• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pelaksanaan Permenkes RI No 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di RSUD

Dalam dokumen DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN DALAM PEL (Halaman 118-132)

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UGD/IRJ Ruang Rawat

1. Prosedur Pelaksanaan Permenkes RI No 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di RSUD

Sunan Kalijaga Demak

Secara lengkap dapat digambarkan prosedur pelaksanaan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di RSUD Sunan Kalijaga Demak sebagai berikut:

a. Perjanjian Kerja Sama (PKS)

Di dalam Bab I Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal menyebutkan bahwa “Perjanjian Kerja Sama (PKS) adalah dokumen perjanjian yang ditandatangani bersama antara Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota dengan penanggung jawab institusi fasilitas

105   

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Sunan kalijaga Demak dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk percepatan pencapaian MDG’s yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), maka antara RSUD Sunan Kalijaga Demak dengan Tim Pengelola Jampersal Kabupaten mengadakan Perjanjian Kerja Sama (PKS) program jampersal pada bulan maret 2011.

Pelayanan jaminan persalinan diselenggarakan dengan prinsip portabilitas, pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan, dengan demikian jaminan persalinan tidak mengenal batas wilayah. Pada daerah lintas batas, fasilitas kesehatan yang melayani ibu hamil/persalinan dari luar wilayahnya, tetap melakukan klaim kepada Tim Pengelola/Dinas Kesehatan setempat dan bukan pada daerah asal ibu hamil tersebut. Fasilitas kesehatan seperti Bidan Praktik, Klinik Bersalin, Dokter praktik yang berkeinginan ikut serta dalam program ini melakukan perjanjian kerjasama (PKS) dengan Tim Pengelola setempat, dimana yang bersangkutan dikeluarkan ijin prakteknya.

106   

Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta) maupun di tingkat lanjutan (rumah sakit pemerintah dan swasta) dimana tempat pelayanan tersebut sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Kabupaten/kota.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program Jampersal sebelumnya harus ada Perjanjian Kerja sama (PKS) yang sudah disepakati antara kedua belah pihak. b. Alur Pelayanan Kesehatan

Di dalam Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal menyebutkan bahwa pelayanan pasien jampersal diberikan sesuai dengan INA-CBGs yaitu pasien masuk pertama dari IGD kemudian masuk keruang perawatan dilanjutkan ke unit rekam medik dan kemudian akan dilanjutkan ke unit pengeklaiman.

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Sunan Kalijaga Demak 100% didalam menerima pasien jampersal melalui alur pelayanan yang sudah ditetapkan yaitu pasien datang pertama kali di RSUD Sunan Kalijaga Demak masuk di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), disini pasien melakukan pendaftaran dimana tenaga kesehatan akan memberikan informasi yang berkaitan dengan

107   

perawatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien. Pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien dicatat secara rinci oleh tenaga kesehatan yang ada di RSUD Sunan Kalijaga Demak didalam rekam medis. Rekam medis ini sebagai bukti pasien telah mendapatkan haknya dan kewajiban tenaga kesehatan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Rekam medik tersebut akan diserahkan ke unit rekam medik RSUD Sunan Kalijaga Demak (Admin Keuangan RSUD Sunan Kalijaga Demak) dan akan di verifikasi oleh Tim verifikator independent untuk dproses dalam pengajuan pengeklaiman pertanggung jawaban RSUD Sunan Kalijaga Demak agar dana bisa dicairkan sebagaimana mestinya.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program Jampersal alur yang digunakan harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan untuk mendukung berjalannya program jampersal.

c. Peserta

Di dalam Bab I Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal menyebutkan bahwa Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah: Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu

108   

Dari hasil penelitian di RSUD Sunan Kalijaga Demak 100% peserta jampersal adalah semua sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan. Hal ini sesuai dengan juknis yang ada.

Pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan Jamkesmas, Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan kepesertaan dari Jamkesmas, yang terintegrasi dan dikelola mengikuti tata kelola dan manajemen Jamkesmas. Peserta program Jaminan Persalinan adalah seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menerima pasien jampersal harus benar-benar tepat sasaran. Agar dalam memberikan pelayanan tidak merampas hak dan kewajiban seorang pasien maupun tenaga kesehatan.

d. Ruang Lingkup Jampersal

Di dalam Bab II Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal menyebutkan Ruang Lingkup Jampersal Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik, terdiri dari

109   

kesehatan tingkat pertama dan dilaksanakan berdasarkan rujukan, kecuali pada kondisi kedaruratan.

