• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP ) KOTA PEMATANGSIANTAR OLEH : ERNARDO A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP ) KOTA PEMATANGSIANTAR OLEH : ERNARDO A."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP ) KOTA PEMATANGSIANTAR

OLEH :

ERNARDO A. MANURUNG

142102066

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

(2)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI KADEMIK

NAMA : ERNARDO A. MANURUNG

NIM : 142102066

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT

DAERAH POLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP ) PEMATANGSIANTAR Tanggal :…….Juli 2017 DOSEN PEMBIMBING

Drs. Sucipto, MM., Ak.

NIP. 19511025 198203 1 001

Tanggal:……..Juli 2017 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

Mutia Ismail, SE., MM., Ak. CA NIP. 19680501 199502 2 001

Tanggal:……..Juli 2017 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Ramli, SE., M.S NIP. 19580602 198803 1 001

(3)

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ERNARDO A. MANURUNG

NIM : 142102066

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH POLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP ) PEMATANGSIANTAR

Medan, Juli 2017

Ernardo A. Manurung NIM. 142102066

(4)

Segala puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik kesempatan dan kesehatan yang telah memberikan hikmah dan kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Sistem Pengendalian Internal Kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Polisi Pamong Praja ( Satpol PP ) Pematangsiantar.” Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menghadapi berbagai hambatan, tetapi semuanya dapat penulis lalui atas berkat anugerah dan kasih setia-Nya yang begitu besar.

Adapun maksud penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian tugas akhir jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun tugas akhir ini penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang disajikan dalam tugas akhir ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca.

Selama menyusun tugas akhir ini maupun dalam mengikuti kegiatan akademik lainnya, banyak sekali pihak-pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan

(5)

bimbingan, dukungan, doa serta semangat yang sangat berarti dalam penyusunan tugas akhir ini.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada yang terhormat dan terkasih:

1. Kedua orang tua saya H. Manurung dan N. Sumbayak, terima kasih buat cinta, semangat dan doa yang tidak henti-hentinya sudah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Drs.Sucipto, MM., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan tugas akhir ini.

3. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak., C.A selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu dosen pengajar Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang berguna selama penulis menuntut ilmu di Universitas Sumatera Utara.

6. Kedua saudaraku, Yoga dan Elona, terima kasih buat semua yang sudah kalian berikan kepada penulis.

7. KMK St. Ignatius De Loyola, selaku Keluarga di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada teman-teman saya Juion, Devi, dan Sanda yang bersama dalam memberi dukungan satu sama lain.

(6)

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kiranya Tuhan membalas atas segala budi baik mereka, dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terlebih bagi peneliti sendiri.

Medan, Juli 2017 Penulis

Ernardo A. Manurung NIM. 142102066

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Masalah ... 1

B. Permasalahan... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survey dan Observasi ... 6

2. Rencana Isi ... 6

BAB II: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH POLISI PAMONG PRAJA ( SAPOL PP ) KOTA PEMATANGSIANTAR ... 9

A. SejarahRingkas ... 9

B. StrukturOrganisasi ... 15

C. Job Descriptions ... 19

D. Jarigan Kegiatan ... 33

E. Kinerja KegiatanTerkini... 34

(8)

F. Rencana Kegiatan ... 35

BAB III: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH POLISI PRAJA ( SATPOL PP ) KOTA PEMATANGSIANTAR ... 37

A. Pengertian Sistem Pengendalian Intenal Kas ... 37

B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Kas... 45

C. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Kas ... 47

D. Pengendalian Internal atas Penerimaan Kas ... 48

E. Prosedur Penerimaan Kas ... 50

F. Pengendalian Internal atas Pengeluaran Kas... 53

G. Prosedur Pengeluaran Kas... 55

BAB IV: PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 64

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

TabelI.1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir ... 9

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar II.1. Logo Satuan Polisi Pamong Praja ... 14 Gambar II.2. Bagan Struktur Satuan Polisi Pamong Praja ... 16

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1: Surat Izin Riset pada Satuan Polisi Pamong Praja ... 64 Lampiran 2: Data Tanda Penerimaan Satuan Polisi Pamong Praja ... 65 Lampiran 3: Data Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Polisi

Pamong Praja ... 66

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan bisnis yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah di bentuk oleh perusahaan.

Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan salah satu modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas merupakan sumber atau sasaran yang paling mudah untuk disalahgunakan. Pengendalian internal yang paling memadai sangat dibutuhkan untuk melindungi kas yang ada.

Sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Intern yang dikemukakan American Institute of Cartified Public Accountant(AICPA) adalah sebagai berikut : Pengendalian intern terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi, mendorong

(13)

efisiensi dalam operasional perusahaan, dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.

Bagi setiap perusahaan, penerapan pengendalian internal sangat penting.

Pengendalian internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas sangat diperlukan, karena kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid (cepat dijadikan uang dan dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan tanpa pembatasan).

Kas memiliki karakteristik yang tidak dimiliki aktiva lancar lainnya, yaitu kas tidak mudah diidentifikasi pemiliknya, dapat diuangkan segera, serta mudah untuk ditransfer dalam kurun waktu yang paling relatif cepat. Mengingat karakteristiknya, kas merupakan aktiva yang paling mudah disalahgunakan. Bagian penerimaan dan pengeluaran kas di dalam suatu perusahaan harus dapat berfungsi dengan sebaik- baiknya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan terhadap kas.

Manajemen mempunyai tanggung jawab paling utama dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan serta menemukan dan mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan beroperasi. Manajemen terhadap kas juga bertanggungjawab terhadap pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau otorisasi serta menetapkan dan mengawasi suatu kegiatan melalui pengendalian internal.

Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu pengendalian internal harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi oleh pejabat atau karyawan, dan informasi yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada ditangan dan transaksi harus tersedia.

(14)

Melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas dalam pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan.

Pengendalian internal yang baik menghindari terjadinya penyelewegan seperti melakukan perubahan laporan atau perhitungannya, adanya prosedur pencatatan yang sesuai sehingga dapat dilakukan pengendalian yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya. Perangkat pengendalian canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan jika terdapat persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan pengendalian tersebut tidak berguna lagi.

Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat Satpol PP, adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dimana mempunyai visi dan misi serta tujuan yang ingin di capai. Sebagai suatu perangkat daerah Satuan Polisi Pamong Praja pasti mempunyai kas. Kas merupakan faktor penting dalam mendukung tercapainya visi dan misi serta tujuan tersebut. Maka dari itu Satuan Polisi Pamong Praja memerlukan adanya sistem pengendalian intern kas yang efektif.

Untuk melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi atas kas. Hal ini sangat di perlukan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas pada Satuan Polisi Pamong Praja.

(15)

Berdasarkanuraiandiatas, maka penulis tertarik untuk melakukan dan membahas penelitian dengan judul “Sistem Pengendalian Internal Kas Pada Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Kota Pematangsiantar”.

B. PERMASALAHAN

Pengendalian internal akan dapat dilaksanakan apabila di dalam perusahaan telah memiliki sistem dan prosedur akuntansi. Hal ini disebabkan karena sistem dan prosedur akuntansi merupakan pedoman atau standar dalam pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan. Dari latar belakang yang di kemukakan di atas, dapat diambil permasalahan pokok yaitu :

1. Apakah Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Pematangsiantar dalam melaksanakan sistem pengendalian intern kas sudah efektif ?

2. Bagaimana sistem pengendalian intern kas pada Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Pematangsiantar untuk mencegah terjadinya kesalahan dan pencegahanpenyelewengan yang mungkin terjadi ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan

a. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengevaluasi sistem pengendalian intern kas pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP ).Pemaangsiantar.

(16)

b. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP)

c. Pematangsiantar dalam melakukan pengendalian intern kas.Untuk mengetahuibagaimana kebijakan pelaksanaan sistem pengawasan intern penerimaan kas daerah pada Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Pematangsiantar.

2. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan penulis khususnya tentang pengendalian internal kas.

c. Bagi pihak lain, sebagai referensi bagi yang berminat melakukan penelitian mengenaisistem pengendalian intern kas pada Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Pemaangsiantar.

D. RENCANA PENULISAN 1. Jadwal Penelitian/Observasi

Penelitian ini dilakukan di Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) kota Pematangsiantar. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1

(17)

Tabel 1.1

Jadwal survey / observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan

April 2017 Mei 2017

Juni 2017 III III IV I II III IV I II 1 PengajuanJudul

2 PermohonanIzinRiset 3 Pengumpulan Proposal

3 PenunjukanDosenPembimbing 4 Pengumpulan Data

5 PenyusunanTugasAkhir 6 BimbinganTugasAkhir 7 PenyelesaianTugasAkhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akanmempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya menjadi empat (4) bab, yakni:

BAB 1 :PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan, mecakup jadwal survey dan rencana isi.

(18)

BAB II :SATUAN POLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP ) KOTA PEMATANGSIANTAR

Pada bab ini diuraikan Sejarah Ringkas, Struktur Organisasi, Job Description, JenisKegiatan, Kinerja Kegiatan Terkini dan Rencana Kegiatan.

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PADA SATUANPOLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP ) KOTA PEMATANGSIANTAR.

Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengendalian intern atas penerimaan kas, prosedur penerimaan kas pada Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Pematangsiantar, pengendalian intern atas pengeluaran kas, dan prosedur pengeluaran kas pada Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Pematangsiantar.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) di masa yang akan datang.

(19)

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA ( SATPOL PP )

PEMATANGSIANTAR

A. Sejarah Ringkas

Satuan Polisi Pamong Praja, disingkat Satpol PP, adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Satpol PP merupakan perangkat daerah yang dapat berbentuk Dinas Daerah atau Lembaga Teknis Daerah.

Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

* Di Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah

* Di Daerah Kabupaten/Kota, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah

Polisi Pamong Praja didirikan di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret 1950 moto Praja Wibawa, untuk mewadahi sebagian ketugasan pemerintah daerah.

Sebenarnya ketugasan ini telah dilaksanakan pemerintah sejak zaman kolonial.

Sebelum menjadi Satuan Polisi Pamong Praja setelah proklamasi kemerdekaan

(20)

dimana diawali dengan kondisi yang tidak stabil dan mengancam NKRI, dibentuklah Detasemen Polisi sebagai Penjaga Keamanan Kapanewon di Yogjakarta sesuai dengan Surat Perintah Jawatan Praja di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Pada tanggal 10 November 1948, lembaga ini berubah menjadi Detasemen Polisi Pamong Praja. Di Jawa dan Madura Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk tanggal 3 Maret 1950. Inilah awal mula terbentuknya Satpol PP. dan oleh sebab itu, setiap tanggal 3 Maret ditetapkan sebagai Hari Jadi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan diperingati setiap tahun. Pada Tahun 1960, dimulai pembentukan Kesatuan Polisi Pamong Praja di luar Jawa dan Madura, dengan dukungan para petinggi militer Angkatan Perang. Tahun 1962 namanya berubah menjadi Kesatuan Pagar Baya untuk membedakan dari korps Kepolisian Negara seperti dimaksud dalam UU No 13/1961 tentang Pokok-pokok Kepolisian. Tahun 1963 berubah nama lagi menjadi Kesatuan Pagar Praja.

Istilah Satpol PP mulai terkenal sejak pemberlakuan UU No 5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Pada Pasal 86 (1) disebutkan, Satpol PP merupakan perangkat wilayah yang melaksanakan tugas dekonsentrasi.

Saat ini UU 5/1974 tidak berlaku lagi, digantikan UU No 22/1999 dan direvisi menjadi UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam Pasal 148 UU 32/2004 disebutkan, Polisi Pamong Praja adalah perangkat pemerintah daerah dengan tugas pokok menegakkan perda, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat sebagai pelaksanaan tugas desentralisasi.

(21)

Pada masa Kemerdekaan tepatnya sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Polisi Pamong Praja tetap menjadi bagian Organisasi dari Kepolisian karena belum ada Dasar Hukum yang mendukung Keberadaan Polisi Pamong Praja sampai dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1948.Secara definitif Polisi Pamong Praja mengalami beberapa kali pergantian nama namun tugas dan fungsinya sama.

