• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Kerja a Uji Amilolitik

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI AKUAKULTU pdf (Halaman 96-103)

SELEKSI BAKTERI PROBIOTIK UNTUK AKUAKULTUR

2.3. Prosedur Kerja a Uji Amilolitik

Terlebih dahulu dipersiapkan media TSA yang ditambahkan amilum 2%, satu cawan dibagi menjadi empat daerah. Bakteri diambil dari tabung eppendorf

dengan tusuk sate steril dan ditusukkan pada masing-masing daerah media (tusukannya jangan sampai dasar petri) selanjutnya diinkubasi selama kurang lebih 24 jam. Permukaan media yang telah ditumbuhi bakteri disiram dengan kalium iodida (KI) untuk melihat zona bening. Zona bening yang terlihat diamati dan diukur diameternya.

b. Uji Zona Hambat

Satu koloni tunggal bakteri patogen (Vibrio harveyi) disuspensikan secara aseptik pada 1 ml larutan garam fisiologis kemudian disebarkan sebanyak 50 μl pada media SWC dan biarkan beberapa menit hingga kering. Setelah itu kertas cakram dicelupkan kedalam suspensi bakteri SKTb kemudian diletakan pada media SWC yang sebelumnya telah disebarkan bakteri pathogen. Kemudian

diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam dan diamati serta diukur zona bening yang terbentuk.

c. Kultur bersama

Satu koloni bakteri patogen dan satu koloni tunggal bakteri kandidat probiotik (IUB) terlebih dahulu ditumbuhkan pada media SWC cair selama semalam pada suhu ruang, selain itu ditumbuhkan juga bakteri patogen murni sebagai kontrol. Kultur bersama probiotik dan V. harveyi dibuat pada pengenceran 10-1, dan 10-2, dan pengenceran 10-3 sedangkan untuk bakteri V. harveyi yang berfungsi sebagai kontrol dilakukan pengenceran serial 10-5, 10-6, dan 10-7. Kemudian hasil pengenceran tersebut disebar merata ke dalam media TCBS dengan menggunakan batang penyebar. Inkubasi di dalam inkubator selama 24 jam, setelah itu dihitung jumlah koloni yang tumbuh. TCBS adalah media spesifik

Vibrio, sehingga dapat dibandingkan jumlah Vibrio yang kultur bersama probiotik dengan kultur murni.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut. Tabel 1. Jumlah koloni bakteri penghambat pada media cair.

Kelompok Vibrio harveyi (cfu/ml)

Vibrio harveyi + probiotik (cfu/ml)

10-5 10-6 10-7 10-1 10-2 10-3

7

- - -

TBUD dan tidak ada zona hambat di sekitar kertas cakram

8 108 9 10 64 - - - 11 TBUD - - - 12 - - - - Keterangan

* : Terjadi kontaminasi oleh bakteri vibrio lain (warna kuning) Tabel 2. Aktivitas amilolitik Bacillus sp. /(AH).

Kelompok Zona Bening Diameter Zona Bening (mm) Zona 1 Zona 2 Rata-Rata

7 + 0,75 0,75 0,75 8 1,2 1,3 1,25 9 10 + 8 7 7,5 11 + 0,75 0,65 0,20 12 1,2 0,9 1,05 0,7 0,6 0,65 0,4 0,4 0,4 0,7 0,6 0,65 Keterangan

+ : Terdapat zona bening - : Tidak terdapat zona bening. 3.2. Pembahasan

Menurut Fuller (1992) probiotik adalah mikrob hidup yang ditambahkan ke dalam pakan yang dapat memberikan pengaruh menguntungkan bagi hewan inang dengan memperbaiki keseimbangan mikrob ususnya (Fuller 1992). Pada hewan

akuatik, selain saluran pencernaan, air di sekeliling organisme tersebut juga memegang peranan penting. Sehingga probiotik untuk hewan akuatik adalah agen mikrob hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang dengan memodifikasi komunitas mikrob atau berasosiasi dengan inang, menjamin perbaikan dalam penggunaan pakan atau perbaikan nilai nutrisinya, memperbaiki respon inang terhadap penyakit, atau memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya (Verschuere et al. 2000).

