• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA

SISTEM PENGELOLAAN USAHA URAIAN

KEGIATAN Koperasi RT 02 Dusun Setren Koperasi 04 Dusun Sukosari Koperasi RT 02 Dusun Pundung Pedoman Kerja Usaha dijalankan oleh

pengurus dan anggota melalui musyawarah (perencanaan s/d evaluasi)

Usaha dijalankan oleh pengurus berdasarkan program kerja yang dibuat oleh pengurus

Usaha dijalankan oleh pengurus RT tanpa pedoman kerja

Pemupukan Modal Pemupukan modal (simpanan pokok, wajib) dilakukan sesuai kebutuhan

Pemupukan modal dilakukan secara rutin (simpanan pokok, wajib) Tidak dilakukan adanya pemupukan modal Jasa Bunga Pinjaman Bunga pinjaman 2% per bulan, setoran angsuran; pokok dan bunga, pemberian sangsi jelas, luwes

Bunga pinjaman 1% per bulan, setoran angsuran ; pokok dan bunga, pemberian sangsi jelas, kaku

Bunga pinjaman 3% per bulan, setoran angsuran; hanya bunga pinjaman, pemberian sangsi tidak jelas Laporan Perkembangan Usaha Laporan perkembangan usaha; bulanan secara lisan

Laporan perkembangan usaha; bulanan, tahunan secara tertulis Laporan perkembangan usaha tidak ada Perguliran Dana Kelompok • Perguliran dana kelompok secara kolektif , periode pinjaman setiap sepuluh bulan satu kali • Perguliran dana kelompok secara individu menunggu jumlah setoran angsuran dari anggota yang dilakukan pada pertemuan rutin bulanan • Perguliran dana kelompok dilakukan perorangan • Proses pinjaman dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Perguliran dana kelompok secara individu menunggu jumlah setoran angsuran dari anggota

Hubungan Kerja dengan Pihak Lain

Belum menjalin hubungan kerja dengan kelembagaan lain, baru ada rencana

Sudah menjalin hubungan kerja meskipun baru hanya dengan BPR

Tidak ada hubungan kerja dengan kelembagaan lain

Dari Tabel 12., dapat dilihat bahwa dari sistem pengelolaan usaha pada tiga kasus kelembagaan Koperasi RT tersebut, masing- masing memiliki keunggulan dan kelemahan dalam proses pemberdayaan anggotanya. Proses tersebut terkait dengan kesempatan anggota menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam pengontrolan atau keterlibatan dalam pengambilan keputusan atas penggunaan pinjaman dan tabungan serta keuntungan yang dihasilkannya. Keunggulan dan kelemahan dalam sistem pelayanan pada masing- masing kelembagaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Keunggulan dan kelemahan sistem pengelolaan usaha pada tiga kasus kelembagaan Koperasi RT di Desa KudiTahun 2006

Sistem Pengelolaan Usaha Nama Koperasi

Keunggulan Kelemahan Koperasi RT 02 Dusun

Setren

Pengelolaan bersifat

kekeluargaan dan demokratis , anggota terlibat dalam pengambilan keputusan kelompok

• Anggota dapat ikut terlibat

dalam pengontrolan keuangan kelompok, semua anggota menikmati pelayanan pinjaman

• Belum mampu berinteraksi

dengan kelembagaan keuangan atau pelaku ekonomi lain

• Modal terbatas, dan

pemupukan modal berjalan lambat karena simpanan anggota bersifat tidak rutin dan belum ada kerjasama dengan kelembagaan lain

Koperasi RT 04 Dusun Sukosari

• Mampu berinteraksi dengan

kelembagaan keuangan atau pelaku ekonomi lainnya yang sudah maju dan modern

• Modal keuangan yang

dimiliki besar

• Laporan rutin secara tertulis

memungkinkan pengontrolan perkembangan usaha dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh siapa pun

• Anggota tidak terlibat secara

langsung dalam penyusunan rencana kerja dan tidak ikut terlibat dalam pengambilan keputusan kelompok

Koperasi RT 02 Dusun Pundung

-

• Anggota tidak ikut terlibat

dalam pengambilan keputusan

• Pengelolaan usaha dilakukan

secara tertutup, sehingga anggota tidak dapat mengetahui perkembangan keuangan usaha kelompok

