BAB III............................................................................................................................... 32
4.1 Propil Perusahaan
Perusahaan pertambangan di indonesia (indstri sumber daya alam /penghasil bahan baku )yang merupakan perusahaan public (emiten atau perusahaan terbuka )kategori perusahaan industry penghasil bahan baku ,yang berada di sektor pertambangan ( mine sector ) sub sektor pertambangan mnyak dan gas bumi ( migas) dibursa efek indonesia (BEI) .
sector pertambangan sub sector pertambangan minyak dan gas bumi ialah termasuk sektor penting bagi negara Indonesia, Minyak dan gas bumi (migas) merupakan sumber daya alam strategis dan memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Kebutuhan migas diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk. Oleh karena itu, kegiatan usaha migas harus dikelola sebaik-baiknya agar dapat memenuhi jaminan pasokan saat ini maupun masa depan. penyumbang
PDB sub industri pengolahan migas senilai Rp 724,05 triliun (17,34%) dengantercatat lifting migas tahun 2020 sebesar 1.689 bopd dengan rincian lifting minyak sebesar 706,2 bopd dan lifting (salur) gas sebesar 5.502 juta standar kubik per hari (mmscfd) atau 99,3% dari target APBN-P, yakni 5.556 mmscfd.
4.2 Hasil Penelitian
IMB SPSS Statistics 23 digunakan sebagai alat dalam pengolahan data pada penelitian ini, dimana diperoleh hasil sebagai berikut.
Table 4.1
Nilai Perusahaan Sub Sektor Minyak Dan Gas Bumi Pada Periode (2017- 2020)
Table 4.2 Data lanjutan
Dapat dilihat table 4.1 dan table 4.2 diatas dengan Jumlah sempel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 10 perusahaan dimana selama 4 periode dari (2017-2020) dilihat dari return saham perusahaan yang memiliki nilai paling kecil pada perusahaan RUIS tahun 2019 dengan nilai 1,04 dan niai terbesar return saham berada ditahun 2018 oleh perusahaan ENRG senilai 88,00. Carrent Ratio yang memiliki nilai terkecil perusahaan SURE pada tahun 2018 dengan nilai 0,04 dan nilai terbesarnya ada pada perusahaan PKPK pada tahun 2020 dengan nilai 39,21. Return On Equity yang memiliki nilai terkecil ada pada perusahaan ENRG tahun 2018 dengan nilai -10,07 dan dengan nilai terbesar yang di miliki oleh perusahaan RUIS pada tahun 2020 dengan nilai 24,16.
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini bertujuan guna mengetahui gambaran umum data yang diteliti meliputi nilai minimun, maksimum, mean, dan standar deviasi. Berikut hasil pengujiannya:
Table 4.3
Analisis Statistik Deskriptif
Sumber : olahan peneliti 2021
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan, diantaranya;
1. Return Saham
Berdasarkan tabel statistik 4.3 terlihat bahwa nilai minimum return saham yaitu 1,04 dan nilai maksimum sebesar 88,00 dengan nilai rata-rata 34,6992 pada standar deviasi 28,10650.
2. Current Ratio
Berdasarkan tabel statistik 4.3 terlihat bahwa nilai minimum pada current ratio yaitu 0,04 dan nilai maksimum sebesar 39,21 dengan nilai rata-rata 2,9450 pada standar deviasi 6,26093.
3. Return On Equity
Berdasarkan tabel statistik 4.3 terlihat bahwa nilai minimum pada return on equity yaitu -10,07 dan nilai maksimum sebesar 24,16 dengan
nilai rata-rata 2,3655 pada standar deviasi 6,67924.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian dilakukan guna mengetahui apakah data yang digunakan pada penelitian ini berdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Klomogorof-Smirnov yaitu apabila nial Asymp. Sig (2-tailed) bernilai di atas 0,05 maka berdistribusi normal. Berikut hasil pengujiannya:
Table 4.4 Uji normalitas
Sumber: olahan peneliti 2021
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh, nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,221 dimana 0,221> 0,05. Sehingga, peneliti menyimpulkan bahwa data berdistribusi secara normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dilakukan guna mengetahui adakah (hubungan) antar variabel bebas dalam model regresi. Hal ini dengan melihat angka tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 10 berarti model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Berikut hasil dari pengujiannya:
Table 4.5 Uji Multikolinieritas
Sumber : olahan peneliti 2021
Berdasarkan tabel 4.5 hasilnya menunjukan angka VIF kurang dari 10 (1.001<10) dan angka tolerance mendekati 1 (0,999), maka peneliti menyimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 pada masing-masing able ve. Uji DurbinWatson (DW) merupakan salah satu caranya berikut kriterianya:
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi able ve. ’ Hasil pengujian autokorelasi yang dibantu menggunakan sistem SPSS ditabulasikan dalam able, yaitu
Table 4.6 Uji Autokorelasi
Sumber : olahan peneliti 2021
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan angka Durbin-Watson sebesar 1,151. Nilai tersebut menunjukan bahwa nilai D-W berada diantara -2 sampai -2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dari model regresi yang diteliti. Dasar penentuannya apabila dengan melihat scatterplot, jika titik-titik data menyebar secara acak di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu maka model regresi terbebas dari heteroskedastisitas (Ghozali,2018:137). Berikut hasil pengujiannya:
Table 4.7
Uji Heteroskedastisitas
Sumber :olahan peneliti 2021
Pada hasil pengujian terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik dibawah dan diatas 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk membentuk pola yang jelas, maka peneliti menyimpulkan model regresi terbebas dari heteroskedastisitas.
