• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan program remedial dengan penerapan teori belajar bruner materi garis singgung lingkaran kelas VIII A dan VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan program remedial dengan penerapan teori belajar bruner materi garis singgung lingkaran kelas VIII A dan VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta."

Copied!
284
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Yuliani, Renata Sri. (2015). Pengembangan Program Remedial Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII A dan VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R & D). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran untuk program remedial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran untuk program remedial pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan teori belajar Bruner pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta, untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas produk yang dikembangkan sesuai dengan teori Bruner materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta, untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi perangkat pembelajaran untuk program remedial pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan teori belajar Bruner pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta, untuk mendeskripsikan bagaimana dampak pengembangan perangkat pembelajaran untuk pengajaran remedial dengan teori belajar Bruner terhadap peningkatan prestasi siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan dari Sugiyono yang telah dimodifikasi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara guru, observasi pembelajaran di kelas, penyebaran angket, dokumentasi, dan tes harian.

Perangkat pembelajaran untuk program remedial dikembangkan dengan langkah-langkah berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi desain. Kualitas produk yang dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan soal ulangan menunjukkan kriteria sangat baik dengan skor 3,63. Selain itu juga dapat dilihat dari hasil angket respon siswa yang menunjukkan kriteria sangat baik (3,24). Implementasi perangkat pembelajaran untuk pembelajaran remedial menunjukkan keterlaksanaanya dalam pembelajaran sebesar 82,5%, sedangkan keterlaksanaan dalam pembelajaran sebelum menggunakan teori Bruner sebesar 62,5%. Hasil dari penelitian menunjukkan sebanyak 17 siswa yang mengikuti tes remedial dikatakan tuntas 100% dengan nilai di atas KKM, sedangkan sebanyak 33 siswa dikatakan tuntas 66% dari 50 siswa yang mengikuti ulangan harian.

(2)

ABSTRACT

Yuliani, Renata Sri. (2015). The Development Of Remedial Program By Applying

Bruner’s Learning Theory Of Tangent For Class of VIII A and VIII B Of Budya Wacana Junior High School. A Thesis.Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Sains Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

The research was a research and development type. The product which was developed in this research was a learning equipment for remedial program. The purpose of this research was to describe how to develop the learning equipment for remedial program on the subject of long winding belt at leasttwo circular on convolutions and the triangle’s inner andoutercircle subject by applying Bruner’s theory for the studentsof eight grade BudyaWacana Yogyakarta Junior High School, to describe how the quality of product which was developed fitted Bruner’s theory about the subject of long winding belt at leasttwocircularconvolutionsandthe triangle’s inner andoutercircle subject by applying Bruner’s theory for the studentsof eight grade BudyaWacana Yogyakarta Junior High School, to describe how the implementation of the learning equipment for the remedial program on the subject of long winding belt at leasttwocircularconvolutionsandthe triangle’s inner andoutercircle subject by applying Bruner’s theory for the studentsof eight grade BudyaWacana Yogyakarta Junior High School, and to describe how was the impact of learning equipment development for remedial teaching by using Bruner’s theory toward the progress of students’achievement.

The method used in this research was method of research and development (R & D) by Sugiyono which had been modified. The techniques of the data collection were in form of teacher interview, learning observation in class, questionnaires, documentation, and daily test.

The learning equipment for remedial program was developed in these steps: (1) Potential and Problem, (2) Data collection, (3) Product Design, (4) Design Validation, (5) Design revision, (6) Implementation, (7) Design Revision. The quality of product which was developed in form of syllabi, learning plan, student worksheets and the test showed very good criteria scored 3.63. Besides it could be seen from the results of students’ questionnaires which showed a very good criteria (3.24). The implementation of the learning equipment for remedial program showed its application in leraning as 82.5%, meanwhile the application of the learning before applying Bruner’s theory was 62.5%. The result of this research showed that there are 17 students who did the remedial test are stated to be completed 100% with their scores above Minimum Mastery Criteria, meanwhile there are 33 students are stated to be completed 66%from50 students who did the daily test.

(3)

PENGEMBANGAN PROGRAM REMEDIAL DENGAN

PENERAPAN TEORI BELAJAR BRUNER MATERI GARIS

SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII A DAN VIII B SMP

BUDYA WACANA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Renata Sri Yuliani NIM : 111414041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGEMBANGAN PROGRAM REMEDIAL DENGAN

PENERAPAN TEORI BELAJAR BRUNER MATERI GARIS

SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII A DAN VIII B SMP

BUDYA WACANA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Renata Sri Yuliani NIM : 111414041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Life has taught me there is always a choice

Karya ini saya persembahkan

untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan

Bunda Maria

2 . Kedua orangtuaku:

Antonius Ngaliman dan

Almarhumah Emilia Emy

3. Mas dan mbakku:

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

Yuliani, Renata Sri. (2015). Pengembangan Program Remedial Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII A dan VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R & D). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran untuk program remedial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran untuk program remedial pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan teori belajar Bruner pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta, untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas produk yang dikembangkan sesuai dengan teori Bruner materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta, untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi perangkat pembelajaran untuk program remedial pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan teori belajar Bruner pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta, untuk mendeskripsikan bagaimana dampak pengembangan perangkat pembelajaran untuk pengajaran remedial dengan teori belajar Bruner terhadap peningkatan prestasi siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan dari Sugiyono yang telah dimodifikasi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara guru, observasi pembelajaran di kelas, penyebaran angket, dokumentasi, dan tes harian.

