• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 7 KOTA GORONTALO

Natasandi Tolinggi, Abd. Djabar Mohidin, Nancy Katili Jurusan Pendidikan Matematika

Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis siswa kleas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontao pada materi garis singgung lingkaran pada indikator mengenal masalah, ditemukan siswa yang mampu mengenal masalah masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, Sedangkan siswa yang kurang mampu mengenal masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Pada indikator menemukan cara untuk menangani masalah, diperoleh siswa yang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang.

sedangkan siswa yang kurang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Pada indikator menganalisis, diperoleh siswa yang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, sedangkan siswa yang kurang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Pada indikator menarik kesimpulan, diperoleh siswa yang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi, Siswa yang kurang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang tidak mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Kata kunci : Kemampuan Bepikir Kritis, Berpikir Kritis

(2)

PENDAHULUAN

Tujuan utama dari mengajarkan matematika di jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah tidak lain untuk membiasakan agar siswa mampu berpikir logis, kritis dan sistematis. Sehingga tujuan pembelajaran matematika seringkali menuntut penguasaan matematika tidak hanya sebatas penguasaan fakta dan prosedur matematika serta pemahaman konsep, tetapi juga berupa kemampuan proses matematika siswa. Semuanya harus saling menunjang dalam proses pembelajaran matematika sehingga akan membentuk siswa secara utuh dalam mengusai matematika.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan sarana dan prasarana, program-program yang dibuat oleh pemerintah seperti pengadaan alat peraga agar siswa dapat dengan mudah menyerap materi yang diberikan oleh guru, penyempurnaan kurikulum yang dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya, selain itu pemerintah juga telah berupaya meningkatkan kualitas guru melalui sertifikasi guru dengan harapan dapat melahirkan guru-guru professional yang dapat menjawab tantangan globalisasi. Gurur juga telah berupaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan media pembelajaran seperti alat peraga dan berbagai metode dan model pembelajaran yang bervariasi.

Upaya-upaya tersebut telah dilakukan namun tidak menunjukkan peningkatan yang berarti, sebab hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari nilai ulangan yang diperoleh siswa SMP Negeri 7 Gorontalo khususnya kelas VIII pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi penulis di sekolah tersebut, nilai ulangan matematika siswa masih rendah, khususnya pada materi garis singgung lingkaran yang belum mencapai standar ketuntasan (KKM = 71). Rendahnya hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan saat ulangan harian.

(3)

Dari hasil lembar kerja siswa terlihat bahwa dalam menjawab soal siswa tidak menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mampu mengenal masalah yang diberikan dalam soal sehingga mempengaruhi siswa dalam menentukan rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. Dalam soal tersebut siswa diminta menyelesaikan soal yang berhubungan dengan menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran namun dalam menyelesaikannya siswa menggunakan rumus untuk menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mampu menentukan cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam soal. Langkah- langkah yang ditempuh siswa dalam memperoleh jawaban juga tidak benar dan kurang sistematis. Setelah menuliskan jawaban siswa juga tidak memberikan kesimpulan dari jawaban yang telah diperoleh. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan garis singgung lingkaran belum optimal.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa adalah metode ataupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, dan kurang melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Padahal dalam meyelesaikan soal-soal matematika siswa dituntut harus mampu berpikir kritis. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, siswa akan mampu menganalisis pertanyaan dan mencari solusi dari masalah yang ada dalam soal.

Mengingat pentingnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika maka permasalahan yang dihadapi siswa harus segera diatasi, karena jika tidak segera diatasi maka akan berdampak buruk pada mutu dan kualitas pembelajaran matematika di SMP.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Garis Singgung Lingkaran (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo)”.

(4)

Rmususan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran?”

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis siswa kleas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran.

KAJIAN TEORI

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang berarti sanggup.

Menurut Mohamad Zain (dalam Yusdi, 2011). Sedangkan menurut Robbins &

Judge (2008 : 57) kemampuan (Ability) adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Berpikir adalah aktivitas seseorang dalam mencari sebuah jawaban yang tepat, menyelesaikan berbagai masalah serta memutuskan sesuatu. Berpikir adalah sesuatu yang menjadi tuntutan dan seharusnya dilakukan oleh manusia dalam setiap aktivitas yang akan dilakukan. Menurut Beyer (1984) dalam (Iskandar, 2012:87) berpikir adalah upaya manusia untuk membentuk konsep, memberi sebab atau membuat penentuan. Sedangkan Vincent Ruggiero (1988) (dalam Johnson, 2007:187) mengartikan berpikir sebagai aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.

Menurut Richard Paul (dalam Iskandar, 2012:87) kemampuan berpikir dibagi menjadi dua komponen penting yaitu; (i) kemampuan berpikir kritis; dan, (ii) kemampuan berpikir kreatif. Kedua kemampuan berpikir tersebut merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kemudian Scriven & Paul (2007) (dalam Syahbana, 2012:51) mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses disiplin intelektual yang secara aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari, atau dihasilkan oleh

(5)

pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan.