4.2.3 Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio dan Return On Equity terhadap Return Saham.
4.2.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini dilakukan guna mengukur seberapa besar pengaruh antara dua variabel atau lebih dan membuat perkiraan nilai Y atas X.
Berikut hasil pengujiannya:
Table 4.8
Analisis Linear Berganda
Sumber : diolah peneliti 2021
Berdasarkan persamaan regresi diatas, terlihat bahwa nilai konstanta (a) bernilai positif yaitu 36,678. Itu artinya, apabila current ratio dan return on equity bernilai nol maka return saham akan bernilai 36,678.
Koefisien regresi untuk current ratio bernilai positif yaitu 0,578.
Artinya, jika current ratio mengalami kenaikan 1 maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,578 dan begitupun sebaliknya.
Koefisien regresi untuk variabel return on equity bernilai negatif yaitu -1,557. Jika return on equity mengalami penurunan 1 maka return saham akan mengalami penurunan sebesar -1,557 dan begitupun sebaliknya.
4.2.3.2 Koefisien Determinasi
koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar presentase perubahan variabel dependen akibat dari variabel independen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, berikut adalah hasil pengujian yang dibantu oleh sistem SPSS:
table 4.9
Koefisien Determinasi
Sumber: olahan peneliti 2022
Berdasarkan table di atas diketahui nilaii R square sebesar 0,150 yang berarti hal ini mengandung arti bahwa variable x1 dan x2 secara simultan terhadap variable y adalah 15%
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh antar variabel independen (current ratio dan return on equity) secara terpisah terhadap variabel dependennya (return saham). Dengan bantuan SPSS, diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Table 4.10 Uji Persial (Uji t)
Sumber: olahan peneliti 2022
a. Pengaruh Current Ratio Terhadap Return Saham
pada table 4.10 terihat bahwa current ratio memiliki nilai signifikansi 0,401 dan nilai t hitung sebesar 0,850 Dikarenakan nilai signifikansi yang diperoleh (0,401 > 0,05) dan nilai t hitung (0,850 <
2,026). Maka bisa disimpulkan bahwa ho diterima dan ha ditolak yang berarti current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Berikut gambar kurvanya:
Gambar 4.1
-2,026 0,850 2,026 b. Pengaruh Return On Equity Terhadap Return Saham
pada table 4. 10 terlihat bahwa return on equity memiliki nilai signifikansi 0,020 dan nilai t hitung sebesar -2,439 dikarenakan niai signifikansi yang di peroleh (0,020 >0,05) dan nilai t hitung (-2,439 > 3,24).
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
Maka dapat disimpulkan bahwa ha diterima dan ho ditolak yang berarti return on equity berpengaruh terhadap return saham. Berikut gambar kurvanya:
Gambar 4.2
-3,25 -2,439 3,25 4.2.4.2 Uji Simultan (Uji f)
Uji simultan dilakukan untuk melihat secara keseluruhan (bersama-sama) apakah variabeI independen berpengaruh terhadap variebel dependen. Berikut hasil pengujiannya:
Table 4.11 Uji Simultan (Uji f)
Sumber :olahan peneliti 2022
Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat nilai f-hitung sebesar 3,267 dan nilai signifikansi 0,049. Dengan nilai signifikansi 5% dan derajat kebebasan df1 = 2 dan df2 = 37maka f tabel (2;37)= 3,25. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa nilai f hitung > f tabel (3,267 > 3,25) dan
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
nilai signifikansi < 0,05 (0,049 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ho ditolak dan ha diterima artinya current ratio dan return on equity secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Berikut gambar kurvanya.
Gambar 4. 3
3,25 3,267