(11)

viii ABSTRACT

Yuliani, Renata Sri. (2015). The Development Of Remedial Program By Applying Bruner’s Learning Theory Of Tangent For Class of VIII A and VIII B Of Budya Wacana Junior High School. A Thesis.Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Sains Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

The research was a research and development type. The product which was developed in this research was a learning equipment for remedial program. The purpose of this research was to describe how to develop the learning equipment for remedial program on the subject of long winding belt at leasttwo circular on convolutions and the triangle’s inner andoutercircle subject by applying Bruner’s theory for the studentsof eight grade BudyaWacana Yogyakarta Junior High School, to describe how the quality of product which was developed fitted Bruner’s theory about the subject of long winding belt at leasttwocircularconvolutionsandthe triangle’s inner andoutercircle subject by applying Bruner’s theory for the studentsof eight grade BudyaWacana Yogyakarta Junior High School, to describe how the implementation of the learning equipment for the remedial program on the subject of long winding belt at leasttwocircularconvolutionsandthe triangle’s inner andoutercircle subject by applying Bruner’s theory for the studentsof eight grade BudyaWacana Yogyakarta Junior High School, and to describe how was the impact of learning equipment development for remedial teaching by using Bruner’s theory toward the progress of students’achievement.

The method used in this research was method of research and development (R & D) by Sugiyono which had been modified. The techniques of the data collection were in form of teacher interview, learning observation in class, questionnaires, documentation, and daily test.

The learning equipment for remedial program was developed in these steps: (1) Potential and Problem, (2) Data collection, (3) Product Design, (4) Design Validation, (5) Design revision, (6) Implementation, (7) Design Revision. The quality of product which was developed in form of syllabi, learning plan, student worksheets and the test showed very good criteria scored 3.63. Besides it could be seen from the results of students’ questionnaires which showed a very good criteria (3.24). The implementation of the learning equipment for remedial program showed its application in leraning as 82.5%, meanwhile the application of the learning before applying Bruner’s theory was 62.5%. The result of this research showed that there are 17 students who did the remedial test are stated to be completed 100% with their scores above Minimum Mastery Criteria, meanwhile there are 33 students are stated to be completed 66%from50 students who did the daily test.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kekuatan dan penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Program Remedial Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII A dan VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian ini berupa bimbingan dan dorongan kepada peneliti dengan segenap pikiran, waktu, dan tenaga. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik, saran, semangat, dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen validator yang telah membantu dalam proses validasi perangkat pembelajaran dan wawancara.

6. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada peneliti.

(13)
(14)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi

(15)

xii

4. Lingkaran Dalam dan Lingkaran Luar Segitiga ... 25

5. Teori Bruner ... 34

B. Penelitian yang Relevan ... 37

1. Penelitian Tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 37

2. Penelitian Tentang Pengajaran Remedial ... 38

3. Penelitian Tentang Pembelajaran Menurut Teori Bruner ... 40

4. Diagram Penelitian yang Relevan ... 42

C. Kerangka Berpikir... 43

BAB III. METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian... 45

B. Setting Penelitian... 46

C. Rancangan Penelitian... 47

D. Prosedur Pengembangan ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data... 53

F. Instrumen Penelitian ... 56

G. Teknik Analisis Data... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

B. Pembahasan ... 85

C. Keterbatasan Penelitian ... 102

BAB V PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 107

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Format Silabus Kurikulum 2006 ... 10

Tabel 1.2 Format RPP Kurikulum 2006 ... 13

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 57

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Wawancara ... 59

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Validasi Produk ... 60

Tabel 3.4 Keterangan Valid Uji Keterbacaan ... 61

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ... 62

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Ulangan Harian dan Ulangan Remedial ... 63

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan ... 65

Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Oleh Para Ahli ... 74

Tabel 4.2 Revisi Desain Setelah Validasi ... 75

Tabel 4.3 Revisi Produk Setelah Uji Coba ... 85

Tabel 4.4 Aktivitas Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial ... 96

Tabel 4.5 Analisis Hasil Ulangan Harian Kelas VIII A ... 97

Tabel 4.6 Analisis Hasil Ulangan Harian Kelas VIII B ... 98

Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Remedial ... 100

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tiga Buah Pipa Air Berbentuk Lingkaran ... 23

Gambar 2.2 Tiga Buah Pipa Air Berbentuk Lingkaran ... 24

Gambar 2.3 Lingkaran Luar Segitiga ... 26

Gambar 2.4 Langkah (1) ... 27

Gambar 2.5 Langkah (2) ... 27

Gambar 2.6 Langkah (3) ... 28

Gambar 2.7 Langkah (4) ... 28

Gambar 2.8 Lingkaran Luar Segitiga Yang Berjari-jari r dan Berpusat di Titik P ... 29

Gambar 2.9 Lingkaran Dalam Segitiga ... 30

Gambar 2.10 Langkah (1) ... 31

Gambar 2.11 Langkah (2) ... 31

Gambar 2.12 Langkah (3) ... 32

Gambar 2.13 Langkah (4) ... 32

Gambar 2.14 Lingkaran Dalam Segitiga Yang Berjari-jari r dan Berpusat di Titik P ... 33

Gambar 2.15 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 42

Gambar 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan ... 48

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Olah Data Hasil Observasi ... 111

Lampiran 2. Olah Data Hasil Wawancara... 113

Lampiran 3. Olah Data Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 114

Lampiran 4. Olah Data Hasil Angket Respon Siswa ... 117

Lampiran 5. Hasil Validasi Lembar Wawancara... 118

Lampiran 6. Hasil Validasi Lembar Observasi ... 127

Lampiran 7. Hasil Validasi Soal Ulangan ... 137

Lampiran 13. Kisi-kisi Ulangan Harian dan Ulangan Remedial ... 183

Lampiran 14. Soal Ulangan Harian ... 188

Lampiran 20. Hasil Wawancara Setelah Uji Coba Produk ... 215

Lampiran 21. Hasil Observasi Uji Coba Produk ... 217

Lampiran 27. Surat Izin Dinas Perizinan Kota Yogyakarta ... 265

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha individu yang bersangkutan (Karyanto, 2011: 66). Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti bahan yang dipelajari, instrumen, lingkungan, dan kondisi individu siswa (Sugiyanto, 2012: 114). Misalnya saja, bagaimana kemampuan dan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar matematika, bagaimana sikap dan minat siswa terhadap matematika. Di samping itu juga bagaimana kondisi siswa, misalnya kondisi fisiologisnya. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan lebih baik belajarnya dari pada orang yang dalam keadaan lelah. Kondisi psikologisnya, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, dan sebagainya juga berpengaruh terhadap kelancaran belajarnya, sedangkan mengajar pada hakikatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya sendiri, dan cara-cara belajar.