Adapun secara rinci perubahan nama dari Polisi Pamong Praja dapat dikemukakan sebagai berikut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1948 pada tanggal 30 Oktober 1948 didrikanlah Detasemen Polisi Pamong Praja Keamanan Kapanewon yang pada tanggal 10 Nopember 1948 diubah namanya menjadi Detasemen Polisi Pamong Praja.

1. Tanggal 3 Maret 1950 berdasarkan Keputusan Mendagri No.UP.32/2/21 disebut dengan nama Kesatuan Polisi Pamong Praja.

2. Pada Tahun 1962 sesuai dengan Peraturan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah No. 10 Tahun 1962 nama Kesatuan Polisi Pamong Praja diubah menjadi Pagar Baya.

3. Berdasarkan Surat Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah No.1 Tahun 1963 Pagar Baya dubah menjadi Pagar Praja.

4. Setelah diterbitkannnya UU No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, maka Kesatuan Pagar Praja diubah menjadi Polisi Pamong Praja, sebagai Perangkat Daerah.

(22)

5. Dengan Diterbitkannya UU No.22 Tahun 1999 nama Polisi Pamong Praja diubah kembali dengan nama Satuan Polisi Pamong Praja, sebagai Perangkat Daerah.

6. Terakhir dengan diterbitkannya UU no.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, lebih memperkuat Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja sebagi pembantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan Ketertiban umum dan ketenteraman Masyarakat dibentuk SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

7. Meskipun keberadaan kelembagaan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat telah beberapa kali mengalami perubahan baik struktur organisasi maupun Nomenklatur, yang kemungkinan dikemudian hari masih berpeluang untuk berubah, namun secara subtansi tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat tidak mengalami perubahan yang berarti.

Adapun visi dan misi yang dimiliki Satuan Polisi Pamong Praja adalah sebagai berikut :

VISI

“ Mewujudkan Ketenteraman dan Ketertiban Umum dan Melaksanakan Penegakam Peraturan Daerah / Peraturan Kepala Daerah, Perlindungan Masyarakat Serta Menciptakan

Rasa Aman Terhadap Ancaman Bahaya Bencana Kebakaran Bagi Masyarakat “

1. Aman, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya keamanan masyarakat dan terlaksananya penegakan hukum yang berkeadilan tanpa

(23)

memandang kedudukan, pangkat, jabatan seseorang serta terciptanya penghormatan pada hak-hak asasi manusia.

2. Tertib, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap berbagai peraturan hukum yang berlaku.

3. Perlindungan masyarakat, yang dimaknai bahwa semakin meningkatnya kesiapan aparat Linmas dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan serta membantu masyarakat dalam hal penanggulangan bencana kebakaran, bencana alam dan gangguan trantibum lainnya sehingga dapat terwujud suasana kondusif dalam kehidupan bermasyarakat.

MISI

1. Membentuk kualitas sumber daya manusia yang berkualitas seiring peningkatan fungsi pemeliharaan ketentraman ,ketertiban dan penegakan Peraturan Kepala Daerah serta perlindungan masyarakat.

2. Meningkatkan fasilitas pelayanan umum dibidang pengembangan pengamanan kerakyatan yang mandiri melalui pengadaan sarana dan prasarana yang memadai dalam meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta perlindungan masyarakat.

3. Menjalin kemitraan dengan aparat hukum lainnya, serta berkoordinasi dan bekerjasama dengan camat diwilayah Kabupaten Sinjai dalam memelihara ketenteraman dan ketertiban umum terkait peraturan daerah dan keputusan kepala daerah.

(24)

4. Memberdayakan masyarakat dan anggota linmas menuju terwujudnya ketenteraman dan ketertiban umum serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya kebakaran.

5. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD lainnya dalam hal penegakan disiplin aparatur.

6. Meningkatkan Pelayanan penanggulangan bahaya bencana kebakaran;

7. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan bahaya kebakaran;

8. Meningkatkan pelaksanaan pelayanan administrasi perkantoran lingkup Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran.

Gambar II.1

Logo Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP )

Sumber : Kantor Satuan Polisi Pamong Praja kota Pematangsiantar

(25)

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan instansi untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.

(26)

Gambar II. 2

Bagan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja ( SATPOL PP ) Sumber : Kantor Satuan Polisi Pamong Praja kota Pematangsiantar

UNIT PELAKS

ANA TEKNIS

DINAS

JABATAN PELAKSANA

JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU(JPN)

SEKRETARIAT

SUB BAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAG

PROGRAM DAN KEUANGAN

BIDANG KETENTRAMAN

KETERTIBAN

SEKSI OPERASIONAL DAN

PENERTIBAN

SEKSI PENGAMANAN

DAN PENGAWALAN

SEKSI PENGEMBANGAN

KAPASITAS DAN KESAMAPTAAN

BIDANG KEBAKARAN

SEKSI OPERASIONAL

SEKSI PENYULUHAN DAN BANTUAN TEKNIK

PEMADAMAN

SEKSI PENGADAAN, PENGEMBANGAN, PEMELIHARAAN DAN

LABORATORIUM SEKSI POTENSI

MASYARAKAT

SEKSI PELATIHAN MASYARAKAT

SEKSI KESIAGAAN DAN RAHDAL

BIDANG PERLINDUNGAN

MASYARAKAT

KEPALA SATUAN

JABATAN FUNGSIONAL

(27)

Keterangan Gambar II. 2 :

1. Pimpinan Satuan Polisi Pamong Praja Kepala Satuan : Drs. Robert Samosir NIP : 19680724 198903 1 004 2. Sekretariat

Sekretaris : Drs. Julham Situmorang, M.Si NIP : 19700528 199601 1 001

3. Bagian Umum Dan Kepegawaian Ketua Bagian : Martua Budiman Saragi, S.Sos NIP : 19640921 198703 1 001 4. Bagian Program dan Keuangan

