• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengusaha Tahu (Studi Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu di Kecamatan Medan Selayang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengusaha Tahu (Studi Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu di Kecamatan Medan Selayang)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Pengusaha Tahu

(Studi Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu

di Kecamatan Medan Selayang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam bidang Antropologi

Disusun Oleh :

Yenni Farida

NIM. 050905060

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan :

Nama : Yenni Farida NIM : 050905060 Departemen : Antropologi

Judul : Pengusaha Tahu (Studi Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu di Kecamatan Medan Selayang)

Medan, Juni 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Ermansyah, M.Hum Dr. Fikarwin Zuska

NIP. 19660304 199203 1 002 NIP. 19621220 198903 005

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

PERNYATAAN

PENGUSAHA TAHU

(Studi Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu di Kecamatan Medan Selayang)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Juni 2011

Yenni Farida

(4)

ABSTRAK

Yenni Farida, 2011. Judul Skiripsi: PENGUSAHA TAHU (Studi Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu di Kecamatan Medan Selayang). Skiripsi ini terdiri dari 5 bab, 91 halaman, 12 daftar tabel, 4 daftar gambar, 2 halaman daftar pustaka, lampiran dan surat penelitian.

Terdapat banyak panganan yang baik untuk dikonsumsi, salah satunya adalah tahu. Tahu merupakan panganan yang telah dikenal oleh masyarakat. Kelezatannya yang dapat disantap mulai dari digoreng biasa hingga diolah menjadi sayur membuat banyak orang tertarik untuk mengkonsumsinya. Selain itu, tahu juga memiliki banyak manfaat lain. Terjadinya kenaikan harga kacang kedelai dan adanya isu formalin mengakibatkan produksi dan distribusi tahu menurun. Hal tersebut tentu merugikan pengusaha. Berbagai strategi pun dilakukan untuk tetap menstabilkan usahanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengusaha tahu dalam memproduksi dan memasarkan hasil produksi terkait dengan adanya kenaikan harga kacang kedelai dan isu formalin. Fokus penelitian ditujukan kepada pengusaha tahu yang berlokasi di Kecamatan Medan Selayang. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bertipekan deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya khususnya kepada Bapak Drs. Ermansyah, M.Hum., selaku dosen wali

sekaligus pembimbing skripsi. Terima kasih atas kesabaran dalam membimbing

saya menyelesaikan skripsi ini dan telah meluangkan waktu dalam memberikan

kritikan yang membangun, serta memberikan masukan-masukan untuk

penyempurnaan skripsi ini. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada:

Bapak Prof. Badaruddin, selaku Dekan FISIP USU. Bapak Dr. Fikarwin

Zuska, selaku Ketua Departemen Antropologi FISIP USU. Bapak Drs.

Agustrisno, MSP., selaku Sekretaris Departemen Antropologi. Ibu Dra. Mariana

Makmur, MA., selaku Ketua Penguji. Ibu Dra. Nita Savitri, M.Hum., selaku

penguji I. Kepala dan Sekretaris Kecamatan Medan Selayang yang telah

memberikan izin penelitian dan bersedia untuk meluangkan waktunya bagi

peneliti, baik pada waktu wawancara maupun saat mengambil data di kantor

kecamatan.

Kedua orangtuaku tercinta, ananda haturkan sujud sembah dan ucapan

terima kasih yang sedalam-dalamnya. Semoga Allah SWT meridho’i dalam setiap

langkah. Keempat adik-adikku, Herri Gunawan, Pipin Adiani, Pandi Purnomo,

dan Intan Pandini. Kakak harap kelak bila kalian kuliah, kalian tidak mengikuti

jejak kakak yang salah karena terlalu lama selesai kuliah. Semoga kalian lebih

bisa menghargai waktu dan mampu memprioritaskan hal yang sepantasnya

(6)

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada para pengusaha tahu,

khususnya di Kecamatan Medan Selayang. Kapada para pekerja dalam usaha

produksi tahu, para konsumen dan para agen yang mendistribusikan tahu. Terima

kasih atas waktu yang diberikan dan kemurahan hati dalam memberikan informasi

yang peneliti butuhkan.

Special thanks untuk Safia Chairisa, Vera Syahnidar, Adhietya, Rhd,

Frans, dan Hendri Ramadhan, terima kasih atas dukungan, motivasi, serta waktu

dan kesabaran yang pernah diberikan untuk menemani peneliti di lapangan.

Teman-temanku stambuk 2005, Fida, Tiqha, Wedari, Dani, Fitri, Sukma, Ria, Via,

Tuti, Wendy, Andri, Ozie, Ruzi, Darwin, Avien, dan teman-teman yang belum

peneliti sebutkan, semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya kepada kalian semua.

Seniorku bang Sakti Antro ’04 yang sering meminjamkan netbook, meluangkan

waktunya dan juga memberikan semangatnya, terima kasih untuk itu semua.

Adik-adik kelasku, Danur, Mimi, Fauzy, Marta Fitri, Uthie, Umar, Zizah, Fizha,

Indri, Bitha, Beni, Dhavie, dan lainnya, terimakasih atas motivasinya.

Kepada teman-temanku alumni SMU Dharma Pancasila, Dora, Ime,

A’chai, Uchie, Bayu, Tyo, Panjie, Ricky, Rizky Kartika, Amel, Safira Frida, Juli

Rizkia, Asri Cipta Ningrum, si kembar Nina dan Nani, Nadra Armina, dan

sahabatku sejak kecil Sri Wahyuni. Kepada adindaku, Yunie yang telah

membantu mencari referensi skripsi dan kini masih kuliah sebagai salah satu

mahasiswi di UNIMED. Terima kasih atas kebaikan kalian yang tak mungkin

terlupakan. Semoga Tuhan membalas kebaikan dengan kebaikan yang jauh lebih

(7)

Salam rindu selalu untuk kak Yelmis Fetri Levi, kak Syarifa, dan semua

teman-temanku ketika di UKMI As-siyasah FISIP USU. Terima kasih atas

pengetahuan tentang agama yang pernah diberikan. Semoga perjuangan dalam

berdakwah mendapat rihdo Allah SWT, amin.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Syamsuddin, Mpd. Guru

yang pantas di contoh karena ketaatannya beribadah. Shalat 5 (lima) waktu yang

tidak pernah ditinggalkan, bahkan shalat sunnah pun dikerjakan. Guru yang

menjadi inspirasiku untuk memilih jurusan Antropologi. Pemilik kesabaran ketika

mengajar, bersuara lembut dan berwajah tampan. Beliau lah guru terbaikku saat

duduk di bangku SMU. Semoga Allah Meridho’i dalam setiap langkah. Amin ya

Rabbal alamin.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

peneliti lainnya, khususnya bagi mahasiswa Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

Penulis

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak

pertama dari lima bersaudara.

Lahir di kota Medan pada

tanggal 23 Maret 1986, dari

pasangan Bapak Miswanto

dan Ibu Farida Anim,

beragama Islam.

Penulis merupakan tamatan dari Sekolah Dasar Negeri Inpres No.064025

kota Medan pada tahun 1998. Kemudian, melanjutkan pendidikan Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama di Dharma Wanita Pemwildasu kota Medan dan tamat

pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Umum di tempuh di SMU

Dharma Pancasila dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun 2005 peneliti lulus

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Sumatera Utara. Jurusan yang

diambil adalah Antropologi Sosial (sekarang Departemen Antropologi) Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pengalaman berorganisasi penulis diantaranya: menjadi anggota

tae-kwondo di SLTP pada tahun 2000, anggota Pramuka di SMU Dharma Pancasila

dengan GUDEP (Gugus Depan) 17557-17558 pada tahun 2001-2004, anggota

RM (Remaja Masjid) pada tahun 2003, dan anggota UKMI As-siyasah FISIP

USU pada tahun 2007-2008, menjadi anggota INSAN Antropologi FISIP USU

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan

semesta alam, yang telah memberikan segala rahmat-Nya. Atas izin Allah,

pengetahuan yang hanya sedikit ini dapat diperoleh dan skripsi ini dapat

terselesaikan. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana ilmu sosial dalam bidang Antropologi dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Skripsi ini berjudul PENGUSAHA TAHU (Studi

Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu di Kecamatan Medan Selayang). Jenis

penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian sebagai studi deskriptif ini mendeskripsikan pengusaha tahu dalam

memproduksi dan memasarkan hasil produksi terkait dengan adanya kenaikan

harga kacang kedelai dan isu formalin.

