BAB II TINJAUAN PUSTAKA
G. Proses Pembuatan Khamar/Tuak Pahit
Artinya :
Dari Wa‘il al-Khadhramy bahwa Thariq Ibnu Suwaid al-Ju‘fiya bertanya kepada Nabi tentang arak yang dijadikan obat. Maka beliau melarangnya –atau membenci—untuk membuatnya.
Kemudian Thariq berkata : sesungguhnya aku membuatnya untuk obat. Maka beliau bersabda : ― sesungguhnya ia bukan obat namun penyakit . (H.R. Muslim, Abu dawud, dan Selain keduanya)
Adapun Menurut menteri Kesehatan RI No. 83 tahun 1997:
minuman keras (khamar) adalah semua jenis minuman yang beralkohol tetapi bukan obat dan mempunyai kadar yang berbeda beda.
G. Proses Pembuatan Khamar/Tuak Pahit
Khamar (tuak pahit) adalah cairan yang dihasilkan dari peragian biji-bijian atau buah-buahan dan mengubah saripatinya menjadi Salkohol dengan menggunakan katalisator (enzim) yang mempunyai kemampuan untuk memisahkan unsure-unsur tertentu yang berubah melalui proses peragian. Minuman sejenis ini dinamakan khamar (tuak pahit), karena dia mengeruhkan dan menyelubungi akal, maksudnya menutupi dan merusak daya tangkapnya. Demikian pengertian khamar (tuak pahit) menurut ilmu kedokteran. Sesuatu yang memabukkan adalah khamar (tuak pahit), dan tidak di persoalkan khamar itu berasal dan dibuat dari bahan apa. Oleh
sebab itu jenis minuman apapun, kalau ia memabukkan menurut pengertian syariah dan hukum-hukum yang berlaku terhadap khamar(tuak pahit), juga berlaku atas minum-minuman tersebut, baik terbuat dari anggur, korma, madu, gandum dan biji-bijian, maupun dari jenis-jenis lain semua yang di sebutkan itu termasuk khamar (tuak pahit) dan haram hukumnya.Mungkin timbul pertanyaan, kadar alkohol berapa persen baru memabukkan, dan di pandang haram? Sebagian ulama masih mempersoalkan tentang kadar alkoholnya dan bahan-bahan yang akan di jadikan khadar:
Jenis-jenis khamar (tuak pahit) yang terkenal adalah: Brandy, Wisky, Martini, Likir dan lain-lain. Kadar alkoholnya ada yang 40%
sampahit 60%. Kadar alkohol yang terdapat dalam Janever, Holand dan Geneva adalah 33% sampahit 40%. Porte, Galagata dan Madira mengandung 15% sampahit 25%. Claret Hock, Champagne dan Bargendy mengandung 10% sampahit 15%. Jenis-jenis yang ringan seperti Egi, Pordar, Estate, dan Munich mengandung 2% sampahit 9%.
Berapa pun kadar alkoholnya, minuman yang demikian harus di jauhi (pencegahan) demikian juga msengenai bahan yang akan di jadikan khamar itu tidak usah di persoalkan. Penulis mendasarkan pemikiran ini kepada sabda Rasulullah: ―Minuman yang banyak memabukkan, maka yang sedikit juga haram.
28 A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diuraikan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis (Nurul 2005: 47)
B. Lokasi Penelitian Dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
C. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai ciri dari individu,objek,gejala, atau peristiwa yang dapat diukur secara kualitatif ataupun secara kuantitatif. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah fenomena komunitas
2. Variable terikat.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone.
D. Definisi Operasional Penelitian
Islam melarang minum-minuman keras (khamar) dan peraturan ini berlaku untuk seluruh umat islam serta tidak ada perkecualian untuk individu tertentu. Yang di larang oleh islam adalah tindakan meminum khamar itu sendiri terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau tidak.
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani,rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara berfikir kejiwaan, sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan masyarakat sekitarnya.
E. Populasi Dan Sampel a) Populasi
populasi dalam penelitian ini adalah komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupten bone. Adapun informan dalam penelitian yaitu 9 (sembilan) orang.
b) Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.dimana penulis hanya membutuhkan 9 (sembilan) orang sebagai sampel agar dapat mewakili dan menggambarkan sifat serta karakteristik dari populasi.
F. instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini,yang menjadi instrument penelitian adalah komunitas peminum tuak pahit. Peneliti perlu mengetahui bagaimana
fenomena komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja.