Ketua Bagian : Rahmat Hariadi Nasution, ST

NIP : 19830713 201001 1 024

5. Bidang Ketentraman dan Ketertiban

Ketua Bidang : Abidin Damanik, SH

NIP : 19640708 198602 1 001

6. Seksi Operasional dan Ketertiban Umum Ketua Seksi : Arfin Sinaga, S.Si NIP : 19701004 200601 1 006 7. Seksi Pengamanan dan Pengawalan

Ketua Seksi : Yani Saragih, SP

(28)

NIP : 19680121 200604 1 006 8. Seksi Pengembangan Kapasitas dan Kesamaptaan

Ketua Seksi : Salmon Saragih

NIP : 19680113 198803 1 001 9. Bidang Perlindungan Masyarakat

Ketua Bidang : Drs. Farel Parhusip, MM NIP : 19600927 199512 1 001 10. Seksi Potensi Masyarakat

Ketua Seksi : Permanen Tarigan NIP : 19630218 198503 1 005 11. Seksi Pelatihan Masyarakat

Ketua Seksi : Satmoko Manurung, SH

NIP : 197805042006041011

12. Seksi Kesiagaan dan Rahdal

Ketua Seksi : Parlaungan Purba, S.Pd, M.Si NIP : 19740808 201212 1 002 13. Bidang Kebakaran

Ketua Bidang : Drs. Josua Sihaloho NIP : 19751127 199412 1 002 14. Seksi Operasional

Ketua Seksi : Imlek Pandapotan Sinaga, SE NIP : 19780208 200604 1 003 15. Seksi Penyuluhan dan Bantuan Tehnik Pemadam

(29)

Ketua Seksi : Drs. Sabar Manurung NIP : 19640607 200604 1 003

16. Seksi Pengadaan, Pemeliharaan, Pemeliharaan dan Laboratorium Ketua Seksi : Tavip, SH

NIP : 19641215 200604 1 002

C. Job Description

Berikut ini adalah job description pada Satuan Polisi Pamong Praja kota Pematangsiantar yang terdiri dari :

1. Kepala Satuan

Kepala Satuan PolisiPamong Praja mempunyai tugas membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang ketentraman dan ketertiban umum/melaksanakan perlindungan masyarakat serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud tersebut di atas meliputi a. Menyusun program dan melaksanakan ketentraman dan ketertiban

umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan walikota sebgaimana pelaksanaan peraturan daerah.

b. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di daerah.

(30)

c. Melaksanakan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai sebagai pelaksana peraturan daerah.

d. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota sebagai pelaksana peraturan daerah dengan aparat kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan/ataunaparatur lainnya.

e. Melaksanakan koordinasi pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya dengan aparat kepolisian, penyidik pegawai negeri sipil dan/atau aparatur lainnya.

f. Melaksanakan pengawasan terhadap masyrakat agar mematuhi dan mentaati peraturan daerah, peraturan walikota, keputusan walikota sebgai pelaksana peraturan daerah.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

h. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis, di bidang perlindungan msyarakat.

i. Melaksnaakan hubungan kerja sama antar lembaga dalam rangka membina dan memelihara stabilitas politik di daerah.

(31)

j. Merumuskan kebijakan dan pelaksanaan penyelamatan korban bencana.

k. Mengelola administrasi umum, yang meliputi pekerjaan ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan/peralatan.

l. Menyusun rencana kegiatan dan fasilitas terhadap dukungan kelancaran penyelenggaraan Pemilu(Legislatif, Pilpres dan KDH).

m. Melaksanakan operasional pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

n. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pemadaman kebakaran.

o. Melaksanakan pendataan, monitoring, dan evaluasi terhadap objek- objek yang rawan dan rentan terjadi kebakaran.

2. Sekretaris

Sekretariat merupakan unsur staf yang di pimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Satuan. Sekretariat Satuan mempunyai tugas membantu kepala Satuan di bidang pembinaan penyelenggaraan administrasi umum dan perlengkapan, pembinaan Kepegawaian dan tata laksana, serta pembinaan administrasi keuangan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Sekretariat mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi surat-menyurat, ketatausahaan, arsip dan perlengkapan.

(32)

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan inventaris kantor.

c. Pelaksanaan unsur rumah tangga kantor serta perawatan dan pemeliharaan asset badan.

d. Perumus anggaran operasional dan anggaran pembangunan dinas.

e. Pembinaan pegawai dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.

3. Sub Bagian Program dan Keuangan Fungsinya :

a. Menyusun rencana anggaran program dan keuangan.

b. Melaksanakan pengurusan gaji pegawai.

c. Mengkoordinir segala pungutan dan setoran pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Mengkoordinir penyelesaian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan.

e. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap aparatur pengelola keuangan.

4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Fungsinya :

a. Menyiapkan bahan bahan dan tempat rapat.

b. Menyiapkan rencana pemeliharaan gedung dan peralatan kantor.

c. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.

d. Membantu kelancaran dan pendistribusian surat menyurat.

(33)

e. Melaksanakan pengadaan, pemeliharaan alat-alat/barang-barang inventaris kantor.

f. Melaksanakan rencana dan program hubungan masyarakat.

g. Mengumpulkan, mengelola dan menyiapkan bahan/data untuk pelaksanaan tata usaha, administrasi umum barang, perlengkapan dan pelayanan perjalanan dinas.

h. Menyusun kelengkapan dan administrasi kepegawaian.

i. Membuat rencana kebutuhan pengembangan, pemindahan dan kenaikan pangkat kepegawaian.

j. Membuat daftar urut kepangkatan (DUK) PNS dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pematangsiantar.

k. Menyusun rencana peningkatan sumber daya aparatur melalui pendidikan formal dan informal.

l. Menyiapkan absensi kehadiran aparatur, penegakan disiplin dan pembinaan aparatur.

5. Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum

Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum merupakan unsur pelaksanaan yang dipimpin oleh seorang kepala Bidang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Satuan. Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas membantu kepala Satuan di Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud diatas meliputi :

(34)

a. Melaksanakan tugas Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum peraturan daerah dan peraturan walikota.

b. Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, peraturan walikota, dan peraturan perundang-undangan lainnya.

c. Menyusun rencana dan program kegiatan pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum.

d. Melaksanakan operasi razia penertiban guna menjamin tertibnya penyelenggaran peraturan daerah, peraturan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya berkoordinasi dengan instansi lainnya.

e. Melaksanakan Tipiring (Tindak Pidana Ringan) terhadap pelanggaran peraturan daerah.

f. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk tentang pengamanan dan penyidikan penyelenggaraan peraturan daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang menyangkut Ketertiban dan Ketentraman Umum.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala Satuan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Sub Bidang Operasional dan Penelitian

a. Melaksanakan tugas sub bidang operasional Penertiban sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis sub bidang operasional penertiban peraturan daerah dan peraturan walikota.

(35)

b. Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, peraturan walikota, dan peraturan perundang-undangan lainnya pada sub bidang operasional penertiban.

c. Menyusun rencana dan program kegiatan sub bidang operasional penertiban pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum.

d. Melaksanakan operasi razia sub bidang operasional penertiban guna menjamin tertibnya penyelenggaran peraturan daerah, peraturan walikota dan peraturan perundang-undangan lainnya berkoordinasi dengan instansi lainnya.

e. Melaksanakan Tipiring (Tindak Pidana Ringan) terhadap pelanggaran peraturan daerah sub bidang operasional penertiban.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala Satuan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Sub Bidang Pengamanan dan Pengawalan

Sub Bidang Pengamanan dan Pengawalan pengamanan dan pengawalan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh seorang kepala Sub bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Sub Bidang Pengamanan dan Pengawalan pengamanan dan pengawalan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud diatas meliputi :

(36)

a. Melaksanakan pengamanan unsur pimpinan pemerintah kota (walikota, wakil walikota dan sekretaris daerah) beserta lingkungan kerjanya.

b. Melaksanakan pengawalan unsur pimpinan pemerintah kota.

c. Melaksanakan pengamanan dan lingkungan kerja Pemerintah daerah demi tertibnya penyelenggaraan roda pemerintah.

d. Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pengamanan dan pengawalan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Satuan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8. Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kesamaptaan

Sub Bidang pengembangan kapasitas dan kesamaptaan merupakan unsur pelaksanaan yang dipimpin oleh seorang kepala Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kesamaptaan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Sub Bidang pengembangan kapasitas dan kesamaptaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satuan Polisi Pamong Praja.

Penyelenggaraan tugas sebaimana dimaksud diatas meliputi :

a. Melaksanakan pengembangan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja yang meliputi pembinaan personil, ketatalaksanaan, sarana dan prasarana kerja sub bidang pengembangan kapasitas dan kesamaptaan;

(37)

b. Melaksanakan diklat personil Polisi Pamong Praja untuk meningkatkan keterampilan pelaksanaan tugas sub bidang pengembangan kapasitas dan kesamaptaan;

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya.

9. Bidang Perlindungan Masyarakat

Bidang perlindungan masyarakat merupakan unsur pelaksana yang di pimpin seorang kepala Bidang yang melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Satuan. Bidang perlindungan masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Satuan di bidang perlindungan masyarakat.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana tersebut di atas meliputi :

a. Melaksanakan program kerja di bidang perlindungan masyarakat.

b. Menyusun rencana operasional kebijakan teknis dan pelaksanaan pembinaan perlindungan masyarakat.

c. Menyiapkan dan melaksanakan pelatihan pengarahan dan pengendalian Satuan perlindungan masyarakat.

d. Memberikan dukungan dan pembinaan teknis serta pelatihan kesiagaan penanganan bencana.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Satuan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10. Sub Bidang Potensi Masyarakat Fungsinya :

(38)

a. Melaksanakan program kerja di Sub Bidang Potensi Masyarakat.

b. Menyusun rencana operasional dan kebijakan teknis dan pelaksanaan pembinaan pada Sub Bidang Potensi Masyarakat.

c. Menyiapkan dan melaksanakan pelatihan pengarahan dan pengendalian Satuan Perlindungan masyarakat sub bidang Potensi Masyarakat.

d. Menyiapkan dan melaksanakan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat(FKMD) dalam rangka menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana karena ulah manusia.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

f. Menyiapkan dan melaksanakan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat(FKMD) dalam rangka menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana perang, bencana alam maupun bencana karena ulah manusia pada Sub Bidang Pelatihan Masyarakat.

g. Menerima dukungan dan pembinaan teknis serta pelatihan kesiagaan penangan bencana dari Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat.

h. Melakukan sosialisasi terhadap petugas perlindungan masyarakat (LINMAS) tentang penanggulangan bencana.

11. Sub Bidang Penelitian dan Masyarakat Fungsinya :

(39)

a. Membuat program Pendidikan dan Pelatihan personil Satuan Perlindungan Masyarakat.

b. Mendata dan melakukan rekrutmen serta melakukan pendidikan dan pelatihan personil satuan perlindungan masyarakat.

c. Melakukan penelitian dan pengembagan potensi personil satuan perlindungan masyarakat.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

12. Sub Bidang Kesiapsiagaan Rahdal Fungsinya :

a. Melaksanakan program kerja di Sub Bidang Kesaiapsiagaan Rahdal.

b. Mensiapsiagakan petugas LINMAS dalam mendukung penanganan bencana dan pengungsian pada sub bidang Kesiapsiagaan Rahdal.

c. Membuat rambu-rambu tanda rawan/bahaya bencana alam.

d. Melaksanakan koordinasi dengan instasi terkait dalam penanggulangan bencana sesuai dengan petunjuk teknisnya.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

13. Bidang Kebakaran

Bidang Kebakaran merupakan unsur pelaksanaan yang dipimpin seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Bidang Kebakaran mempunyai tugas menyelenggarakan Bidang pemadaman kebakaran.

(40)

Penyelenggaraan tugas sebagaimana tersebut di atas meliputi :

a. Melaksanakan tugas dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan dalam penyelenggaraan dan operasional pencegahan pemadaman dan penanggulangan kebakaran serta pendataan objek-objek yang rawan atau rentan terjadi kebakaran.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pemadaman kebakaran.

c. Merumuskan dan menyusun pola, metode dan prosedur operasional pemadaman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

d. Merumuskan dan menyusun rencana program kegiatan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pemadam kebakaran.

e. Menyusun dan merumuskan pola dan hasil pendataan terhadap objek- objek yang rawan dan rentan kebakaran serta sebab dan akibat kebakaran.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Kepala Satuan sesuai ketentuan yang berlaku.

