• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II................................................................................................................................ 17

2.1 Landasan Teori

2.1.5 Return Saham

2.1.5.1 Pengertian Return Saham Farkhan dan Ika, 2012)

โ€œMenyatakan bahwa return saham adalah suatu jumlah yang dinyatakan sebagai suatu persentase dan diperoleh atas investasi saham biasa perusahaan untuk suatu masa tertentuโ€.

Fahmi (2016:274),

โ€œmendefinisikan bahwa Return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil kebijkan investasi yang dilakukannyaโ€.

Berdasarkan penjelasan diatas return saham suatu jumlah keuntungan yang diperoleh atas investasi saham untuk masa tertentu.

2.1.5.2 jenis jenis return saham Menurut Jogiyanto (2013: 235),

return saham dibedakan menjadi dua yaitu: return realisasi dan return ekspektasi.

a. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini penting dalam mengukur kinerja

perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko di masa yang akan datang.

b. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi semakin besar pula resikonya.

Return saham sangat bergantung pada perubahan harga saham, dan harga saham sering mengalami perubahan disetiap waktunya. Maka untuk mengetahui return yang akan diperoleh dimasa mendatang merupakan hal yang sulit. Return saham hanya bisa diperkirakan melalui pengistimasian dari return yang telah terjadi (realized return). Menurut Marantika (2015:62) realized return dapat dihitung menggunakan rumus sebagi berikut:

R it = Return Saham = ๐‘ƒ๐‘กโˆ’ ๐‘ƒ๐‘ก โ€“1 ๐‘ƒ๐‘กโˆ’1

Keterangan:

Rit = Return saham i pada periode t Pit

= Harga saham i pada periode t

Pit - 1 = Harga saham i pada periode t-1 2.1.6 Laporan Keuangan

2.1.6.1 pengertian laporan keuangan Menurut Kasmir (2013:7)

โ€œLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang mempunyai

kepentingan

(stakeholders) diluar perusahaan, seperti pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur, dan pihak-pihak lainnya.

Menurut Rahmaniar dan Soegijanto (2016:107):

โ€œMenyatakan Laporan keuangan adalah penggambaran posisi dan kondisi emiten pada periode tertentu, yang bisa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

Berdasarkan penjelasan diatas, laporan keuangan menggambarkan posisi dan kondisi emite dari proses akuntansi pada periode tertentu yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang mempunyai kepentingan

2.1.6.2 Kinerja Keuangan Menurut (Fahmi, 2014),

โ€œKinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai hasil kerja para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan โ€œ.

Menurut Sawir (2012),

โ€œ Mengemukakan pendapat bahwa kinerja keuangan adalah kondisi yang menunjukkan suatu keadaan keuangan sebuah perusahaan berdasarkan atas standar, sasaran dan juga criteria yang sudah ditetapkanโ€.

Berdasarkan penjelasan diatas,bahwa kinerja keuangan menunjukan suatu keadaan keuangan sebuah perusahaan sebagai hasil kerja para menejer dalam melaksanakan tugas .

2.1.7 Rasio Keuangan

2.1.7.1 Pengertian Rasio Keuangan Menurut Samryn (2016:363),

โ€œBerpendapat bahwa Rasio keuangan merupakan cara yang yang digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan kesehatan keuangan dari perusahaanโ€.

Menurut Kasmir (2015:104):

Rasio keuangan merupakan perbandingan dua komponen dari laporan keuangan untuk melihat kondisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam periode tertentu.

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasannya rasio keuangan ialah perhitungan yang dijalankan dengan cara membandingan beberapa pos dalam laporan keuangan untuk kemudian hasilnya ditujukan untuk menilai keadaan keuangan sebuah perusahaan.

