• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Kerangka Konsep-Konsep Penelitian dan Teori

2.2.2 Public Relations

Public relations atau PR adalah bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi seseorang ataupun sebuah

lembaga di mata publik. Pada sidang pertama Majelis Umum

Asosiasi Public Relations yang diselenggarakan di Mexico City pada Agustus 1978, praktik PR ditetapkan sebagai ―seni dan ilmu sosial yang berfungsi menganalisis tren, memprediksi dampak yang

mungkin terjadi, memberikan nasihat kepada pimpinan, dan

melaksanakan program yang direncanakan, dalam rangka melayani organisasi dan kepentingan publik.‖ (Nova, 2011: 40)

PR dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan

PR profesional berfokus pada membangun hubungan yang baik

dengan publiknya. Sejarawan Amerika, Robert Heilbroner

menggambarkan public relations sebagai: ―perkumpulan 100.000 orang, yang terkait dengan profesinya dan kesulitannya adalah

tidak satu pun diantara mereka mempunyai definisi yang sama terhadap profesinya.‖. Dengan kata lain, lingkup kegiatan profesi public relations sangat tidak terbatas. Tugas dari praktisi PR di satu organisasi dapat jauh berbeda dengan praktisi di organisasi lain.

Namun, keduanya terkait dengan praktik public relations. (Nova,

2011: 41)

Salah satu penentuan untuk definisi public relations secara

umum dibebankan ke Foundation for Public Relations Research

and Education, tahun 1975. Sebanyak 65 ahli public relations

berpartisipasi dalam studi tersebut, menganalisis 472 definisi yang

berbeda, dan menyimpulkan definisi public relations dengan 88

kata-kata berikut.

―Public relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between an organization and its public; involve the management of problems or issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management ke abreast of and effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication techniques as its principal tools.‖

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

hubungan masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen

yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan

publiknya. Dengan demikian, diharapkan publik dapat memahami,

menerima, dan bekerja sama apabila terdapat sebuah masalah

yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Cutlip-Center-Broom mendefinisikan humas sebagai the

planned effort to influence opinion through good character and responsible performance, based on mutually satidfactory two-way communication (usaha terencana untuk memengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab,

didasarkan atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan).

(Morrisan, 2008: 7)

2.2.2.1 Fungsi Public Relations

Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan

publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan

pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam

upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang

menguntungkan lembaga organisasi. (Nova, 2011: 49)

International Public Relations Association (IPRA) pada 1981 mengemukakan bahwa umumnya fungsi Public Relations

1. Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia.

2. Membuat analisis ―tren‖ masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.

3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi dan memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.

4. Menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh.

5. Mencegah konflik dan salah pengertian.

6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.

7. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum.

8. Meningkatkan itikad baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen.

9. Memperbaiki hubungan industrial.

10. Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.

11. Memasyaratkan produk atau layanan.

12. Mengusahakan perolehan laba yang maksimal. 13. Menciptakan jati diri institusi.

14. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional.

15. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.

Ringkasnya bagi penulis PR menjadi fungsi manajemen yang

penting dalam suatu organisasi karena turut dilibatkan dalam

pengambilan keputusan oleh manajemen puncak, menjadi

ikut dalam pengelolaan krisis dan bertugas untuk menciptakan

public understanding.

2.2.2.2 Peranan Public Relations

Dikutip dari buku Firsan Nova ―CRISIS Public Relations” ada 4 (empat) peranan dari seorang public relations:

1. Penasihat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship).

2. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, memercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving

Process Facilitator)

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.

4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan

(level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan.

2.2.2.3 Sasaran Kegiatan Public Relations

Menurut H. Fayol, beberapa sasaran kegiatan public

relations adalah sebagai berikut: (Nova, 2011: 56)

a. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and image)

1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif 2) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah

dengan berbagai pihak

b. Menghadapi krisis (facing of crisis)

Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan public relations (PR) recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage

c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public causes)

1) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik

2) Mendukung kegiatan kampanye sosial, seperti anti-merokok dan menghindari obat-obatan terlarang dsb.

Dokumen terkait