• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengepakan Dan Pengiriman Spesimen

 

91   

BAB XXI. PROSEDUR PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN

 

Tujuan Pembelajaran Umum

Prosedur pengepakan dan pengiriman spesimen bertujuan supaya tenaga pengumpul data memahami cara mengepak spesimen berdasarkan jenisnya.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Tenaga pengumpul data dapat memilah antara spesimen dengan standard cold chain dan tidak memerlukan standard cold chain.

2. Tenaga pengumpul data dapat melakukan pengepakan spesimen serum, swab trakhea, ektoparasit, punch sayap, awetan basah dan formulir dengan benar.

Spesimen Rikhus Reservoir 2017 berupa serum (tikus dan kelelawar), organ ginjal (tikus), organ paru (tikus), swab trakhea (kelelawar), ektoparasit (tikus dan kelelawar), punch jaringan (tikus dan kelelawar) dan awetan basah (tikus dan kelelawar). Masing-masing spesimen tersebut memiliki metode penyimpanan dan pengepakan yang berbeda.

Spesimen serum dan swab trakhea kelelawar digunakan untuk deteksi agen penyakit berupa virus. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kerusakan antibodi pada serum serta kerusakan RNA virus pada VTM, maka proses penyimpanan sementara serta metode pengepakan spesimen ini harus mengikuti standar cold chain. Spesimen lainnya seperti ektoparasit, punch jaringan dan spesimen awetan basah tidak memerlukan standard cold chain. Semua spesimen dikirimkan ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Salatiga.

a) Proses Persiapan 1. Pembekuan Gel pack

Sebelum digunakan, semua gel pack harus dibekukan terlebih dahulu di freezer minimal 12 jam. Semakin lama dibekukan, gel pack semakin baik dalam menyimpan dingin. Pada saat proses di laboratorium lapangan, ambil 3-5 buah gel pack dan masukkan dalam kardus styrofoam. Gunakan wadah ini sebagai penyimpanan sementara serum selama di laboratorium lapangan. Sisanya digunakan untuk mengganti gel pack yang mulai mencair apabila diperlukan.

2. Mengisi Formulir TK.05 (Form Pengiriman dan Penerimaan Spesimen) dan Formulir TK.11 (Form spesimen).

Pedoman Koleksi Spesimen dan Data di Lapangan

 

92   

b) Proses Pengepakan Spesimen dengan Cold Chain

Spesimen yang memerlukan penanganan dan pengepakan secara cold chain meliputi: a. Spesimen serum tikus

b. Spesimen serum kelelawar c. Spesimen paru-paru tikus

d. Spesimen swab trachea kelelawar

Alat dan bahan:

a. Spesimen serum tikus b. Spesimen serum kelelawar c. Spesimen swab trachea

kelelawar

d. Spesimen paru-paru tikus e. Cardboard cryobox f. Gel pack beku g. Styrofoam kardus h. Termometer

i. Sarung tangan nitril

j. Lakban k. Plastik klip

l. Stiker logo Rikhus m. Stiker logo Kemenkes n. Stiker fragile

o. Stiker jangan dibalik p. Stiker penerima q. Stiker pengirim

r. Form TK.05 (Pengiriman Spesimen) s. Form TK.11 (Form Spesimen)

Cara Kerja:

a. Personel pengepak spesimen menggunakan sarung tangan nitril

b. Cryotube serum tikus maupun kelelawar, tube swab trakea dan paru-paru dipastikan telah dilabel dan disegel parafilm.

c. Cryotube serum dan tube paru-paru dimasukkan dalam cardboard cryobox, per box untuk satu jenis spesimen per titik. Beri tulisan jenis spesimen dan kode wilayah pada tutup cardboard cryobox. Masukkan cardboard cryobox dalam plastik klip

d. Untuk spesimen swab trachea, tube disatukan dengan diikat karet kemudian dimasukkan plastik klip.

e. Susun cardboard cryobox (3 buah), swab trachea dan gel pack beku ke dalam styrofoam box.

f. Masukkan termometer

g. Masukkan Form TK.05 dan Form TK.11 (lembar untuk tim teknis) yang telah dimasukkan plastik ke dalam styrofoam box.