Skripsi ini menggambarkan tentang bagaimana cara pengusaha tahu dalam

memproduksi, mendistribusikan, dan menghadapi hal-hal yang terkait dengan

usahanya. Terdapat kesamaan dan perbedaan antara proses produksi maupun

distribusi tahu Cina dengan tahu Sumedang. Selain itu, terdapat pula kesamaan

dalam mensiasati permasalahan yang timbul, baik itu ketika adanya kenaikan

harga kacang kedelai maupun isu formalin.

Dalam kamus Antropologi disebutkan bahwa antropologi adalah ilmu

yang membahas mengenai pengertian tentang manusia dengan mempelajari aneka

warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudyaannya. Dapat

disimpulkan bahwa Antropologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang

(10)

salah seorang dosen ketika masa perkuliahan. Jadi, dapat dipahami bahwa isi

penelitian ini juga merupakan bagian dari Antropologi.

Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

keilmuan, khususnya Antropologi Ekonomi. Akhir kata, karena keterbatasan ilmu

pengetahuan dan sesuai dengan kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak

retak, maka penulis menyadari akan kekurangan dari skripsi ini. Untuk itu, saran

dan kritikan yang membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan isi skripsi

ini.

Medan, Juni 2011

Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...i

PERNYATAAN ORIGINALITAS... ii

ABSTRAK ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG 2.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang ... 17

2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang 19 2.3. Kependudukan ... 23

2.3.1. Jumlah Penduduk ... 23

2.3.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 24

2.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Pendidikan ... 25

2.3.4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 26

2.3.5. Berdasarkan Mata Pencaharian ... 27

2.3.6. Berdasarkan Status Perkawinan ... 30

2.3.7. Berdasarkan Agama ... 31

2.3.8. Berdasarkan Suku Bangsa ... 31

2.4. Sarana dan Prasarana ... 32

2.4.1. Sarana dan Prasarana Rumah Ibadah ... 32

2.4.2. Sarana dan Prasarana Olah Raga ... 34

2.4.3. Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 35

2.4.4. Sarana dan Prasarana Kebersihan ... 37

(12)

BAB III. POFIL PENGUSAHA TAHU

3.1. Profil Pengusaha Tahu ... 39

3.2. Alasan Memilih Pekerjaan Sebagai Pengusaha Tahu ... 47

3.3. Alat dan Bahan yang Diperlukan Dalam Produksi Tahu ... 49

3.4. Tenaga Kerja dan Modal Usaha ... 52

3.4.1. Pola Hubungan Antara Pekerja dengan Pengusaha ... 52

3.2.2. Modal Usaha ... 55

3.2.3. Sistem Pengupahan dalam Pabrik/Home Industry Tahu ... 57

BAB IV. USAHA TAHU, PROBLEM, DAN STRATEGI YANG DILAKUKAN 4.1. Proses Produksi ... 60

4.2. Proses Distribusi ... 71

4.3. Masalah yang Dihadapi Dalam Usaha Industri Tahu ... 75

4.3.1. Dampak dan Hal yang Dilakukan Ketika Terjadinya Kenaikan Harga Kacang Kedelai ... 76

4.3.2. Ketika Adanya Isu Penggunaan Bahan Formalin ... 80

4.4. Hal Lain yang Dilakukan Pengusaha Tahu untuk Mengembangkan Usahanya ... 82

BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 85

5.2. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas Sawah di Kecamatan Medan Selayang ... 21

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadtan Penduduk per km² .... 23

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin ... 24

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun berdasarkan Status Pendidikan ... 25

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur 0-64 tahun ... 26

Tabel 2.6. Mata Pencaharian Penduduk ... 27

Tabel 2.7. Banyaknya Perusahaan Industri Bersar/Sedang, Kecil, dan Kerajinan Rumah Tangga ... 28

Tabel 2.8. Sarana Ibadah menurut Kelurahan ... 33

Tabel 2.9. Banyaknya Lapangan Olah Raga ... 34

Tabel 2.10. Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 35

Tabel 2.11. Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak Negeri dan Swasta ... 36

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Pemotongan Tahu Sumedang dari Pencetakan ... 51

Gambar 4.1. Persediaan Kayu Bakar ... 60

Gambar 4.2. Perbedaan Kotak Pencetakan Tahu Cina dengan Tahu Sumedang .. 70

(15)

ABSTRAK

Yenni Farida, 2011. Judul Skiripsi: PENGUSAHA TAHU (Studi Deskriptif Terhadap Pengusaha Tahu di Kecamatan Medan Selayang). Skiripsi ini terdiri dari 5 bab, 91 halaman, 12 daftar tabel, 4 daftar gambar, 2 halaman daftar pustaka, lampiran dan surat penelitian.

Terdapat banyak panganan yang baik untuk dikonsumsi, salah satunya adalah tahu. Tahu merupakan panganan yang telah dikenal oleh masyarakat. Kelezatannya yang dapat disantap mulai dari digoreng biasa hingga diolah menjadi sayur membuat banyak orang tertarik untuk mengkonsumsinya. Selain itu, tahu juga memiliki banyak manfaat lain. Terjadinya kenaikan harga kacang kedelai dan adanya isu formalin mengakibatkan produksi dan distribusi tahu menurun. Hal tersebut tentu merugikan pengusaha. Berbagai strategi pun dilakukan untuk tetap menstabilkan usahanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengusaha tahu dalam memproduksi dan memasarkan hasil produksi terkait dengan adanya kenaikan harga kacang kedelai dan isu formalin. Fokus penelitian ditujukan kepada pengusaha tahu yang berlokasi di Kecamatan Medan Selayang. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bertipekan deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tentu berkeinginan untuk hidup rukun dan

damai. Kerukunan dan kedamaian tersebut akan tercapai bila manusia itu

memiliki jiwa yang kuat, jiwa yang mampu melahirkan fikiran positif terhadap

orang lain maupun budaya lain, budaya yang berbeda dari dirinya atau

kelompoknya. Untuk mewujudkan jiwa yang kuat tentu harus memiliki tubuh

yang sehat seperti statement yang menyatakan bahwa ‘dalam tubuh yang sehat

terdapat jiwa yang kuat’, sehingga tercapailah kerukunan dan kedamaian tersebut.

Pada dasarnya manusia pun ingin hidup sehat karena dengan begitu maka

akan mudah untuk melakukan segala aktivitas. Selain berolahraga, salah satu cara

untuk mendapatkan hidup sehat adalah dengan mengkonsumsi panganan yang

sehat. Ada banyak panganan yang baik untuk dikonsumsi, salah satunya adalah

tahu.

Tahu merupakan panganan yang telah dikenal oleh masyarakat khususnya

di Indonesia

panganan yang berasal dari negeri Cina, namun masyarakat Cina sendiri

menyebutnya doufu. Di Asia panganan ini dikenal dengan beragam nama, ada

yang menyebutnya tofu sedangkan masyarakat Indonesia, Malaysia dan Thailand

lebih suka menyebutnya sebagai tahu. Ada beragam jenis tahu di Indonesia

(17)

berwarna putih kecokelatan dan kosong melompong di bagian dalamnya, serta

tahu Bandung yang berwarna kuning dan terasa asin.

Dikatakan bahwa tahu memang lezat disantap, mulai dari digoreng biasa

hingga diolah menjadi sayur

kajian oleh tim medis dari Kanada yang membuktikan bahwa tahu dapat

menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh

Selain menurunkan kolesterol, tahu juga terbukti dapat mencegah kanker

payudara. Dikatakan juga bahwa tahu dapat memperlambat proses penuaan pada

perempuan. Lebih dijelaskan bahwa telah dilakukan sebuah penelitian oleh Anna

H. Wu dan rekan-rekannya di University of Southern California, AS. Mereka

melakukan penelitian terhadap 144 perempuan sehat keturuna Cina di Singapura

dan hasil yang mereka peroleh adalah 25 persen lebih banyak mengalami

peningkatan pembentukan estrogen dan tekanan darah juga lebih rendah

dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi tahu. Dijelaskan juga

bahwa para wanita keturunan China di Singapura rata-rata mengkonsumsi tahu

dari yang biasa (yang masih mentah/belum digoreng) sampai yang sudah

digoreng, bahkan ada yang dicampur dengan sirop maupun yang berbentuk

minuman ringan sampai 157 gram setiap harinya. Disebutkan bahwa rahasia

khasiat tahu ternyata ada pada kandungan isoflavon yang mengandung hormon

estrogen. Kandungan isoflavon tersebutlah yang dapat mencegah kanker payudara

dan memperlambat proses penuaan pada perempuan.

