• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pemberantasan dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINDAK PIDANA KORUPS

C. Proses Pemberantasan dalam Kasus Tindak Pidana Korupsi yang

Dilakukan oleh Jaksa di Kota Binjai

Pada dasarnya lembaga Kejaksaan adalah alat negara penegak hukum, pelindung dan pengayom masyarakat yang berkewajiban memelihara tegaknya hukum. Lembaga Kejaksaan berperan sebagai penegak hukum. Kejaksaan adalah satu- satunya lembaga negara yang merupakan aparat pemerintah yang berwenang melimpahkan perkara pidana, menuntut pelaku tindak pidana, kekuasaan ini merupakan ciri khas dari Kejaksaan yang membedakannya dengan lembaga- lembaga atau badan- badan penegak hukum lain. Selain itu dalam tindak pidana umumnya sebagai penuntut umum, tetapi penyidik dan penuntut umum. Sebagai penyidik maka diperlukan suatu bukti sehingga dapat diketemukan tersangkanya.dasarnya penyelidikan dan penyidikan setiap tindak pidana korupsi.

Kenyataan yang masih banyak terjadi adalah kasus korupsi yang belum terungkap, hal ini mengakibatkan masyarakat menjadi pesimis dengan kesungguhan Kejaksaan dalam mengungkap berbagai kasus tindak pidana korupsi yang sedang terjadi saat ini.ada banyak kasus korupsi yang terjadi di Kota Binjai, yang sebagian sudah dapat teratasi dan sebagiannya lagi masih belum ada penyelesaiannya dan sanksi hukum yang pantas untuk para pelaku tindak pidana korupsi.

Salah satu kasus yang terjadi di kota Binjai adalah seorang Pegawai Negeri sipil selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

yang bernama Drs. Ngasiken Pinem berumur 51 Tahun bertempat tinggal di Binjai telah ditahan dalam Rumah Tahanan Negara berdasarkan Surat Perintah Penahanan :77

1. Menyatakan terdakwa Drs. Ngasiken Pinem, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “menyalahgunakan 1. Penuntut Umum tanggal 8 Oktober 2008: Print-42/N.2.11 sejak tanggal 8

Oktober 2008 sampai tanggal 27 Oktober 2008.

2. Hakim tanggal 27 Oktober 2008, No.385/Pend.Pid/2008/PN.BJ sejak tanggal 24 Oktober 2008 sampai tanggal 22 Nopember 2008.

3. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri tanggal 7 Nopember 2008 No.385/Pend.Pid/2008/PN-BJ sejak tanggal 23 Nopember 2008 sampai tanggal 21 Januari 2009.

4. Perpanjangan Penahanan oleh Pengadilan Tinggi sejak tanggal 22 Januari 2009 sampai dengan 20 Pebruari 2009.

5. Perpanjangan Penahanan oleh Pengadilan Tinggi yang II sejak tanggal 21 Pebruari 2009 sampai 22 Maret 2009.

Terdakwa didampingi penasehat hukumnya yaitu Muhammad Syarifuddin,SH dan Aripin H Sagala,SH. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang dibacakan dipersidangan pada hari Selasa tanggal 10 Pebruari 2009 yang menuntut agar Majelis Hakim menjatuhkan putusan sebagai berikut:

77

kewenangan atau sarana yang ada padanya yang merugikan keuangan Negara”, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 3 jo pasal 18 UU No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo UU No.20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke 1 jo pasal 64 ayat 1 KUHP.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. Ngasiken Pinem dengan pidana penjara 2 tahun 6 bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dan denda sebesar Rp. 50.000.000 subsidier 3 bulan kurungan.

3. Menghukum terdakwa Drs. Ngasiken Pinem, untuk membayar uang pengganti sebesar Rp. 83.955.000 secara tanggung renteng dengan drs. Ngasiken Pinem dan ahmad saimin selaku direktur CV. Seribu Jaya dengan ketentuan apabila dalam jangka 1 bulan terdakwa tidak membayar maka hartabenda terdakwa dapat dirampas dan dilelang untuk Negara dan apabila terdakwa tidak memiliki haerta yang cukup untuk mengganti uang tersebut maka terdakwa dikenakan pidana pengganti dengan penjara selama 10 bulan.