2.1.7.2 Jenis Jenis Rasio Keuangan Menurut Diana (2014:54),

Rasio keuangan terbagi menjadi beberapa jenis ada empat kelompok rasio keuangan diantaranya adalah:

a. Rasio Likuiditas, untuk menilai kinerja emiten dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio profitabilitas, untuk menilai kinerja emiten dalam memperoleh laba setelah pajak dengan nilai penjualan, aset dan modal sendiri dalam suatu periode tertentu.

c. Rasio aktivitas, untuk menilai seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya.

d. Rasio Leverage, untuk menilai sejauh mana kinerja perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban jangka panjang.

2.1.7.3 Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2012: 129),

โ€œRasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan sutu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan dalam penelitian ini menggunakan Current Ratioโ€.

(Sudana, 2011) sebagai berikut:

Current Ratio (CR) atau Rasio L ancar Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan

Menurut Samryn (2016:366), besarnya current ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Current Ratio = ๐ด๐‘˜๐‘ก๐‘–๐‘ฃ๐‘Ž ๐ฟ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ Kewajiban jangka pendek 2.1.7.4 Rasio Profitabilitas

(Suartini & Sulistiyo, 2017: 110).

Rasio profitabiIitas merupakan rasio penting dalam laporan keuangan. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan suatu entitas dalam mandapatkan laba dari kegiatan operasionaI perusahaanya (Kasmir, 2019: 196).

Adapun menurut Mamduh dalam (Nawawi et al., 2018) rasio profitabilitas merupakan rasio yang dimaksudkan guna meIihat kemapuan perusahaan daIam mendapatkan profit pada tingkat penjuaIan, aset, modal tertentu

Return on Equity Mendefinisikan bahwa Return on Equity merupakan rasio yang menunjukan kemampuan

perusahaan dalam penggunaan modal sendiri dalam memperoleh laba setelah pajak.

ROE dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2015:2014)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang menjadi suatu titik acuan atau landasan berfikir. Untuk itu, penelitian terdahulu menjadi salah satu dasar utama mengapa penelitian ini dilakukan.

Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai sumber referensi adalah.

Return on equity = laba bersih Ekuitas pemegangsaham

Table 2.1

no Nama dan judul penelitian Hasil peneliti Persamaan Perbedaan 1 Basaria Christina Marito dan

Andam Dewi Sjarif (2020) The Impact of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Dividend Yield, and Market Capitalization on Stock Return (Evidence from Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2016-2018 e-ISSN

Table 2.1 (lanjuta)

(2020) Effect of Debt to Equity Ratio and Return positif terhadap return saham.

saham (studi kasus pada Stock Return (Evidence

from Listed

Manufacturing

Companies in Indonesia Stock Exchange ISSN:

2356 โ€“ 2536

Secara parsial CR, DER, dividend yield, dan kapitalisasi pasar tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan seluruh variabel berpengaruh terhadap return saham.

Variabel X: CR

9. Christian at al (2021) positif sedangkan ROE tidak berpengaruh

10. Hartoko dan Sailawati (2020) Faktor-Faktor Yang

2.3 kerangka pemikiran

2.3.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham

Current ratio adalah rasio yang menunjukan kesanggupan perusahaan dalam menggunakan aset lancarnya untuk membayar utang lancarnya (Samryn, 2016:366). Semakin besar nilai current ratio, itu artinya perusahaan berada dalam kondisi yang aman dan stabil perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aset lancarnya semakin baik. Perusahaan yang memiliki tingkat current ratio yang baik akan menarik minat investor untuk berinvestasi diperusahaan tersebut. Dengan demikian, current ratio memiliki berpengaruh terhadap return saham.

Didukung oleh Akhmadi dan Firmansyah (2016), Apriadi (2016), serta Prihantini (2009) menyimpulkan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap return saham

2.3.2 Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap return saham

ROE merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam penggunaan modal sendiri dalam memperoleh laba setelah pajak (Kasmir, 2015:204). Semakin tinggi nilai ROE maka semakin baik, sebab tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor pun semakin besar. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa ROE bergerak searah atau berpengaruh positif terhadap return saham.