Panganan yang sangat bermanfaat bagi tubuh ini, terbukti juga memiliki

(18)

daging atau ikan. Tahu merupakan panganan yang cukup ekonomis bila

dibandingkan daging atau ikan sehingga tahu dapat dijadikan sebagai pengganti

daging atau ikan. Pada beberapa waktu yang lalu, terjadi kenaikan harga kedelai

sehingga mengakibatkan para pengusaha tahu resah bahkan banyak yang gulung

tikar (bangkrut)

Melonjaknya harga kedelai hingga 100 persen tersebut terjadi sejak

pertengahan tahun 2007 lalu

(http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id

=16836&Itemid=61). Disebutkan bahwa sedikitnya 65 persen pengrajin

tahu-tempe yang tergabung dalam Primer Koperasi Pengrajin Tahu-Tempe Indonesia

(Primkopti) Kota Magelang, mengalami kebangkrutan. Budi Cahyono selaku

Manajer Primkopti Kota Magelang menyebutkan, 150 pengrajin tahu-tempe

Indonesia di Kota Magelang mati suri sejak kenaikan harga kedelai. Budi

mengatakan bahwa dari 65 persen pengrajin yang bangkrut adalah pengrajin tahu

dan tempe yang omsetnya di bawah 30 kg/hari, sedangkan pengrajin yang

beromset besar masih dapat bertahan ketika itu. Ia mencontohkan, dari 14

pengrajin tahu yang diberi fasilitas perumahan Primkopti di Kampung Tidar

Sawe, Kecamatan Magelang Selatan, ketika itu yang bertahan hanya empat

pengrajin saja.

Kedelai yang merupakan bahan utama dalam produksi tahu mengalami

kenaikan hingga 100 persen yakni mencapai Rp.7400,- (tujuh ribu empat ratus

rupiah) perkilogram bahkan harga kacang kedelai di pasaran mencapai Rp.7600,-

(tujuh ribu enam ratus rupiah) perkilogram dari semula yang hanya Rp.4000,-

(19)

(http://www.indosiar.com/fokus/67253/pengusaha-tahu-dan-tempe-resah). Lebih

dijelaskan, karena harga kedelai mengalami kenaikan maka para pengusaha tahu

menyiasatinya dengan memperkecil ukuran tahu dan mengurangi hasil

produksinya. Hal ini tentu menjadi dampak tersendiri bagi orang-orang yang tidak

mampu membeli daging atau ikan tersebut.

Selain kenaikan harga kacang kedelai, pada beberapa tahun yang lalu juga

muncul isu formalin yang mengakibatkan penjualan/produksi tahu menurun

dalam beberapa waktu. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM),

Surya Darma Ali, mengatakan akibat adanya isu penggunaan formalin pada bahan

makanan, banyak KUKM di Indonesia, yakni pengusaha tahu mengalami

penurunan omset penjualannya 40 persen hingga 50 persen

(http://www.kapanlagi.com/h/0000099220.html). Lebih dijelaskan bahwa menurut

Surya, akibat isu penggunaan formalin itu banyak KUKM pengusaha tahu yang

`terpukul`, baik pengusaha yang menggunakan formalin maupun yang tidak. Hal

tersebut mengakibatkan omset penjualannya menurun drastis, bahkan ada yang

sampai tidak memproduksi lagi. Disebutkan juga yaitu pengusaha tahu di

Tangerang, Banten, dari 200 pegawai yang ada, sekitar 100 orang pegawai

dirumahkan dan juga pengusaha tahu di Karawang, Jawa Barat yang memiliki 450

pegawai, sekitar 200 orang pegawai dirumahkan. Kenyataan itu membuat

pengusaha tahu harus memiliki cara-cara tertentu dalam menstabilkan usahanya.

Dengan demikian kehidupan sebagai pengusaha tahu terus berjalan dan tetap

dapat memberikan pekerjaan bagi banyak orang.

Adanya produksi dan distribusi tahu dapat menyelamatkan beberapa orang

(20)

bagi mereka, baik itu bagi pengusaha tahu itu sendiri, orang yang bekerja sebagai

distributor dan bagi pekerja yang memproduksi tahu, bahkan bagi konsumen

kreatif yang mengolah tahu menjadi berbagai varian panganan. Penjelasan diatas

dapat disimpulkan bahwa cukup banyak manfaat tahu.

Salah satu faktor bagi seseorang menjadi pengusaha tahu adalah karena

adanya anggapan bahwa tahu merupakan panganan rakyat. Disebut sebagai

panganan rakyat karena panganan ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat kelas

bawah, sehingga panganan ini mudah untuk dipasarkan. Panganan ini cukup

ekonomis serta bergizi, sehingga pengusaha tertarik untuk memproduksi dan

mendistribusikannya. Adapun faktor lain bagi seseorang menjadi pengusaha tahu

adalah karena faktor turun temurun, yaitu bahwa pengusaha/pemilik pabrik home

industri tahu biasanya mempekerjakan orang yang masih bagian dari anggota

keluarganya dalam memproduksi tahu sehingga pengetahuan (cara memproduksi

tahu) yang diperoleh selama bekerja dapat dimanfaatkan untuk membuat usaha

sendiri. Dengan begitu, seseorang tersebut menjadi pengusaha di pabrik yang ia

dirikan.

1.2. Tinjauan Pustaka

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya, memerlukan kebutuhan yang

bersifat hayati dan manusiawi. Kebutuhan yang bersifat manusiawi adalah lebih

ditujukan untuk meningkatkan martabat dan status mereka ditengah-tengah

kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, kebutuhan yang bersifat manusiawi tidak

hanya bersifat material semata, melainkan juga berkaitan dengan pendidikan,

(21)

Secara sederhana Malinowski (dalam Sjairin, 2002:1-2) menyatakan

bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu :

a. Kebutuhan alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk

menjaga kestabilan temperatur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam

hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh

lainnya).

b. Kebutuhan kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh

dari perasaan takut, keterpencilan, gelisah, dan lain-lain).

c. Kebutuhan sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat

melangsungkan keturunan, untuk tidak merasa dikucilkan, dapat belajar

mengenai kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan

musuh dan lain-lain).

Untuk memenuhi kebutuhannya maka manusia membutuhkan

kegiatan-kegiatan yang menyangkut atas kebutuhan, kegiatan-kegiatan tersebut disebut juga sebagai

kegiatan ekonomi (Putong 2002:16). Adanya kebutuhan inilah maka manusia

tidak pernah terlepas dari kegiatan ekonomi. Sebagaimana yang didefinisikan oleh

ahli antropologi ekonomi yang dikemukakan oleh Karl Polanyi bahwa ekonomi

adalah upaya yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup di

tengah lingkungan alam dan lingkungan sosialnya (Polanyi dalam Sjairin,

2002:16-17).

Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia hendaknya bekerja,

melakukan suatu kegiatan. Seperti yang dikatakan Karl Marx, yang membedakan

manusia dengan makhluk lain adalah kerja karena hanya manusialah, makhluk

(22)

yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti halnya berdagang

atau membuat usaha sendiri, sebagai contoh adalah pengusaha tahu. Membuat

tahu sebagai mata pencaharian tentu terkait dengan kegiatan produksi dan

pemasaran.

Membahas mengenai kegiatan produksi maka disini peneliti paparkan

terlebih dahulu pengertian produksi yang dikemukakan oleh Damsar (2009:67)

”Kata produksi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu

production. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata produksi

yaitu hasil dan pembuatan. Pengertian produksi tersebut mencakup segala kegiatan, termasuk prosesnya, yang dapat menciptakan hasil, penghasilan dan pembuatan. Kegiatan produksi adalah suatu produk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, produk didefinisikan sebagai : satu, barang atau jasa yang dibuat ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu. Dua, benda atau yang bersifat kebendaan seperti barang, bahan, atau bangunan yang merupakan hasil konstruksi. Tiga, hasil; hasil kerja. Dari ketiga definisi dari produk tersebut dapat dipahami bahwa produk berkait dengan suatu proses yang barnama kerja.”