Melakukan pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara (interview), dokumentasi dengan alat bantu berupa handpone, buku catatan dan camera sehingga mampu mengukur fenomena komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pengamatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan pencatatan terhadap objek penelitian di tempat penelitian yang dilakukan. Adapun yang diobservasi dalam penelitian ini adalah perilaku komunitas peminum tuak pahit di dusun ulusalo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja.
2. Wawancara (interview)
Menurut Nasution (2008:113) bahwa wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dari pendapat diatas arti interview sebenarnya adalah bukan wawancara oleh hanya dua orang tetapi dapat
juga sekaligus dua atau lebih. Dalam penelitian kualitatif biasanya digunakan teknik wawancara sebagai cara utama pengumpulan data atau informasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film, yang dipersiapkan karna adanya permintaan seorang penyidik (moleong 2012:161). Dokumentasi ini berupa foto-foto para remaja bersama minuman kerasnya.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jadi analisis data berlangsung ketika pertama kali terjun kelokasi penelitian setelah semua data-data yang didapat dari lapangan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan cara menuliskan, mengedit, mengkalsifikasi, mereduksi dan kemudian dilanjutkan dengan penyajian.
32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Kabupaten Bone.
1. Letak Dan Luas Wilayah
Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota - 200 0 B Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa c) Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone
d) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros,Pangkep, dan Barru
Luas wilayah Kabupaten Bone seluruhnya berjumlah kurang lebih4.559,00 Km2. Bone terdiri atas 27 (dua puluh tujuh) kecamatan yang diperinci menjadi 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) desa dan 39 (tiga puluh sembilan) kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak 888 (delapan ratus delapan puluh delapan) dan lingkungan sebanyak 121 (seratus dua puluh
satu). Wilayah kabupaten bone termasuk daerah beriklim sedang.
Kelembaban udara berkisar antara 95%-99% dengan temperatur berkisar 260c-430c.
Adapun luas wilayah Kabupaten Bone Wilayah dirinci menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS (KM2)
16
Sumber : Bone dalam angka tahun 2013 2. Keadaan Alam dan Iklim
Secara umum keadaan permukaan alam Kabupaten Bone bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam.Daerah landai dijumpai sepanjang pantai dan bagian Utara, sementara di bagian Barat dan Selatan umumnya bergelombang hingga curam.
Adapun jenis tanah di daerah ini didominasi tanah Mediteran. Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut. Ketinggian daerah digolongkan sebagai berikut :
a) Ketinggian 0-25 meter seluas 81.925,2 Ha (17,97%) b) Ketinggian 25-100 meter seluas 101.620 Ha (22,29%) c) Ketinggian 100-250 meter seluas 202.237,2 Ha (44,36%) d) Ketinggian 250-750 meter seluas 62.640,6 Ha (13,74%) e) Ketinggian 750 meter keatas seluas 40.080 Ha (13,76%) f) Ketinggian 1000 meter keatas seluas 6.900 Ha (1,52%)
Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang.Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260C – 430C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur.
Rata rata curah hujan tahunan di wilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata<1.750 mm;1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.
Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai.Disekitarnya
terdapat lembah yang cukup dalam.Kondisi sungai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu,Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo.
3. Keadaan Demografi
Adapun Keadaan Demografi Kabupoten Bone Akan diuraikan Sebagai berikut :
a) Penduduk
Kondisi kependudukan di kabupaten Bone berdasarkan jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
No Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah
1
8
26 27
Tanete Riattang Tanete Riattang Timur
19.857 17.853
23.936 19.899
43.793 37.752
JUMLAH
322.724 382.993 705.717
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah penduduk dikabupaten tahun 2010 sebanyak 705.717 jiwa yang terdiri dari laki-laki 322.724 jiwa dan perempuan 382.993 jiwa dengan rasio jenis kelamin 84,26. Hal ini menunjukkan bahwa dalam seratus perempuan terdapat 84 penduduk laki-laki. Adapun jumlah penduduk terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang sebanyak 43.793 jiwa. Sedangkan Jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Tonra sebanyak 11.643 jiwa.
