BAB III. METODE PENELITIAN
D. Prosedur Pengembangan
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 407-408), metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sedangkan menurut Sanjaya (2013: 129-130), penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan. Produk pendidikan yang dihasilkan tidak terbatas pada bahan-bahan pembelajaran seperti buku teks, film pendidikan dan lain sebagainya, akan tetapi juga bisa berbentuk prosedur atau proses seperti metode mengajar atau metode mengorganisasi pembelajaran. Peneliti lebih memilih penelitianR&Ddaripada penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif mengarah pada pengujian teori tertentu sedangkan penelitian kualitatif lebih condong pada menemukan teori atau melihat permasalahan dari berbagai persepektif (Sugiyono, 2010: 16-23).
Proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan
dengan menggunakan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Setelah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan, peneliti membuat desain produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Desain produk yang telah dibuat tersebut harus divalidasi oleh pakar ataupun responden yang hendak menggunakan produk tersebut. Hasil dari validasi desain produk ini dijadikan landasan untuk membuat produk yang sebenarnya atau dapat disebut revisi desain produk. Selama tahap pengujian, peneliti harus menyempurnakan produk berdasarkan pengujian di lapangan. Tahapan pada penelitian ini hanya sampai pada pengujian produk secara terbatas. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya. (Sukmadinata, 2008: 164-165)
B. SettingPenelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta. Kedua kelas tersebut terdiri dari 25 siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif heterogen.
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah pengajaran remedial yang dikembangkan peneliti berupa perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dikembangkan menurut tahap-tahap pembelajaran teori Bruner. Perangkat
pembelajaran diujicobakan untuk meyakinkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat dilaksanakannya ujicoba produk. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Budya Wacana Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap.
4. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan April hingga Juni 2015.
C. Rancangan Penelitian
Model pengembangan pengajaran remedial yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari Sugiyono (2010: 409-427) yang terdiri dari sepuluh langkah. Langkah tersebut diantaranya (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal.
Gambar 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan (Sugiyono, 2010: 409) 1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini diawali dari potensi dan masalah. Potensi merupakan segala hal yang dapat mempunyai nilai tambah apabila keberadaannya didayagunakan atau diolah dengan baik. Masalah merupakan segala hal yang tidak sejalan dengan yang diharapkan dengan hal yang terjadi di lapangan. Potensi dapat diperoleh berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dari perorangan, sedangkan masalah akan diidentifikasi oleh peneliti dengan melakukan wawancara dan observasi.
2. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan langkah selanjutnya setelah potensi dan masalah diketahui yaitu pengumpulan data sebagai bahan perencanaan produktertentu yang diharapkan mampu mengatasi masalah yang ditemukan.
Revisi
Produk Uji coba Produk Revisi Desain Validasi Desain Potensi dan masalah Pengumpulan data Desain Produk Uji coba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal
3. Desain Produk
Desain produk merupakan alat yang diharapkan mampu menangani masalah. Desain produk dalam bidang pendidikan dapat berupa kurikulum, metode pembelajaran, buku ajar, media, perangkat pembelajaran, dan lain-lain. 4. Validasi Desain
Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan untuk mengetahui keefektifan produk tersebut. Produk yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh ahli. Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperbaiki kekurangan produk yang telah dibuat tersebut.
5. Revisi Desain
Setelah produk divalidasi akan diketahui kelemahan dan kelebihan produk tersebut. Kelemahan desain tersebut kemudian diperbaiki oleh peneliti agar produk menjadi bermutu.
6. Ujicoba Produk
Ujicoba dilakukan untuk mendapatkan informasi keefektifan metode mengajar baru dengan metode mengajar yang lama. Pengujian ini dilakukan pada sampel terbatas.
7. Revisi Produk
Revisi produk digunakan agar desain produk yang telah dibuat dapat teruji benar-benar baik untuk digunakan. Revisi akan terus dilakukan jika produk masih terjadi kelemahan dan kekurangan.
8. Ujicoba Pemakaian
Produk akan diterapkan dalam kondisi nyata di lapangan jika sudah direvisi. Ujicoba pemakaian tahap ini masih perlu mengamati kelemahan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan produk.
9. Revisi Produk
Revisi produk tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan dan pembuatan produk baru lagi. Jika masih ada kekurangan dan kelemahan pada desain produk, maka pada tahap ini adalah tahap yang terakhir untuk melakukan revisi.
10.Produksi Masal
Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk baru dinyatakan layak dan efektif. Pembuatan produk masal dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya.
Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan langkah-langkah pengembangan dari Sugiyono (2010: 409) kemudian dimodifikasi oleh peneliti sampai tahap revisi produk setelah implementasi. Penelitian yang digunakan oleh peneliti hanya sampai pada revisi produk sebelum produksi masal dikarenakan R&D merupakan penelitian multi year. Selain itu materi panjang garis singgung lingkaran hanya dapat diajarkan di semester genap pada tahun berikutnya.
D. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan pengajaran remedial yang dilakukan oleh peneliti memodifikasi prosedur menurut Sugiyono, tetapi langkah ini hanya sampai pada tahap revisi sebelum produksi masal. Adapun modifikasi yang dilakukan dengan menambah uji keterbacaan, revisi uji keterbacaan dalam tahap validasi desain dan pelaksanaan implementasi terbatas. Modifikasi dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan peneliti terhadap produk yang dikembangkan supaya layak untuk diujicobakan. Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi Peneliti melakukan langkah-langkah pengembangan pengajaran remedial sebagai berikut.
1. Potensi dan Masalah
Langkah awal pada penelitian adalah dengan mencari potensi dan masalah di SMP Budya Wacana Yogyakarta menggunakan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi. Observasi dilakukan di kelas VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta, sedangkan
Ujicoba Produk Revisi Desain Revisi Produk Potensi dan Masalah Pengumpula n Data Desain Produk Validasi Desain
wawancara dilakukan kepada guru matematika untuk menemukan dan memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran.
2. Pengumpulan Data
Setelah menemukan masalah, peneliti mencari berbagai sumber dan menghubungkannya dengan masalah yang ditemukan. Kegiatan ini membantu peneliti untuk mengetahui kebutuhan siswa sehingga dapat menjadi solusi dalam mendesain produk untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Desain Produk
Desain produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Soal Ulangan Harian. Perangkat pembelajaran ini dikembangkan dengan menerapkan teori Bruner pada materi garis singgung lingkaran.
4. Validasi Desain
Produk yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh 1 dosen ahli dan 1 guru. Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperoleh kritik dan saran terhadap produk yang telah dibuat agar produk menjadi layak untuk diimplementasikan.
5. Revisi Desain
Produk yang telah divalidasi akan diketahui kelemahan dari produk yang didesain. Peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki produk yang diketahui kekurangannya. Peneliti melaksanakan uji keterbacaan siswa untuk soal ulangan harian. Tujuannya untuk mengetahui apakah soal ulangan tersebut sudah valid atau belum. Soal ulangan yang tidak valid harus direvisi kembali
sehingga layak untuk diimplementasikan. Uji validitas ini dilaksanakan di SMP Kanisius Gayam.
6. Uji coba Produk
Perangkat pembelajaran yang telah direvisi kemudian diujicobakan di SMP Budya Wacana Yogyakarta. Uji coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
7. Revisi Produk
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah revisi setelah uji coba produk. Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan terhadap uji coba produk di kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta apabila masih terdapat kekurangan dalam perangkat pembelajaran.