(20)

mengajar berakhir, masih saja ada siswa yang tidak menguasai materi pelajaran dengan baik sebagaimana tercermin dalam nilai atau hasil belajar yang menunjukkan lebih rendah dari siswa lainnya.

Terjadinya penurunan prestasi akademik merupakan salah satu indikator terjadinya kesulitan belajar. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat tercermin dari ketidaktuntasan siswa dalam memahami materi yang dipelajarinya. Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar yang rendah (Suwarto, 2013: 87). Kesulitan pada mata pelajaran matematika disebabkan oleh ketidakmampuan siswa memahami atau mengingat konsep-konsep dasar matematika yang pernah dipelajari sebelumnya (Maisura, 2014: 1). Jika suatu materi yang dipelajari siswa memerlukan penguasaan materi lain sebagai prasyarat, maka siswa harus menguasai materi sebagai prasyarat tersebut sebelum siswa melanjutkan ke materi yang berikutnya. Mempelajari suatu materi yang memerlukan penguasaan materi sebagai prasyarat akan menunjukkan terdapat suatu rangkaian prestasi belajar yang tersusun secara hierarkis.

(21)

dari 65% dari tujuan yang ditetapkan maka siswa tersebut mengalami kesulitan belajar dan diberikan pembelajaran remedial. Pemberian pembelajaran remedial merupakan sebuah alternatif pemecah masalah kesulitan belajar siswa. Pembelajaran remedial merupakan pelayanan sekolah yang berupa bantuan perlakuan khusus (special treatment) terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar (Mulyasa, 2003: 99). Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari hasil evaluasi belajar bagi siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam proses belajar. Guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa sebelum melaksanakan pembelajaran remedial. Identifikasi diperlukan untuk mengetahui jenis kesulitan yang dialami, penyebab, dan juga letak kesulitan belajar siswa. Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan dapat diketahui cara penanganan, metode atau teori pembelajaran yang harus diterapkan, serta alat (instrumen atau media) yang akan digunakan.

(22)

seringkali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal garis singgung lingkaran ataupun soal aplikasi pada materi garis singgung lingkaran. Kesulitan ini tidak hanya dialami para siswa namun juga guru dalam mengajarkan materi tersebut. Materi garis singgung lingkaranpada kurikulum 2006 Matematika SMP termuat dalam Kompetensi Dasar (KD) 4.4. Setiap KD harus dianalisis sehingga dapat diturunkan menjadi beberapa indikator.

(23)

lingkaran perlu perhatian yang lebih. Hal ini disebabkan karena pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tidak terlihat aktivitas siswa dalam memecahkan permasalahan, serta guru tidak memberi kesempatan siswa untuk mencoba mengerjakan latihan soal di papan tulis. Media yang digunakan oleh guru adalahpower point tanpa ada alat peraga yang dapat memudahkan siswa dalam belajar. Alat peraga dapat membuat siswa menjadi lebih aktif untuk mencoba menemukan dan menyelesaikan masalah dari soal yang diberikan dengan mengotak-atik alat peraga yang ada. Seorang guru harus dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, baik dalam bentuk diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, maupun menjelaskan jawaban yang siswa berikan. Fakta lain yang ditemui dalam observasi ini yaitu selama proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah, serta tidak tersedia perangkat pembelajaran berbasis teori Bruner. Pembelajaran menggunakan teori Bruner ini bertujuan untuk membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk belajar terus sampai menemukan jawaban-jawaban, berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

(24)

belajar siswa, untuk ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 73% dan pada siklus II sebesar 95%. Berdasarkan hasil tersebut, penerapan teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran simetri lipat di kelas IV SDN 02 Makmur Jaya.

Pembelajaran matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional kurang menarik minat dan perhatian siswa, sehingga sebagian besar siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit. Akibat kurangnya minat dan perhatian siswa pada pembelajaran matematika, membuat prestasi belajar siswa kurang memuaskan. Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengembangan Program Remedial Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII A dan VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan pengembangan perangkat pembelajaran untuk pengajaran remedial dengan menggunakan teori Bruner pada siswa SMP Budya Wacana Yogyakarta kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015. Pengembangan program remedial ini berbentuk rancangan pembelajaran selama proses pengajaran remedial. Pengembangan yang dilakukan adalah pada Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Soal Ulangan Remedial sesuai dengan teori belajar Bruner. Pengembangan ini diharapkan mampu membuat siswa belajar melalui tahap-tahap pembelajaran Bruner.

(25)

guru untuk menanamkan konsep yang benar kepada siswa sehingga tidak terjadi kesalahan yang menghambat pemberian materi selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran untuk program remedial pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan teori belajar Bruner pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta?

2. Bagaimana kualitas produk yang dikembangkan sesuai dengan teori Bruner materi panjang sabuk lilitan minimal serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta?

3. Bagaimana implementasi perangkat pembelajaran untuk program remedial pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan teori belajar Bruner pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta?

4. Bagaimana dampak pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan tingkat ketuntasan belajar siswa?

C. Batasan Masalah

(26)

dengan materi garis singgung lingkaran khususnya panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga.

Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta. Perangkat pembelajaran dikembangkan dengan mengakomodasi teori Bruner pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu silabus, RPP, LKS, dan soal ulangan remedial.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran untuk program remedial pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan teori belajar Bruner pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas produk yang dikembangkan sesuai dengan teori Bruner materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga pada siswa kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta.