Berdasarkan data BPS 2013 Kepadatan penduduk yang terjadi Kabupaten Bone tahun 2008 rata rata 155 jiwa/km² .Kepadatan penduduk terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang dengan 1.841 jiwa/km² dan terkecil berada di kecamatan Bontocani sebesar 34 jiwa/km². Rata-rata kepadatan penduduk terkecil tersebut berada di daerah pegunungan.
b) Ketenagakerjaan
Untuk bergeraknya suatu roda pembangunan tenaga kerja menjadi suatu elemen penting. Dalam hal ini penduduk kemudian dibagi dalam dua kelompok yaitu berdasarkan kelompok angkatan kerja dan penduduk
kelompok bukan kerja. Adapun jumlah ketenaga kerjaan akan terus mengalami perubahan dengan berlangsung proses demografi. Bagian tenaga kerja dalam kegiatan ekonomi disebut Angkatan kerja.
Penduduk Kelompok Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti yang sedang menunggu panenan dan pegawai yang cuti.Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharap dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Penduduk Kelompok Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, pada tahun 2010 penduduk Kabupaten Bone yang berumur 15 tahun ke atas sebanyak 504.545 jiwa, yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja sebanyak 323.583 jiwa dan 180.962 jiwa bukan angkatan kerja. Sebagian besar angkatan kerja di Kabupaten Bone adalah laki-laki yang berjumlah 189.811 jiwa atau 58,66 persen dari total angkatan kerja. Sebagian besar bukan angkatan kerja adalah perempuan berjumlah 147.559 jiwa atau 81,54 persen. Dari total
bukan angkatan sebagian besarnya adalah adalah ibu rumah tangga berjumlah 110.160 jiwa atau 97,15 persen.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengukur kegiatan ekonomi penduduk.
TPAK merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas. TPAK penduduk 15 tahun ke atas di Kabupaten Bone pada tahun 2010 tercatat 64,13 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan rasio antara pencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja.Dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 504.545 jiwa tercatat bahwa 26.763 jiwa dalam status pengangguran. Dari angka tersebut didapat tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bone pada tahun 2010, yakni sebesar 8,27 persen.
Pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bone berjumlah 4.925 jiwa atau hanya 18,41 persen dari total pengangguran di Kabupaten Bone. Pencari kerja yang terdaftar terbanyak di Kecamatan Taneteriattang Timur yaitu 1.140 jiwa dan terendah di Kecamatan Bontocani yaitu 28 jiwa.
Secara umum pula dalam sektor perekonomian daerah Kabupaten Bone didominasi oleh sektor pertanian, dengan sub sektor pertanian pangan, kemudian sub sektor perkebunan, peternakan dan perikanan. Dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kabupaten Bone bekerja di sektor pertanian yang berjumlah 356.814 jiwa (70,72%) dari jumlah penduduk
yang bekerja. Sektor lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan Akomodasi (11,54 %) dan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah Industri Pengolahan (3,41%).
4. Gambaran umum Desa Pattuku Limpoe 1. Data Geografis
Sesuai data yang diproleh dari bapak kepala desa pattuku Limpoe bersama Staf kantor. Desa pattuku limpoe adalah salah satu wilayah kecamatan Lappariaja kabupaten Bone yang letaknya agak jau dari pusat kota watampone dengan Luas wilayah Desa Pattuku Limpoe adalah 14.6 ha/km2, dimana terderi empat dusun yaitu :
a) Dusun Bendrongen b) Dusun Limpoe
c) Dusun Tompong dan d) Dusun Ulu Salo.
Adapun batas-batas wilayah Desa Pattuku Limpoe adalah sebagai berikut
a) Sebelah Utara : Desa Massendreng Pulu b) Sebelah Selatan : Desa Tondronge
c) Sebelah Timur : Desa Tendripakkua d) Sebelah Barat : Desa Lagori
Itulah batas desa pattuku limpoe dangan luas keseluruhan desa pattuku limpoe yaitu 14,16 Km2 dengan jenis tanah yaitu tanah liat dan tanah pasir dengan kondisi Geografis yaitu:
1) Ketinggian tanah dari permukaan laut 170 M 2) Banyaknya curah hujan 134,94 mm/Hm 3) Suhu Udara 28 0C
Berdasarkan data Tahun 2010, jumlah penduduk Desa Pattuku Limpoe berkisar 2.732 jiwa, yang terdiri dari 743 Kepala Keluarga (KK) dan menurut datamonografi Desa Pattuku Limpoe bahwa jumlah menurut jenis kelamin yaitu jumlah laki-laki 1.318 jiwa serta jumlah perempuan 1.414 jiwa.
