BAB IV METODE PENELITIAN
4.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan penelitian sebagai
berikut:
4.7.1 Tahap Persiapan dan Administrasi
1. Melakukan studi kepustakaan dari buku, jurnal, internet file, dan
berbagai topik lain yang relevan
2. Mengurus surat-surat terkait persetujuan penelitian di berbagai
tempat dan lokasi yang ditargetkan
3. Membuat jadwal pelaksanaan penelitian
4. Mengadakan penjelasan dan pelatihan terhadap rekan sejawat
fisioterapi yang membantu proses pelaksanaan penelitian
5. Mempersiapkan bahan, alat ukur dan instrumen yang diperlukan
selama penelitian
6. Mempersiapkan surat persetujuan penelitian kepada subjek sampel
penelitian
4.7.2 Tahap Penentuan Populasi dan Pemilihan Sampel
Pada tahap penentuan populasi dan pemilihan sampel prosedur yang
dilakukan adalah :
1. Melakukan seleksi terhadap sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
yang telah ditentukan dan memberikan nomor urut untuk setiap sampel
yang terpilih
2. Melakukan tes MMSE untuk mendapatkan skor fungsi kognisi pasien
3. Pengukuran dan penilaian dapat dilanjutkan terhadap subjek jika skor
hasil tes MMSE adalah normal (>24)
4. Melakukan tes NIHSS untuk mendapatkan skor tingkat keparahan
5. Pengukuran dan penilaian dapat dilanjutkan terhadap subjek jika skor
hasil tes NIHSS adalah normal (<20)
6. Melakukan tes BBS untuk mendapatkan skor keseimbangan pasien
7. Pengukuran dan penilaian dapat dilanjutkan terhadap subjek jika skor
hasil tes BBS adalah normal (>36)
8. Melakukan pengukuran kekuatan motorik pada ekstremitas yang paresis
9. Pengukuran dan penilaian dapat dilanjutkan terhadap subjek jika skor
pengukuran kekuatan motorik pada ekstremitas yang paresis 3 atau 4
10. Melakukan pembagian sampel menjadi dua kelompok perlakuan secara
acak sederhana untuk dialokasikan ke masing-masing kelompok
perlakuan
11. Memberikan kembali nomor urut sampel yang telah dialokasikan pada
masing-masing kelompok perlakuan
4.7.3 Tahap Pengukuran Pertama atau Tes Awal
Pada tahap pengukuran pertama atau tes awal prosedur yang dilakukan
adalah:
1. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan kepada subjek atau
pasien perihal tentang rencana tes atau pengukuran yang dilakukan
2. Melakukan assesmen data diri dan riwayat penyakit pasien sesuai
format yang telah disiapkan
3. Pengukuran keseimbangan berdiri dengan Single Limb Stance Test dan
format yang telah disiapkan. Pengukuran pre test saat awal sebelum
penelitian kemudian setiap minggu dievaluasi dari minggu pertama
hingga minggu keenam. Diukur kembali saat post-test setelah 24 jam
dari hari pelatihan terakhir.
4. Melakukan rekapitulasi dan dokumentasi hasil tes pada form dan tabel
data yang telah disiapkan
4.7.4 Tahap Pelatihan
Pada tahap pelatihan prosedur yang dilakukan adalah :
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bagi pasien untuk
mengetahui kondisi umum subjek yang diteliti
2. Memberikan penjelasan pada subjek atau pasien perihal tentang tata
cara atau prosedur latihan yang dilakukan
3. Mempersiapkan semua alat, bahan dan istrumen yang digunakan saat
latihan
4. Pada pelatihan VCT
a. Pasien memperoleh latihan berjalan konvensional yang
ditambahkan VCT.
b. Pada 15 menit pertama pasien melakukan latihan berjalan
pendahuluan yang terbagi menjadi 3 sesi masing-masing selama 5
menit. Pada sesi pertama pasien berjalan uji keseimbangan dengan
pengawasan terapis dilanjutkan dengan latihan memindahkan berat
berjalan di tempat dan bergantian memindahkan berat badan pada
kedua tungkai. Pada sesi terakhir pasien berjalan maju dengan pola
berjalan yang benar. Selanjutnya, pasien berjalan dengan mendapat
intervensi VCT untuk melangkahkan kaki di atas isyarat cue/ strip
di lantai.