(27)

4. Untuk mendeskripsikan bagaimana dampak pengembangan perangkat pembelajaran untuk pengajaran remedial dengan teori belajar Bruner terhadap peningkatan prestasi siswa.

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa

Siswa mendapat pengalaman dalam belajar materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga menggunakan teori Bruner.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah mengatasi masalah belajar siswa dan cara meremediasi siswa dengan menggunakan berbagai metode atau teori belajar.

3. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman berharga dalam usaha mengembangkan produk berdasarkan teori Bruner pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga.

F. Spesifikasi Produk

(28)

1. Silabus

(29)

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat dan/atau semester. Standar kompetensi terdiri dari sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dijabarkan dari standar kompetensi. Kompetensi dasar dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.

c. Materi Ajar

Materi ajar merupakan materi pelajaran yang harus dipelajari dan dibangun oleh siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar.

d. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada bagian ini menggunakan tahap-tahap pembelajaran menurut teori Bruner. Kegiatan pembelajaran pada silabus ini menguraikan langkah-langlah inti dalam pembelajaran pada setiap pertemuan.

e. Indikator

(30)

f. Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, penilaian ini juga diperoleh dari soal evaluasi pada setiap akhir pembelajaran dalam setiap pertemuan untuk mendapatkan komponen penilaian pengetahuan siswa. g. Alokasi Waktu

Alokasi waktu ini diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Alokasi waktu pada setiap KD didasarkan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan kepentingan KD, dan memperhatikan keberagaman.

h. Sumber/ Bahan/ Alat

Sumber belajar pada silabus ini mencakup rujukan, objek, dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar ini berupa perangkat komputer, alat peraga, video, dan lingkungan alam serta sosial. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(31)

Tabel 1.2 Format RPP Kurikulum 2006

F. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran

2. Kegiatan Inti (Teori Bruner)

a. Eksplorasi (Tahap Enaktif, Tahap Ikonik, dan Tahap Simbolik) b. Elaborasi

(32)

a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang terdapat pada RPP ini merupakan tolak ukur untuk memperoleh sesuatu yang akan dicapai selama proses pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Metode dan Model Pembelajaran

Merupakan cara maupun strategi yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Bruner. Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi.

c. Langkah-langkah Pembelajaran 1) Pendahuluan

Kegiatan awal (pendahuluan) berisi penyiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan cakupan materi.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berisi proses pembelajaran atau pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan inti ini berupa eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan inti ini menggunakan tahap-tahap pembelajaran menurut teori Bruner.

3) Kegiatan Akhir

(33)

hasil pembelajaran, menyampaikan pesan moral, merencanakan kegiatan tindak lanjut, dan menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.

d. Alat/ Media Pembelajaran dan Sumber Pembelajaran

Merupakan komponen pendukung dalam pembelajaran supaya memudahkan siswa dalam mempelajari materi.

e. Penilaian

Penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan untuk memperbaiki proses pembelajaran. penilaian dilakukan secara konsisten dan terprogram menggunakan tes dan non tes yang relevan, misalnya berbentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek, produk, portofolio, dan penilaian diri.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(34)

4. Soal Ulangan Remedial

Soal ulangan remedial yang disusun berupa 15 soal pilihan ganda dengan jumlah 15 dan soal uraian dengan jumlah 1, yaitu mengenai melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga. Soal ulangan remedial ini disusun sesuai dengan indikator pada kompetensi dasar yang mengakomodasi teori Bruner. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memperbaiki kesalahannya pada saat mengerjakan tes remedial.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman pada penelitian ini. definisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajar sehingga mencapai standar minimal ketuntasan yang ditetapkan.

2. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah serangkaian perlengkapan yang telah disusun sedemikian rupa untuk menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

3. Panjang Sabuk Lilitan Minimal

(35)

4. Lingkaran Dalam dan Lingkaran Luar Segitiga

a. Lingkaran dalam suatu segitiga adalah lingkaran yang berada di dalam segitiga dan menyinggung semua sisi segitiga tersebut.

b. Lingkaran luar suatu segitiga adalah suatu lingkaran yang melalui semua titik sudut segitiga dan berpusat di titik potong ketiga garis sumbu sisi-sisi segitiga.

5. Teori Bruner

(36)

18 BAB II

LANDASAN TEORI

BAB II ini diuraikan kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

1. Pengajaran Remedial

Majid (2014: 233) mengatakan bahwa pengajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi siswa yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual siswa.

Menurut Martini (2013: 61), pengajaran remedial adalah salah satu bentuk pengajaran yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran remedial dititikberatkan pada pengajaran yang bersifat individual

(37)

dengan sifat belajar yang lebih khusus menggunakan pendekatan individual (Maisura, 2014: 4). Remedial teaching matematika harus didasarkan pada prinsip dan aktivitas pengajaran matematika, yaitu: (1) menyiapkan siswa untuk belajar matematika, (2) pembelajaran dari konkrit ke abstrak, (3) memberi kesempatan untuk berlatih dan mengulang, (4) memberi kesempatan generalisasi ke situasi baru, (5) menyadari kekuatan dan kelemahan siswa, (6) membangun pondasi siswa yang kokoh tentang konsep dan keterampilan matematika, (7) menyajikan matematika yang seimbang antara konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah.

Jadi, menurut peneliti pengertian pengajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajar sehingga mencapai standar minimal ketuntasan yang ditetapkan.

2. Perangkat Pembelajaran

(38)

Jadi perangkat pembelajaran adalah serangkaian perlengkapan yang telah disusun sedemikian rupa untuk menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal ulangan remedial. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing perangkat pembelajaran.

1) Silabus

Trianto (2010: 200) menyatakan bahwa Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian. Mulyasa (2010: 190) menyatakan bahwa Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Adapun menurut Arifin (2011: 193) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

(39)

tema tertentu yang disusun berdasarkan komponen-komponen tertentu untuk memperoleh tujuan yang akan dicapai.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Trianto (2010: 214) adalah rencana pelaksanaan pembelajaran berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar, indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Adapun Mulyasa (2010: 213) pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang dilakukan dalam pembelajaran. Berbeda dengan Sanjaya (2008: 59) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.