Berikut ini jumlah penduduk menurut usia pada Tabel 1:
Dusun
B. Hasil Penelitian.
1. Tingkat Pemahaman Agama Masyarakat Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Bila melihat pemahaman masyarakat desa dalam memahami agama tidak bisa dipisahkan dari kultur masyarakat desa tersebut. Masyarakat desa yang sering diidentikkan dengan kekunoan, kampungan, ketinggalan zaman.
Agama yang berkembang di lingkungan masyarakat desa, kecenderungannya budaya atau kebiasaan di masyarakat desa mempengaruhi cara mereka beragama. Oleh karena itu agama lebih sering dilihat dalam aspek sakralitas dan ritualnya dari pada ritual sosialnya yang menyentuh masyarakat akan tetapi masyarakat kurang memahami akan bahaya meminum tuak pahit karena minuman ini dapat merusak organ tubuh manusia tetapi masyarakat yang suka minum tuak pahit tidak menghiraukan hal itu seperti wawancara saya dengan Pasoro yang mengatakan bahwa:
“ at disini jarang sholat 5 waktu secara berjamaah karena ” (wawancara 07 Maret 2016)
Hampir senada dengan hasil wawancara saya dengan salah satu responden saya H.Taslim bahwa,
“kita jarang melaksanakan sholat berjamaah di mesjid kalau bukan hari jumat karena masyarakat disini sholat masing- ” (wawancara 05 Maret 2016)
Namun ada juga masyarakat yang sholat dimesjid pada saat waktu maghrib tetapi itupun bisa dikatakan 3 orang atau 2 orang seperti wawancara saya dengan Sadaren yang menyatakan bahwa:
“A b w b shalat jumat tapi hanya beberapa orang tidak seperti pada saat shalat ,” ( wawancara 25 februari 2016 )
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman agama didusun ulu salo karena hanya beberapa orang yang melaksanakan sholat 5 waktu secara berjamaah dan terkadang mereka hanya sholat di rumah dan agama merupakan system yang mencakup cara bertingkah laku dan berperasaan yang bercorak khusus, dan merupakan system kepercayaan yang juga bercorak khusus. Agama berkeyakinan bahwa ada sejenis dunia spiritual yang mengajukan tuntutan terhadap perilaku, cara berfikir dan perasaan kita.
2. Fenomena Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Indonesia merupakan Komunitas Muslim terbesar, dan kita sendiri bagian dari bangsa ini, namun Kurangnya pengetahuan akan bahaya khamar (tuak pahit) di kalangan masyarakat, ataupun dampak positif dari khamar (tuak pahit) yang sering kita jumpai nampaknya tidak lagi mereka hiraukan karena untuk mendapatkan tuak pahit itu sangat mudah Kemudian dikatakan pula bahwa keseringan meminum tuak pahit dapat menjadikan konsumsi
berlebih yang hanya membuang-buang uang, dikarenakan untuk mendapatkan tuak pahit itu dengan jalan membeli dari pembuat tuak pahit namun masyarakat mempunyai cela untuk meminum tuak pahit seperti hasil wawancara saya dengan Ruse sebagai berikut:
“Saya biasa minum tuak pahit biasanya berkumpul karena kalau sendiri biasa tidak enak minum tuak pahit (wawancara 25 februari 2016 )
Hal yang hampir senada dengan hasil wawancara dengan ferdi bahwa,
“Aku minum tuak pahit biasanya sendiri dan biasa secara beramai-ramai (wawancara 28 Februari 2016)
Namun ada juga masyarakat yang ikut minum tuak pahit karena faktor pergaulan seperti hasil wawancara saya dengan Laccang bahwa :
“K minum tuak pahit biasanya kumpul-kumpul sama teman kalau ada teman saya yang minum tuak pahit minumka juga (wawancara 28 Februari 2016 )
Hasil wawancara diatas menunjukan bahwa masyarakat minum tuak pahit dilakukan secara berkelompok namun ada juga masyarakat yang minum tuak pahit karena faktor sering berkumpul sama teman-temannya yang suka minum tuak pahit. namun dalam pergaulan seseorang sering kejalan yang salah sehingga masyarakat terjerumus dalam pergaulan yang
salah. Disamping itu masyarakat biasa minum tuak pahit agar dia merasa percaya diri seperti hasil wawancara berikut dengan Heri bahwa,
“Saya biasanya minum tuak pahit baru pergi kepesta pernikahan karna tidak seru kalau dipanggil teman piminum tuak pahit baru tidak ikut karna saya dicuekin kalau tidak minumka juga karna katanya bukan teman sejati kalau tidak minum tuak pahit juga, baru saya juga merasa tidak enak kalau tidak minum karna teman-teman yang lain minum semua masa saya tidak jadi saya juga ikut minum baru pergi (wawancara 25 Februari 2016)