4. Menyatakan barang bukti berupa:

- Handtractor merk Yamaguchi/ Yanmar 7 unit - Power Thereser Multiguna 6 unit

- Rice Transplanter 2 unit - Dinamo Mesin 2 buah

- Salurabn Pembuang Sisa 1 unit - Papan Lapis 366 unit

- Ventilater 2 unit

- Handtarctor model KAI 711 dilengkapi gandengannya 4 unit - Uang sejumlah Rp. 62.000.000

Penasihat Hukum terdakwa mengajukan nota pembelaan yang telah dibacakan dipersidangan pada Senin tanggal 23 Pebruari 2007 yang bahwa pada prinsipnya penasihat hukum terdakwa tidak keberatan terhadap tuntutan jaksa penuntut umum, akan tetapi penasihat hukum tidak sependapat dengan Jaksa penuntut Umum tentang perhitungan kerugian negara, ancaman hukuman maupun denda serta uang pengganti yang diuraikan Jaksa Penuntut Umum, bahwa kerugian negara sejumlah Rp. 61.604.546, bahwa sesuai dengan dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum pengembalian uang ditanggung renteng oleh terdakwa Ngasiken Pinem, terdakwa Arifin Nasution dan ahmad saimin Direktur CV. Seribu Jaya (DPO), sehingga sudah sepatutnya kerugian negara sebesar Rp. 62.000.000 harus dibagi tiga dan memohon agar terdakwa dijatuhi hukuman yang seringan- ringannya.

Dipersidangan terdakwa secara pribadi telah mebacakan nota pembelaannya sendiri yang menyatakan bahwa terdakwa telah berupaya memberikan arahan pada PPK dan Bendahar untuk melaksanakan proyek dengan sebaik- baiknya, dan setelah terdakwa mengetahui barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanannya dari awal perjanjian yang telah dibuat, maka terdakwa telah berupaya melakukan teguran dengan mengirimkan surat teguran sebanyak 4 kali dan berupaya menemui saudara Yuda Permana sebagai wakil Direktur CV. Seribu Jaya, dan terdakwa tetap melaporkan kepada Bapak Walikota dan Bapak

Wakil Walikota dan kemudian terdakwa mengakui kesalahan dan kelalaiannya karena terlalu percaya kepada bawahan dan memohon dijatuhi hukuman yang seringan- ringannya karena terdakwa telah melaksanakan tugas selama 29 tahun.

Terdakwa telah didakwa Jaksa Penuntut Umum telah melakukan tindak pidana sesuai dengan surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum No. Reg. Perk: PDK 06/BNJAI/FL/10/2008 tertanggal 13 Oktober 2008 yang dakwaannya berisi tentang terdakwa Drs. Ngasiken Pinem selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Binjai tahun 2007 dan sekaligus nsebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Walikota Binjai No. 050-83/K/2007 tanggal 9 Januari 2007, bersama- sama dengan Arifin Nasution SP selaku Bendahara Kegiatan mengadakan Bahan dan Alat- Alat Mesin Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura kota Binjai tahun 2007 (perkaranya diajukan terpisah) dan Ahmad Saimin (DPO) selaku CV. Seribu Jaya atau masing- masing bertindak sendiri- sendiri, secara berturut- turut pada hari- hari dan tanggal 12 Juli 2007 sampai dengan tanggal 30 Nopember 2007 atau setidak- tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007, telah melakukan, turut melakukan atau menyuruh melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut, bertempat di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Binjai.

Mereka telah melakukan perbuatan melawan hukum memperakaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang telah merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebesar Rp.297.955.000 dilakukan dengan cara:

- Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pertanian di Kota Binjai, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Binjai mendapat dana sebesar Rp.498.388.125 dari dana Alokasi Khusus dan APBD kota Binjai tahun anggaran 2007 sebesar 10% untuk kegiatan pengadaan bahan dan alat- alat mesin pertanian.

- Berdasarkan surat keputusan tanggal 22 Mei 2007, dibuatlah surat perjanjian (kontrak) No: 602.1-10/PPK/APBD/DAK/DPTH/P/ALAT/07 tanggal 24 Mei 2007 tentang paket pengadaan bahan dan alat-alat mesin pertanian dengan nilai harga sebesar Rp.488.350.000, yang ditandatangani pihak I Zulkarnain Nasution,SP (Pejabat Pembuat Komitmen/PPK), Pihak II Ahmad Saimin (Direktur CV. Seribu Jaya), dan Drs.Ngasiken Pinem (Kuasa Pengguna Anggaran/Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura).