Pedoman Koleksi Spesimen dan Data di Lapangan

 

93   

h. Tutup kardus styrofoam dengan benar. Tempel stiker penerima dan stiker pengirim berisi alamat tujuan dan identitas pengirim (nama& alamat), dan identitas sampel (provinsi, kabupaten, & ekosistem), lapisi dengan lakban bening. Tempel stiker logo rikhus, stiker logo Kemenkes, stiker fragile, dan stiker jangan dibalik.

i. Paket diserahkan kepada PJO kabupaten untuk disimpan sementara di lemari pendingin sebelum diambil oleh tim teknis pusat (B2P2VRP).

Catatan penting khusus spesimen yang mengikuti standard cold chain (serum tikus dan kelelawar, swab trachea, paru-paru tikus):

Saat di lokasi pengumpulan data

a. Setiap kali selesai proses di laboratorium lapangan, spesimen serum harus langsung dibawa untuk disimpan sementara di lemari es pada suhu 4⁰C (lemari es biasa, bukan di freezer) sambil menunggu petugas pengambil spesimen (PJO). b. Apabila dalam kondisi tidak tersedia lemari es, sampel disimpan sementara dalam

kardus styrofoam berisi gel pack beku. Selama proses penyimpanan sementara, gel pack yang mulai mencair diganti secara berkala dengan yang baru.

c. Ketua tim berkoordinasi dengan PJO kabupaten untuk proses penjemputan spesimen ke lokasi.

d. Petugas pengambil spesimen akan mengambil spesimen dari lokasi puldat untuk dikumpulkandi kabupaten, di kulkas yang telah disediakan untuk menunggu petugas penjemput dari pusat.

Saat di penyimpanan sementara di kabupaten

a. Sesampainya di tempat penyimpanan sementara di kabupaten, PJO membuka paket berisi serum untuk dimasukkan dalam lemari pendingin.

b. Spesimen serum dalam cardboard cryobox, tanpa dibuka, disimpan dalam lemari es pada suhu 4⁰C.

c. Gel pack disimpan dalam freezer (-20⁰C).

c) Pengepakan Spesimen Non-Cold Chain Spesimen non-cold chain meliputi: a. Spesimen ginjal tikus

b. Spesimen ektoparasit tikus c. Spesimen ektoparasit kelelawar

Pedoman Koleksi Spesimen dan Data di Lapangan

 

94   

d. Spesimen punch telinga tikus e. Spesimen punch sayap kelelawar Alat dan bahan:

a. Spesimen ginjal tikus b. Spesimen ektoparasit tikus c. Spesimen ektoparasit kelelawar d. Spesimen punch telinga tikus e. Spesimen punch sayap kelelawar f. Styrofoam box

g. Sarung tangan nitril h. Kardus packing bersekat

i. Form TK.05 (Form Pengiriman spesimen) j. Form TK.11 (Form spesimen)

k. Stiker logo Rikhus l. Stiker logo Kemenkes m. Stiker fragile (jangan dibanting) n. Stiker jangan dibalik

o. Stiker penerima p. Stiker pengirim

Cara kerja:

a. Personel pengepak menggunakan sarung tangan nitril.

b. Spesimen ektoparasit dan ginjal: Pastikan telah dilabel dan disegel dengan parafilm, kemudian dimasukkan dalam kardus packing bersekat per jenis spesimen (ginjal tikus, ektoparasit tikus, ektoparasit kelelawar) dan per titik. Beri keterangan jenis spesimen dan kode wilayah pada tutup kardus.

c. Spesimen punch jaringan: Pastikan telah dilabel dan disegel parafilm, kemudian dimasukkan dalam cardboard cryobox (tikus & kelelawar bisa dijadikan satu per titik). Beri keterangan jenis spesimen dan kode wilayah pada tutup kardus.

d. Susun semua spesimen dalam styrofoam box

e. Masukkan Form TK.05 dan TK.11 (lembar untuk tim teknis) dalam plastik, kemudian sertakan ke dalam box.