Namun ada juga seseorang minum tuak pahit supaya dia merasa tidak malu didepan banyak orang karena pemikirin sebagian masyarakat ini bahwa dengan meminum tuak pahit dia merasa jago dan merasa pintar seperti wawancara saya dengan Sadaren sebagai berikut :
“Aku minum tuak pahit baru biasa kepesta supaya pede dan tidak merasa malu karna kalau saya kepesta kalau ada elektonk saya biasa naik menyumbangkan lagu satu atau lebih jadi kalau saya sudah minum tuak pahit saya tidak malu joget-joget sama temanku tetapi kalau tidak mimum tuak pahitka dulu baru menyanyi malu-maluka joget” (wawancara 29 Februari 2016)
Hal ini hampir senada yang diungkapkan oleh Pire, sebagai berikut :
“Saya biasa minum tuak pahit baru kepesta supaya saya merasa pede karna kalau saya tidak minum baru pergi saya tidak merasa pede kalau banyak orang apa lagi kalau uda banyak cewek saya malu bicara kalau belum minum tuak pahit.(wawancara 29 Februari 2016)
Hasil wawancara di atas mendeskripsikan bahwa seseorang meminum tuak pahit karena dia tidak merasa percaya diri kalau dia belum minum tuak pahit, agar dia merasa percaya diri didepan banyak orang dengan jalan dia
minum tuak pahit agar dia percaya diri walaupun banyak orang dan dilakukan secara berkelompok atau kumpul-kumpul sama teman-teman sepermainanya.
3. Penyebab Terbentuknya Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Dalam masyarakat atau kelompok-kelompok sepermainan.Masing-masing kelompok memiliki ciri khas sendiri, atau kegiatan khas tersendiri.Untuk dapat diterima sebagai anggota kelompok, biasanya remaja yang termasuk dalam kelompok ini harus mengikuti aturan dalam kelompok.
Misalnya, cara berbusana, maupun minuman-minuman keras. Karena seringnya seseorang berkumpul dengan teman yang suka minum tuak pahit sehingga dia juga ikut meminum tuak pahit seperti hasil wawancara saya dengan heri sebagai berikut:
“ b b -kumpul sama teman-teman saya baru pergi membeli tuak pahit baru saya minum tuak pahit secara ramai- ” (wawancara 29 Februari 2016)
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa seseorang sebelum minum tuak pahit dia berkumpul bersama masyarakat yang lain yang suka minum tuak pahit dan biasanya juga masyarakat minum tuak pahit setelah
selesai melakukan pekerjaan secara bergotong royong seperti hasil wawancara Saya dengan Bustang bahwa,
“b b pekerjaan dan dia memanggil kita untuk membantunya atau dikerjakan secara gotong royong jadi disitulah kalau sudah selesai baru dia belikan kita tuak pahit baru diminum secara ”(wawancara 29 Februari 2016)
Hal ini hampir senada dengan hasil wawancara dengan ferdi sebagai berikut:
“aku biasanya minum tuak pahit kalau selesai bergotong royong sebagai ajang seru-seruan untuk menghilangkan rasa cape.(wawancara 01 Maret 2016)
Peneliti menganalisis hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa masyarakat minum tuak pahit apabila sedang berkumpul-kumpul karena masyarakat merasa bahwa dengan berkumpul sama masyarakat yang lain dapat menghilangkan rasa cape apa bila dia sudah melakukan sebuah pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama atau bergotong royong, namun pemahaman masyarakat bahwa dengan minum-minuman tuak pahit bisa menghilangkan rasa cape namun anggapan tersebut tidak tepat karna dengan minum tuak pahit atau khamar dapat merusak kesehatan bahkan
Peneliti menganalisis hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa masyarakat minum tuak pahit apabila sedang berkumpul-kumpul karena masyarakat merasa bahwa dengan berkumpul sama masyarakat yang lain dapat menghilangkan rasa cape apa bila dia sudah melakukan sebuah pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama atau bergotong royong, namun pemahaman masyarakat bahwa dengan minum-minuman tuak pahit bisa menghilangkan rasa cape namun anggapan tersebut tidak tepat karna dengan minum tuak pahit atau khamar dapat merusak kesehatan bahkan