- Bahwa perjanjian (kontrak) tersebut berisikan tentang waktu penyelesaian pekerjaan 60 hari kalender, terhitung sejak tanggal 22 Mei 2007 sampai 20 Juli 2007, pembayaran dilakukan 4 termyn, termyn I 30%, termyn II 30%, termyn III 30%, dan termyn IV 10%.

- Proses pembayaran pada setiap termynnya dilakukan dengan cara penyedia barang mengajukan permintaan pembayaran kepada PPK dengan melampirkan berita acara pencapaian fisik, berita acara pemeriksaan barang dan berita acara penerimaan barang dari petugas pemeriksa/penerima barang yang disetuhui PPK, setelah permintaan pembayaran disetujui PPK, kemudian diajukan ke bendahara kegiatan untuk meminta persetujuan

pencairan uang kepada kuasa pengguna anggaran, bendahara kegiatan melakukan pembayaran kepada penyedia barang dengan membuatakan berita acara pembayaran, tanda terima pembayaran dan kwitansi yang ditandatangani oleh penyedia barang, bendahara kegiatan dan kuasa pengguna anggaran.

- Bahwa sampai dengan batas waktu yang ditetapkan dalam perjanjian tanggal 20 Juli 2007, CV. Seribu Jaya (penyedia barang) tidak dapat memenuhi perjanjian, di mana tidak ada satu pun barang- barang berupa bahan atau alat- alat mesin pertanian yang harus diserahkan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan holtikultura kota Binjai (pengguna barang), namun pada tanggal 5 Juli 2007 Direktur CV.Seribu Jaya Ahmad Saimin dengan surat No.04/SJ-BJI/VII/2007 mengajukan permintaan pembayaran termyn I sebesar 30% dari nilai kontrak Rp.488.350.000, yakni sebesar Rp.146.505.000, yang ditujukan kepada PPK tanpa melengkapi syarat- syarat administrasi seperti berita acara pencapaian fisik, berita acara pemeriksaan/barang dan berita acara penerimaan barang.

- Setelah Arifin Nasution,SP memproses permintaan pembayaran termyn I, lalu ia meminta persetujuan pencairan uang untuk pembayaran termyn I kepada kuasa pengguna anggaran terdakwa Drs.Ngasiken Pinem, terdakwa melakukan pencaiaran uang padahal ia mengetahui bahwa barang- barang sebagaiamana dalam perjanjian belum ada diserahkan CV. Seribu Jaya kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura kota Binjai.

- Setelah Arifin Nasution,SP memproses permintaan pembayaran termyn I sebesar 30% yang diajukan oleh Direktur CV.Seribu Jaya, lalu ia memintakan persetujuan pencairan uang untuk pembayaran termyn I tersebut kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Binjai dan oleh terdakwa Drs. Ngasiken Pinem permintaan pencairan uang tersebut disetujui, padahal ia mengetahui bahwa barang- barangnya belum ada diserahkan oleh CV. Seribu Jaya.

- Sekitar bulan Agustus 2007 Direktur CV. Seribu Jaya Ahmad Saimin dengan surat tanpa nomor dan tanggal mengajukan permintaan pembayaran termyn ke II sebesar 30% yakni Rp. 146.505.000 yang ditujukan kepada PPK dengan melengkapi syarat- syarat seperti berita acara pemeriksaan pekerjaan dan berita acara pencapaian fisik tertanggal 14 Agustus 2007, namun tidak ada melengkapi syarat lainnya berupa berita acara barang karena pada kenyataannya CV. Seribu Jaya belum menyerahkan satu pun barang- barang tersebut. Selanjutnya Arifin Nasution,SP memintakan persetujuan pencairan uang untuk pembayaran termyn II sebesar 30% kepada pengguna anggaran terdakwa Drs.Ngasiken Pinem dan disetujui tanpa melihat barang- barang tersebut yang belum ada diserahkan sama sekali dan pada tanggal 15 Agustus 2007 Arifin melakukan pembayaran termyn II.

- Tanggal 14 September 2007 Direktur CV. Seribu Jaya Ahmad saimin mengajukan permintaan pembyaran termyn III sebesar 30% yang ditujukan kepada PPK tanpa melengkapi syarat- syarat administrasi dalam permintaan pembayaran.