(40)

3) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Trianto (2010: 222) berpendapat bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecah masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Majid (2008: 176) berpendapat bahwa lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran yang harus dikerjakan oleh siswa. Kegiatan ini dapat mengukur tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas maka Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan yang diberikan pada siswa yang berisi kegiatan siswa dalam memecahkan masalah sesuai dengan indikator pembelajaran yang akan dicapai.

4) Soal Ulangan Remedial

Suwarto (2013: 214) mengemukakan bahwa soal ulangan remedial diberikan kepada siswa yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah siswa telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Trianto (2010: 235) mengatakan bahwa soal ulangan remedial digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial.

(41)

remedial dan hasil yang diperoleh digunakan untuk mengetahui apakah siswa mengalami peningkatan.

3. Panjang Sabuk Lilitan Minimal Dua Lingkaran

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai seorang tukang bangunan mengikat beberapa pipa air untuk memudahkan mengangkat. Mungkin juga beberapa tong minyak kosong dikumpulkan menjadi satu untuk diisi kembali. Kali ini kalian akan mempelajari cara menghitung panjang tali minimal yang dibutuhkan untuk mengikat barang-barang tersebut agar memudahkan pekerjaan.

Gambar 2.1 Tiga buah pipa air berbentuk lingkaran

(42)

Terpikirkah olehmu cara menghitung dua lingkaran yang diperlukan untuk mengikat ketiga pipa tersebut? Permasalahan tersebut dapat kamu ilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 2.2 Tiga buah pipa air berbentuk lingkaran

Hubungkan titik pusat ketiga lingkaran dan titik pusat dengan tali yang melingkarinya, seperti pada Gambar 2.2, sehingga diperoleh panjang DE = FG = HI = AB = AC = BC = 2 x jari-jari = 14 cm.

Segitiga ABC sama sisi, sehingga

∠ = ∠ = ∠ = 60°

∠ = ∠ = 90° ( − )

∠ = ∠ = ∠ = 360°−( 60° + 90° + 90°) = 120°

Ingat kembali materi pada bab sebelumnya mengenai lingkaran, bahwa

panjang busur lingkaran =

° × , sehingga

diperoleh:

Panjang = Panjang =Panjang

= °

(43)

= × 44

= cm

Panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran

= DE+ FG + HI + Panjang = Panjang =Panjang = (3 × panjang DE) + (3 × Panjang )

= ( 3 × 14) + 3 ×

= 42 + 44 = 86 cm

Panjang sabuk lilitan minimal adalah jarak terpendek untuk menghitung panjang tali minimal yang dibutuhkan untuk mengikat barang-barang seperti pipa air atau tong minyak agar memudahkan pekerjaan.

4. Lingkaran Dalam Dan Lingkaran Luar Segitiga a. Lingkaran Luar Segitiga

1) Pengertian Lingkaran Luar Segitiga

Lingkaran luar suatu segitiga adalah suatu lingkaran yang melalui semua titik sudut segitiga dan berpusat di titik potong ketiga garis sumbu sisi-sisi segitiga. Gambar di bawah menunjukkan lingkaran luar ∆ dengan pusat . = = adalah jari-jari lingkaran dan =

(44)

Gambar 2.3 Lingkaran luar segitiga

2) Melukis Lingkaran Luar Segitiga

Langkah-langkah melukis lingkaran luar segitiga adalah sebagai berikut. Telah disebutkan sebelumnya bahwa titik pusat lingkaran luar suatu segitiga adalah titik potong ketiga garis sumbu sisi-sisinya. Oleh karena itu, untuk dapat melukis lingkaran luar segitiga, kamu harus melukis dulu garis sumbu ketiga sisi segitiga tersebut.

Langkah-langkah melukis lingkaran luar segitiga adalah sebagai berikut. 1. Lukislah sebuah segitiga sebarang, misalnya ∆ . Kemudian,

(45)

Gambar 2.4 Langkah (1)

2. Lukislah garis sumbu sehingga memotong garis sumbu di titik .

(46)

3. Hubungkan dan .

Gambar 2.6 Langkah (3)

4. Lukislah lingkaran dengan jari-jari dan berpusat di . Lingkaran tersebut merupakan lingkaran luar ∆ .

(47)

3) Menghitung Jari-jari Lingkaran Luar Segitiga Perhatikan gambar berikut.

Gambar 2.8 Lingkaran luar segitiga berjari-jari r dan berpusat di titik P.

Jari-jari lingkaran luar suatu segitiga dapat kamu tentukan dengan rumus berikut.

Keterangan:

= jari-jari lingkaran dalam suatu segitiga = luas segitiga

= keliling segitiga

= 4

= ( − ) ( − ) ( − )

= 1

2( + + )

(48)

= panjang sisi BC = panjang sisi AC = panjang sisi AB

b. Lingkaran Dalam Segitiga

1) Pengertian Lingkaran Dalam Segitiga

Lingkaran dalam suatu segitiga adalah lingkaran yang berada di dalam segitiga dan menyinggung semua sisi segitiga tersebut. Titik pusat lingkaran merupakan titik potong ketiga garis bagi sudut segitiga. Gambar berikut menunjukkan lingkaran dalam ∆ dengan pusat . Diketahui

= = adalah jari-jari lingkaran. Adapun , , dan adalah garis bagi sudut segitiga.

(49)

2) Melukis Lingkaran Dalam Segitiga

Jika titik pusat lingkaran dalam segitiga adalah titik potong ketiga garis bagi sudut segitiga tersebut maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan titik pusatnya.

Langkah-langkah melukis lingkaran dalam segitiga adalah sebagai berikut. 1. Lukislah sebuah segitiga sebarang, misalkan ∆ . Kemudian,

lukislah garis bagi sudut P.