c. Posisi pasien berdiri di tengah walkway, fisioterapis berada
dibelakang pasien dan memfasilitasi agar posisi telapak kaki tepat
menyentuh strip yang telah disediakan.
d. Fisioterapis memberi instruksi untuk melangkah mengikuti jarak
langkah sesuai strip.
e. Apabila kaki tidak tepat sesuai tanda pada walkway, maka pasien
dikoreksi untuk persiapan selanjutnya.
f. Untuk menentukan dosis, pada kelompok perlakuan dilakukan
evaluasi kembali parameter jalan di setiap sebelum memulai
pelatihan.
g. Dosis pelatihan dilberikan dengan frekuensi latihan 3 kali
kunjungan dalam seminggu, intensitas latihan 5-10 kali
pengulangan gerakan, selama durasi latihan 20 menit selama 6
minggu.
h. Setiap minggu fisioterapis melakukan evaluasi untuk mencatat hasil
pengukuran keseimbangan berdiri dan fungsional berjalannya
i. Pasien diminta untuk datang kembali untuk latihan dengan
Gambar 4.2 Contoh Visual Cue Training
Sumber: Hollands et al. (2013). Visual Cue Training To Improve Walking And Turning After Stroke.Trial; 14:276
Pada Gambar diatas memperlihatkan pasien berjalan dengan menapakkan
kaki diatas strip diatas lantai yang sudah diukur sesuai dengan kemampuan
masing-masing pasien sepanjang 10 meter
5. Pada pelatihan RAS
a. Pasien memperoleh latihan berjalan konvensional yang ditambahkan
RAS
b. Pada 15 menit pertama pasien melakukan latihan berjalan
pendahuluan yang terbagi menjadi 3 sesi masing-masing selama 5
menit. Pada sesi pertama pasien berjalan uji keseimbangan dengan
pengawasan terapis dilanjutkan dengan latihan memindahkan berat
berjalan di tempat dan bergantian memindahkan berat badan pada
kedua tungkai. Pada sesi terakhir pasien berjalan maju dengan pola
berjalan yang benar. Selanjutnya, pasien berjalan dengan mendapat
intervensi RAS untuk menyesuaikan langkah kaki sesuai ketukan
pada musik.
c. Posisi pasien berdiri di tengah walkway, fisioterapis berada
dibelakang pasien dan memfasilitasi agar waktu melangkah kaki
tepat dengan ketukan sesuai tempo musik yang telah disediakan.
d. Fisioterapis memberi instruksi untuk melangkah mengikuti ketukan
sesuai tempo musik.
e. Apabila kaki tidak tepat sesuai ketukan pada tempo musik, maka
pasien dikoreksi untuk persiapan selanjutnya.
f. Untuk menentukan dosis, pada kelompok perlakuan dilakukan
evaluasi kembali parameter jalan di setiap sebelum memulai
pelatihan.
g. Dosis pelatihan diberikan dengan frekuensi latihan 3 kali kunjungan
dalam seminggu, intensitas latihan 5-10 kali pengulangan gerakan,
selama durasi latihan 20 menit selama 6 minggu
h. Setiap minggu fisioterapis melakukan evaluasi untuk mencatat hasil
pengukuran keseimbangan berdiri dan fungsional berjalannya
i. Pasien diminta untuk datang kembali untuk latihan dengan
4.7.5 Tahap Pengukuran Ke dua atau Tes Akhir
Pada tahap pengukuran kedua atau tes akhir prosedur yang dilakukan
adalah:
1. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan kepada subjek atau
pasien perihal tentang rencana tes atau pengukuran yang dilakukan.
2. Pengukuran kembali keseimbangan berdiri dengan SLST dan
fungsional berjalan dengan GCM sesuai dengan format yang telah
disiapkan, setelah sehari menyelesaikan pelatihan selama 6 minggu.
3. Melakukan rekapitulasi dan dokumentasi hasil tes pada form dan tabel
data yang telah disiapkan.