Didukung oleh Hidayat (2017), Hanani (2011), Widodo (2007), dan Mahardika (2017) menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh dan signifikan terhadap return saham.

2.3.3 Pengaruh Current Ratio dan Return on Equity terhadap Return Saham Berdasarkan kerangka konseptual sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa,

secara simultan Current Ratio dan ROE memiliki pengaruh terhadap return saham. Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso at al. (2020) yang menyatakan bahwa secara simultan variabel current ratio dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham dan Sinaga at al.

(2020) yang juga menyatakan bahwa yang menyatakan bahwa secara simultan variabel current ratio dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Gambar 2.1 Paradigma penelitian

2.3 Hipotesis Peneliti

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebelumnya maka, dibuatlah hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Current ratio berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sub sektor pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

H2: Return on Equity berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sub sektor pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

H3: Current ratio dan Return on Equity berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sub sektor pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Rasio likuiditas (x1) Current ratio

Return saham (y)

Rasio solvabilitas (x2) Return on equity

H1

H2 H3

32 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu metode yang dipakai guna memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan penelitian (Sugiyono, 2016:2). Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada pengaruh antara current ratio dan return on equity terhadap return saham serta untuk menindak lanjuti penelitian-penelitian terdahulu.

Maka metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif biasanya digunakan apabila ingin mengetahui pengaruh treatment tertentu terhadap yang Iain dan juga bermaksud untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian dengen motode ini biasanya akan dianalisis menggunakan statistik untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2016:23). Pada penelian ini, peneliti melakukan dengan pendekatan analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan data yang digunakan tanpa mengambil kesimpulan yang bisa digunakan untuk umum (Sugiyono, 2016:147). Penelitan ini juga melakukan analisis verifikatif untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang telah ditentukan (Tualeka, 2019:5). Jadi penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data yang berbentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik yang bertujuan untuk memberikan gambaran data dan menguji benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:38), berpendapat bahwa segala sesuatu yang berbentuk apapun yang ditentukan oleh seorang peneliti untuk dikaji agar informasi dapat diperoleh, disebut dengan variabel penelitian.

sehingga didapatkan sebuah informasi disebut dengan variabel penelitian. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang terpengaruh karena adanya variabel independen (Sugiyono, (2026:39). Variabel dependen pada penelitian ini adalah return saham.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan variabel dependen (Sugiyono, 2026:39).

Pada penelitian ini current ratio dan return on equity dijadikan sebagai variabel independen.

3.2.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah kesimpulan yang didapatkan dari pendapat beberapa ahli mengenai definisi masing-masing variabel penelitian secara konsep (teori), adapun diantaranya:

1. Current Ratio

Rasio lancar ini digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam menggunakan aset lancar untuk membayar utang lancarnya.

2. Retun on Equity

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seluruh utang suatu perusahaan dengan ekuitasnya.

3. Return Saham

Return saham ialah hasil atau imbal balik yang akan diterima pemegang saham atas investasi saham yang sudah dilakukannya

3.2.2 Definisi Operasional

Menurut Sutiyo dan Sodik (2015:16), pada definisi operasional bertujuan menunjukan bagaimana cara mengukur variabel.

1. Current Ratio

Menurut Samryn (2016:366) berpendapat, Current ratio adalah rasio yang menunjukan kesanggupan perusahaan dalam menggunakan aset lancarnya untuk membayar utang lancarnya.

Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

Current Ratio = ๐ด๐‘˜๐‘ก๐‘–๐‘ฃ๐‘Ž๐ฟ๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ

๐พ๐‘’๐‘ค๐‘Ž๐‘—๐‘–๐‘๐‘Ž๐‘› ๐ฝ๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘Ž ๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘’๐‘˜

Sumber: Samryn (2016:366) 2. Return on Equity

Menurut Kasmir (2015:204) berpendapat, Return on Equity merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam penggunaan modal sendiri dalam memperoleh laba setelah pajak. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2015:2014) Return on equity = laba setelah pajak Ekuitas

3. Return Saham

Menurut Marantika (2015: 53) berpendapat, Return saham merupakan imbal hasil yang diperolah dari kegiatan berinvestasi, bisa berupa yield dan capital gains (loss). Adapun cara penghiungannya adalah sebagai berikut:

Rit= return saham = Pit โ€“ (Pit-1) (Pit- 1)

3.2.3 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2016: 102) berpendapat, instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan untuk menilai variabel yang diamati. Berikut adalah tabel dari instrumen penelitian:

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel

Menurut Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:70) berpendapat bahwa, populasi merupakan seluruh elemen-elemen atau unit-unit yang akan digunakan dalam penelitian. Perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di BEI periode 2014-2019 menjadi populasi pada penelitian ini. Adapun populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Daftar populasi penelitian No Kode Perusahaan

1. APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk 2. ARTI Pt Ratu Prabu Energy Tbk

3. BIPI Pt Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk 4. ELSA Pt Elnusa Tbk

5. ENRG Pt Energy Mega Persada Tbk 6. ESSA Pt Surya Esa Perkasa

7. MEDC Ppt Medco Energy Internasional Tbk 8. PKPK Pt Perdana Karya Perkasa Tbk 9. RUIS Pt Radiant Utama Interinsco Tbk 10. SURE Pt Super Energy Tbk

11. MITI PT Mitra Investindo Tdb 12. MTFN Pt Capitalinc Investment Tbk 13. WOWS Pt Ginting Jaya Energy Tbk Sumber: www.idx.com (data diolah peneliti,2021)

Penelitian ini hanya akan meneliti sebagian dari sebagian dari populasi yaitu sampel. Sampel dapat mendeskripsikan keadaan atau ciri populasi dimana kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Lupiyoadi dan Ikhsan, 2015:70).

Teknik purposive sampling digunakan sebagai teknik untk pengambilan sampel pada penelitian kali ini. Dimana pengambilan sampel berdasarkan pada tujuan penelitian dan keputusan penarikan sampel begantung pada pengumpulan data. Peneliti memilih untuk teknik ini karena tidak semua sampel memiliki keriteria sesuai dengan

yang telah peneliti tentukan. Adapun pertimbangan atau kriteria yang ditetapkan adalah sebagi berikut:

Gambar 3.2

Prosedur pemilihan sampel peneliti

No Kriteria Jumlah

1. Perusahaan sub sektor

pertambangan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI periode 2017- 2020

13

2. Perusahaan yang tidak

mempulikasikan laporan keuanganya secara lengkap di BEI selama 2017- 2020

(2 )

3. Perusahaan subsektor minyak dan gas bumi yang mengalami delisting selama periode penelitian.

4. ELSA Pt Elnusa Tbk

Sumber : diolah peneliti,2021 3.3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitif dimana datanya berupa angka-angka. Sumber data penelitian dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor pertambangan periode 2017-2019 yang dapat diunduh melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Yulianto at al.

(2018:37), data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain dan biasanya dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan suatu penelitian saja.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik observasi non pastisipan, dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam hal yang diteliti melainkan hanya sebagai pengamat independen saja .(Sugiyono, 2016:145). Dengan menggunakan studi kepustakaan, yakni melakukan telaah pustaka dan mengkaji berbagai literatur pustaka yang berupa jurnal-jurnal ilmiah yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Selain itu peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi, yakni melakukan pengumpulan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia.

3.4 Uji Keabsahan Data

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Dalam melakukan analisis regresi ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar data dianggap valid jika digunakan untuk memprediksi suatu masalah. Pada penelitian ini digunakan pengujuan asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji auto korelasi, dan uji heteroskedastisitas.

3.4.1.1 Uji Normalitas

Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:134-135) berpendapat, Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah penyebaran data terdistribusi normal atau tidak. Pada uji normalitas terdapat uji Klomogorof-Smirnov yang dapat digunakan untuk pengujian. Pada uji Klomogorof-Smirnov, jika nilai Sign > 0,05 maka data yang diteliti dianggap berdistribusi normal.