Edward Glaser (dalam Fisher, 2008:7) mendaftarkan beberapa keterampilan yang dipandang sebagai landasan dalam berpikir kritis yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, (e) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (h) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (i) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (j) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas, (l) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Hal senada juga katakan oleh Angelo (dalam Pamudji, 2012) bahwa ada lima indikator dalam berpikir kritis yaitu (1) Menganalisis, (2) Mensintesis, (3) Mengenal dan memecahkan masalah, (4) Menyimpulkan dan (5) Mengevaluasi atau menilai.

Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

Menurut Manfaat (2010:147) Matematika adalah kumpulan konsep yang mempunyai struktur sistematis, urut dengan alur logika yang jelas dan mempunyai hirarki antara satu konsep dengan konsep yang lain saling menunjang dan berhubungan. Sehingga dengan belajar matematika seseorang dapat mengasah kemampuan berpikirnya. Sembiring (dalam Kurniawati, 2011) juga mengatakan dengan belajar matematika keterampilan berpikir siswa akan meningkat karena pola berpikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran matematika tidak lain adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

(6)

Hal senada juga dikatakan oleh Soedjadi (dalam Kurniawati, 2011) bahwa pemberian mata pelajaran matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi (1) tujuan yang bersifat formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika.

Kemampuan memecahkan masalah matematika sangat dipengaruhi oleh kemampuan berpikir kritis siswa, sebab dalam memecahkan masalah dibutuhkan kemampuan berpikir untuk dapat mengenal masalah matematika, menemukan cara untuk menangani masalah tersebut hingga masalah dapat dipecahkan.

Berpikir kritis merupakan berpikir tingkat tinggi yang harus dilatih pada siswa dalam belajar matematika. Menurut Glazer (dalam Syahbana, 2012:52) yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan disposisi untuk melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi matematis yang kurang dikenal dalam cara yang reflektif. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam proses memecahkan suatu masalah.

Sehingga kemampuan berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan seseorang dalam proses memecahkan suatu masalah dalam matematika.

Berdasarkan beberapa landasan berpikir kritis dan indikator berpikir kritis yang dikemukakan oleh Edward Glaser dan Angelo maka indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Mengenal masalah

2) Menemukan cara untuk menangani masalah 3) Menganalisis

4) Menarik kesimpulan

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo, Jl. Achmad Najamudin Kelurahan Limba U2 Kota Gorontalo.

(7)

Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 20 Mei – 20 Juni 2013.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang ditujukan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran.

Data dalam penelitian berupa data primer tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo yang tersebar di lima kelas, yaitu kelas VIIIA,VIIIB, VIIIC, VIIID dan VIIIE dengan rata-rata jumlah siswa setiap kelas 29-32 orang. Total siswa kelas VIII berjumlah 155 siswa. Karena keterbatasan waktu dan faktor-faktor lain maka dari lima kelas, diambil satu kelas sebagai subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling .dengan pertimbangan bahwa kondisi populasi cukup homogen. Pengambilan sampel dilakukan dengan merandom lima kelas yang ada. Sehingga dari lima kelas terpilih satu kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas VIIID yang berjumlah 29 orang.

Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu tes dan wawancara.

Tes diberikan dalam bentuk essay tertulis untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran dan terdiri dari 5 item soal.

Selanjutnya hasil tes digunakan sebagai bahan untuk pengembangan wawancara.

Tes ini diberikan kepada 29 orang siswa yang dijadikan subjek penelitian.

Wawancara menjadi instrumen pendukung dalam penelitian ini dan dimaksudkan untuk menjaring informasi yang lebih mendalam tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran. Wawancara ini menggunakan instrument berupa pedoman wawancara. Pengambilan subjek wawancara didasarkan pada kelompok kemampuan berpikir kritis tinggi, kelompok kemampuan berpikir kritis sedang dan kelompok kemampuan berpikir kritis rendah.

(8)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran. Instrumen tersebut berupa tes yang berbentuk essay tertulis.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah teknik analisis data kualitatif. Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tes diadakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo yang berjumlah 29 orang. Sebelum diberikan, tes terlebih dahulu divalidasi oleh validator. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran terdiri dari 5 item soal. Setiap soal memuat empat indikator dalam kemampuan berpikir kritis yang meliputi kemampuan mengenal masalah, menemukan cara untuk menangani masalah, menganalisis dan menarik kesimpulan.

Materi garis singgung lingkaran dinilai sulit dalam mata pelajaran matematika karena rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung panjang sebuah garis singgung diperoleh dari rumus-rumus maupun teorema pada materi- materi sebelumnya, misalnya teorema phytagoras, rumus mencari luas segitiga, luas layang-layang. Hal ini yang membuat materi garis singgung lingkaran sulit diselesaikan oleh siswa. Untuk itu siswa dituntut harus mampu berpikir kritis agar dapat menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan materi garis singgung lingkaran.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo. Menurut Edward Glaser (dalam Fisher, 2008:7) beberapa keterampilan yang dipandang sebagai landasan dalam berpikir kritis yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah- masalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, (e) memahami dan

(9)

menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (h) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (i) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (j) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas, (l) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan landasan dalam berpikir kritis tersebut maka peneliti mengambil 4 indikator yang dinilai sesuai dengan indikator materi yang akan diteliti yaitu materi garis singgung lingkaran. Ke 4 indikator tersebut adalah mengenal masalah, menemukan cara untuk menangani masalah, menganalisis dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran sebagai berikut.