Menurut Assauri (1993:11) pengertian produksi dalam ekonomi adalah

merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan

menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Setelah dilakukannya

proses produksi maka tahap selanjutnya adalah pendistribusian. Distribusi berakar

dari bahasa Inggris distribution, yang berarti penyaluran sedangkan kata dasarnya

to distribute, berdasarkan Kamus Inggris Indonesia John M, Echols dan Hasan

Shadilly bermakna membagikan, menyalurkan, menyebarkan, mendistribusikan,

dan mengageni (Damsar, 2009:93). Kamus Besar Bahasa Indonesia

menterjemahkan kata distribusi sebagai penyaluran (pembagian, pengiriman)

kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Jadi, berdasarkan rujukan

tersebut, Damsar memahami distribusi sebagai proses penyaluran barang atau jasa

(23)

Menurut Sunarto (2006:4) kegiatan pemasaran adalah proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang

bernilai bagi pihak lain. Agar kegiatan pemasaran berjalan dengan baik maka

pengusaha maupun distributor tahu haruslah memiliki strategi tertentu, baik itu

ketika harga kedelai mengalami kenaikan maupun adanya isu formalin yang

mengakibatkan hilangnya rasa percaya konsumen bahwa tidak semua hasil

produksi tahu menggunakan bahan tersebut.

Strategi yang dimiliki merupakan suatu proses bertahan hidup. Strategi

bertahan hidup adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan (Iwan,

2009:22). Lebih dijelaskan oleh Edi Suharno bahwa definisi dari strategi bertahan

hidup (coping strategies) adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan

seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi

kehidupannya. Jadi, dalam penelitian ini strategi dilakukan agar pengusaha tahu

dapat menstabilkan usahanya.

Adanya strategi tentu tidak terlepas dari pengetahuan yang diperoleh.

Berbagai pengetahuan yang dimiliki oleh para pengusaha tahu merupakan bagian

dari kebudayaan yang mereka miliki. Manusia dan kebudayaan merupakan

kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, sementara itu pendukung kebudayaan

adalah makhluk manusia itu sendiri.

Koentjaraningrat (1990:180) mendefinisikan kebudayaan sebagai

keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka

kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

(24)

kebudayaan yang dikemukakan oleh Spradley (1997:19-20) yaitu kebudayaan

sebagai sebuah sistem pengetahuan yang diperoleh manusia dengan proses

belajar, yang mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka

dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia

sekeliling mereka. Dalam penelitian ini, maka pemahaman budaya atas perilaku

dalam menjalankan usahanya menjadi sangatlah penting.

Kebudayaan yang dimiliki manusia tentu dapat diterapkan dalam berbagai

tindakan demi keperluan hidupnya. Kebudayaan juga disebut sebagai suatu

pedoman atau pegangan yang operasional, yang dipunyai oleh warga masyarakat

dalam menghadapi lingkungan tertentu (sosial, fisik, alam dan kebudayaan) agar

masyarakat tersebut dapat tetap melangsungkan kehidupannya dan untuk dapat

hidup lebih baik lagi (Suparlan 1984:14-15). Secara keseluruhan kebudayaan

manusia itu terbagi atas tiga wujud kebudayaan yaitu : sistem budaya, sistem

sosial dan kebudayaan fisik (Koentjaraningrat 1974:15).

Sistem budaya mencakup ide-ide, gagasan yang mengkonsepkan hal-hal

yang bernilai, yang hidup dalam pikiran manusia. Gagasan yang berlangsung

membentuk pola pikir seorang individu dan terlihat dalam mata pencahariannya,

dalam hal ini misalnya pengusaha tahu. Seseorang menjadi pengusaha tahu karena

adanya ide ataupun gagasan dalam pikirannya sehingga seseorang itu menjadi

pengusaha tahu. Ketika seseorang tersebut telah menjadi pengusaha tahu maka ia

pun harus memiliki ide-ide atau gagasan. Dalam hal ini, yang peneliti maksud

adalah gagasan atau ide yang menjadi strategi pengusaha tahu untuk tetap

(25)

kestabilan usahanya. Terkait dengan penelitian ini adalah ketika adanya isu

formalin yang berkembang di masyarakat dan kenaikan harga kedelai.

Adam Smith (dalam Fukuyama, 2002:17) menyatakan bahwa kehidupan

ekonomi tertanam secara mendalam pada kegiatan sosial, dan ia tidak bisa

dipahami terpisah dari adat, moral, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dimana

proses ekonomi itu terjadi. Singkatnya, ia tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan.

Dalam kehidupan ekonomi yang tertanam secara mendalam pada kegiatan sosial,

pasti lah terjadi interaksi sosial.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang

menyangkut hubungan antar orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok-kelompok manusia

(Soejono, 1987). Pendapat lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

interaksi sosial adalah proses dimana antara individu dengan individu, individu

dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan

yang lain (Narwoko dan Suyanto, 2007:20).

Dalam lingkungan kerja, interaksi sosial yang terjadi adalah antara

pengusaha, distributor (orang yang menjualkan hasil produksi) dan pekerja (orang

yang memperoduksi). Sedangkan diluar lingkungan kerja, interaksi sosial yang

terjadi adalah antara orang-orang yang berada dalam lingkungan kerja dengan

masyarakat sekitar, distributor dengan konsumen dan konsumen dengan

(26)

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan yang diajukan

adalah bagaimanakah cara pengusaha tahu dalam memproduksi,

mendistribusikan, dan menghadapi hal-hal yang terkait dengan usahanya?

Permasalahan penelitian ini diuraikan ke dalam 4 pertanyaan penelitian yaitu:

1. Apa alasan mendasar untuk menjadi pengusaha tahu?

2. Bagaimana proses produksi dan distribusi tahu?

3. Bagaimana pengusaha tahu dalam pencarian tenaga kerja?

4. Hal apa saja yang dilakukan pengusaha tahu dalam menghadapi kenaikan

harga kedelai dan isu formalin?

1.4. Kerangka Konsep

Konsep-konsep yang terkandung dalam penelitian ini perlu dijelaskan agar

tidak menimbulkan persepsi dan pemahaman yang berbeda pada tulisan ini.

Pengusaha tahu terdiri dari dua kata yaitu pengusaha dan tahu. Pengusaha adalah

seseorang yang memiliki usaha dan memperkerjakan orang lain dalam proses

produksi maupun distribusi demi keberlangsungan usahanya, sedangkan tahu

adalah kata benda. Jadi pengusaha tahu adalah seseorang yang memiliki usaha

dan mempekerjakan orang lain dalam proses produksi maupun distribusi terhadap

usaha tahu.

Kegiatan ekonomi dalam tulisan ini menjelaskan tentang aktifitas manusia

yang meliputi aspek produksi, distribusi maupun konsumsi suatu barang, tentu

saja dalam tulisan ini yang dimaksudkan adalah tahu. Dalam penelitian ini,

(27)

saja. Pola produksi adalah bentuk, sifat dan cara yang ditempuh oleh manusia

untuk menghasilkan sesuatu barang. Pola distribusi adalah bentuk, sifat dan cara

yang dijalankan oleh manusia untuk membagi hasil produksi.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengusaha tahu dalam

memproduksi dan memasarkan hasil produksi terkait dengan adanya kenaikan

harga kedelai dan isu formalin. Secara akademis, penelitian ini dapat bermanfaat

untuk menambah wawasan keilmuan, khususnya antropologi ekonomi. Secara

praktis, penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, seperti halnya dapat

membantu Pemerintah Kota Medan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) dalam mensosialisasikan bahwa tahu adalah panganan yang baik untuk

dikonsumsi dan tidak semua pengusaha menggunakan formalin karena terbukti

masih ada pengusaha yang tidak menggunakan bahan tersebut. Penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menentukan

kebijaksanaannya terkait dengan industri kecil.

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang dapat

menghasilkan data, tulisan, tingkah laku yang didapat dari apa yang diamati

(Nawawi, 1994:203). Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif

(28)

memproduksi dan memasarkan hasil produksi terkait dengan adanya kenaikan

harga kedelai dan isu formalin.

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Loflan dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi

dan lain-lain (Moleong, 2006:157). Data dalam penelitian ini dikategorikan atas 2

(dua) jenis data yakni data primer dan data skunder.

Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui observasi

(pengamatan) dan interview (wawancara):

i. Observasi (pengamatan) merupakan salah satu metode yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini. Observasi (pengamatan) yang peneliti

lakukan adalah observasi partisipasi tapi tidak penuh. Observasi

partisipasi tapi tidak penuh yang peneliti maksudkan adalah selain

mengamati proses produksi dan pemasarannya, disini peneliti juga ikut

terjun langsung dalam menjual hasil produksi yaitu tahu kepada

konsumen. Peneliti melakukan observasi (pengamatan) terhadap proses

produksi dan pemasaran hasil produksi. Setelah melakukan observasi

(pengamatan) maka hasil observasi (pengamatan) kemudian dituangkan ke

dalam catatan pengamatan lapangan. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat

memudahkan peneliti untuk mengingat kembali hasil pengamatan.

ii. Interview (wawancara) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu berdialog langsung (face

(29)

mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

(interview guide). Interview Guide adalah pedoman wawancara

berdasarkan poin-poin penting yang akan ditanyakan kepada informan.

Pertanyaan tersebut akan berkembang lebih luas ketika dalam proses

wawancara. Proses wawancara dibantu dengan alat rekam (tape recorder).

Hasil wawancara dituangkan ke dalam catatan wawancara.

Sebelum melakukan interview (wawancara), peneliti terlebih dahulu

melakukan pendekatan terhadap orang yang terpilih sebagai informan.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan pokok atau informan

kunci (key informant), informan biasa dan informan pangkal. Bernard

(1994:165) menyatakan bahwa informan kunci (key informant) yang baik

adalah informan yang mudah untuk dimintai informasi (diwawancarai),

memahami informasi yang dibutuhkan peneliti dan dapat bekerjasama

dengan peneliti dengan baik. Sedangkan informan biasa adalah

orang-orang yang memberikan informasi mengenai suatu masalah sesuai dengan

pengetahuannya dan bukan merupakan ahlinya dan informan pangkal

adalah informan yang pertama sekali ditemui. Dalam penelitian ini yang

menjadi informan kunci adalah pengusaha maupun distributor. Sedangkan

yang menjadi informan biasa adalah pekerja yang ada di pabrik dan

konsumen, dan yang menjadi informan pangkal adalah Instansi yang

berada di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).

Interview (wawancara) yang ditujukan kepada informan kunci (key

informant) adalah untuk memperoleh informasi tentang produksi dan

(30)

distribusi tahu agar tetap dapat berjalan normal ditengah adanya

pemberitaan mengenai penggunaan bahan formalin yang berkembang saat

itu dan hal-hal yang mereka lakukan ketika harga kedelai mengalami

kenaikan, kerugian yang dicapai akibat adanya pemberitaan mengenai

bahan formalin dan kerugian akibat kenaikan harga kedelai. Sedangkan

interview (wawancara) yang ditujukan kepada informan biasa yaitu

pekerja dan konsumen adalah untuk mengetahui informasi tentang

pengaruh kenaikan harga kedelai dan adanya pemberitaan bahan formalin

tersebut terhadap pekerja dan konsumen. Sedangkan interview

(wawancara) yang ditujukan kepada Instansi yang berada di Kantor Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) adalah untuk mengetahui

salah satu lokasi yang banyak melakukan produksi tahu di Kota Medan. Data skunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

penelitian. Pengumpulan data skunder dalam penelitian ini dilakukan

dengan studi pustaka dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berasal

dari buku, juga dari sumber lainnya seperti surat kabar, koran, dokumen,

majalah, jurnal dan internet yang berkaitan dengan masalah penelitian dan

dianggap relevan dengan penelitian ini.

1.6.3. Analisa Data

Analisa data merupakan suatu upaya untuk mencari benang merah antara

masalah-masalah yang ada dalam topik penelitian dengan dasar teoritis yang ada

ataupun isu-isu yang berkembang berkenaan dengan permasalahan pengusaha

(31)

data perlu dilakukan secara continue atau terus menerus dan berkelanjutan

sepanjang proses penelitian. Peneliti akan menganalisa data yang sudah didapat

dari lapangan dengan mengumpulkan data yang sejenis kedalam kategori-kategori

yang telah ditentukan. Setelah itu, peneliti akan memeriksa ulang data untuk

melihat kelengkapan data. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian di analisis

sesuai metode yang digunakan yaitu metode kualitatif. Data-data yang akan ditulis

akan diperkuat dengan data kepustakaan yang berupa teori-teori. Dalam menulis

dan menganalisis, peneliti juga menambahkan data-data berupa hasil pengamatan

(observasi) sebagai penguat data hasil wawancara yang telah dikategorikan tadi.

1.7. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa tempat pembuatan tahu (pabrik/home

industri tahu) di kota Medan, namun peneliti lebih memfokuskan di Kecamatan

Medan Selayang, dan yang menjadi alasan pemilihan lokasi ini adalah :

 Peneliti merasa akan lebih mudah untuk mendapatkan data karena menurut

data yang peneliti peroleh melalui Kantor Disperindag (Dinas

Perindustrian dan Perdagangan), Kecamatan Medan Selayang merupakan

salah satu Kecamatan yang banyak melakukan produksi tahu di kota

Medan.

Ada 4 (empat) pabrik tahu di Kecamatan Medan Selayang dan dari

keempat pabrik ini terdapat dua jenis tahu diantaranya yaitu 2 (dua) pabrik

yang memproduksi jenis tahu Cina dan 2 (dua) pabrik lagi memproduksi

(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG

2.1. SejarahTerbentuknya Kecamatan Medan Selayang

Menurut data yang diperoleh melalui kantor Kecamatan Medan Selayang

disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21

kecamatan yang berada di bagian Barat Daya Wilayah Kota Medan yang memiliki

luas dengan perkiraan sekitar 23,89 km2 atau 4,83% dari seluruh luas wilayah

Kota Medan. Kecamatan ini berada pada ketinggian 26-50 meter di atas

permukaan laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan

Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan.

Sebelum menjadi kecamatan defenitif (kecamatan yang berdiri sendiri),

maka terlebih dahulu diproses melalui Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan

Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991

tentang Penetapan dan Perubahan 10 Perwakilan Kecamatan yang merupakan

pemekaran wilayah Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan

Tuntungan dengan nama “Perwakilan Kecamatan Medan Selayang” dengan 5

(lima) kelurahan. Ketika itu, kantor masih menyewa bangunan rumah berukuran

6x12 m di Jalan Bunga Cempaka Kelurahan Padang Bulan Selayang II.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 1991

tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumatera Utara termasuk 8

(delapan) Kecamatan Pemekaran di Kota Medan maka secara resmi Perwakilan

Kecamatan Medan Selayang menjadi kecamatan defenitif yaitu Kecamatan

(33)

luas tanah lebih kurang 2000 m2 dan luas bangunan 396 m2 dan dibangun atas

adanya bantuan masyarakat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur

Sumatera Utara Nomor : 146.1/1101/k/1994 tentang Pembentukan 7 (tujuh)

Kelurahan Persiapan di Kota Medan maka Kecamatan Medan Selayang

berkembang dari 5 (lima) kelurahan menjadi 6 (enam) kelurahan yaitu: Kelurahan

Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang

II, Kelurahan Tanjungsari, Kelurahan Swasembada dan yang terakhir adalah

Kelurahan Sempakata.

Sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan Selayang dari tahun

1991 sampai sekarang, wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui kantor Kecamatan Medan Selayang,

terdapat 5 (lima) kali pergantian camat yang terhitung sejak tahun 1991 hingga

tahun 2007 bahkan hingga sekarang. Adapun daftar nama camat tersebut

diantaranya adalah :

1. OK Lailan Zaitun merupakan camat yang pertama menjabat di Kecamatan

Medan Selayang sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan

Selayang dengan masa bakti sejak tahun 1991 hingga tahun 1993.

2. Drs. Farit Wajedi, M.Si., menduduki jabatannya dengan masa bakti sejak

tahun 1993 hingga tahun 1998.

3. Drs. Parluhutan Hasibuan menduduki jabatannya dengan masa bakti sejak

tahun 1998 hingga tahun 2000.

4. H. Syarifuddin, SH., menduduki jabatannya dengan masa bakti sejak

(34)

5. M. Reza Hanafi S.STP. M.AP., menduduki jabatannya pada Desember

2006 hingga sekarang.

2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang

Secara geografis, kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang berada di

wilayah Barat Daya Kota Medan yang secara spasial merupakan dataran

kemiringan antara 0-5% (profil Kecamatan Medan Selayang). Wilayah-wilayah

yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang

adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal

- Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor

- Sebelah Timur : Kecamatan Polonia

- Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Luas wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah lebih kurang 2.379 Ha.

Disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam)

kelurahan dan 63 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Kelurahan

yang terluas di kecamatan ini adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan

luas 700 Ha dan memiliki 17 lingkungan. Adapun kelurahan yang lain adalah

Kelurahan Tanjung Sari 510 Ha dan memiliki 14 lingkungan, Sempakata dengan

luas 510 Ha dan memiliki 6 (enam) lingkungan, Asam Kumbang dengan luas 400

Ha dan memiliki 10 lingkungan, Padang Bulan Selayang I dengan luas 180 Ha

dan memiliki 10 lingkungan, kemudian yang terakhir adalah Kelurahan Beringin

sebagai Kelurahan terkecil dengan luas yang hanya 79 Ha dan memiliki 6

(35)

Secara garis besar, kawasan Medan Selayang merupakan pemukiman.

Namun masih ada kawasan pertanian yang terdapat di Kelurahan Tanjung Sari,

Asam Kumbang, dan Padang Bulan Selayang II, yang masih memiliki peluang

untuk mengembangkan kawasan agrobisnis yang bernilai ekonomis, apalagi jika

dapat dikembangkan secara professional. Salah satu faktor penting di wilayah

Kecamatan Medan Selayang ini adalah tingkat kesuburan tanahnya. Hal ini

dikarenakan tanah tersebut merupakan tanah yang berjenis tanah andosol. Jenis

tanah andosol ini memiliki tingkat kesuburan yang tinggi serta dilewati sungai,

sehingga wilayah ini menjadi daerah yang subur bagi pertanian.

Daerah yang subur bagi pertanian ini ternyata tidak dibarengi dengan

tingkat pertanian yang semakin tinggi, namun justru lahan pertanian banyak yang

dijadikan sebagai komplek/perumahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya

komplek/perumahan yang telah berdiri di Kecamatan Medan Selayang seperti

Taman Setia Budi Indah, Graha Tanjung Sari, Villa Malina Indah, Taman Asoka

dan lain-lain. Adapun jenis pemukiman perumahan yang berkembang tersebut

yaitu perumahan/komplek berjumlah 13 unit, asrama 1 (satu) unit, rumah sehat

16.816 unit dan rumah sederhana 924 unit (Profil Kelurahan, tahun 2006). Sejak

tahun 2006 hingga tahun 2010 lahan pertanian semakin berkurang karena

fungsinya telah berubah menjadi komplek/perumahan.

Perubahan lahan pertanian menjadi komplek/perumahan tentu

menimbulkan dampak tersendiri karena pada setiap perubahan tentu dapat

memunculkan hal yang positif maupun negatif. Hal positif yang terjadi akibat

perubahan lahan pertanian menjadi komplek/perumahan yaitu lokasi tersebut

(36)

komplek/perumahan. Adanya komplek/perumahan menjadikan lokasi tersebut

terlihat mewah karena bangunan komplek/perumahan itu sendiri adalah bangunan

yang dapat dikatakan mewah bagi masyarakat pada umumnya. Di dalam

komplek/perumahan terdapat kolam renang yang disediakan untuk umum

sehingga kolam renang tersebut tidak hanya dipakai oleh mereka yang tinggal di

komplek/perumahan. Adapun hal negatif yang terjadi akibat dari perubahan lahan

pertanian menjadi komplek/perumahan yaitu berkurangnya hasil pertanian. Lahan

yang subur karena memiliki jenis tanah andosol seperti yang telah dituliskan di

atas seharusnya dapat menjadikan hasil pertanian yang berkualitas, namun dengan

adanya perubahan fungsi lahan maka hasil pertanian yang seharusnya berkualitas

itu menjadi tidak terwujud dan bahkan hasil pertanian pun menjadi berkurang.

Berdasarkan data luas sawah di Kecamatan Medan Selayang menunjukkan

bahwa telah terjadi pengurangan lahan yang rata-rata mencapai 0,5% per tahun.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1

Luas Sawah di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2002 - 2006

Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kota Medan

Dari tabel 2.1 di atas dapat dilihat jumlah luas sawah ketika tahun 2002

adalah 515 Ha dan di tahun 2006 mengalami penurunan hingga menjadi 398 Ha

maka dengan begitu telah terjadi penurunan sawah wilayah sejumlah 117 Ha.

Tidak hanya kebutuhan pokok seperti penyediaan lahan yang telah disebutkan

(37)

ada pula kebutuhan sekunder masyarakat yang harus terpenuhi. Untuk itu dalam

menunjang kebutuhan sekunder masyarakat maka di Kecamatan Medan Selayang

telah disediakan penyediaan air bersih dengan jumlah 56,44%, listrik berjumlah

99%, telepon 28,15%, lapangan olahraga 24 persil, rumah ibadah 60 unit, rumah

sakit 1 (satu) unit, dan terdapat 3 (tiga) unit puskesmas yang sudah tersedia

dengan baik.

Pada tahun 2008 penyediaan listrik dari PLN (Pembangkit Listrik Negara)

dan penyediaan air bersih dari PAM (Perusahaan Air Minum) sudah lebih

membaik. Tercatat sebanyak 32.210 rumah tangga yang berlangganan listrik PLN

dan sebanyak 16.547 rumah tangga yang berlangganan air PAM di Kecamatan

Medan Selayang. Di Kecamatan Medan Selayang ini juga terdapat beberapa jenis

pelayanan untuk masyarakat yang membutuhkan antara lain yaitu:  KTP dan KK

 Surat Keterangan Pindah

 Kartu Nomor Induk Kependudukan (Kartu NIK)  Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM)  Surat Izin Menetap (SIM)

 Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Lahir Mati  Surat Keterangan Kematian

(38)

2.3. Kependudukan

2.3.1. Jumlah Penduduk

Kecamatan Medan Selayang dihuni oleh 84.913 jiwa. Diantara keenam

kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, kelurahan yang terbanyak

penduduknya yaitu Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 29.319 jiwa dan

kelurahan yang paling sedikit penduduknya yaitu Kelurahan Beringin dengan

jumlah 7.662 jiwa.

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk per km² Tahun 2008

Kelurahan Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk per

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Data pada tabel 2.2 di atas adalah data pada tahun 2008. Telah terjadi

peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Berdasarkan pada hasil

registrasi penduduk kelurahan disebutkan bahwa pada tahun 2000 penduduk di

Kecamatan Medan Selayang berjumlah 73.500 jiwa, kemudian mengalami

peningkatan pada tahun 2001 dengan jumlah jumlah 77.783 jiwa, dan pada tahun

2004 berjumlah 84.304, hingga tahun 2008 peningkatan jumlah penduduk tersebut

(39)

2.3.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat

perbandingannya antara jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan pada Kecamatan Medan Selayang. Jumlahnya cukup jauh berbeda

yaitu terpaut 833 orang lebih banyak perempuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel

2.3 di bawah ini:

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Berdasarkan data pada tabel 2.3 di atas dapat dilihat bahwa untuk se

Kecamatan Medan Selayang yang menjadi penduduk terbanyak adalah yang

berjenis kelamin perempuan yaitu dengan jumlah 42.873 jiwa, sedangkan laki-laki

berjumlah 42.040 jiwa. Jika dihitung berdasarkan per kelurahan maka terdapat

perbandingan 50:50 yaitu 3 (tiga) kelurahan yang berjenis kelamin laki-laki

terbanyak, diantaranya adalah Kelurahan Sempakata, Kelurahan PB Selayang I,

dan Kelurahan Tanjung Sari dan 3 (tiga) kelurahan lagi berjenis kelamin

perempuan terbanyak, diantaranya yaitu: Kelurahan Beringin, Kelurahan PB

Selayang II, dan Kelurahan Asam Kumbang. Jumlah penduduk terbanyak di

Kecamatan Medan Selayang berada di Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah

29.319 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kelurahan

(40)

salah satu kelurahan yang termasuk lebih banyak penduduk yang berjenis kelamin

laki-laki daripada perempuan, sedangkan Kelurahan Beringin adalah salah satu

kelurahan yang lebih didominasi oleh penduduk yang berjenis kelamin perempuan

dari pada laki-laki.