Gambar 2.10 Langkah (1)

2. Lukislah garis bagi sudut Q sehingga memotong garis bagi sudut P di titik O.

(50)

3. Jari-jari diperoleh dengan cara menarik garis tegak lurus dari titik O ke salah satu sisi segitiga. Misalnya OA, tegak lurus PQ.

Gambar 2.12 Langkah (3)

4. Lukislah lingkaran dengan jari-jari OA dan berpusat di titik O. Lingkaran tersebut merupakan lingkaran dalam ∆ .

(51)

3) Menghitung Jari-jari Lingkaran Dalam Segitiga Perhatikan gambar berikut

Gambar 2.14 Lingkaran dalam segitiga yang berjari-jari r dan berpusat di titik P.

Jari-jari lingkaran dalam suatu segitiga dapat ditentukan dengan rumus berikut.

Keterangan:

= jari-jari lingkaran dalam suatu segitiga = luas segitiga

= keliling segitiga

= panjang sisi BC = panjang sisi AC

=

= 1

2( + + )

(52)

= panjang sisi AB

5. Teori Bruner

Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi belajar kognitif. Pendekatannya tentang psikologi adalah eklektik. Konseling eklektik adalah pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode, teori, atau doktrin, yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat (Latipun, 2006: 164). Penelitiannya yang demikian banyak itu meliputi persepsi manusia, motivasi, belajar, dan berpikir dalam mempelajari manusia sebagai pemroses, pemikir, dan pencipta informasi. Menurut Bruner inti dari belajar adalah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara aktif. Oleh karena itu, Bruner memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang diskrit itu untuk mencapai pemahaman yang memberikan kemampuan padanya.

(53)

demikian, siswa dalam belajar harus terlibat aktif mentalnya. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingat siswa. Lanjut menurut Bruner (Aisyah, 2007: 6) menyatakan untuk menjamin keberhasilan belajar, guru hendaknya jangan menggunakan penyajian yang tidak sesuai dengan tingkat kognitif siswa. Bruner menjelaskan bahwa pengetahuan itu dapat diinternalisasikan dalam pikiran.

Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa siswa harus berperan aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan (discovery learning), siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses penemuan personal (personal discovery) oleh setiap siswa. Inilah tema pokok teori Bruner.

Guru harus memberikan keleluasan kepada siswa untuk menjadi pemecah masalah (problem solver). Biarkan siswa menemukan arti hidup bagi dirinya sendiri dan memungkinkan mereka mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa mereka sendiri. Siswa didorong dan disemangati untuk belajar sendiri melalui kegiatan dan pengalaman.

(54)

a. Enaktif

Dalam tahap ini siswa secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek.

b. Ikonik

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Siswa tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif.

c. Simbolik

Dalam tahap ini siswa memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Siswa tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil.

(55)

menjadi menguasai cara-cara menemukan. Ini berarti siswa akan lebih mudah mengingat struktur-struktur atau rumus-rumus yang telah ditemukan. Dengan demikian faktor memori mendapat perhatian sepenuhnya dalam proses belajar.

Menurut peneliti, teori Bruner adalah teori yang menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan. Selama proses pembelajaran siswa melewati 3 tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran

(56)

dapat memberikan pemahaman siswa dalam tahap berpikir geometri. Desain pembelajaran menggunakan fase-fase pembelajaran van Hiele (informasi, orientasi langsung, penjelasan, orientasi bebas dan intregrasi) juga mendukung suasana pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif meskipun tidak terlihat secara maksimal.

Penelitian kedua dilakukan oleh Budi Astuti tahun 2015 dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Volume Kubus dan Balok Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, bahan ajar, dan penilaian. Kualitas produk yang dihasilkan sangat baik, hasil validasi oleh ahli dengan skor 3,44.

Kedua penelitian di atas digunakan peneliti untuk menambah referensi tentang penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika. Pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa silabus, RPP, LKS, dan soal ulangan remedial. Pengembangan perangkat pembelajaran tersebut juga memperhatikan kualitas produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan kedua penelitian tersebut maka masih relevan dengan penelitian pengembangan ini.

2. Penelitian tentang Pengajaran Remedial

(57)

Dwike Puji Rahayu Yehana Mekel tahun 2013 dengan judul “Remediasi Kesalahan Siswa Tentang Bangun Ruang Kubus dan Balok Dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan remediasi dengan menggunakan metode tutor sebaya agar dapat memperbaiki kesalahan siswa tentang bangun ruang kubus dan balok kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun ajaran 2012/2013. Analisis hasil remediasi berdasarkan dari jawaban pertanyaan siswa pada pre tes, interaksi siswa yang terjadi pada saat remediasi dan dari soal latihan secara bertahap sampai tidak ditemukan lagi kesalahan yang diremediasi. Hasil penelitian ini diperoleh temuan sebagai berikut: pre tes yang dilaksanakan sebelum remediasi menunjukkan terjadi kesalahan weakness in process skill yaitu 77 kesalahan dengan persentase 50%. Proses pembelajaran remediasi dilakukan dengan metode tutor sebaya di mana guru berperan sebagai fasilitator. Setelah proses pembelajaran remediasi ini selesai dilanjutkan dengan latihan-latihan. Hasil pos tes menunjukkan bahwa 100% siswa tidak melakukan kesalahan

weakness in process skill.

(58)

dilakukan dengan deskriptif kualitatif yang mengacu pada hasil tes siswa yang kemudian didiagnosa kesulitan belajarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mampu memahami konsep persamaan garis lurus meningkat (80% dari 32 orang siswa yang ikut remedial teaching

mengalami peningkatan hasil belajarnya).

Kedua penelitian di atas digunakan untuk menambah referensi tentang penelitian mengenai pengajaran remedial. Pengajaran remedial dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan kedua penelitian tersebut maka masih relevan dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran untuk program remedial.

