• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renvoi prosedur oleh Kreditor Terhadap Jumlah Utang yang Telah Diakui Kurator Berdasarkan Verifikasi Audit Internal Kurator

AUDIT INTERNAL DARI KREDITOR

H. Peran audit internal kreditor dalam pencatatan dan pengakuan jumlah utang yang dilakukan kurator

I. Renvoi prosedur oleh Kreditor Terhadap Jumlah Utang yang Telah Diakui Kurator Berdasarkan Verifikasi Audit Internal Kurator

Pasal 127 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan PKPU merupakan dasar hukum dilaksanakannya Renvoi prosedur oleh kreditor atau debitor kepada kurator dalam rapat verifikasi pencocokan utang yang dilaksanakan oleh kurator, hakim pengawas, debitor paikit dan kreditor. Ketentuan Pasal 127 tersebut diatas menyebutkan bahwa,

(1) Dalam hal ada bantahan sedangkan Hakim Pengawas tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak, sekalipun perselisihan tersebut telah diajukan ke pengadilan, Hakim Pengawas memerintahkan kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di pengadilan.

(2) Advokat yang mewakili para pihak harus advokat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

(3) Perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperiksa secara sederhana.

(4) Dalam hal Kreditor yang meminta pencocokan piutangnya tidak menghadap pada sidang yang telah ditentukan maka yang bersangkutan dianggap telah menarik kembali permintaannya dan dalam hal pihak yang melakukan bantahan tidak datang menghadap maka yang bersangkutan dianggap telah melepaskan bantahannya, dan hakim harus mengakui piutang yang bersangkutan.

(5) Kreditor yang pada rapat pencocokan piutang tidak mengajukan bantahan, tidak diperbolehkan menggabungkan diri atau melakukan intervensi dalam perkara yang bersangkutan.

Verifikasi atau pencocokan berarti menguji kebenaran piutang kreditor yang dimasukan oleh kurator. Proses pencocokan piutang adalah penentuan klasifikasi tentang tagihan-tagihan yang masuk terhadap harta pailit debitor, guna diperinci tentang berapa besarnya piutang-piutang yang dapat dibayarkan kepada masing-masing kreditor, yang diklasifikasikan menjadi daftar piutang yang diakui maupun dibantah atau yang sementara diakui.

Ketika debitor dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan, sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, debitor demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya termasuk dalam harta pailit, demikian ditentukan dalam Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Kepailitan dan PKPU sejak waktu itu pula harta kekayaan debitor dimasukkan harta pailit, karena konkuren tidak mempunyai hak pengambilan pelunasan terlebih dahulu.131

Untuk mengurus harta pailit tersebut menurut Pasal 15 Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pengadilan Niaga mengangkat Kurator di samping sekaligus mengangkat pula seorang Hakim Pengawas. Sesuai dengan ketentuan Pasal 100 Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, tugas kurator antara lain adalah segera membuat daftar mengenai jumlah utang debitor dan piutang para kreditor setelah membuat uraian pailit. Tugas tersebut dilakukan oleh kurator mendahului tugasnya untuk membayar piutang atau tagihan masing-masing kreditor.132

Piutang ini dapat diajukan pada Kurator dengan memperlihatkan surat-surat perhitungan (rekening) atau keterangan terrtulis lainnya yang menunjukkan sifat serta jumlah piutang yang bersangkutan, disertai bukti atau salinan yang menyatakan apakah kreditor dalam hal ini mempunyai hak gadai, hak tanggungan, hak atas panenan atau hak untuk menahan suatu barang. Para kreditor yang bersangkutan berhak meminta surat tanda terima penyerahan dari kurator. Kurator akan memeriksa

131 Robintan Sulaiman & Joko Prabowo, Lebih Jauh Tentang Kepailitan, (Jakarta, Pusat Studi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, 2000), hal. 11

132 Ibid, hal. 12

kebenaran tagihan yang dimasukkan oleh krditur, karena itu kreditor harus menyertakan bukti-bukti yang mendukung tagihan tersebut. Apabila tagihan-tagihan itu berdasarkan bukti-bukti yang ada dapat ditetapkan dengan pasti, maka tagihan tersebut dapat diakui (diverifikasi), karena itu kreditornya disebut kreditor yang diakui.133

Mengenai pecocokan piutang yang dilakukan melalui rapat keditur.

Pencocokan piutang atau rapat verifikasi merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam tahap pertama kepailitan . Rapat verifikasi atau pencocokan piutang diadakan pada hari yang ditentukan yang dipimpin oleh Hakim Pengawas. Rapat tersebut dimaksudkan untuk melakukan pencocokan mengenai utang debitor atau piutang kreditor. Pencocokan dimaksud baik mengenai kedudukan kreditor, pengakuan sebagai kreditor, maupun mengenai besarnya piutang.134

Rapat verifikasi utang adalah rapat untuk mencocokan utang-utang si pailit sebagai penentuan klasifikasi tentang tagihan-tagihan yang masuk terhadap harta pailit, guna memerinci tentang berapa besarnya piutang-piutang yang dapat dibayarkan kepada masing-masing kreditor, yang diklasifikasikan menjadi daftar piutang diakui, piutang yang diragukan (sementara diakui), maupun piutang ang dibantah, yang akan menentukan perimbangan dan urutan hak dari masing-masing kreditor.

133 Widjanarko, Dampak Implementasi Undang-Undang Kepailitan Terhadap Sektor Perbankan, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 8, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 1999, hal. 73.