2.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Pendidikan

Jumlah penduduk Kecmatan Medan Selayang berdasarkan status

pendidikannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun berdasarkan Status Pendidikan Tahun 2008

Kelurahan Sekolah Tidak Sekolah Jumlah

1. Sempakata 1241 0 1241 Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.4 di atas bahwa seluruh penduduk Kecamatan

Medan Selayang yang berusia 7-12 tahun adalah berstatus bersekolah dan tidak

ada 1 (satu) orang pun yang tidak bersekolah. Hal ini menunjukkan bahwa

tingginya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Kelurahan Tanjung

Sari yang merupakan kelurahan terbanyak penduduknya bila dibandingkan

dengan kelurahan lainnya yaitu dengan jumlah penduduk 29.319 jiwa maka

dengan begitu generasi penerusnya atau angka kelahirannya tentu juga lebih

banyak dari pada angka kelahiran penduduk di kelurahan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 2.4 di halaman sebelumnya yaitu penduduk yang berusia 7-12

(41)

2.3.4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk Kecamatan Medan Selayang menurut kelompok umur

dan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur 0-65 tahun Di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2008 Kelompok

Umur

Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Data pada tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk

kelompok umur 15-44 tahun dengan jumlah 45.624 jiwa adalah yang

mendominasi dari kelompok umur lainnya. Hal ini dikarenakan berdasarkan

kelompok umur, selisih umur 15-44 tahun adalah selisih umur yang paling jauh

dari pada kelompok umur lainnya yaitu 29 tahun banyaknya selisih umur tersebut.

Data pada tabel menunjukkan bahwa umur 15-44 tahun adalah usia produktif

maka kelompok umur ini di dasarkan atas kelompok usia produktif.

2.3.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Terdapat beberapa mata pencaharian bagi penduduk Kecamatan Medan

Selayang. Diantaranya yaitu Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, ABRI, Petani,

Pedagang, Pensiunan dan lainnya. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada

(42)

Tabel 2.6 Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Data pada tabel 2.6 di atas menunjukkan bahwa yang mendominasi mata

pencaharian penduduk terbanyak adalah berada di Kelurahan Asam Kumbang

dengan jumlah 6.055 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah berada di

Kelurahan PB Selayang I dengan jumlah 2.641 jiwa. Hal tersebut menunjukkan

bahwa banyaknya penduduk dengan status bekerja terdapat di Kelurahan Asam

Kumbang daripada kelurahan lainnya bila dilihat melalui se Kecamatan Medan

Selayang dan hal itu berarti bahwa lebih sedikit penduduk yang berstatus tidak

bekerja (pengangguran).

Selain beberapa mata pencaharian yang tersebut pada tabel 2.6 di atas

terdapat pula mata pencaharian lainnya, salah satu diantaranya adalah usaha

industri. Terdapat beberapa perusahaan industri di Kecamatan Medan Selayang,

baik itu industri besar/sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga. Untuk lebih

(43)

Tabel 2.7

Banyaknya Perusahaan Industri Besar/Sedang, Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga

Tahun 2008

Kelurahan Besar/Sedang Kecil Rumah Tangga

1. Sempakata 1 3 0

Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Data pada tabel 2.7 di atas menunjukkan bahwa keseluruhan jumlah

perusahaan industri Kecamatan Medan Selayang adalah 98 perusahaan industri,

baik itu industri besar/sedang, kecil maupun industri rumah tangga. Perusahaan

industri di Kecamatan Medan Selayang sudah mulai bermunculan. Perusahaan

industri di Kecamatan Medan Selayang lebih didominasi oleh industri rumah

tangga. Tercatat pada tahun 2008 terdapat 6 (enam) industri besar, 23 industri

kecil dan 69 industri rumah tangga. Adapun salah satu industri yang terdapat di

Kecamatan Medan Selayang yaitu pabrik/home industry tahu. Terdapat 4 (empat)

pabrik/home industry tahu di Kecamatan Medan Selayang (data kantor

Disperindag). Ada 2 (dua) jenis tahu yang diproduksi diantaranya yaitu 2 (dua)

pabrik/home industry tahu memproduksi jenis tahu Cina dan 2 (dua) pabrik/home

industry tahu memproduksi jenis tahu Sumedang.

Jika dalam bidang pertanian dibutuhkan lahan untuk pertanian, maka pada

industri tahu, selain dibutuhkan lahan untuk pembangunan pabrik industrinya, hal

lain yang juga dibutuhkan adalah adanya aliran sungai. Di Kecamatan Medan

Selayang terdapat aliran sungai yang cukup panjang. Aliran sungai ini melintasi

(44)

Kelurahan Tanjung Sari kemudian menuju ke Kelurahan Selayang I, lalu dari

Kelurahan Selayang I kemudian menuju ke Kecamatan Medan Sunggal yang

mengalir dari Selatan ke Utara. Menurut sejarahnya sungai ini adalah sungai yang

digunakan masyarakat sekitar untuk air bersih dan memancing. Hingga kini pun

sungai tersebut masih digunakan untuk memancing.

Pada umunya, lokasi usaha pabrik/home industry tahu di Kecamatan

Medan Selayang berada tidak jauh dari aliran sungai. Hal tersebut dikarenakan

aliran sungai dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah dari produksi tahu.

Limbah dari produksi tahu tentu mengganggu penduduk sekitar pabrik/home

industry tahu apabila pembuangannya tidak diatur dengan baik. Untuk itulah

sebelum membangun pabrik sebagai tempat produksi tahu, terlebih dahulu

pengusaha tahu memikirkan dampak negatif yang kemungkinan akan timbul dari

penduduk sekitarnya terkait dengan usahanya, khususnya dalam hal pembuangan

limbah produksi. Aliran sungai adalah solusi bagi pengusaha tahu agar

pembuangan limbah produksi tidak mengganggu penduduk sekitarnya, sehingga

dengan begitu maka proses produksi tahu dapat berjalan dengan lancar. Penduduk

tidak merasa terganggu dengan adanya pembuangan limbah ke sungai karena

penduduk tidak memanfaatkan air sungai untuk air bersih

Limbah yang dihasilkan melalui produksi tahu bukanlah limbah yang

berbahaya karena limbah berasal dari sisa saripati kacang kedelai yang tidak

bermanfaat dalam produksi tahu. Limbah tersebut dibuang melalui saluran

pembuangan yaitu pipa air yang mengarah ke aliran sungai. Panjang pipa tersebut

tentu disesuaikan dengan panjangnya jarak antara tempat produksi ke arah sungai.

(45)

pabrik industri sederhana atau disebut sebagai home industry tahu. Dari keempat

pabrik home industry tahu tersebut, 3 (tiga) diantaranya berada tidak jauh dari

rumah si pengusaha (pemilik home industry tahu) dan yang satu lagi cukup jauh

dengan rumah si pemilik home industry tahu, hal tersebut dikarenakan akibat

lokasi yang tidak sesuai apabila home industry dibangun di areal rumahnya.

2.3.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

Dalam setiap tahunnya tentu terdapat beberapa penduduk yang berubah

statusnya dari lajang (belum menikah) menjadi sudah menikah (menikah) dan

terdapat beberapa penduduk pula yang bercerai, baik itu yang bercerai mati

maupun yang bercerai hidup. Data jumlah penduduk berdasarkan status

perkawinan di Kecamatan Medan Selayang hingga 02 Juli 2007 adalah berjumlah

116.184 jiwa. Berdasarkan data, terdapat 4 (empat) status yang dijabarkan.

Adapun penjabaran status tersebut adalah belum kawin, kawin, cerai hidup dan

cerai mati. Jumlah yang berstatus belum kawin yaitu 66.548 jiwa, diantaranya

adalah 35.181 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 31.367 berjenis kelamin

perempuan. Mereka yang berstatus kawin berjumlah 46.357 jiwa, diantaranya

adalah 23.285 yang berjenis kelamin laki-laki dan 23.072 berjenis kelamin

perempuan. Untuk yang berstatus cerai hidup berjumlah 115 jiwa, diantaranya

adalah 25 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 90 jiwa berjenis kelamin perempuan,

sedangkan untuk yang berstatus cerai mati berjumlah 3.164 jiwa, diantaranya 419

jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2.745 jiwa berjenis kelamin perempuan.

Jumlah keseluruhan dalam status perkawinan adalah 116.184 jiwa.

Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah status penduduk

(46)

dengan status cerai hidup berjumlah 115 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa

hingga 02 Juli 2007 banyak pasangan yang saling setia hingga kematian yang

menceraikan mereka. Berdasarkan pada penjabaran tersebut pula dapat

disimpulkan bahwa hingga 02 Juli 2007 jenis kelamin laki-laki lebih banyak

daripada jenis kelamin perempuan berdasarkan status perkawinan.

