• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumaryadi (2005), menyatakan bahwa perencanaan adalah salah satu fungsi dari seluruh proses manajemen untuk pencapaian tujuan tertentu. Prinsip yang dipegang sebagai acuan dalam menyusun tujuan dan cara-cara bagaimana mencapai tujuan baik yang bersifat jangka pendek, menengah maupun panjang adalah harus diarahkan pada pemandirian masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupannya. Atau dengan kata lain pembangunan ditujukan untuk kemandirian masyarakat.

Konsisten dengan hal itu maka program pemberdayaan komunitas dirancang untuk meningkatkan kehidupan seluruh komunitas dengan partisipasi aktif, melalui inisiatif yang datang dari komunitas itu sendiri. Maksudnya adalah supaya komunitas dapat menentukan keputusan berkenaan dengan nasib masa depannya sendiri, dalam rangka pencapaian kemandirian komunitas. Selaras dengan

adagium pekerjaan sosial, yaitu “ to help people to help themselves”, memandang orang miskin bukan sebagai “objek” pasif yang hanya dicirikan oleh kondisi dan karakteristik kemiskinan, tetapi merupakan “aktor” yang memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan yang sering digunakannya dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi seputar kemiskinannya.

Ada tiga alasan utama mengapa partisipasi aktif dari komunitas menjadi penting dalam penyusunan program pemberdayaan komunitas. Pertama, adalah melalui partisipasi komunitas dapat diperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap komunitas setempat, yang tanpa kehadirannya maka program akan mengalami kegagalan. Kedua, bahwa komunitas lebih mempercayai program pembangunan jika dilibatkan dalam proses, persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk program dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap program tersebut. Ketiga, adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila komunitas dilibatkan dalam pembanguan masyarakat.

Dalam rangka penyusunan program kegiatan yang partisipatif dan berbasis pada potensi yang ada di Desa Kudi, maka hasil kajian yang sudah dijabarkan

pada uraian sebelumnya dijadikan bahan untuk menyusun rencana kegiatan. Tahapan dalam menyusun rancangan tersebut meliputi;

1. Identifikasi potensi penguatan kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga.

2. Identifikasi permasalahan dalam penguatan kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga.

3. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan komunitas pada aras kelompok. 4. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan komunitas pada aras individu. 5. Penyusunan program.

Identifikasi Potensi Penguatan Kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga

Dalam sebuah diskusi kelompok yang terfokus dibahas potensi-potensi yang dapat dikembangkan dalam upaya pemberdayaan terhadap komunitas di Desa Kudi. Potensi tersebut dirinci dalam kategori asset komunitas yang terdiri dari; sumberdaya manusia (human asset), sumberdaya alam (natural asset),

sumberdaya kelembagaan (social and institutional asset), dan sumberdaya buatan

(man made asset).

Penduduk Desa Kudi yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani merupakan potensi sumberdaya manusia yang cukup strategis, karena mereka merupakan golongan mayoritas yang memungkinkan dapat diorganisir menjadi sebua h kekuatan dalam masyarakat. Semangat kerja keras dan nilai- nilai kerjasama yang ada didalamnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan kearah pengembangan masyarakat.

Sumberdaya lokal yang mendukung terhadap penguatan kelembagaan Koperasi RT antara lain adalah lahan yang luas. Meskipun tergolong pada lahan tandus dan marjinal, akan tetapi pemanfaatan lahan sangat diperlukan untuk berlangsungnya sebuah aktivitas usaha pertanian dalam arti luas. Hasil- hasil produksi pertanian, peternakan, dan kehutanan, yang belum dapat dipasarkan secara luas memiliki potensi untuk dapat dikembangkan melalui penguatan kelembagaan Koperasi RT. Komunitas sudah memiliki kelembagaan Koperasi RT yang dukungan dari pihak; kelembagaan pemerintahan (Pemerintah Kabupaten),

kelembagaan keuangan (BPR). Merupakan peluang positif yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kelembagaan Koperasi RT.

Sumber dana yang telah ada menjadi milik kelompok dari bantuan modal Koperasi RT, merupakan potensi yang cukup baik untuk pengembangan usaha Koperasi RT. Asset lainnya yang berupa sumberdaya buatan, walaupun relatif sederhana dapat menopang aktivitas dari kelembagaan Koperasi RT di Desa Kudi. Jalan darat yang menghubungkan antar daerah, bendungan dan aliran irigasi teknis. Kesemuannya itu dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana untuk penguatan Kelembagaan Koperas RT.