3. Penelitian tentang Pembelajaran Menurut Teori Bruner

Peneliti memaparkan 2 hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang pembelajaran berbasis teori Bruner yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berikut ini merupakan penjabaran dari kedua penelitian tersebut.

(59)

analisis data menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 75%. Berdasarkan hasil tersebut hasil belajar siswa dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

(60)

Kedua penelitian di atas digunakan untuk menambah referensi tentang penelitian yang menggunakan teori Bruner dalam pembelajaran matematika. Penelitian tersebut menjabarkan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan teori Bruner. Penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti tersebut masih relevan dengan penelitian pengembangan ini karena penelitian ini menerapkan langkah-langkah teori Bruner pada materi garis singgung lingkaran.

4. Diagram Penelitian yang Relevan

(61)

C. Kerangka Berpikir

Setiap siswa normal berpotensi untuk mencapai ketuntasan belajar, asalkan kepadanya diberi waktu dan layanan yang sesuai. Akan tetapi sistem pendidikan umum di Indonesia terikat dengan waktu dalam pengertian bahwa sejumlah materi pelajaran harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Oleh karenanya siswa yang tergolong lamban belajar perlu dibantu dengan pengajaran remedial agar mereka dapat mencapai ketuntasan belajar.

Pengajaran remedial menggunakan model pembelajaran mengakomodasi teori Bruner. Pembelajaran dengan teori ini menekankan tahap-tahap dalam mempelajari materi garis singgung lingkaran khususnya panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga. Pembelajaran dengan teori ini dapat melibatkan siswa secara langsung terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk memecahkan permasalahan menggunakan alat peraga yang sudah disiapkan.

Pembelajaran garis singgung lingkaran pada umumnya merupakan salah satu mata pelajaran matematika yang membutuhkan pemahaman pada siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep salah satunya pada materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran serta lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga. Guru pada dasarnya menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak aktif dan pembelajaran berpusat pada guru.

(62)
(63)

45 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini akan menjelaskan tentang (A) Jenis Penelitian, (B) Setting

Penelitian, (C) Rancangan Penelitian, (D) Prosedur Pengembangan, (E) Teknik Pengumpulan Data, (F) Instrumen Penelitian, dan (G) Teknik Analisis Data

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 407-408), metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sedangkan menurut Sanjaya (2013: 129-130), penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan. Produk pendidikan yang dihasilkan tidak terbatas pada bahan-bahan pembelajaran seperti buku teks, film pendidikan dan lain sebagainya, akan tetapi juga bisa berbentuk prosedur atau proses seperti metode mengajar atau metode mengorganisasi pembelajaran. Peneliti lebih memilih penelitianR&Ddaripada penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif mengarah pada pengujian teori tertentu sedangkan penelitian kualitatif lebih condong pada menemukan teori atau melihat permasalahan dari berbagai persepektif (Sugiyono, 2010: 16-23).

(64)

dengan menggunakan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Setelah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan, peneliti membuat desain produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Desain produk yang telah dibuat tersebut harus divalidasi oleh pakar ataupun responden yang hendak menggunakan produk tersebut. Hasil dari validasi desain produk ini dijadikan landasan untuk membuat produk yang sebenarnya atau dapat disebut revisi desain produk. Selama tahap pengujian, peneliti harus menyempurnakan produk berdasarkan pengujian di lapangan. Tahapan pada penelitian ini hanya sampai pada pengujian produk secara terbatas. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya. (Sukmadinata, 2008: 164-165)

B. SettingPenelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta. Kedua kelas tersebut terdiri dari 25 siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif heterogen.

2. Objek Penelitian

(65)

pembelajaran diujicobakan untuk meyakinkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat dilaksanakannya ujicoba produk. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Budya Wacana Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan April hingga Juni 2015.

C. Rancangan Penelitian

(66)

Gambar 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan (Sugiyono, 2010: 409) 1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini diawali dari potensi dan masalah. Potensi merupakan segala hal yang dapat mempunyai nilai tambah apabila keberadaannya didayagunakan atau diolah dengan baik. Masalah merupakan segala hal yang tidak sejalan dengan yang diharapkan dengan hal yang terjadi di lapangan. Potensi dapat diperoleh berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dari perorangan, sedangkan masalah akan diidentifikasi oleh peneliti dengan melakukan wawancara dan observasi.

2. Pengumpulan Data

Peneliti melakukan langkah selanjutnya setelah potensi dan masalah diketahui yaitu pengumpulan data sebagai bahan perencanaan produktertentu yang diharapkan mampu mengatasi masalah yang ditemukan.

Revisi

Produk Uji coba Produk Revisi Desain Validasi Desain Potensi dan

masalah

Pengumpulan data

Desain Produk

Uji coba Pemakaian

Revisi Produk

(67)

3. Desain Produk

Desain produk merupakan alat yang diharapkan mampu menangani masalah. Desain produk dalam bidang pendidikan dapat berupa kurikulum, metode pembelajaran, buku ajar, media, perangkat pembelajaran, dan lain-lain. 4. Validasi Desain

Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan untuk mengetahui keefektifan produk tersebut. Produk yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh ahli. Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperbaiki kekurangan produk yang telah dibuat tersebut.

5. Revisi Desain

Setelah produk divalidasi akan diketahui kelemahan dan kelebihan produk tersebut. Kelemahan desain tersebut kemudian diperbaiki oleh peneliti agar produk menjadi bermutu.

6. Ujicoba Produk

Ujicoba dilakukan untuk mendapatkan informasi keefektifan metode mengajar baru dengan metode mengajar yang lama. Pengujian ini dilakukan pada sampel terbatas.

7. Revisi Produk

(68)

8. Ujicoba Pemakaian

Produk akan diterapkan dalam kondisi nyata di lapangan jika sudah direvisi. Ujicoba pemakaian tahap ini masih perlu mengamati kelemahan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan produk.

