• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN

G. Prosedur Pengeluaran Kas

Unsur pengendalian intern pengeluaran kas yang sehat menurut Mulyadi (2001 : 78)untuk organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan praktik yang sehat adalah :

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan fungsi yang lain.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

4. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan dalam register cek) harus didasarkan bukti kas

keluar yang telah mendapat otoritas dari pejabat yang berwenang dan dilampiri dokumen pendukung yang lengkap.

6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

7. Dokumen dasar dan penndukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasir setelah pengeluaran kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement) yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima atau dengan pemindah bukuan.

10. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil yang akuntansinya diselenggarakan dengan imperst sistem.

11. Secara periodik dilakukan pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12. Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) di asuransikan dari kerugian.

13. Kasir di asuransikan (fidelity bond insurance).

14. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan (misalnya mesin register kas, lemari besi dan strong room).

Prosedur pengeluaran kas pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) meliputi serangkaian proses baik manual maupun komputerisasi mulai pencatatan, penggolongan, peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggung jawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Pematangsiantar.

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) meliputi :

1. Bendahara Pengeluaran membuat Surat Perintah Membayar (SPM)

2. Membuat bentuk ringkasan kegiatan 3. Membuat Surat Perintah Membayar 4. Membuat surat pengantar

5. Verifikasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 6. Lalu disampaikan kepada Dinas Pendapatan

7. Kemudian diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 8. Setelah lengkap diambil SP2D ke DISPENDA lalu

ditandatangani sebuah cek kepada dinas bersangkutan untuk pencairan dana

9. Cek tersebut dibawa ke bank oleh bendahara SKPD

10. Ketika uang tersebut telah dicairkan kemudian dibawa ke SKPD untuk diberikan kepada pihak yang menerima uang tersebut.

Jenis-jenis pengeluaran pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Pematangsiantar adalah sebagai berikut :

1. Gaji pegawai

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air, listrik, dan internet

3. Jasa kebersihan kantor

4. Belanja pengadaan peralatan kantor 5. Jasa percetakan

6. Penyediaan makanan dan minuman Contoh : konsumsi saat rapat

7. Rapat kordinasi dan konsultasi dalam kota, dalam daerah, dan luar provinsi

8. Belanja modal

Contoh : pembangunan kantor 9. Pengadaan mobiliar

Contoh : kursi, lemari, meja

10. Pemeliharaan rutin kendaraan dinas

11. Pendaaan pakaian dinas dan perlengkapannya 12. Pendidikan dan pelatiha formal

Contoh : latihan PBB

13. Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan kingkungan

Contoh : penertiban PKL, unjuk rasa, pembongkaran papan reklame

14. Pengendalian kebisingan dan gangguan dari kegiatan masyarakat

15. Kegiatan pencegaha bahaya kebakaran Contoh : simulasi pemadaman kebakaran

Setiap pengeluaran yang terjadi akan dicatat oleh bendahara pengeluaran didalam pembukuan buku pengeluaran kas dan laporan kas harian. Agar dapat dilakukan pengendalian pengeluaran kas yang terjadi di Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Pematangsiantar.

Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Semua pengeluaran dilakukan dengan cheque, pengeluaranpengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.

2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu.

3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengendalian internal kas pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) kota Pematangsiantar, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Pematangsiantar dinilai sudah cukup efektif dalam pelaksanaan pengendalian internal kas karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas..

2. Sistem pengendalian intern kas pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Pematangsiantar dapat memperbaiki adanya kesalahan dan pencegahan penyelewengan yang mungkin terjadi karena adanya bukti-bukti yang dilaporkan dan disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah dilakukan pencatatan langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat kepada pihak Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) kota Pematangsiantar dalam memajukan SATPOL PP, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pengendalian intern kas yang telah efektif harus tetap di pertahankan agar Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Kota Pematangsiantar dapat mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.

2. Sebaiknya dilakukan pengawasan berkelanjutan atau pemeriksaan secara berkala dan kontinu agar pengelolaan kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas di Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Kota Pematangsiantar terjaga dengan baik dan terhindar dari kemungkinan kecurangan ataupun penyelewengan.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki 2005. Sistem Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Metode

Yogyakarta : BPFE

COSO, 2013, Internal Control – Integrated Framework : Executive Summary, Durham, North Carolina, May 2013

Hall, James, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta.

Hery, 2012. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetaka Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Ritongan, Parlaungan, 2010. Bahasa Indonesia Praktis, Cetakan Keempat, Bartong Jaya, Medan.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Sodikin, Slamet Sugiri. 2013. Akuntansi Pengantar 2 Berbasis SAK ETAP 2009.

Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wirartha, I made, 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Edisi Pertama, ANDI, Yogyakarta.

Dokumen terkait