Identifikasi Permasalahan dalam Penguatan Kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga

Berdasarkan kajian secara komprehensif tentang potensi yang ada di masyarakat dan hasil evaluasi terhadap program pengembangan masyarakat yang telah dilaksanakan dapat dipelajari bahwa program pemberdayaan Koperasi RT yang telah berjalan belum mampu memberdayakan anggota yang sebagian besar adalah petani miskin. Hasil analisis terhadap kelembagaan Koperasi RT diketahui; (i) Kapasitas anggota dan pengurus masih lemah, yaitu tingkat pendidikan anggota rendah, tingkat pendapatan anggota rendah, pengetahuan pengurus tentang perkoperasian dan kemampuan manajemen usaha masih rendah; (ii) Modal sosial yang ada pada masyarakat belum dapat dikembangkan, yaitu tingkat kepercayaan antar anggota maupun dengan pengurus masih rendah, jaringan kerja masih terbats; (iii) Kondisi lingkungan belum kondusif untuk dapat mendorong terjadinya proses penguatan kelembagaan, yaitu lahan yang tandus, kebijakan pemerintah yang tidak peka sosial, dukungan dari berbagai pihak (pemerintah, swasta, dan LSM) masih lemah. Berkaitan dengan hal tersebut maka kinerja kelembagaan Koperasi RT belum dapat mencapai hasil yang optimal.

Di sisi lain, kapasitas individu petani miskin juga menjadi faktor lainnya yang berkaitan dengan penguatan kelembagaan Koperasi RT. Dengan demikian untuk menyusun program penguatan kelembagaan Koperasi RT dapat dilihat dari dua aras yang saling berkaitan, yaitu aras kelompok atau Koperasi RT dan aras individu atau rumahtangga petani miskin sebagai anggota Koperasi RT.

Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Komunitas Pada Aras Kelompok

Upaya untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan komunitas petani miskin pada aras kelompok, dilaksanakan dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok dengan anggota dan pengurus Koperasi RT yang tergolong sebagai petani miskin. Hasil identifikasi dibahas dalam Diskusi Kelompok Terfokus terhadap perwakilan anggota dan pengurus Koperasi RT, dan aparat desa, untuk bersama-sama menyusun lebih rinci dan menyusun skala prioritas permasalahan.

Dari hasil diskusi kelompok terfokus tersebut dihasilkan suatu kesimpulan bahwa masalah inti yang dihadapi oleh Koperasi RT yang belum dapat memberdayakan anggota adalah karena kinerja Koperasi RT yang belum optimal. Hal ini berkaitan dengan adanya berbagai kendala dan masalah yang dihadapi pada masing- masing kelembagaan Koperasi RT.

Kasus Koperasi RT 04 Dusun Sukosari, masalah utama ya ng dihadapi untuk dapat mengoptimalkan kinerja Koperasi RT dalam rangka pemberdayaan anggota adalah masih lemahnya kapasitas anggota yang sebagian besar adalah petani miskin. Sehingga mereka belum dapat memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh Koperasi RT. Kasus Koperasi RT 02 Dusun Setren, masalah utamanya adalah terletak pada sistem pengelolaan Koperasi RT yang masih dilakukan secara tradisional. Berkaitan dengan hal tersebut maka Koperasi RT 02 Dususn Setren tidak mampu berinteraksi dengan pelaku ekono mi lain yang pengelolaan usahanya sudah menerapkan sistem manajemen modern. Kasus Koperasi RT 02 Dusun Pundung masalah utama yang dihadapi adalah masih sangat mendasar, yaitu masalah kepemimpinan dan belum adanya kesadaran kelompok dalam kehidupan berkoperasi. Berkaitan dengan hal itu maka Koperasi RT 02 Dusun Pundung menghadapi permasalahan baik dalam hal pengelolaan maupun pelayanan. Identifikasi permasalahan pada tiga kasus Koperasi RT di Desa Kudi dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Identifikasi permasalahan aras kelompok pada tiga kasus Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006

No Masalah Utama Penyebab Alternatif Pemecahan

1. Pelayanan Koperasi RT

belum dapat diakses secara optimal oleh petani miskin

(Kasus Koperasi RT 04 Dusun Sukosari)