Dari hasil penelitian di RSUD Sunan Kalijaga Demak 60% Ruang Lingkup Jampersal diberikan ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan risiko tinggi dan komplikasi sedangkan 40% Ruang Lingkup Jampersal diberikan ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi normal.

Pelayanan kesehatan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi normal pasien Jampersal seharusnya dilakukan pada pelayanan tingkat pertama, untuk pelayanan di rumah sakit untuk pasien jampersal kewenangannya adalah menangani pasien dengan resiko tinggi dan komplikasi.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup Jampersal di tingkat lanjutan yaitu di RS selain memberikan pelayanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan risiko tinggi dan komplikasi juga merangkap pelayanan yang seharusnya diberikan pada pelayanan tingkat pertama.

110   

Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan ”Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat”.

Di dalam Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal menyebutkan Pelayanan tingkat lanjutan diberikan di fasilitas perawatan kelas III di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota.

Dari hasil penelitian RSUD Sunan kalijaga Demak dalam memberikan pelayanan kesehatan pasien jampersal 70% fasilitas diberikan perawatan di kelas III, dan 30% fasilitas diberikan perawatan selain di kelas III karena pasien yang menggunakan jampersal di RSUD Sunan kalijaga Demak ± sekitar 35 per harinya sedangkan RSUD Sunan kalijaga Demak hanya mempunyai 6 tempat tidur di ruang VK/bersalin, 8 tempat tidur di ruang nifas dan 8 inkubator di ruang perinatal maka pasien tidak di fasilitas perawatan di kelas III tetapi dititipkan diruang lain terdahulu sambil

111   

mengatasi peningkatan pengguna jampersal di demak, sehingga beberapa pasien yang menggunakan jampersal ditolak.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendukung kualitas pelayanan program jampersal seharusnya diimbangi dengan peningkatan fasilitas dengan adanya peningkatan jumlah pasien jampersal.

f. Paket manfaat

Di dalam Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal menyebutkan Peserta jaminan persalinan mendapatkan manfaat pelayanan yang meliputi:

1) Pemeriksaan kehamilan (ANC)

Pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan tata laksana pelayanan mengacu pada buku Pedoman KIA. Selama hamil sekurang-kurangnya ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali dengan frekuensi yang dianjurkan sebagai berikut:

1) 1 kali pada triwulan pertama 2) 1 kali pada triwulan kedua 3) 2 kali pada triwulan ketiga

2) Persalinan normal

112   

6) Pelayanan pasca keguguran

7) Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar 8) Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar

9) Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar 10) Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi 11) Penanganan rujukan pasca keguguran

12) Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET) 13) Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif 14) Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif

15) Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi

komprehensif

16) Pelayanan KB pasca persalinan

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Sunan Kalijaga Demak 80% tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan paket manfaat yang diberikan sesuai dengan juknis dan 20% menjawab dalam memberikan pelayanan kesehatan paket manfaat yang diberikan ada yang diluar dari juknis.

Dimana didalam juknis jampersal tersebut tidak dijelaskan secara rinci yang dimaksud kehamilan resiko tinggi di dalamnya

113   

g. Sumber daya manusia tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal 1 ayat (1) Nomor 32 tahun 1996 adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.

Menurut Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan ”Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.

Di dalam Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal menyebutkan bahwa tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan adalah dokter dan bidan yang sudah melakukan perjanjian kerja sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jampersal dari Kabupaten.

Dari hasil penelitian di RSUD Sunan Kalijaga Demak 70% tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan Jampersal terdiri

114   

Jampersal yaitu perawat.

Menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Ada delapan kategori tenaga kesehatan yaitu Tenaga medis; Tenaga keperawatan; Tenaga farmasi; Tenaga kesehatan masyarakat; Tenaga gizi; Tenaga keterapian fisik; Tenaga keteknisian medis

Berdasarkan kategori tenaga kesehatan di atas, maka yang dimaksud dengan tenaga kesehatan dalam pembahasan ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis yaitu dokter dan tenaga keperawatan yaitu perawat dan bidan yang memberikan pelayanan kesehatan dalam program Jampersal.