3.4.1.2 Uji Multikolinearitas

Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:141) berpendapat, uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya (hubungan) yang antar variabel bebas yang digunakan dalam pembentukan model regresi linear. Jika model regresi tidak menunjukan gejala multikolinearitas maka model regresi tersebut dikatakan baik, dan dapat ditentutan dengan nilai variance correlation factor (VIF) dan nilai toleransi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance mendekati 1 berarti model regresi tidak memiliki gejala multikolinearitas.

3.4.1.3 Uji Autokorelasi

Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:144) berpendapat, Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi (hubungan antara satu sama lain) antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1. Pengujian ini hanya dilakukan pada data data berbentuk time series. Jika model regresi tidak mengalami

gejala autokorelasi maka model tegresi tersebut bisa dikatakan baik dan untuk mengetahuinya digunakan uji Durbin-Watson. Dengan kriteria sebagai berikut:

a) Terdapat autokorelasi positif, Jika d<dl.

b) Terdapat autokorelasi negatif, Jika d>(4-dl).

c) Tidak terdapat autokorelasi, jika du<d<(4-dl).

d) Tidak dapat disimpulkan, Jika du<d<du atau (4-du).

3.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dari model regresi yang diteliti. Jika terbebas dari gejala heteroskedastisitas (homoskedastisitas), maka model regresi dikatakan baik. Dasar penentuan pada uji ini dapat dilihat dari pola gambar scatterplot, jika titik-titik data menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu maka model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas (Ghozali, 2018:137).

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Analisis Deskriptif

Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:84), Tujuan analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang akan diteliti untuk melihat karakteristik dari data tersebut. Analisis ini menghasilkan gambaran meliputi nilai minumum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (ukuran penyebaran) dari variabel yang ditiliti.

3.5.2 Analisis Verifikatif

Penelitian verifikatif merupakan metode yang menguji kebenaran dari hipotesis yang telah ditentukan (Tualeka, 2019:5). Hasil yang diperoleh dari pembuktian hipotesis tersebut akan menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima. Dalam penelitian ini analisis verifikatif yaitu menggunakan analisis regresi berganda terkait pengaruh variabel Current Ratio dan Return On Equity terhadap Return Saham.

3.5.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:157) berpendapat, tujuan dasar Analisis regresi linier berganda untuk menghitung dan mendeteksi pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Sebuah persamaan regresi adalah sebuah formula yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian. Adapun persamaan regresi diformulasikan sebagai berikut:

Y= ฮฑ + ฮฒโ‚ X1 + ฮฒโ‚‚ X2 + ... + e

Keterangan :

Y : return saham X1 : current ratio X2 : return on equity ฮ‘ : konstanta

ฮฒโ‚‚ X2 : koefisien regresi

e : factor pengganggu diluar model 3.5.2.2 Koefisien Determinasi

Sujarweni (2015:164) berpendapat, koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar presentase perubahan

variabel dependen yang disebabkan oleh variabel independen. Semakin tinggi presentasenya maka semakin besar pula variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependennya, begitu pun sebaliknya.

Dalam penelitian ini koefisien determinasi untuk mengetahui presentase pengaruh variabel current rasio dan rerurn on equity terhadap return saham.

3.6 Pengujian Hipotesis 3.6.1 Uji Parsial (Uji t)

Menurut Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:153) bependapat bahwa, uji parsial bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh secara terpisah antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini peneliti menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri atas current ratio dan return on equity terhadap return saham.

Penulisan hipotesis pada uji ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara current ratio terhadap return saham.

Ha1 : Terdapat pengaruh antara current ratio terhadap return saham.

Hipotesis 2

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara return on equity terhadap return saham.

Ha2 : Terdapat pengar uh antara return on equity terhadap return saham.