Masih lemahnya kapasitas petani miskin

Peraturan yang dikembangkan oleh Kelembagaan Koperasi RT tidak sesuai dengan kondisi sosial komunitas Meningkatkan kapasitas petani miskin; ⇒Pelatihan ketrampilan usaha ⇒Pendampingan Membangun peraturan- peraturan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi anggota

2. Kurang mampu dalam

pengelolaan usaha

(Kasus Koperasi RT 02 Dusun Setren)

Pengetahuan pengurus dan anggota tentang

perkoperasian dan manajemen usaha masih sangat terbatas

Meningkatkan pengetahuan pengurus dan anggota tentang perkoperasian;

⇒Pendidikan

perkoperasian

⇒Pelatihan manajemen

usaha

3. Fungsi dan peranan

Kelembagaan Koperasi RT tidak jelas

(Kasus Koperasi RT 02 Dusun Pundung)

Kelembagaan Koperasi RT masih disatukan dengan struktur Kelemb agaan RT;

⇒Struktur kepengurusan Koperasi RT menjadi satu dengan kepengurusan RT Memisahkan Koperasi RT dengan struktur Kelembagaan RT; ⇒pembentukan kepengurusan baru Koperasi RT

4. Asset yang dimiliki

Koperasi RT kecil

(Kasus pada semua Koperasi RT)

Pemupukan modal usaha Koperasi RT kecil

⇒Tingkat pendapatan

anggota rendah

⇒Kesadaran anggota untuk

menabung masih rendah

Meningkatkan modal usaha Koperasi RT;

⇒Meningkatkan simpanan

pokok dan simpanan wajib anggota

⇒Menyehatkan

pengembalian pinjaman (pokok dan jasa bunga)

5. Jaringan kerja dan jenis

usaha yang dikembangkan masih terbatas

Kurang adanya kerjasama antar anggota, sesama koperasi, maupun dengan swasta

Meningkatkan kerjasama antar anggota, sesama koperasi, dan menjalin hubungan kerjasama dengan swasta

Perluasan jenis usaha; Membuka usaha baru yang berbasis pada komunitas (perdagangan hasil pertanian dan pengadaan sarana produksi pertanian)

Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Komunitas Pada Aras Individu

Meskipun masalah penguatan kelembagaan terfokus pada pendekatan kelompok namun penguatan kapasitas individu juga merupakan unsur penting. Karena efektivitas kinerja organisasi akan dapat dicapai dengan baik apabila efektivitas kinerja individu sudah dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil kajian terhadap keberdayaan Koperasi RT yang sebagian besar anggotanya adalah petani miskin. Diperoleh beberapa permasalahan pokok individu petani miskin yang berkaitan dengan penguatan Kelembagaan Koperasi RT. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Identifikasi permasalahan aras individu pada tiga kasus Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006

No Masalah Utama Penyebab Alternatif Pemecahan

1. Keterlibatan individu

dalam pengambilan keputusan masih rendah

(Kasus Koperasi RT 04 Dusun Sukosari dan Koperasi RT 02 Dusun Pundung)

⇒Terbatasnya pengetahuan

dan ketrampilan individu dalam pemecahan masalah

⇒Rendahnya kepercayaan

diri dalam interaksi sosial

⇒Masih dominannya peran

tokoh dalam proses pengambilan keputusan

⇒Pelatihan dinamika

kelompok

⇒Pelatihan partisipatif

2. Kesulitan memperoleh

sarana produksi pertanian (pupuk, obat-obatan) dan harga mahal

Kesulitan dalam

pemasaran hasil produksi pertanian dan tidak ada kepastian harga jual

(Kasus pada semua Koperasi RT)

⇒Masih langkanya pelaku

usaha lokal yang menyediakan sarana prasarana pertanian dan mampu menampung hasil produksi pertanian

⇒Terbatasnya perolehan informasi ⇒Membentuk usaha kelompok di bidang pertanian yang difasilitasi Koperasi RT ⇒Melakukan kerjasama

antar Koperasi RT dan memperluas jaringan kerja dengan kelembagaan lain

3. Tidak memiliki usaha lain

selain dibidang pertanian

(Kasus pada semua Koperasi RT)

⇒Terbatasnya pengetahuan

dan ketrampilan usaha (tidak mampu melihat peluang usaha)

⇒Terbatasnya modal

Menciptakan lapangan kerja baru;