134 Siti Anisah, Kreditor dan Debitor dalam Hukum di Indonesia, (Jakarta : Total Media, 2010), hal. 26

Dalam rapat verifikasi tersebut dihadiri oleh Hakim Pengawas sebagai pimpinan rapat, panitera sebagai pencatat, debitor pailit harus datang sendiri dan tidak boleh diwakilkan, semua kreditor baik menghadap sendiri dan diperbolehkan diwakili oleh kuasanya, dan kurator. Apabila debitor pailit adalah badan hukum perseroan terbatas maka yang hadir adalah direksi perseroan terbatas tersebut.

Dalam pelaksanaan pembacaan daftar utang yang dilakukan oleh kurator, maka kreditor dapat memberikan opininya, antara lain meminta supaya kurator memberikan keterangan tentang penempatannya ke dalam salah daftar, membantah kebenaran piutang tersebut, membantah adanya hak privilege/retensi/lainnya, atau menyatakan bantahan/penolakan bantahan/penolakan pihak kurator.

Proses pencocokan piutang pada intinya adalah mencocokkan perhitungan piutang berdasarkan bukti yang diajukan oleh kreditor dengan bukti atau catatan debitor (catatan pembukuan debitor). Renvoi prosedur adalah bantahan kreditor terhadap daftar tagihan sementara kreditor yang diakui atau dibantah kurator. Renvoi prosedur disampaikan pada saat rapat pencocokan piutang oleh kreditor yang tidak menerima piutang yang diakui oleh kurator. Kurator membacakan daftar tagihan (di depan Hakim Pengawas, debitor, kreditor lainnya) beserta catatan berupa dasar hukum dan fakta-fakta dari bukti dokumen tagihan dan dokumen perusahaan/

individu yang diberikan kreditor berupa alasan menerima atau menolak catatan utang yang ada dan telah diakui oleh kurator dan debitor paili tterhadap tagihan tersebut. PT Pertamina EP melakukan renvoi prosedur berdasarkan verifikasi penghitungan utang debitor pailit yang dilakukan oleh audit internal perusahaan kreditor. Dalam

penghitungan audit internal PT Pertamina EP tersebut ternyata utang debitor pailit mengalami peningkatan jumlah yang cukup signifikan dari pengajuan jumlah utang debitor pailit sebelumnya oleh PT Pertamina EP. Peningkatan jumlah utang debitor pailit dalam renvoi prosedur yang diajukan oleh PT Pertamina EP tersebut mencapai 1,5 milyar selisihnya. Pengajuan renvoi prosedur yang dilakukan oleh PT Pertamina EP yang didasarkan atas verifikasi perhitungan utang yang dilakukan oleh audit internal tersebut secara hukum adalah sah dan memiliki kekuatan hukum. Karena audit internal memiliki kewenangan dalam melakukan perhitungan jumlah utang debitor pailit tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Audit internal. Namun renvoi prosedur tersebut tidak disetujui oleh kurator maupun debitor pailit. Dalam keadaan seperti ini ketentuan Pasal 127 ayat 1 UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU tersebut menyebutkan, Dalam hal ada bantahan sedangkan Hakim Pengawas tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak, sekalipun perselisihan tersebut telah diajukan ke pengadilan, Hakim Pengawas memerintahkan kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di pengadilan.135

Apabila tidak tercapai suatu kesepakatan persetujuan terhadap jumlah utang yang diakui tersebut, kreditor, debitor, kurator dan hakim pengawas menandatangani persetujuan atas tagihan yang diakui kreditor (syarat tagihan diakui dan tidak).

Kreditor yang keberatan atas daftar tagihan yang ada di tangan kurator yang telah

135 Ivada Dewi Amrih Suci dan Herowati Poesoko, Hak Kreditor Separatis dalam Mengeksekusi Benda Jaminan Debitor Pailit, (Yogyakarta : LaksBang Pressindo, 2011), hal. 70

disetujui debitor pailit, memberikan surat bantahan ke Hakim Pengawas, Hakim Pengawas kemudian membuat berita acara Hakim Pengawas yang akan dituangkan dalam laporan Hakim Pengawas ke Majelis Hakim, kemudian Hakim Majelis menentukan tanggal sidang Renvoi.

Putusan renvoi harus sudah putus tujuh hari sejak sidang pertama, tidak ada replik duplik dalam sidang renvoi ini cukup dengan lampiran bukti-bukti dan dasar hukum mengapa membantah daftar tagihan yang disusun kurator, demikian jugan curator cukup membuat jawaban atas bantahan kreditor disertai bukti. Praktik Renvoi prosedur ini biasanya hanya 3 (tiga) kali sidang (Pembukaan, pembuktian, dan putusan).

Di dalam pelaksanaan renvoi prosedur maka batas terakhir yang ditentukan di dalam praktek pelaksanaan pengajuan renvoi prosedur adalah dalam jangka waktu 60 hari terhitung sejak tanggal rapat verifikasi pencocokan hutang / piutang debitor / kreditor disepakati, disetujui dan diakui oleh para pihak yaitu debitor pailit, kreditor, kurator dan hakim pengawas. Setelah lewat jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah rapat verifikasi pencocokan hutang/piutang tersebut berlangsung maka pengajuan renvoi prosedur tidak lagi ditanggapi dalam rapat verifikasi. Namun kreditor dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga terhadap renvoi prosedur yang tidak lagi diterima atau ditolak dalam rapat verifikasi pencocokan hutang/piutang tersebut.136

136 Wawancara dengan Fajri Akbar, Law Firm Swandy Halim & Parners Jakarta pada hari Senin, tanggal 8 Juli 2019 di ruang kerjanya

J. Kepastian Hukum Terhadap Jumlah Utang yang Telah Diakui oleh Kurator