• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA TAHU, PROBLEM, DAN STRATEGI YANG DILAKUKAN

4.2. Proses Distribusi

Pada produksi jenis tahu Cina tidak terdapat ukuran tahu yang beragam. Sedangkan, pada produksi jenis tahu Sumedang, terdapat ukuran yang beragam. Ukuran tersebut adalah tahu berbentuk persegi dengan ukuran kecil dan ada juga yang berbentuk persegi dengan ukuran yang 2 (dua) kali lebih besar, bahkan 4 (empat) kali lebih besar dari itu. Ada pula yang berbentuk persegi panjang. Pebedaan bentuk dan ukuran tersebut adalah karena adanya permintaan pasar.

4.2. Proses Distribusi

Setelah proses produksi selesai dilakukan, maka proses selanjutnya adalah pendistribusian atau pemasaran. Distribusi merupakan suatu proses penyaluran barang atau jasa kepada pihak lain (Damsar, 2009:93). Dalam proses distribusi atau pemasaran hasil produksi tahu, penyalurannya dilakukan oleh agen dan pengusaha langsung.

Agen merupakan orang yang membeli tahu langsung ke pabrik untuk dijual kembali ke pasar. Tahu tersebut sebelumnya sudah dipesan oleh agen kepada pengusaha. Tahu yang dibelinya adalah beberapa kotak tahu. Tahu yang terdiri dari beberapa kotak itu kemudian dimasukkan ke dalam drigen. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah agen untuk langsung menjualnya ke pasar.

mendapatkan kortingan harga dari si pengusaha. Dengan begitu maka terciptalah kerjasama yang baik antara agen dengan pengusaha.

Distribusi yang dilakukan langsung oleh pengusaha adalah karena konsumen merupakan langganan tetapnya. Selain itu, pengusaha pun tidak ingin kehilangan langganan tetapnya itu. Apabila orang lain yang melakukan pendistribusiannya maka kemungkinan langganannya itu akan berpindah kepada orang lain tersebut.

Terdapat dua jenis cara atau proses penjualannya yaitu: penjualan kepada konsumen tetap dan penjualan kepada konsumen tidak tetap. Untuk lebih jelasnya, maka akan diuraikan sebagai berikut:

Penjualan Kepada Konsumen Tetap

Dalam pemasaran hasil produksi tahu, yang dimaksud dengan penjualan kepada konsumen tetap yaitu penjualan yang dilakukan secara terus menerus. Penjualan tersebut sesuai dengan kesepakatan bersama, antara si pengusaha dengan konsumennya. Dengan begitu, konsumen tersebut menjadi pembeli tetap. Hal ini lah yang disebut dengan langganan tetap.

Konsumen yang sudah menjadi langganan tetap tentu mendapatkan kortingan harga. Kortingan harga yang dimaksud adalah harga tidak sama dengan harga pasar. Hal tersebut dikarenakan kortingan ini lah yang menjadi keuntungan mereka. Agen merupakan salah satu langganan tetap pengusaha. Agen tersebut terdiri dari 4 (empat) orang. Pemberian kortingan harga kepada para agen adalah karena para agen membeli tahu dengan jumlah yang cukup banyak.

Para agen yang dimaksud adalah orang-orang yang membeli tahu langsung dari pabriknya. Setelah itu, tahu di jual ke pasar tradisional. Namun, ada juga

yang menjualnya kembali secara eceran. Penjualan tersebut dilakukan dengan menggunakan sepeda motor.

Tidak hanya para agen yang menjadi langganan tetap. Terdapat juga langganan tetap yang lain yaitu pedagang kedai sayur dan warung. Pedagang kedai sayur dan warung tidak membeli langsung ke pabrik. Pembelian diantarkan langsung oleh pengusaha ke kedai sayur dan warung tersebut. Akan tetapi, terkadang ada juga pedagang kedai sayur dan warung yang membeli langsung ke pabrik. Hal ini biasanya dikarenakan stok tahu yang akan mereka jual sudah habis.

Kedai sayur yang dimaksud adalah kedai yang menjual berbagai macam sayur-sayuran. Sedangkan, warung yang dimaksud yaitu warung lontong (warung tempat menjual lontong), warung nasi (warung tempat menjual nasi atau biasa disebut dengan warteg), dan warung tempat penjualan gorengan. Selain itu, terdapat pula langganan tetap yang lain yaitu pesanan datang dari pihak rumah sakit.

Pihak rumah sakit menjadi langganan tetap karena tahu adalah panganan yang baik dikonsumsi oleh para pasien. Pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging atau ikan karena penyakit tertentu maka menjadikan tahu sebagai penggantinya. Hal tersebut dilakukan agar pasien memiliki selera makan karena masih ada tahu sebagai lauknya.

Penjualan Kepada Konsumen Tidak Tetap

Penjualan kepada konsumen tidak tetap yaitu penjualan yang tidak terikat. Dalam artian bahwa si konsumen bebas dalam pembelian atau tidak ada kesepakatan bersama antara pengusaha dengan konsumen. Penjualan kepada

konsumen tidak tetap, tentu si konsumen yang mendatangi pabrik untuk melakukan pembelian.

Pada umumnya, konsumen lebih suka membeli secara langsung ke pabrik dari pada membeli di kedai sayur. Hal ini dikarenakan harga tahu di kedai sayur dengan di pabrik tidak sama. Di pabrik tentu mendapatkan kemiringan harga, bahkan terkadang mendapatkan tambahan tahu beberapa potong. Sedangkan di kedai sayur, harga sudah sesuai dengan harga pasaran.

Perbedaan penjualan antara haraga kedai sayur dengan pabrik adalah pada perpotongnya. Harga tahu Sumedang di kedai sayur seharga Rp.1000,- (seribu rupiah) yaitu mendapatkan 5 (lima) potong tahu, sedangkan di pabrik dengan harga yang sama mendapatkan 7 (tujuh) potong tahu. Jadi, terdapat selisih 2 potong tahu antara penjualan di pabrik dengan di kedai sayur.

Pendistribusian yang dilakukan secara langsung oleh pengusaha adalah menggunakan sebuah mobil pick-up. Penggunaan mobil pick-up untuk mempermudah proses pendistribusian. Dengan begitu, proses pendistribusian akan cepat selesai.

Pengusaha harus segera kembali bekerja untuk mengontrol produksi

tahunya. Untuk itu lah, pendistribusian harus secepatnya diselesaikan. Bagi

produksi jenis tahu Cina, kegiatan ini berlangsung setiap harinya. Hal tersebut dikarenakan dalam produksi tahu Cina tidak ada libur walau seharipun, kecuali pada hari tertentu saja. Sedangkan pada produksi tahu Sumedang, terdapat satu hari libur dalam seminggu untuk beristirahat.

Gambar 4.3

Hasil Produksi Tahu yang Akan Didistribusikan

Gambar 4.3 di atas adalah jenis tahu Sumedang. Terdapat 3 (tiga) jenis ukuran potongan tahu. Dari ke tiga jenis potongan tahu itu, tentu yang paling mahal harga perpotongnya adalah yang persegi dengan ukuran besar. Ukuran tersebut adalah 4 (empat) kali ukuran tahu yang kecil.

Terdapat berbagai varian harga. Hal ini sesuai dengan ukurannya. Untuk ukuran yang paling besar yaitu Rp.180/potong (seratus delapan puluh rupiah perpotong). Persegi panjang yaitu Rp.150/potong (seratus lima puluh rupiah perpotong), dan yang berukuran paling kecil yaitu Rp.130/potong (seratus tiga puluh rupiah perpotong).

Dokumen terkait