⇒Pelatihan ketrampilan

dan manajemen usaha

⇒Bantuan modal usaha

Penyusunan Program Kerja Aras Kelompok dan Individu

Berdasarkan identifikasi masalah dan kebutuhan yang ada sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, selanjutnya dipilih alternatif kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut secara bersama-sama dengan pengurus dan anggota Koperasi RT, tokoh koperasi, petugas pembina Kopersi RT, dan aparat desa setempat dalam forum diskusi yang terfokus. Hasil diskusi tentang penetapan rencana kegiatan tersebut dikategorikan ke dalam empat strategi pokok Penguatan Kelembagaan Koperasi RT, yaitu;

1. Penguatan struktur dan kultur kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga 2. Penguatan kapasitas komunitas petani miskin

3. Penguatan ekonomi kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga

4. Pengembangan jenis usaha dan perluasan jaringan kerja kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga

Penguatan Struktur dan Kultur Kelembagaan Koperasi RT

Prioritas program ditujukan untuk Koperasi RT 02 Dusun Pundung. Program ini bertujuan untuk memperbaiki struktur dan kultur kelembagaan Koperasi RT yang ada di komunitas. Karena dengan keberadaan Koperasi RT yang masih dikelola dan menjadi satu dengan kelembagaan RT maka peran dan fungsi kelembagaan Koperasi RT menjadi tidak jelas. Nilai- nilai dan norma yang dikembangkan juga masih dipengaruhi dengan nilai- nilai yang ada pada kelembagaan RT. Kelembagaan RT sebagai kelembagaan pemerintahan, memiliki peran dan fungsi melakukan tugas di bidang pelayanan umum (pemerintahan, kemasyarakatan, dan pembangunan). Sedangkan Koperasi RT sebagai kelembagaan ekonomi atau badan usaha, meskipun berwatak sosial akan tetapi pada dasarnya memiliki peran dan fungsi melakukan kegiatan usaha yang tunduk pada hukum ekonomi dan prinsip-prinsip koperasi. Sehingga struktur dan kultur yang dikembangkan dalam kelembagaan Koperasi RT perlu dipisahkan dengan struktur dan kultur kelembagaan RT.

Dengan adanya pemisahan struktur Koperasi RT dari struktur RT maka posisi dan peran pada masing- masing pengurus maupun anggota menjadi jelas. Meskipun kegiatan Koperasi RT masih menjadi satu dengan kegiatan RT, dengan adanya perbedaan peran dan fungsi pada masing- masing kelembagaan, maka warga juga akan mudah untuk memposisikan dirinya, kapan dia berkedudukan sebagai anggota warga RT dan kapan berperan sebagai anggota Koperasi RT. Dengan demikian hak dan kewajiban mereka akan semakin jelas dan mudah disadarinya.

Prioritas program adalah Koperasi RT 02 Dusun Pundung, dan untuk mengimplementasikan maksud dan tujuan program maka beberapa kegiatan yang dilakukan adalah; (i) Sosialisasi nilai- nilai koperasi dan pembentukan struktur organisasi Koperasi RT; dan (ii) Pemilihan kepengurusan Koperasi RT. Rincian rencana kegiatan dijabarkan pada Tabel 19.

Sosialisasi Nilai-Nilai Koperasi dan Pembentukan Struktur Organisasi Koperasi RT. Kegiatan ini bertujuan untuk memperjelas dan memperkuat keberadaan, fungsi dan peran Koperasi RT. Pelaksana kegiatan adalah seluruh warga RT atau anggota Koperasi RT. Struktur organisasi Koperasi RT yang dibentuk menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan komunitas. Sehingga dalam pembentukkan struktur organisasi Koperasi RT tidak bersifat baku.

Tim pengembangan Koperasi RT tingkat desa bertugas memfasilitasi kegiatan pembentukan struktur organisasi Koperasi RT. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini ditentukan pada tanggal 25 Juli 2005. Tempat menyesuaikan kesepakatan dengan komunitas (rumah kediaman ketua RT), sehingga diharapkan kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh warga RT atau anggota Koperasi RT.

Sebelum kegiatan dilaksanakan, tim pengembangan Koperasi RT memberikan penguatan kepada komunitas dengan mensosialisasikan tentang perkoperasian dan bagaimana cara berkoperasi yang baik dan benar. Penanaman terhadap nilai-nilai koperasi perlu disampaikan kepada komunitas. Selanjutnya Tim pengembangan Koperasi RT memandu forum diskusi pembentukan struktur organisasi Koperasi RT yang harus dipisahkan dengan struktur organis asi RT.