Pada uji ini pengujian t test dan perbandingan nilai signifikansi digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dengan kriteria, sebagai berikut:

a. Ho diterima dan Ha ditolak jika, thitung < ttabel atau sign > 0,05.

Berarti variabel independen tidak memberi pengaruh terhadap variabel dependennya.

b. Ho ditolak dan Ha diterima jika, thitung > ttabel atau sign < 0,05.

Berarti variabel independen memberi pengaruh terhadap variabel dependennya.

Menurut Sugiyono (2015:240), berikut ini yang dapat menggambaarkan daerah penerimaan serta penolakan :

3.6.2 Uji Simultan (Uji f)

Menurut Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:169) berpendapat bahwa, Uji simultan dilakukan untuk melihat secara keseluruhan (bersama sama) apakah variabeI independen berpengaruh terhadap variebel dependen.

Maka dalam penelitian ini, akan diuji secara bersama-sama antara variabel independen yaitu current ratio dan return on equity terhadap return saham sebagai variabeI dependen. Penulisan hipotesis yang digunakan dalam uji f dijelaskan sebagai berikut :

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh antara current ratio dan return on equity terhadap return saham.

Ha3 : Terdapat pengaruh antara current ratio dan return on equity terhadap return saham.

Untuk mengetahui hasil dari uji ini yaitu dengan cara membandingan nilai Fhitung dengan Ftabel atau dapat dilihat dari nilai signifikasinya, adapun ketentuannya ialah sebagai berikut:

a. Ho diterima dan Ha ditolak jika, nilai Fhitung < nilai Ftabel atau nilai sign > 0,05. Itu artinya secara simultan variabel independen tidak memberi pengaruh terhadap variabel dependennya.

b. Ho ditolak d an Ha diterima jika, nilai Fhitung > nilai Ftabel atau nilai sign < 0,05. Itu artinya Itu artinya secara simultan variabel independen memberi pengaruh terhadap variabel dependennya.

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Propil Perusahaan

Perusahaan pertambangan di indonesia (indstri sumber daya alam /penghasil bahan baku )yang merupakan perusahaan public (emiten atau perusahaan terbuka )kategori perusahaan industry penghasil bahan baku ,yang berada di sektor pertambangan ( mine sector ) sub sektor pertambangan mnyak dan gas bumi ( migas) dibursa efek indonesia (BEI) .

sector pertambangan sub sector pertambangan minyak dan gas bumi ialah termasuk sektor penting bagi negara Indonesia, Minyak dan gas bumi (migas) merupakan sumber daya alam strategis dan memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Kebutuhan migas diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk. Oleh karena itu, kegiatan usaha migas harus dikelola sebaik-baiknya agar dapat memenuhi jaminan pasokan saat ini maupun masa depan. penyumbang

PDB sub industri pengolahan migas senilai Rp 724,05 triliun (17,34%) dengantercatat lifting migas tahun 2020 sebesar 1.689 bopd dengan rincian lifting minyak sebesar 706,2 bopd dan lifting (salur) gas sebesar 5.502 juta standar kubik per hari (mmscfd) atau 99,3% dari target APBN-P, yakni 5.556 mmscfd.

sector pertambangan sub sector pertambangan minyak dan gas bumi ialah termasuk sektor penting bagi negara Indonesia, Minyak dan gas bumi (migas) merupakan sumber daya alam strategis dan memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Kebutuhan migas diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk. Oleh karena itu, kegiatan usaha migas harus dikelola sebaik-baiknya agar dapat memenuhi jaminan pasokan saat ini maupun masa depan. penyumbang

PDB sub industri pengolahan migas senilai Rp 724,05 triliun (17,34%) dengantercatat lifting migas tahun 2020 sebesar 1.689 bopd dengan rincian lifting minyak sebesar 706,2 bopd dan lifting (salur) gas sebesar 5.502 juta standar kubik per hari (mmscfd) atau 99,3% dari target APBN-P, yakni 5.556 mmscfd.

Dokumen terkait