14. Sub Bidang Operasional Fungsiya :

a. Melaksanakan tugas dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang dalam penyelenggaraan dan operasional pencegahan pemadaman dan penanggulangan kebakaran serta pendataan objek-objek yang rawan atau rentan terjadi kebakaran pada Sub Bidang Operasional.

(41)

b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pemadaman kebakaran Sub Bidang Operasional.

c. Merumuskan dan menyusun pola, metode dan prosedur operasional pemadaman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada Sub Bidang Operasional.

d. Merumuskan dan menyusun rencana program kegiatan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pemadam kebakaran pada Sub Bidang Operasional.

e. Menyusun dan merumuskan pola dan hasil pendataan terhadap objek- objek yang rawan dan rentan kebakaran serta sebab dan akibat kebakaran pada Sub Bidang Operasional.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Kepala Bidang sesuai ketentuan yang berlaku.

15. Sub Bidang Penyuluhan dan Bantuan Tehnik Pemadaman

Sub Bidang penyuluhan dan bantuk teknik pemadaman merupakan unsur pelaksanaan yang dipimpin seorang Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berbeda di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kebakaran. Sub Bidang penyuluhan dan bantuk teknik pemadaman mempunyai tugas penyuluhan dan bantuan teknis pemadaman.

Penyelenggaraan tugas sebgaimana dimaksud tersebut di atas meliputi :

a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepada Kepala Bidang Kebakaran dalam menyelenggarakan pemyuluhan dan bantuan teknis pemadaman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

(42)

b. Menyusun dan merumuskan rencana dan program kegiatan penyuluhan, sosialiasasi pencegahan, pemadaman dan penanggulangan kebakaran.

c. Menyusun dan merumuskan tata cara prosedur pemberian bantuan khusus pencegahan, pemadaman dan penanggulangan kebakaran.

d. Menyusun dan merumuskan pola hubungan kerja dengan unit kerja atau Institusi lainnya yang terkait dalam penanganan bancana.

e. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan Kepala satuan sesuai ketentuan yang berlaku.

16. Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan Laboratorium Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan Pemeliharaan dan Laboratorium merupakan unsur pelaksanaan yang di pimpin seorang kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Kepala Bidang Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan pengadaan, pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium pada Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium.

Penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud tersebut diatas meliputi : a. Melaksanakan tugas dan bertanggung jawab Kepada Kepala Bidang

Kebakaran dalam penyelenggaraan pengadaan, pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium sarana dan prasarana pemadam kebakaran sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium.

(43)

b. Melaksanakan penujian dan pengkajian sarana pemadam kebakaran pada Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium.

c. Melaksanakan pengujian dan pengkajian sebab dan akibat atas objek dan penyebab kebakaran Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium.

d. Merumuskan dan menyusun rencana kebutuhan saranan dan prasarana pemadam kebakaran Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium.

e. Merumuskan dan menuyusun tata cara pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium.

f. Menyusun rencana kerja pengkajian dan pengujian sarana pemadam kebakaran.

g. Menyusun rencana kerja dan merumuskan hasil pengujian dan pengkajian sebab dan akibat atas objek dan penyebab kebakaran Sub Bidang Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Laboratorium.

h. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan Kepala Bidang sesuai ketentuan yang berlaku.

D. Jaringan Kegiatan

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian, pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas

(44)

akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penyelenggaraan pendidikan, pengadaan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mempu bersaing dilapangan pekerjaan nantinya.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan maupun instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran

(45)

terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, masyarakat dan mahasiswa serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar- seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat dan lain sebagainya.

Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan misalnya Natal, Paskah, Idul Fitri, dan lain-lain, sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai- nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup, serta selalu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja antara lain adalah sebagai berikut :

1. Program pelayanan administrasi perkantoran 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3. Program peningkatan disiplin aparatur

4. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur 5. Program peningkatan kenyamana dan keamanan lingkungan 6. Program pemeliharaan kantrantibmas

(46)

7. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan kemanan

8. Program peningkatan pembrantasan penyakit masyarakat (PEKAT)

(47)

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (SATPOL PP) KOTA PEMATANGIANTAR

A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Sistem

Menurut Mulyadi (2008:3), “Sistem merupakan suatu organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaaan perusahaan”.

Pengertian Kas

Dalam bahasa sehari-hari kas selalu diartikan sebagai uang tunai.

Namun dalam bahasa akuntansi istilah kas itu mengandung pengertian yang lebih luas yang menunjukkan uang dan alat pembayaran lainnya yang dapat dicairkan setiap saat, seperti cek atau money order yang secara normal dapat diterima menjadi alat pembayaran dan dapat disimpan di bank.

Menurut SAK ETAP 2009, “kas terdiri atas saldo kas di perusahaan (cash on hand) dan saldo rekening giro.Kas di perusahaan terdiri atas uang kertas dan uang logam.”

Menurut Suharli (2006 : 173), “Kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat

(48)

dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”

Keberadaan kas dalam entitas sangat penting karena tanpa kas, aktivitas operasi perusahaan tidak dapat berjalan.Entitas tidak dapat membayar gaji, memenuhi utang yang jatuh tempo dan kewajiban lainnya.Entitas harus menjaga jumlah kas agar sesuai dengan kebutuhannya. Jika jumlah kas kurang, maka kegiatan operasional akan terganggu. Terlalu banyak kas, menyebabkan entitas tidak dapat memanfaatkan kas tersebut untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi.