Diskusi dilaksanakan oleh seluruh warga RT atau anggota Koperasi RT. Setelah warga RT berhasil membuat struktur organisasi dan menentukan peran masing- masing bagian yang ada dalam struktur organisasi Koperasi RT, kegiatan selanjutnya adalah warga RT mengadakan pemilihan kepengurusan Koperasi RT dan memberi nama Koperasi RT tersebut yang dapat membedakan antara satu Koperasi RT dengan yang lainnya. Sebagai contoh; “Koperasi RT Mandiri”. Pemberian identitas ini, dapat membantu dalam menghilangkan kesan terhadap Koperasi RT yang sulit dibedakan dengan RT.

Pemilihan Kepengurus an Koperasi RT. Kegiatan pemilihan kepengurusan Koperasi RT merupakan kegiatan lanjutan dari penguatan struktur kelembagaan Koperasi RT. Berkaitan dengan hal itu maka pelaksanaan kegiatan waktu dan tempat adalah bersamaan dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut. Pelaksana kegiatan adalah seluruh anggota Koperasi RT. Kegiatan difasilitasi oleh tim pengembangan Koperasi RT.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan pemilihan kepengurusan baru pada Koperasi RT adalah; disamping dimaksudkan untuk memperbaiki pengelolaan usaha yang dilakukan oleh Koperasi RT, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran aktif dari seluruh anggota Koperasi RT dan menanamkan nilai- nilai demokrasi yang ada dalam koperasi kepada komunitas. Sehingga dalam proses pemilihan kepengurusan tersebut harus bersifat demokratis dan partisipatif. Artinya seluruh anggota harus berperan aktif dalam mengikuti proses jalannya pemilihan kepengurusnan Koperasi RT, setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk dapat duduk sebagai pengurus, satu orang anggota memiliki hak satu suara dan bebas menentukan dukungannya.

Tabel 19. Rencana kegiatan penguatan struktur dan kultur kelembagaan Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006

Masalah Tujuan Kegiatan Pelaksana Instansi Pendukung Waktu & Tempat Mekanisme/Metode Prioritas Koperasi RT Struktur kepengurusan Koperasi RT masih menjadi satu dengan struktur kepengurusan RT (Kasus pada Koperasi RT 02 Dusun Pundung) Memperjelas dan memperkuat keberadaan, peran dan fungsi Koperasi RT Menanamkan nilai- nilai koperasi kepada komunitas Memperbaiki pengelolaan usaha simpan pinjam Koperasi RT 1. Penguatan struktur dan kultur kelembagaan Koperasi RT 2. Pemilihan kepengurusan Koperasi RT Seluruh warga RT 02 Pemerintah Desa Kudi Tim pengembangan Koperasi RT tingkat desa Dilaksanakan 25 Juli 2006 Bertempat di Rumah kediaman Ketua RT 02 Dusun Pundung 1. Kegiatan difasilitasi oleh Tim pengembangan Koperasi RT tingkat desa 2. Sebelum dilakukan kegiatan penguatan struktur kelembagaan Koperasi RT , tim pengembangan Koperasi RT memberikan sosialisasi tentang perkoperasian 3. Dalam penguatan struktur kelembagaan Koperasi RT perlu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan komunitas 4. Dala m hal pemilihan

kepengurusan Koperasi RT, Proses pemilihan dilakukan secara demokratis dan partisipatif

Koperasi RT 02 Dusun Pundung

Penguatan Kapasitas Komunitas

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani miskin baik kemampuan secara kelompok maupun individu. Program ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas sumberdaya petani miskin melalui perubahan sikap dan perilaku, sehingga mampu mengelola usaha kelompoknya (Koperasi RT), memiliki kepercayaan diri dalam berinteraksi sosial, mampu membaca peluang usaha dan mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya secara efekektif dan efesien.

Sebagai implementasi dari program ini maka kegiatan yang dilakukan adalah meliputi; (i) Pelatihan manajemen usaha koperasi; dan (ii) Pelatihan teknis ketrampilan usaha; pengupasan mete dan batik tulis. Rincian rencana kegiatan disajikan pada Tabel 20.

Pelatihan Manajemen Usaha Koperasi. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas kelompok khususnya pengurus Koperasi RT dalam mengelola usahanya sehingga mampu mengarahkan anggotanya untuk berperan secara aktif dalam pencapaian yang diharapkan bersama. Selain kegiatan itu diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelompok dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Pelaksana kegiatan adalahPengurus Koperasi RT yang berpredikat sebagai petani miskin yang didukung oleh Pemerintah Desa kudi, Pemerintah Kecamatan Batuwarno dan Dinas PERINDAGKOP dan PENDAL Kabupaten Wonogiri. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan pengalaman Koperasi RT masing- masing peserta dengan prioritas Koperasi RT 02 Dusun Setren.

Waktu pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan pada saat musim petani tidak banyak pekerjaan merawat usaha pertaniannya di sawah, yaitu Bulan Juli 2007. Lamanya waktu pelatihan lima hari dengan metode ceramah, tanya jawab, dan praktek. Tempat pelatihan di SD Negeri II Desa Kudi. Setelah peserta selesai mengikuti pelatihan, dilakukan evaluasi bersama yang dibuat oleh pelatih dan peserta.

Pelatihan Ketrampilan Teknis Usaha. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada petani miskin, yang memiliki minat dan berkeinginan untuk melakukan usaha akan tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup terhadap bidang usaha yang ingin ditekuninya. Kegiatan pelatihan ketrampilan teknis usaha yang dilaksanakannya lebih banyak latihan dan praktek secara langsung terhadap materi pelatihan daripada teori. Materi pelatihan sesuai dengan yang dikehendaki komunitas yaitu; pelatihan pengupasan mete dan batik tulis.

Pilihan terhadap materi pelatihan tersebut memungkinkan untuk dilaksanakan, karena disamping diinginkan oleh komunitas, juga potensi lokal mendukung, Pada hakekatnya komunitas sudah melaksanakan usaha tersebut akan tetapi pengerjaannya masih belum baik. Selama ini mereka hanya mengupas mete dengan alat yang sederhana dan penanganannya masih dengan cara-cara yang tradisional. sehingga hasil kupasan kacang mete banyak yang pecah, sedangkan yang diminati oleh konsumen/pasar adalah dibutuhkan kacang mete yang kering, bersih dan utuh. Sedangkan pada kegiatan pelatihan batik tulis yang dibutuhkan oleh komunitas adalah ketrampilan dalam membuat motif dan corak batik. Karena selama ini mereka hanya menjadi buruh pekerja “nutul” kain mori yang sudah ada coraknya yang didatangkan dari kota Solo.

Dalam kegiatan ini Pemerintah Desa Kudi bekerjasama dengan Dinas PERINDAGKOP dan PENDAL Kabupaten Wonogiri memfasilitasi kegiatan pelatihan. Pemerintah Desa Kudi memfasilitasi penyediaan tempat dan bahan baku pelatihan, sedangkan Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri adalah menyediakan pelatih dan materi pelatihan.

Waktu pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan pada saat musim petani tidak banyak pekerjaan merawat usaha pertaniannya di sawah, yaitu Bulan Juli 2007. Lamanya waktu pelatihan 5 hari dengan metode ceramah, tanya jawab, dan praktek. Tempat pelatihan di Balai Desa Kudi. Setelah peserta selesai mengikuti pelatihan, dilakukan evaluasi bersama yang dibuat oleh pelatih dan peserta.

Tabel 20. Rencana kegiatan penguatan kapasitas komunitas di Desa Kudi Tahun 2006

Masalah Tujuan Kegiatan Pelaksana Instansi Pendukung Waktu & Tempat Mekanisme/Metode Prioritas Koperasi RT 1 2 3 4 5 6 7 8 Kurang mampu dalam pengelolaan usaha (Kasus pada Koperasi RT 02 Dusun Setren) Meningkatkan kemampuan petani miskin supaya mampu mengelola usaha Koperasi RT dengan baik (sesuai dengan kaidah-kaidah manajemen koperasi) Pelatihan manajemen usaha koperasi Pengurus Koperasi RT yang berpredikat sebagai petani miskin Dinas Perindagkop dan Pendal Kabupaten Wonogiri Tim pengembangan Koperasi RT Kabupaten Pemerintah Desa Kudi Juli 2007 (5 hari) Tempat SD Negeri II Desa Kudi

1.Pelatihan difasilitasi oleh

Pemerintah Desa Kudi

2.Peserta pelatihan

diutamakan kepada pengurus Koperasi RT yang berpredikat sebagai petani miskin

3. Identifikasi pelatihan

sesuai dengan kebutuhan latihan bagi peserta sesuai tingkat kemampuan masing-masing

4.Materi disusun oleh Tim

pengembangan Koperasi