- Sekitar bulan November 2007 CV. Seribu Jaya kembali menyerahkan barang berupa 2 unit rice transpanter merek mitsubishi/yanji china type 2 ZT- 9356 B, 3 unit sealer type pijak, 2 unit dinamo, 2 unit handtractor, setelah dilakukan peemriksaan alat- alat pertanian tersebut ternyata tidak sesuai dengan perjanjian sehingga PPK Zulkarnain Nasution,SP tidak mau menandatngani berita acara penerimaan barang. Pada 27 Nopember 2007 Direktur CV. Seribu Jaya Ahmad Saimin dengan surat tanpa nomor mengajukan pembayaran termyn IV sebesar 10%. Setelah disetujui permintaan pencairan uang untuk pembayaran termyn IV oleh terdakwa Drs. Ngasiken Pinem pada tanggal 30 Nopember 2007. Maka dengan ini total keseluruhan pembayaran yang dilakukann kepada Direktur CV. Seribu Jaya sebesar Rp.488.350.000.

- Bahwa sekitar bulan Desember 2007 CV. Seribu Jaya kembali

menyerahkan alat- alat mesin berupa 1 unit handtractor merek yanmar type TF 85 Mly-di, 11 unit perangkat uji lahan sawah dan 2 unit ventilater dan setelah dilakukan pemeriksaan alat- alat pertanian tersebut ternyata tidak sesuai dengan perjanjian sehingga PPK Zulkarnain Nasution,SP tidak mau menandatangani berita acara serah terima barang.

- Salah satu perbuatan yang dilakukan CV. Seribu Jaya yang mengakibatkan kekecawaan terhadap pemegang kontrak adalah berdasarkan keterangan saksi Ir. Warnita Eva Roza ( Kasubdis Bangunan) kota Binjai tanggal 5 Juni 2008 menerangkan papan lapis sebanyak 36 unit yang diserahkan oleh CV. Seribu Jaya kepada pengguna barang/Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Holtikultura kota Binjai tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak, karena papan lapis tersebut terbuat dari jenis kayu sembarang kelas II yang harganya diperkirakan @ Rp.376.250.000, sedangkan dalam kontrak papan lapis adalah jenis kayu meranti.

- Bahwa akibat perbuatan Drs. Ngasiken Pinem bersama- asama dengan Arifin Nasution,SP dan Ahmad Saimin Direktur CV. Seribu Jaya, telah mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp. 297.955.000.

- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat 1 jo pasal 18 UU No.31 Tahun 1999 Jo UU No.20 Tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke 1 jo pasal 64 ayat 1 KUHP.

Mengadili tedakwa Drs. Ngasiken Pinem telah terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan telah melakukan Tindak Pidan Korupsi secara Bersama- sama dan dijatuhkan pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan dan denda sebesar Rp.50.000.000 dengan ketentuan apabila terdakwa tidak membayar denda maka akan digantikan dengan pidana kurungan selama 3 bulan.

Berdasarkan studi kasus di Kejaksaan Negeri Binjai di atas adapun peranan Kejaksaan Binjai yang sudah dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Menurut penulis bahwasannya tuntutan terhadap terdakwa sudah cukup adil dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Hal ini terbukti bahwasannya kasus di atas sudah di eksekusi oleh Jaksa berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Nomor : PRINT-368/ N.2.11/Fu/09/2009, dan juga diperkuat berdasarkan putusan Pengadilan Negeri yang di mana Jaksa tidak ada melakukan banding terhadap kasus tersebut dan dengan telah dikeluarkannya P-48 Surat Perintah Pelaksanaan

Putusan Pengadilan Nomor: PRINT-368/N.2.11/Fu/09/2009, maka kasus tersebut telah mendapatkan putusan yang sah dan sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya.

Pemberantasan tindak pidana korupsi yang terjadi pada kasusu di atas yang telah dilakukan Kejaksaan Negeri Binjai secara penal dan non penal sudah cukup baik dan maksimal, sehingga memberikan putusan pengadilan yang selayaknya bagi terdakwa. Pemberantasan tindak pidana korupsi secara penal telah dilakukan secara baik, dengan adanya undang- undang dan pasal- pasal yang digunakan dalam perkara tersebut yaitu Pasal 3 jo. Pasal 18 UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No.20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat 1 ke 1 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP serta pasal- pasal lainnya yang berkaitan dengan perkara tersebut. Sehingga terdakwa diadili dan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama- sama dengan pidana penjara 1 tahun 6 bulan dan denda sebesar Rp.50.000.000,-.

Dengan adanya kasus di atas telah ada bukti bahwasannya kinerja Kejaksaan sudah cukup memberikan bukti bahwasannya jaksa tidak main- main dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, walaupun tetap ada beberapa kasus tindak pidana korupsi yang belum terungkap.

BAB IV