9. Revisi Produk

Revisi produk tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan dan pembuatan produk baru lagi. Jika masih ada kekurangan dan kelemahan pada desain produk, maka pada tahap ini adalah tahap yang terakhir untuk melakukan revisi.

10.Produksi Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk baru dinyatakan layak dan efektif. Pembuatan produk masal dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya.

(69)

D. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pengajaran remedial yang dilakukan oleh peneliti memodifikasi prosedur menurut Sugiyono, tetapi langkah ini hanya sampai pada tahap revisi sebelum produksi masal. Adapun modifikasi yang dilakukan dengan menambah uji keterbacaan, revisi uji keterbacaan dalam tahap validasi desain dan pelaksanaan implementasi terbatas. Modifikasi dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan peneliti terhadap produk yang dikembangkan supaya layak untuk diujicobakan. Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi Peneliti melakukan langkah-langkah pengembangan pengajaran remedial sebagai berikut.

1. Potensi dan Masalah

(70)

wawancara dilakukan kepada guru matematika untuk menemukan dan memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan masalah, peneliti mencari berbagai sumber dan menghubungkannya dengan masalah yang ditemukan. Kegiatan ini membantu peneliti untuk mengetahui kebutuhan siswa sehingga dapat menjadi solusi dalam mendesain produk untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Desain Produk

Desain produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Soal Ulangan Harian. Perangkat pembelajaran ini dikembangkan dengan menerapkan teori Bruner pada materi garis singgung lingkaran.

4. Validasi Desain

Produk yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh 1 dosen ahli dan 1 guru. Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperoleh kritik dan saran terhadap produk yang telah dibuat agar produk menjadi layak untuk diimplementasikan.

5. Revisi Desain

(71)

sehingga layak untuk diimplementasikan. Uji validitas ini dilaksanakan di SMP Kanisius Gayam.

6. Uji coba Produk

Perangkat pembelajaran yang telah direvisi kemudian diujicobakan di SMP Budya Wacana Yogyakarta. Uji coba produk dilakukan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

7. Revisi Produk

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah revisi setelah uji coba produk. Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan terhadap uji coba produk di kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta apabila masih terdapat kekurangan dalam perangkat pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

(72)

data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui sumber primer sehingga peneliti langsung mengambil data dari berbagai narasumber yang telah ditetapkan. Berikut merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

1. Observasi

Margono (2010: 158) mengemukakan bahwa observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran di kelas. Kegiatan ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan menggunakan lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi kemudian peneliti simpulkan dan memperoleh hasil berupa informasi kebutuhan siswa.

2. Wawancara

(73)

3. Penyebaran Angket

Penyebaran angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2011: 142). Penyebaran angket ini dilakukan untuk validasi uji keterbacaan sebelum implementasi dan respon siswa sesudah implementasi. Uji keterbacaan bertujuan untuk melihat apakah soal ulangan harian layak untuk diimplementasikan di SMP Budya Wacana Yogyakarta, sedangkan respon siswa bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah uji coba produk.

Peneliti juga memvalidasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian dengan cara meminta bantuan ahli (judment experts) untuk mengisi angket validasi. Dalam validasi ini, para ahli kemudian akan memberi saran atas kekurangan-kekurangan yang ada dalam perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (Sugiyono, 2012: 352). Kekurangan-kekurangan tersebut direvisi oleh peneliti.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2011: 240). Dokumen dapat berupa catatan atau gambar. Dokumen dalam penelitian ini berupa foto-foto dan rekaman ketika melakukan uji coba produk.

5. Tes Harian

(74)

pemahaman siswa pada materi tersebut. Peneliti melihat seberapa banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM akan melaksanakan pembelajaran remedial.

F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang berupa angka yang jelas dan tidak menuntut interpretasi mendalam. Sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berupa pernyataan-pernyataan fakta yang menuntut interpretasi.

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara guru. Sementara data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi, hasil validasi para ahli, hasil uji keterbacaan, dan uji respon siswa.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi, pedoman wawancara, lembar validasi, angket ujiketerbacaan, angket respon siswa, alat perekam suara dan gambar, dan soal ulangan

1) Lembar Observasi

(75)

Lembar observasi juga digunakan selama implementasi dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perangkat yang dikembangkan dapat membandingkan hasil dari ulangan harian dan ulangan remedial yang mengakomodasi tahapan pada teori Bruner.

Lembar observasi ini berisi tahap-tahap pembelajaran menggunakan teori Bruner pada pembelajaran matematika yang meliputi: (1) tahap enaktif, (2) tahap ikonik , dan (3) tahap simbolik.

Lembar observasi tersebut telah divalidasi oleh ahli dengan kategori baik. Berikut ini merupakan kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi No Aspek yang diamati

I PRA PEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media 2 Memeriksa kesiapan siswa

II MEMBUKA PEMBELAJARAN 1 Melakukan kegiatan apersepsi

2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan materi pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3 Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B Pendekatan/strategi pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan

siswa

3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4 Melaksanakan pembelajaran secara terkoordinasi 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 6 Mengakomodasi adanya keragaman kebudayaan Nusantara

7 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 8 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan C TEORI BRUNER (Tahap Pembelajaran Bruner)

Gambar

Tabel 1.2 Format RPP Kurikulum 2006
Gambar 2.1 Tiga buah pipa air berbentuk lingkaran
Gambar 2.2 Tiga buah pipa air berbentuk lingkaran
Gambar 2.3 Lingkaran luar segitiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka ditetapkan tujuan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi lingkaran

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Scientific Berbantuan Geogebra dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Komunikasi dan Aktivitas

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi prisma, mengetahui kualitas perangkat yang dihasilkan, dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengembangan produk perangkat pembelajaran materi bangun ruang sisi datar yang mengakomodasi teori Van Hiele

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal Garis Singgung Lingkaran. Berdasarkan hasil analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal Garis Singgung Lingkaran. Berdasarkan hasil analisis

Berangkat dari masalah penelitian di atas, dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontao pada materi garis singgung lingkaran pada indikator