Pedoman Koleksi Spesimen dan Data di Lapangan

 

95   

f. Styrofoam box direkatkan dengan lakban coklat kemudian tulis kode wilayah, tempel stiker penerima dan stiker pengirim, stiker logo rikhus, stiker logo Kemenkes, stiker fragile, dan stiker jangan dibalik.

d) Pengepakan Spesimen Awetan Basah Alat dan bahan:

a. Spesimen awetan basah tikus b. Spesimen awetan basah kelelawar c. Sarung tangan nitril

d. Masker 7502 e. Goggles

f. Drum plastik (canoe drum) g. Kapas/ tisu gulung h. Plastik ukuran besar i. Spidol marker j. Tali/ karet

k. Form TK.05 (Pengiriman Spesimen) l. Form TK.11 (Form spesimen) m. Stiker logo Rikhus

n. Stiker logo Kemenkes o. Stiker jangan dibalik p. Stiker fragile

q. Stiker penerima r. Stiker pengirim

Cara kerja:

a. Personel pengepak menggunakan sarung tangan nitril, masker 7502, dan goggles. b. Spesimen awetan basah yang telah ditiriskan dari formalin dan dibalut kain kasa

dimasukkan dalam plastik klip dan diikat. Perlakuan ini dilakukan pada tiap ekor tikus maupun kelelawar.

c. Masukkan semua spesimen dalam drum plastik. Awetan basah tikus dan kelelawar dipisah pada drum yang berbeda. Satu drum digunakan untuk 2 titik ekosistem. d. Masukkan pula Form TK.05 dan Form TK.11 (lembar untuk tim teknis) yang telah

Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit – Badan Litbang Kesehatan  

96   

e. Pada tutup canoe drum, beri keterangan jenis spesimen dan kode wilayah. Tempelkan stiker penerima dan pengirim.

f. Pada dinding luar canoe drum, tempel stiker logo rikhus dan stiker logo Kemenkes, stiker fragile, dan stiker jangan dibalik.

g. Spesimen dikirim setelah pengambilan sampel di dua titik dalam satu ekosistem selesai.

e) Pengepakan formulir 1. Bahan dan alat

a. Form T.01 /K.1 (Formulir Ekosistem Tikus /Kelelawar) b. Form TK.02 (Formulir Koordinat GPS)

c. Form T.03 /K.03 (Formulir Lokasi Penangkapan Tikus/Kelelawar) d. Form K.04 /K.04 (Formulir Koleksi Tikus /Kelelawar)

e. Form TK.08 (Berita Acara Serah Terima Limbah) f. Form TK.09 (Berita Acara Pemusnahan Limbah) g. Form TK.10 (Berita Acara Serah Terima Spesimen) h. Map plastik

i. Plastik tebal j. Lakban

2. Cara kerja

a. Pastikan ketua tim telah melakukan verifikasi internal pada semua form.

b. Satukan formulir menurut jenisnya (dibedakan antara tikus /kelelawar) dalam map plastik. Satu map plastik untuk semua form dalam satu titik ekosistem.

c. Tulis kode wilayah pada plastik.

d. Masukkan semua form (map) ke dalam plastik tebal.

e. Tempelkan stiker penerima dan pengirim. Tempel stiker logo Rikhus dan logo Kemenkes.

f. Rekatkan dengan lakban bening

g. Paket siap dikirimkan. Semua formulir yang disebutkan dalam alat bahan dipak dan dikirim satu kali setelah seluruh titik pengumpulan data berakhir.

Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit – Badan Litbang Kesehatan  

97   

f) Proses Pengiriman

Proses pengiriman dilakukan oleh personel penanggung jawab pengiriman sampel, melalui agen ekspedisi dengan membawa svena keterangan dari pusat apabila diperlukan.

1. Paket cold chain tidak dikirimkan, melainkan akan dijemput oleh tim teknis pusat. Ketua tim berkoordinasi dengan Penanggung Jawab Operasional (PJO kabupaten) untuk mengambil paket dari lokasi puldat ke penyimpanan sementara di lemari pendingin propinsi.

2. Paket non-cold chain dikirimkan setiap selesai satu titik ekosistem. Paket diambil bersamaan dengan pengambilan paket cold chain, kemudian PJO bertanggung jawab mengirimkan paket menggunakan ekspedisi.

3. Paket C (spesimen awetan basah) dikirimkan selama tiga kali pengiriman (tiap 2 titik pengumpulan data).

4. Paket D (formulir) dikirimkan sekali pada akhir pengumpulan data.

Paket Semua spesimen Rikhus 2017 dikirimkan ke alamat kantor B2P2VRP Salatiga. Alamat tujuan:

Pengirim :

Gambar ..44...Identitas pe

Gambar 43. Alamat tujuan pengiriman spesimen PAKET RESERVOIR

KEPADA YTH.

KEPALA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT (B2P2VRP)

JL. HASANUDIN 123 SALATIGA, JAWA TENGAH 50721 TELP (0298) 327096 PENGIRIM NAMA : NO. TELP/ HP : ALAMAT : PROVINSI ... ...       KAB/KOTA... TIPE EKOSISTEM...

Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit – Badan Litbang Kesehatan  

98   

Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit – Badan Litbang Kesehatan  

99   

BAB XXII. PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR

 

1. PANDUAN PENGISIAN FORMULIR EKOSISTEM TIKUS DAN KELELAWAR (TK.01) Pengisian formulir ekosistem tikus dilakukan pada hari pertama pemasangan perangkap tikus di lapangan. Sedangkan pengisian formulir ekosistem kelelawar dilakukan pada hari ke-3 pengumpulan data lapangan saat pemasangan perangkap kelelawar. Data yang sudah ada pada formulir selanjutnya diinput ke dalam program entri.

Pengertian Ekosistem

Ekosistem merupakan sistem yang terbentuk dari interaksi antara komunitas biota dengan lingkungan.

Macam-macam ekosistem : 1. Ekosistem Pantai

Adalah pertemuan antara laut dan daratan, diukur pada saat pasang tertinggi & surut terendah dimana aktifitas biotik dan abiotik di darat dan laut masih saling mempengaruhi. 2. Ekosistem Non Hutan

Adalah ekosistem yang sudah pernah ditanami secara intensif oleh manusia, bisa berupa perkebunan, pekarangan rumah, sawah, ladang, belukar dan kebun monokultur.

3. Ekosistem Hutan

Adalah hutan dan seluruh komponen biotik dan abiotik yang belum pernah ditanami secara intensif oleh manusia atau yang sedang mengalami fase pertumbuhan dari keadaan tapak gundul karena alam ataupun antropogen sampai klimaks kembali.

4. Dekat dengan Pemukiman

Lokasi survei berada di sekitar pemukiman, dengan jarak ≤ 5 km dari jenis ekosistem pantai, non-hutan, hutan.

5. Jauh dari Pemukiman

Lokasi survei berada jauh dari pemukiman, dengan jarak › 5 km dari jenis ekosistem pantai, non-hutan, hutan.

I. PENGENALAN TEMPAT 1. Rincian Provinsi

Isi dengan kode provinsi, 2 digit angka. 2. Rincian Side

Lingkari nomor side kemudian isikan ke dalam kolom yang tersedia. Nomor “1” untuk side A, nomor “2” untuk side B, atau nomor “3” untuk side C.

Dokumen terkait