• Dana pinjaman tidak bergulir,

anggota mengalami kerugian karena dana tidak

Berkaitan dengan adanya keunggulan dan kelemahan sistem pengelolaan usaha yang dilakukan pada masing- masing kelembagaan Koperasi RT sebagaimana ditunjukkan pada tabel 13., terkait dengan hal tersebut maka pada tiga Koperasi RT mengalami perkembangan pemupukan modal usaha yang beragam. Perkembangan modal usaha menjadi penting ketika hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan pelayanan pinjaman kepada anggota. Perkembangan pemupukan modal pada tiga kasus Koperasi RT tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 Tahun Modal Koperasi RT 02 Dusun Setren 540000 1500000 1900000 2170000 Koperasi RT 04 Dusun Sukosari 645000 1300000 3852000 4000000 Koperasi RT 02 Dusun Pundung 500000 1000000 1150000 0 2003 2004 2005 Jul-06

Gambar 11. Perkembangan pemupukan modal pada tiga kasus Koperasi RT dari Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2006

Dari Gambar 11., dapat dilihat bahwa perkembangan pemupukan modal usaha Koperasi RT 04 Dusun Sukosari mengalami lonjakan pada Tahun 2005. Hal ini berkaitan dengan Koperasi RT tersebut telah menjalin hubungan kerja dengan lembaga perbankan. Koperasi RT 04 Dusun Sukosari memperoleh pinjaman lunak dari BPR Kecamatan Batuwarno sebesar Satu Juta Rupiah. Kasus Koperasi RT 02 Dusun Setren, meskipun perkembangan modal usaha berjalan lambat akan tetapi pertumbuhannya mengalami perkembangan positif. Sedangkan pada kasus Koperasi RT 02 Dusun Pundung, menunjukkan perkembangan yang tidak stabil dan pada akhirnya mengalami kemacetan usaha.

Sistem Pelayanan Usaha

Pokok persoalan terhadap pelayanan Koperasi RT adalah terletak pada segi kemudahan prosedur perolehan pinjaman, dan manfaat yang dapat dirasakan oleh anggota secara keseluruhan. Prosedur perolehan pinjaman adalah berkaitan dengan syarat-syarat pinjaman dan cara anggota memperoleh uang pinjaman.

Secara umum prosedur untuk pinjaman pada Koperasi RT adalah sama dan cukup sederhana. Anggota mengajukan pinjaman kredit kepada pengurus dengan cara lisan atau tertulis, selanjutnya oleh pengurus, pengajuan kredit tersebut dilakukan pengecekan untuk disetujui atau ditolak. Keputusan persetujuan atau penolakan kredit dilakukan oleh ketua Koperasi RT. Pertimbangan keputusan disesuaikan dengan kemampuan keuangan Koperasi RT dan prasyarat kelayakan pemberian pinjaman kepada calon penerima kredit. Meskipun tidak dibuat secara tertulis akan tetapi pada umumnya prasyarat yang harus dipenuhi oleh anggota untuk dapat menerima pinjaman adalah pada penilaian keaktifan anggota dalam mengikuti kegiatan koperasi RT dan unsur kepercayaan. Prosedur pengajuan kredit Koperasi RT di Desa Kudi ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12. Bagan alir dana kredit Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006

1 2 3 4

Pengembalian Angsuran

Keterangan :

1. Pengajuan Kredit dari anggota kepada pengurus Koperasi RT;

2. Verifikasi oleh pengurus Koperasi RT;

3. Penetapan persetujuan kredit oleh Ketua Koperasi RT;

4. Realisasi dana/pencairan dana kepada anggota Koperasi RT

Perbedaan sistem pelayanan usaha yang dilakukan pada tiga kasus kelembagaan Koperasi RT, terletak pada segi manfaat yang dapat dirasakan oleh anggota, yaitu berkaitan dengan perihal sebagai berikut; jumlah maksimal uang yang dapat dipinjam oleh anggota; pembagian sisa hasil usaha; informasi dan tekhnologi. Rincian sistem pelayanan usaha pada tiga kasus Koperasi RT dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Sistem pelayanan usaha pada tiga kasus Koperasi Rukun Tetangga di Desa Kudi Tahun 2006

SISTEM PELAYANAN USAHA