Hasil skrining bakteri probiotik Pseudoalteromonas 1-UB menggunakan metode kertas cakram dalam praktikum ini dilihat dari besarnya diameter zona hambat. Bakteri patogen yang dihambat perkembangannnya adalah V. harveyi. Banyak hal yang memungkinkan bakteri 1-UB dapat menghambat pertumbuhan

V. harveyi. Menurut Dwidjoseputro (1998), hubungan ini adalah antagonisme. Hasil dari metode penghambatan pertumbuhan bakteri patogen dengan media cair adalah tidak ada koloni bakteri yang tumbuh pada kontrol V. harveyi

pengencerasn 10-7, pada pengenceran 10-6 jumlah bakteri yang tumbuh adalah 108 CFU (kelompok 8) dan pada pengenceran 10-5 bakteri yang tumbuh sebesar 64 CFU (kelompok 10). Pada biakan campuran antara V. harveyi dengan 1-UB hasilnya V. harveyi yang tumbuh adalah TBUD (terlalu banyak untuk dihitung) pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 (kelompok 7).

Menurut Roffi (2007) banyak mekanisme yang dapat menyebabkan sifat antagonistik dari bakteri probiotik di antaranya adalah produksi senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain sebagai contoh bacteriocins, antibiotik seperti surfactins, itulins, bacilysins yang diproduksi spesies bacillus. Kompetisi terhadap substansi yang essensial (yang diperlukan untuk metabolisme). Sebagai contoh Vibrio strain P memenangkan persaingan dengan

Vibrio patogen dengan mengabsorbsi zat besi. Hal ini dikarenakan Vibrio strain P memproduksi siderophores. Kompetisi untuk ruang adhesi (adhesion sites). Semakin awal kolonisasi probiotik potensial di dalam saluran pencernaan, maka semakin bagus (potensi kerja probiotik). „Quorum sensing‟ antar bakteri. Bakteri

dapat berkomunikasi satu sama lain dengan memanfaatkan molekul tertentu yang berperan sebagai sinyal. Dengan quorum sensing, populasi bakteri dapat meregulasi ekspresi gen dan pada akhirnya mempengaruhi komunitas bakteri

tersebut. Peneliti dari Ugent membuktikan bahwa bakteri dapat menghambat quorum sensing dari bakteri pesaing dengan memproduksi enzim yang menonaktifkan molekul sinyal.

Hasil yang didapat pada pengamatan praktikum uji amilolitik yaitu terjadi zona bening disekitar koloni bakteri yang tumbuh. Hasil ini membuktikan bahwa bakteri memanfaatkan glukosa sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhannya. Bagian zona bening menggambarkan glukosa yang telah dimanfaatkan oleh bakteri selama inkubasi. Isolat yang mampu menghidrolisis pati menghasilkan zona bening di sekeliling isolat setelah ditetesi iodine. Zona bening yang terbentuk di sekeliling isolat setelah ditetesi larutan iodin menunjukkan bahwa isolat bakteri tersebut telah menghidrolisis pati di bagian media pati tersebut (Cappuccino, 1983).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Hasil dari metode penghambatan pertumbuhan bakteri patogen dengan media cair adalah tidak ada koloni bakteri yang tumbuh pada kontrol V. harveyi

pengencerasn 10-7, pada pengenceran 10-6 jumlah bakteri yang tumbuh adalah 108 CFU (kelompok 8) dan pada pengenceran 10-5 bakteri yang tumbuh sebesar 64 CFU (kelompok 10). Pada biakan campuran antara V. harveyi dengan 1-UB hasilnya V. harveyi yang tumbuh adalah TBUD (terlalu banyak untuk dihitung) pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 (kelompok 7). Hasil yang didapat pada pengamatan praktikum uji amilolitik yaitu terjadi zona bening disekitar koloni bakteri yang tumbuh

4.2. Saran

Praktikum yang akan datang akan lebih baik jika digunakan bakteri selain bakteri potensial probiotik agar dapat diketahui perbedaan pengaruhnya secara jelas dan nyata pada bakteri patogen yang dikultur bersama-sama.

DAFTAR PUSTAKA

Cappucino JG. 1983. Microbiology: A Laboratory Manual. Addison Wesley Publishing Company.

Dwidjoseputro D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Cetakan 14. Jakarta: Djambatan.

Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics. Di dalam: Fuller R, editor. Probiotics the Scientific Basis. London: Chapman and Hall. Hlm 1-8. Roffi. 2007. Mekanisme Antagonistik dari Probiotik. Akuakultur Weblog [1 Juni

2008]

Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 200. Probiotic Bacteria as Biological Control Agents in Aquaculture. Microbial Mol Biol Rev 64:655- 671.

Praktikum ke-11 Tanggal : 26 Desember 2012 m.k. Mikrobiologi Akuakultur Kelompok : XI

Asisten : Rahman

Adni Zein

Dewi Nurhayati Firsty Rahmatia Titi Nur Cahyati Dendi Hidayatullah Wahyu Afrilasari Nurlita Christyaningsih

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI AKUAKULTU pdf (Halaman 96-103)