Pada indikator mengenal masalah, ditemukan siswa yang mampu mengenal masalah masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, sebab siswa tersebut mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Sedangkan siswa yang kurang mampu mengenal masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah, sebab siswa tersebut hanya mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal no,1.

Pada indikator menemukan cara untuk menangani masalah, diperoleh siswa yang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menentukan cara maupun rumus untuk menyelesaikan soal, sedangkan siswa yang kurang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah sebab siswa kurang mampu menentukan rumus untuk menyelesaikan soal.

Pada indikator menganalisis, diperoleh siswa yang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian dengan benar dan sistematis.

(10)

Sedangkan siswa yang kurang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah sebab siswa tersebut menyelesaikan soal dengan langkah- langkah yang kurang benar dan kurang sistematis.

Pada indikator menarik kesimpulan, diperoleh siswa yang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sebab siswa mampu memberikan kesimpulan pada setiap akhir jawaban. Siswa yang kurang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang tidak mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran sebagai berikut.

Pada indikator mengenal masalah, ditemukan siswa yang mampu mengenal masalah masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, sebab siswa tersebut mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Sedangkan siswa yang kurang mampu mengenal masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah, sebab siswa tersebut hanya mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal no,1.

Pada indikator menemukan cara untuk menangani masalah, diperoleh siswa yang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menentukan cara maupun rumus untuk menyelesaikan soal, sedangkan siswa yang kurang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah sebab siswa kurang mampu menentukan rumus untuk menyelesaikan soal.

Pada indikator menganalisis, diperoleh siswa yang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian dengan benar dan sistematis.

Sedangkan siswa yang kurang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki

(11)

kemampuan rendah sebab siswa tersebut menyelesaikan soal dengan langkah- langkah yang kurang benar dan kurang sistematis.

Pada indikator menarik kesimpulan, diperoleh siswa yang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sebab siswa mampu memberikan kesimpulan pada setiap akhir jawaban. Siswa yang kurang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang tidak mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. (1) Untuk siswa, hendaknya lebih giat dalam belajar dan mengerjakan latihan-latihan soal yang terkait dengan materi garis singgung lingkaran, agar kemampuan berpikir kritis terus terasah dan siswa lebih mudah menyelesaikan soal-soal matematika. (2) Untuk guru sebaiknya lebih sering menanamkan pada siswa bahwa proses dan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah lebih penting dari hasil akhirnya. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika optimal, khususnya soal-soal yang terkait dengan materi garis singgung lingkaran.

DAFTAR PUSTAKA

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis (Sebuah Pengantar). Jakarta: Erlangga

Iskandar. 2012. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Referensi

Johnson, Elaine B. 2007. Conrextual Teaching And Learning (Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna). Bandung:

Mizan Learning Center (MLC)

Kurniawati, Ririn. 2011. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Metode Pembelajaran Analitik Sintetik. [Online]. Tersedia:

http://ri2nkurniawati.blogspot.com/2011/12/meningkatkan- kemampuan-berpikir-kritis.html. Diakses: 10 Juli 2013

Manfaat, Budi. 2010. Membumikan Matematika. Jakarta: Eduvision Publishing

Pamudji, Sugeng. 2012. Membangun Pola Berpikir Kritis Bagi Siswa. [Online].

Tersedia: http://bermutuipataman1.guru-indonesia.net/artikel_detail- 25018.html Diakses: 10 April 2013

(12)

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Syahbana, Ali. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning.

Edumatica Volume 02 Nomor 01. ISSN: 2088-2157

Yusdi, Milman. 2011. Pengertian Kemampuan. [Online]. Tersedia:

http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian.kemampuan.htm l/ Diakses: 10 April 2013.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR VAN HIELE PADA SISWA KELAS XI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematika dalam menyelesaikan soal garis singgung lingkaran ditinjau dari gaya belajar siswa kelas VIII D SMP N

Berdasarkan tabel diatas, kemampuan pemecahan masalah siswa materi persamaan garis singgung lingkaran setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning

Reflektif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Garis. Singgung Lingkaran Kelas VIII A (Unggulan) MTsN Pagu Tahun

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI POKOK GARIS SINGGUNG LINGKARAN DI SMP NEGERI 1 BOYOLANGU KELAS VIII E.. SEMESTER GENAP TAHUN

Sudut perpotongan dua lingkaran adalah sudut antara garis singgung- garis singgung pada salah satu titik potong ke dua lingkaran itu, atau sudut antara

Garis singgung lingkaran adalah garis yang me motong lingkaran tepat pada satu titik dan titik tersebut dinamakan titik singgung lingkaran.. Menentukan gradien garis

Garis singgung lingkaran adalah garis yang me motong lingkaran tepat pada satu titik dan titik tersebut dinamakan titik singgung lingkaran.. Menentukan gradien garis