
apa yang akan diambil, mengetahui problem yang mungkin
akan terjadi hingga peluang-peluang yang dapat muncul.
Berikut pernyataan dari ibu Henny Puspitasari tentang citra
stasiun TV apa yang ingin berada dalam top of mind
masyarakat.
―Stasiun televisi berita yang dipercaya, kredibel, ya kan. Terus kemudian menjadi tolak ukur, gitu kan. Jadi sumber berita yang utama gitu ya. Karena di visi & misi misalkan kamu baca, visi & misi kita yang penting itu adalah berita di Metro itu harus nomor satu. Karena kita adalah news and information.‖7
Dilanjutkan dengan pernyataan misi yang diungkapkan
oleh ibu Henny Puspitasari seperti dibawah ini:
―Idealisme dan profesionalitas. Dari idealisme, profesionalitas, akhirnya akan timbul apa? Trust dari pemirsa. Kalau kita tidak idealis, tidak profesional, tidak menayangkan yang pantas, orang nggak akan percaya dengan Metro TV. Tidak akan percaya dengan quick countnya Metro TV gitu. Nah, media itu salah satunya adalah kan menjadi pressure group tapi biasanya untuk membela yang terzolimi, termarginalkan, yang perlu dibantu. Kasus misalnya yang Omni, Omni Batavia itu siapa? Prita, Prita Mulyasari. Itu Metro TV berpihak kepada dia. Kan kita harus bantu orang yang terzolimi. Jadi itu yang harus kita tunjukkan kepada orang, Setelah itu tadi yang saya bilang, idealisme, profesionalisme, trust, ada pengaruh.‖8
7 Henny Puspitasari, PR & Publicity Manager Metro TV, 22 Juni 2017
8
PR & Publicity Department yang telah melakukan analisis
stakeholder dan pernyataan misi lalu melakukan perencanaan strategis dengan para Board of Directors, team produksi, team
redaksi. Karena merupakan stasiun TV maka perencanaan
yang dilakukan untuk mempertahankan citra perusahaan dan
sesuai dengan pernyataan misi salah satunya dengan
membuat program TV berkualitas dan mendidik sehingga
mengokohkan citra Metro TV sebagai stasiun TV berita yang
kredibel, terpercaya dan sesuai slogannya knowledge to
elevate.
―Makanya program-program Metro itu benar-benar melalui proses. Jika ada program Metro akan tayang atau dibuat, itu harus melalui rapat pengembangan program Iya. Disitu ada direksi. Jadi rapat pengembangan program, dimana produser itu bisa presentasi. Terus bikin contohnya. Dan, atau pilotnya. Sama, jadi begitu itu udah tayang, udah dibikin dummynya, itu masuk. Ok kita bawa ke KPP. KPP itu, rapat KPP itu Komite Pemantau Program. Saya ada disitu juga.‖9
Berikut tabel berdasarkan hasil penelitian penulis atas
perencanaan program unggulan dalam bentuk talkshow
bertema human interest, dengan narasumber yang membawa
kisah-kisah menginspirasi bagi yang menontonnya.
9
Tabel 4.5
Talkshow bertema human interest (Kick Andy)
Tujuan Program Publik Sasaran Sasaran
Menjadi program acara yang interaktif, informatif dan juga edukatif bagi masyarakat
Seluruh lapisan Indonesia
Menjadi inspirasi bagi setiap orang yang menontonnya dan sebagai alat untuk turut menjaga citra Metro TV sebagai stasiun TV berita yang kredibel
3. Kunjungan Industri
PR & Publicity Department Metro TV juga membuka
kesempatan kepada publik untuk melakukan kunjungan ke
Metro TV, caranya hanya dengan mengirim permohonan
kunjungan lewat email lalu semuanya akan diatur oleh PR
officer eksternal.
―Kita juga menerima kunjungan. Itu tujuannya apa sih? Membuka diri. Iya, sampai ke studio-studio. Yang bisa membawa keliling-keliling tamu kunjungan hanya Board of Directors dan tim Public Relations and Publicity. Karena kita bisa masuk kemana aja. Kita aksesnya all access kan. Ke ruangan Pak Surya juga bisa, jalan-jalan. Tapi kan balik lagi, bahwa kita membuka diri untuk menerima kunjungan itu agar mereka mengerti tentang Metro. Jadi mereka, ―Oh, gini toh kerjaannya.‖ Untuk kunjungan industri, hubungi Michelle Claresta. Kirim email ke dia. Boleh kesini maksimum 50 orang. Terus kalau TK ya kita ngga terima karena kita nggak punya program anak kecil‖10
10
SOP Kunjungan Industri ini yaitu tidak lebih dari 50
orang, kunjungan boleh dilakukan umum ataupun instansi yang
biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu. Pada nantinya
selama dilakukannya kunjungan maka akan ditemani oleh PR
officer eksternal dan dalam kunjungan tersebut diadakan
diskusi seputar dunia jurnalistik dan touring keliling Metro TV.