2.3.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Penduduk di Kecamatan Medan Selayang memeluk agama yang berbeda

namun saling menghargai perbedaan tersebut sehingga dapat terwujud lingkungan

yang tenteram dan damai, bahkan hingga kini tidak pernah terjadi

perselisihan/pertengkaran antaragama. Terdapat lima agama yang terdata di

Kecamatan Medan Selayang sesuai dengan agama yang disahkan pemerintah

yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha dan Hindu. Mayoritas

penduduk di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2005 beragama Islam

dengan jumlah 57.398 jiwa (60,53%), sedangkan Protestan 29.771 jiwa (31,40%),

Katolik 5.488 jiwa (5,79%), Budha 1.119 jiwa (1,18%), dan Hindu 1.049 jiwa

(1,11%).

2.3.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Disebutkan bahwa penduduk Kecamatan Medan Selayang cukup

heterogen. Hal ini dikarenakan terdapat banyaknya suku bangsa yang hidup dan

tinggal di wilayah ini. Berdasarkan data pada tahun 2006 disebutkan bahwa suku

bangsa yang terbesar adalah suku bangsa Jawa dengan jumlah penduduk 35.463

jiwa (30%), kemudian suku bangsa Karo dengan jumlah 31.909 jiwa (27,00%),

(47)

Mandailing dengan jumlah 11.768 jiwa (10.00%), suku bangsa Simalungun

dengan jumlah 3.735 jiwa (3,22%), suku bangsa Minang Kabau dengan jumlah

3.474 jiwa (3,00%), suku bangsa Pakpak dengan jumlah 3.213 jiwa (2,78%), dan

suku bangsa yang terkecil yaitu suku bangsa Nias dan lainnya dengan jumlah

2.289 (2,00%).

2.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam

kehidupan bermasyarakat. Sarana fisik merupakan sarana umum yang digunakan

oleh suatu masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari-hari, khususnya yang

berhubungan dengan kepentingan umum. Di Kecamatan Medan Selayang terdapat

sarana dan prasarana fisik antara lain yaitu : a) sarana dan prasarana rumah

ibadah, b) sarana dan prasarana olahraga, c) sarana dan prasarana pendidikan, d)

kebersihan, dan e) sarana dan prasarana wisata.

2.4.1. Sarana dan Prasarana Rumah Ibadah

Bagi yang beragama Islam hampir setiap tahun, Kecamatan Medan

Selayang mengadakan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) tingkat kecamatan

sekaligus menjadi seleksi bagi peserta MTQ Tingkat Kota Medan. Pelaksanaan

MTQ tingkat kecamatan setiap tahun dilakukan secara bergiliran di setiap

kelurahan. Pada tahun 2007 diadakan di Kelurahan Padang Bulan Selayang II di

mssjid Nurussalam di Jalan Bunga Cempaka. Suksesnya pelaksanaan MTQ

Nasional ke 40 Tahun 2007 tingkat kecamatan adalah karena adanya peran serta

masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta, serta lembaga pengembangan

(48)

Pada data tahun 2008 disebutkan bahwa mayoritas penduduk di

Kecamatan Medan Selayang adalah beragama Islam maka jenis rumah ibadah

yang sangat menonjol adalah masjid dan langgar. Terdapat 41 buah bangunan

masjid dan terdapat 14 buah bangunan langgar. Begitu juga agama lain seperti

Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Mereka membangun gereja di

berbagai tempat. Terdapat 34 buah bangunan gereja yang tersebar di Kecamatan

Medan Selayang, sedangkan agama Buddha hanya satu buah. Tidak banyak

penduduk yang beragama Buddha, sehingga rumah ibadah bagi mereka hanya

terdiri satu buah saja. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat melalui tabel di

bawah ini:

Tabel 2.8

Sarana Ibadah menurut Kelurahan Tahun 2008

Kelurahan Masjid Langgar Gereja Kelenteng Jumlah

1. Sempakata 4 0 6 0 10 Sumber: KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.8 di atas bahwa masjid adalah tempat ibadah

yang paling banyak di Kecamatan Medan Selayang. Hal tersebut di karenakan

agama Islam mengungguli sebagai agama yang mendominasi di Kecamatan

Medan Selayang. Kelurahan Tanjung Sari adalah kelurahan yang mendominasi

sarana ibadah, hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduk adalah yang terbanyak

di kelurahan ini maka fasilitas sarana ibadahnya pun menjadi lebih banyak dari

(49)

2.4.2. Sarana dan Prasarana Olah Raga

Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi pada saat

ini maka hampir setiap rumahtangga di Kecamatan Medan Selayang telah

memiliki media elektronik seperti televisi dan radio, sehingga setiap

perkembangan dari luar maupun dalam negeri telah dapat disaksikan secara

langsung melalui siaran televisi, dan tidak terkecuali siaran olahraga. Hal ini tentu

dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan gairah berolahraga. Adapun

fasilitas sarana olah raga yang ada di Kecamatan Medan Selayang dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 2.9

Banyaknya Lapangan Olah Raga Tahun 2008

Kelurahan Banyaknya Lapangan Futsal Bola

Kaki

Bola Volly

Bulutangkis Tenis Meja

1. Sempakata 0 1 1 3 0

Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.9 di atas bahwa sarana olah raga di Kecamatan

Medan Selayang sudah cukup banyak. Terdapat 38 unit sarana olah raga di

kecamatan ini. Dapat disimpulkan bahwa penduduk di kecamatan ini menggemari

olah raga. Kelurahan yang memiliki sarana olah raga terbanyak yaitu Kelurahan

Tanjung Sari dengan jumlah 13 unit, sedangkan kelurahan yang paling sedikit

(50)

2.4.3. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan sangatlah perlu bagi masyarakat agar

terwujud SDM (Sumber Daya Manusia) yang bermutu dan berkualitas. Dalam

mewujudkan dan meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia di

Kecamatan Medan Selayang agar tercipta tenaga terampil, handal dan yang

berwawasan iman dan taqwa (Imtaq) serta Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

(Iptek) yang berdaya guna dan berhasil guna maka Pemerintah Kota Medan dan

Yayasan Pendidikan Swasta berupaya menyediakan sarana pendidikan untuk

kebutuhan masyarakat, antara lain dapat dilihat pada tabel 2.10 di bawah ini:

Tabel 2.10

Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Tahun 2006

Sumber Data : Profil Kelurahan Tahun 2006

Berdasarkan tabel 2.10 di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Medan

Selayang memiliki sarana pendidikan mulai dari tingkat TK hingga perguruan

tinggi. Kelurahan Tanjung Sari memiliki sarana pendidikan yang terbilang

lengkap karena terdapat sarana pendidikan dari tingkat TK (taman kanak-kanak)

sampai pada tingkat perguruan tinggi, meskipun Kelurahan Tanjung Sari ini tidak

memiliki sarana pendidikan di tingkat Akademi namun terlihat jelas pada tabel

bahwa Tanjung Sari adalah satu-satunya Kelurahan yang memiliki sarana

Gambar

Tabel 2.1 Luas Sawah di Kecamatan  Medan Selayang
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk per km²
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun berdasarkan Status Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat penting dilakukan untuk meningkatkatkan taraf hidup masyarakat khusus di Kecamatan Medan Selayang. Melalui penerapan konsep ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Padang Bulan Selayang II Kecamatan Medan Selayang.Penelitian ini menggunakan

Hubungan Antara Tindakan Dengan Karakteristik Responden Tentang Pencegahan Penyakit Osteoporosis Di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun

PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP KOEFISIEN AIR LARIAN DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG.. KOTA MEDAN TAHUN 2005

berapa energi yang dapat dihemat dengan menggunakan sel surya sebagai sumber. energi penerangan jalan umum di Kecamatan Medan Selayang

Bagaimana perawatan kasus trauma gigi sulung yang dilakukan oleh dokter gigi dalam satu tahun terakhir di kecamatan Medan Baru, Medan Kota, Medan Selayang dan Medan Amplas

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pengaruh Sistem Komputerisasi terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Medan Selayang berada pada kategori sangat

Masyarakat peserta Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang diharapkan agar selalu aktif mengikuti kegiatan pertemuan bulanan yang diadakan dan benar