Dan sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pada Pasal 4 ayat (1), bahwa ”tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari menteri.

Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan adalah semua profesi kesehatan yang sudah diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, sesuai bidang keahliannya, sudah mendapatkan izin dari

115   

RSUD Sunan kalijaga Demak hanya mempunyai 2 dokter dan 28 bidan sedangkan peserta pengguna jampersal setiap harinya kurang lebih 35 pasien, sehingga RSUD sunan kalijaga memberikan tanggung jawab kepada perawat untuk dapat membantu pelayanan kesehatan dalam program jampersal.

h. Pendanaan

Di dalam Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal dalam Bab IV menyebutkan bahwa Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan dilakukan dengan cara klaim oleh fasilitas kesehatan.

Dari hasil penelitian di RSUD Sunan Kalijaga Demak 100% tanaga kesehatan menjawab pendanaan bersumber dari APBN dan yang mengurusi proses pendanaan adalah tim verifikator jampersal.

Dana Jamkesmas dan Jaminan Persalinan untuk Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan disalurkan langsung dari Kementerian Kesehatan melalui KPPN ke rekening Fasilitas Kesehatan Pemberi Pelayanan Kesehatan secara bertahap sesuai kebutuhan.

116   

mencantumkan nama PPK Lanjutan dan besaran dana luncuran yang diterima. Perkiraan besaran penyaluran dana pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan kebutuhan RS yang diperhitungan dari laporan pertanggungjawaban dana PPK Lanjutan.

Adapun pengelolaan dana pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan adalah Dana pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan dipelayanan kesehatan lanjutan disalurkan ke rekening Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam satu kesatuan (terintegrasi). Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (Rumah Sakit/ Balai Kesehatan) membuat laporan pertanggungjawaban/klaim dengan menggunakan INA-CBGs. Selanjutnya laporan pertanggung jawaban/klaim tersebut dilaksanakan sebagaimana pertanggungjawaban yang selama ini telah berjalan di Rumah sakit (sesuai pengaturan sebelumnya).

Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan mengirimkan secara

resmi laporan pertanggungjawaban/klaim dana Jamkesmas dan

Jaminan Persalinan terintegrasi kepada Tim Pengelola Jamkesmas

Pusat dan tembusan kepada Tim Pengelola Jamkesmas

117   

bahan dokumen kesiapan audit kemudian oleh Aparat Pengawas

Fungsional (APF)

Pertanggungjawaban klaim pelayanan Jaminan Persalinan

dari fasilitas kesehatan tingkat lanjutan ke Tim Pengelola

Kabupaten/Kota dilengkapi: Fotokopi lembar pelayanan pada Buku

KIA sesuai pelayanan yang diberikan. Apabila tidak terdapat buku KIA pada daerah setempat dapat digunakan bukti-bukti yang syah yang ditandatangani ibu hamil/bersalin dan petugas yang menangani. Partograf yang ditandatangani oleh tenaga kesehatan penolong persalinan untuk Pertolongan persalinan. Fotokopi/tembusan surat rujukan dan juga fotokopi identitas diri (KTP atau identitas lainnya) dari ibu hamil/yang melahirkan.

i. Persyaratan

Di dalam Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal bab IV Adapun persyaratan pasien jampersal adalah harus melengkapi persyaratan administrasi dalam hal ini (fotocopy identitas diri, buku KIA dan surat rujukan)

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Sunan Kalijaga Demak 100% sesuai dengan juknis yang ada dimana pasien

118   

Didalam proses pertanggungjawaban pengeklaiman atas pelayanan yang sudah diberikan oleh tenaga kesehatan yang ada di RSUD Sunan Kalijaga Demak, RSUD Sunan Kalijaga demak melampirkan lembar fotokopi identitas pasien, buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), partograf, surat rujukan, dan bukti rekapan medis untuk mengetahui pelayanan yang sudah diberikan oleh tenaga kesehatan di RSUD Sunan kalijaga Demak.

2. Ketentuan hukum Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan dalam

Dalam dokumen DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN DALAM PEL (Halaman 118-132)