Adanya keterbukaan ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan kepada publik untuk melihat bagaimana ―cara kerja‖ Metro TV, ada apa saja di dalamnya, membuat Metro TV semakin dekat dengan publiknya dan menjalin hubungan baik,
melatih perilaku para pegawai dalam menerima tamu serta
mengetahui seperti apa pandangan publik terhadap Metro TV.
Tabel 4.6 Kunjungan Industri
Tujuan Program Publik Sasaran Sasaran
Menunjukkan
kepada publik untuk melihat bagaimana ―cara kerja‖ Metro TV
Umum dan instansi Dengan adanya keterbukaan ini diharapkan membuat Metro TV semakin dekat dengan publiknya dan menjalin hubungan baik
PR & Publicity Department Metro TV juga melakukan
antisipasi hal terburuk yang mungkin menimpa organisasi atau
biasa disebut perencanaan krisis. Sebagai stasiun TV berita
maka paling rentan terkena krisis akibat pemberitaan. Baik itu
salah pemberitaan, atau melanggar aturan KPI. Salah satu hal
yang dilakukan untuk pengantisipasian krisis ini dengan bekerja
sama dengan bagian Quality Control.
―Karena QC ga berani meloloskan sesuatu program pun tanpa izin PR jika itu melanggar, kemungkinan melanggar aturan.‖11
Salah satu krisis yang pernah dialami oleh Metro TV adalah
tampilnya video dari kontributor asal Trenggalek yang tidak dicek
terlebih dahulu oleh bagian Quality Control. Hal ini pula yang
melandasi bahwa pentingnya hubungan antara PR & Publicity
Department terhadap bagian lain agar terhindar dari kejadian
missed seperti ini. Akibat dari kejadian ini adalah dipanggilnya PR Manager beserta Direktur Pemberitaan yang pada waktu itu
Bapak Suryopratomo ke KPI, di banned-nya program Headline
News selama beberapa hari dan adanya kewajiban dari para
news anchor untuk membacakan pernyataan maaf pada setiap akhir program selama lima hari.
11
Pada kejadian ini, PR & Publicity Department menerapkan
10 prinsip dalam manajemen isu dan krisis dari Edelman
(Iriantara, 2004: 116-118), yaitu:
1. Bersiap menghadapi krisis: bersikap cepat tanggap saat menerima pengaduan dari masyarakat kalau video porno tersebut tayang,
2. Cepat merespons: pemimpin redaksi (saat itu Elman Saragih) langsung datang dan meminta maaf ke KPI, 3. Memperlihatkan integritas: memenuhi panggilan dari
KPI dan menuruti sanksi yang diberikan,
4. Sepenuhnya terbuka: proses Metro TV terkena sanksi dari KPI tidak ditutup-tutupi bahkan diliput mainstream media lainnya,
5. Mengoreksi salah informasi: mengakui bahwa kesalahan terjadi karena kecerobohan pada IT (IT error),
6. Berbicara dengan satu suara: Pemred dan wakil pemred memberikan pernyataan untuk publik,
7. Mengembangkan aliansi: dengan menunjukkan profesionalisme saat krisis ini terjadi dan mengambil langkah tegas di internal KPI pun mengapresiasi inisiatif Metro TV,
8. Menggunakan media sebagai mitra: memberikan pernyataan maaf secara terbuka dan lisan kepada publik setiap akhir program Metro TV selama 3 hari berturut-turut,
9. Memperhatikan pesan: pernyataan maaf tidak berbelit-belit (tidak menghindar) dan mengakui kesalahan ada pada Metro TV,
10. Tidak bereaksi berlebihan: tidak panik dan menutup diri melainkan menjalani proses sanksi dari KPI dan tetap professional.
Dari hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa PR &
Publicity Department Metro TV membuat perencanaan berupa
program-program yang bertujuan untuk menguatkan corporate
keputusan tentang apa tujuan program, lalu mengidentifikasi
siapa publik sasaran dan yang terakhir apa sasaran dari
dibuatnya program tersebut. Dalam tahap ini juga PR & Publicity
Department Metro TV melakukan pengantisipasian terhadap
kemungkinan terburuk yaitu dengan perencanaan krisis.