Kas termasuk instrumen keuangan dalam klasifikasi aset keuangan.Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan entitas. Kas terdiri atas uang kartal yang tersimpan dalam sebuah entitas, uang tersimpan dalam rekening bank dan setara kas. Kas secara umum digunakan sebagai alat pembayaran untuk aktivitas operasi persahaan tanpa suatu pembatasan.Ada kalanya kas dimilliki untuk tujuan tertentu sehingga tidak bebas digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Kas tersusun dari simpanan komersial dan rekening di bank atau di tempat lain serta pos-pos yang ada dalam perusahaan dipergunakan sebagai media tukar, atau yang dapat diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai yang tercantum didalamnya. Kas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan operasional perusahaan karena itu diperlukan suatu penggolongan yang lebih cermat dan lebih teliti.

(49)

Dengan kas yang dimiliki, perusahaan dapat membeli dagangan tersebut ke pelanggan, yang sebagian besar dilakukan secara kredit timbullah piutang usaha; piutang usaha ini lalu ditagih (dikonversi) menghasilkan kas; dan seterusnya dimana siklus akan berulang kembali.

Banyak sekali transaksi yang baik secara langsung ataupun tidak langsung memengaruhi penerimaan dan pembayaran kas.Untuk mengamankan kas dan menjamin keakuratan (ketepatan penyajian) atas catatan akuntansi kas, pengendalian iternal yang efektif atas kas mutlak diperlukan.

Dari pengertian kas di atas, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Yang termasuk golongan kas terdiri atas :

1. Uang Tunai (uang kertas dan uang logam) Uang tunai adalah seluruh alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh siapa saja sebagai alat pembayaran.

2. Dana yang Tersedia di Bank Maksud dari dana yang tersedia di bank adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil dan dikeluarkan untuk pembayaran.

3. Cek Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran dan cek tersebut setiap saat dapat dicairkan di bank.

4. Cek Perusahaan Cek perusahaan adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk mengeluarkan uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan itu sendiri untuk membayar kepada pihak lain.

(50)

5. Cek Dalam Perjalanan Cek dalam perjalanan adalah cek yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain tetapi belum di uangkan di bank.

6. Simpanan Uang di Bank-bank Luar Negeri Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikannya. Saldo simpanan ini dalam neraca dilaporkan dalam mata uang rupiah sebesar nilai kursnya.

7. Hal-hal Lain yang Dapat Disamakan Dengan Uang Terdiri dari surat-surat yang dapat diuangkan setiap saat di bank, dimana bank bersedia membayar seperti nominal yang tertera dalam surat tersebut.

b. Yang tidak termasuk golongan kas terdiri atas :

1. Cek mundur

2. Pembayaran-pembayaran yang dimuka 3. Surat berharga jangka pendek

4. Perangko dan materai 5. Deposito berjangka

6. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terkait seperti dana pensiun, pelunasan obligasi dan pembayaran deviden 7. Wesel tagih

Berdasarkan pengertian kas yang telah diuraikan diatas, maka pada Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) kas bersifat penting

(51)

melakukan transaksi terutama dalam pengeluaran dan pemasukan yang berhubungan dank kas. Dan pada SATPOL PP terdapat golongan kas seperti uang tunai, dana yang tersedia di bank, cek yang diterima dari pihak lain, cek perusahaan, dan cek dalam perjalanan. Dan pada SATPOL PP juga memiliki golongan yang tidak termasuk dalam kas seperti pembayaran-pembayaran yang di muka, perangko dan materai, serta kas yang di sisihkan untuk tujuan tertentu.

Pengertian Pengendalian Internal

Untuk menjaga kas agar tetap aman, maka perusahaan perlu membuat sistem pengendalian intern.Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, untuk mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Pengendalian intern tersebut menentukan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer.

Menurut COSO (2013 : 3), ”pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini”

(52)

1. Efektifitas dan efisiensi operasi 2. Keandalan pelaporan keuangan

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Terdapat lima komponen pengendalian internal, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 2. Penilaian Resiko (Risk Assessment)

3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) 5. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)

Menurut Mulyadi (2001:163) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Defenisi sistem pengendalian internal tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Menurut Mulyadi (2009 : 183), unsur pokok pengendalian internal adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi personel organisasi tentang pengendalian. Dan lingkungan pengendalian juga merupakan unsur yang merupakan landasan untuk semua unsur pengendalilan intern, yang membentuk disiplin dan struktur.

2. Penaksiran Resiko Penaksiran resiko biasanya digunakan dalam pelaksanaan pelaporan keuangan, yaitu penaksiran risiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan

(53)

untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum, dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

3. Informasi dan Komunikasi Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi.

4. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kegiatan dan prosedur ini dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas.

5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

Manajemen bertanggung jawab dalam pembentukan dan pembinaan sistem pengendalian intern.Untuk ini manajer perlu mengendalikannya secara terus menerus agar sistem pengendalian intern berjalan dengan semestinya.

Pengendalian Internal pada SATPOL PP sudah terlaksana dengan baik karena pada SATPOL PP telah memiliki metode yang baik dalam memantau proses keuangan yang seperti memilki dua bendahara yaitu bendahara bagian pemasukan dan bendahara bagian pengeluaran yang dibedakan sehingga lebih memudahkan untuk memantau setiap kegiatan yang telah berlangsung di bagian keuangan.

Pengendalian Internal Kas

Kas merupakan aset likuid yang mudah digunakan, banyak yang menginginkan sehingga mudah dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.Untuk itu entitas perlu merancang pengendalian

(54)

internal yang baik agar kas perusahaan aman dan terlindungi.Perlindungan terhadap kas dapat berupa fisik maupun perlindungan untuk menjaga agar kas tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak seharusnya.

Menurut Slamet (2013:5) kas merupakan aset yang menjadi permulaan siklus operasi perusahaan.Oleh karena itu, kas merupakan titik awal untuk sistem pengendalian akuntansi.

Kas memiliki tiga karakteristik yang menarik, yaitu (i) dapat ditukar sewaktu-waktu menjadi aset nonkas karena sifatnya sebagai alat pertukaran/pembayaran, (ii) mudah digelapkan karena bentuknya kecil dan mudah dipindahkan karena bobotnya ringan dan (iii) tidak ada identitas pemiliknya.

Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas misalnya sebagai berikut:

1. Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otorisasi dengan pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna dan pihak pembayar. Tingkat pemisahan tugas disesuaikandengan kebutuhan entitas. Pada entitas yang besar pemisahan tugas dilakukan dalam unit terpisah, namaun dalam entitas kecil pemisahan tugas tidak dapat dilakukan secara ideal. Utamanya, harus ada kroscek dan control dari pihak lain, sehingga penyalahgunaan wewenang dapat dihindari.

2. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau di ruang tertutup dengan akses terbatas.

3. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda

(55)

4. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain.

5. Penerimaan kas melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian pencatatan

6. Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah kecil

7. Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening.

Pada SATPOL PP telah berlangsung proses pengedalian internal kas yang cukup baik seperti pemisahan tugas yang berbeda pada bendahara, pengunaan lemari besi untuk menyimpan kas, pengunaan rekening yang berbeda dalam pengeluaran dan pemasukan, dan setiap pengeluaran dan pemasukan telah dilakukan melalui bank agar mudah proses pencatatannya.

B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Kas 1. Tujuan Pengendalian Internal Kas

Tujuan pengendalian internal kas menurut Mulyadi (2001:163) adalah:

a) Menjaga kekayaan organisasi

b) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c) Mendorong efisiensi

d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen 2. Fungsi Pengendalian Internal Kas

(56)

Baridwan (2005:13) mengatakan bahwa fungsi pengendalian internal (internal control) yaitu sebagai berikut:

a) Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi b) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi c) Memajukan efisiensi dan operasi

d) Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dulu.

Sebagaimana telah diketahui bahwa fungsi pengendalian internal (internalcontrol) sangat luas, baik administratif maupun akuntansi, tetapi bukan berarti tidak ada lagi peluang bagi orang-orang tertentu pada suatu organisasi untuk melakukan kecurangan atau penyelewengan serta kesalahan-kesalahan.Dengan adanya pengendalian internal (internal control), pelaksanaan kegiatan penyelewengan dan kecurangan-kecurangan serta kesalahan-kesalahan yang merugikan, namun demikian, semuanya tergantung pada kemampuan dan kesanggupan dari pelaksanaannya.

Pada bagian ini juga SATPOL PP telah melakukan tugas dan fungsi pengendalian internal kas karena setiap proses pengeluaran dan pemasukan di bagian keuangan telah dilakukan pemeriksaan yang baik untuk menjamin prosesnya lancer dan bersih serta tidak adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak tertentu.

(57)

C. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Kas

Menurut Mulyadi (2001:164), unsur pokok sistem pengendalian internal adalah:

1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab FungsionalSecara Tegas.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup Terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatandan Biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam organisasi.Oleh karena itu, penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di lainpihak, formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya yang tinggi.

Dengan demikian, sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.

3. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi SetiapUnit Organisasi.

(58)

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jka tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya.

Pada SATPOL PP untuk unsur-unsur pengendalian internal kas telah terlaksana dengan baik terbukti dengan ada nya pemisahan tugas bendahara dalam melakukan transaksi pengeluaran dan pemasukan.Pada system wewenang dan pencatatannya pun sudah bagus karena memiliki formulir untuk pengeluaran dan pemasukannya contohnya SPM.SATPOL juga telah melakukan praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang terwujud melalui pembagian tugas bendahara.

D. Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas

Melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus mengendalikan kas mulai dari diterimanya hingga disetor ke bank.Prosedur semacam ini disebut pengendalian preventif.Prosedur yang dirancang untukmendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas disebut pengendalian detektif. Dalam pengertian tertentu, pengendalian detektif juga bersifat preventif (mencegah) karena para karyawan akan berupaya menghindarkan pencurian atau penyalahgunaan bila mereka mengetahui bahwa hal semacam itu kemungkinan besar mereka akan tertangkap.

Menurut Hall (2011 : 180), Pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak manajemen yang

(59)

informasi pihak manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan dengan baik.Selain itu, pihak manajemen bertanggung jawab untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi keuangan yang andal secara tepat waktu.Sistem pengendalian internal yang memadai penting bagi pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini.

Berdasarkan hal tersebut maka Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) memerlukan adanya sistem pengendalian intern kas, karena kas merupakan komponen yang paling penting di dalam melaksanakan aktivitas usahanya.Disamping itu, kas juga merupakan aktiva yang paling mudah diselewengkan.

Dalam upaya mengusahakan adanya pengeluaran kas secara berhari-hari Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) melakukan pengendalian antara kas masuk dan kas keluar. Adapun pengendalian internal yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) terhadap penerimaan kas yaitu dengan cara:

1. Semua penerimaan kas yang berhubungan dengan penerimaan APBN dan APBD harus diterima oleh pemegang kas.

2. Setiap saldo uang kas harus diperiksa oleh pejabat yang berwenang.

3. Pada waktu tertentu harus membuat rekonsiliasi bank untuk membandingkan saldo yang ada di bank.

4. Hanya menyimpan sejumlah uang kas sehubungan dengan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

Program yang berupa “Konservasi dan Restorasi Naskah” dibuat sebagai upaya untuk membantu tugas perpustakaan Reksa pustaka Pura Mangkunegaran dalam pelestarian

Kedua, jarak dari jalan dan intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap sebaran jumlah individu tumbuhan asing invasif Clidemia hirta di Taman Hutan Raya Bung

Model yang dikembangkan adalah pengaruh perubahan harga bahan makanan antara lain perubahan harga beras, daging ayam, cabe rawit dan tanaman sayur sebagai

Konselor datang ke rumah konseli. Sampai di rumah EE, Konselor disambut dengan baik oleh Ibu EE dan kakak sepupu EE. Konselor kemudian membina hubungan baik dengan Ibu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh retail mix yang meliputi customer service , location , pricing , store design and display , merchandise assortments ,

LPM (2007) dalam Mesyuarat Pemantapan Dokumen Pentaksiran Kerja Kursus KHB 2007 menyatakan bahawa PBS adalah proses untuk mendapatkan maklumat diikuti dengan

Dari beberapa uraian diatas penulis ingin meneliti beberapa pertemuan antara pasangan Spanyol Carolina Marin dan Cina Li Xuerui dengan cara menganalisis

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih