• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Pengharaman Khamar/Tuak Pahit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Tahapan Pengharaman Khamar/Tuak Pahit

Ada kalanya Allah menetapkan hukum itu langsung serta merta dan tanpa tahapan, seperti kewajiban shalat, keharaman daging babi, perintah qishas, dan lain sebagainya. Namun ada kalanya juga Allah menetapkan hukum itu secara bertahap .Meskipun para ulama telah bersepakat bahwa ketapan hukum final dari khamar (tuak pahit) adalah haram, sebenarnya ketetapan hukum itu adalah melalui beberapa tahapan. Proses pengharaman khamar secara bertahap ini menunjukkan bahwa al-Qur‘an menempuh cara yang bijaksana dalam proses pengharaman khamar, Adapun tahapan pensyari‘atanya adalah sebagi berikut :

1. Allah membahas klasifikasi minuman

Ada dua jenis minuman, yaitu minuman yang baik dan minuman yang memabukkan. Hal ini Allah jelaskan di dalam firmannya Q.S An-nahl 16 : 67 memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan (Kementrian Agama RI, 2010:274)

Ayat tersebut, dapat kita lihat dengan jelas bahwa Allah membagi minuman itu ada yang bersifat baik (اًنَسَح اًق ْز ِر) dan adapula yang bersifat

memabukkan (اًرَكَس) .Pada saat Allah menurunkan ayat ini, khamar memang belum diharamkan, sehingga masyarakat pada saat itu masih banyak yang mengfermentasikan air dari buah-buahan untuk dijadikan khamar kemudian meminumnya.

2. Allah mengkomparasikan kandungan khamar/tuak pahit

Hal ini bisa kita lihat di dalam Q.S Al-baqarah 2 : 219

mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:

"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".

dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.

Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir (Kementrian Agama RI, 2010:34).

Ayat tersebut, dapat kita ambil pengertian bahwa Allah membandingkan antara sisi positif dan sisi negatif dari khamar.

Disebutkan bahwa dalam khamar itu terkandung dua aspek , yaitu dosa yang besar dan manfaat bagi manusia. Hal ini menolak argumen dari orang yang menyatakan bahwa khamar itu segala sesuatunya haram dan

merugikan.Ketika ayat ini turun, sebagian masyarakat pada saat itu masih tetap meminumnya, dan sebagian yang lain menolaknya.

Mereka meminum khamar karena manfaatnya, diantaranya adalah khamar itu merupakan jenis minuman yang sangat lezat pada masa itu, sehingga karena belum ada pengaharaman secara mutlaq, mereka menikmati khamar itu. Sedangkan yang terdapat di dalam khamar adalah sifat memabukkanya, Nah disini, Allah belum sampahit pada tahap pengharaman khamar, Allah masih membandingkan antara aspek positif dan negatif yang terkandung di dalam khamar. Tetapi kalimat ُرَبْكَأ اَم ُهُمْثِإ َو( )اَمِهِعْفَن ْنِم itu menunjukkan dengan jelas bahwa aspek negatif yang ada pada khamar itu lebih dominan daripada aspek positifnya.

3. Allah mengharamkan khamar/tuak pahit secara parsial Allah berfirman dalam Q.S An-nisa 4 : 43

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu

mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.

Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun (Kementrian Agama RI, 2010:85)

Ayat tersebut dapat diketahui bahwasannya Allah telah mengharamkan khamar. Walaupun tidak secara tersurat Allah menyebutkan kata "رمخ" itu haram, tetapi terdapat kata " ىَراَكُس yang "

berarti orang yang mabuk. Sedangkan mabuk adalah buah atau akibat dari meminum khamar. Pengharaman khamar itu juga bisa dilihat dari adanya larangan (nahyun ) yang bisa diketahui dari kata "اوُبَرْقَت َلَ" yang berarti jangan mendekati, tetapi di dalam tafsir disebutkan bahwa yang dimaksud itu adalah jangan sholat, bukan jangan mendekati sholat. Hal itu menunjukan keharaman, karena dalam ushul fiqih dijelaskan bahwa pada asalnya larangan itu menunjukan pengharaman.Meskipun begitu, sampahit disini pengahraman khamar belum mutlaq 100%, karena Allah juga menyebutkan kata "ى َراَكُس ْمُتْنَأ َو".

Itu menunjukan pembatasan, bahwa yang haram meminum khamar itu hanya bagi orang yang yang akan sholat saja, dan khamar tidak haram jika orang tersebut tidak sedang shalat. Sampahit disini, Allah telah mengharamkan khamar, namun masih parsial, belum sampahit mutlaq.

4. Allah mengharamkan khamar/tuak pahit secara mutlaq Inilah hukum final dari khamar, yaitu haram secara mutlaq yang mana telah Allah jelaskan di dalam Q.S. Al-ma‘idah 5 : 90



Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (Kementrian Agama RI, 2010:123).

Ayat tersebut, akhirnya Allah mengharamkan khamar secara mutlaq. Allah telah menjelaskan bahwa khamar itu merupakan hal kotor dan dianggap menjijikan yang harus dijauhi. Hal itu bisa diketahui dari kalimat ُهوُبِنَتْجاَف ِناَطٌَّْشلا ِلَمَع ْنِم ٌسْج ِر . Kata هوبنتجاف merupakan kalimat larangan yang tidak disertai dengan pembatasan (muqoyyid), artinya sudah dimutlaqkan keharamanya. Jadi kesimpulanya, khamar itu hukumnya haram untuk diminum, meskipun syari‘at keharamannya itu tidak serta merta haram, tetapi menurut penjelasan diatas, hukum final dari khamar itu menunjukan keharamannya. Allah tidak menetapkan hukum secara bertahap hanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi Allah mempunyai maksud mulia, yaitu agar mudah di pahami dan memudahkan dalam pengerjaannya oleh manusia.Dalam hal ini digunakan prinsip meniadakan kesulitan. Aturan larangan (pengharaman) minuman keras (khamar) berlaku untuk seluruh umat Islam serta tidak ada perkecualian

untuk individu tertentu. Yang dilarang dalam Islam adalah tindakan meminum khamar itu sendiri, terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau tidak.

Beberapa hadis Nabi juga telah menetapkan keharaman khamar secara mutlaq, yaitu:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-mutsanna dan Muhammad bin Hatim, mereka berdua berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya, dan Dia adalah al-Qattan, dari Ubaidillah, telah mengabarkan kepada kami Nafi‘, dari Ibnu Umar, dia berkata : Aku tidak mengetahui perkara ini kecuali dari Nabi s.a.w, beliau bersabda : ―semua yang memabukkan adalah khamar, dan semua khamar itu haram‖ ( H.R Muslim )

Riwayat lain juga menerangkan keharamannya :

ْنَع ،َةَمَلَس ًِبَأ ْنَع ،ُّي ِرْهُّزلا اَنَثَّدَح :َلاَق ،ُناٌَْفُس اَنَثَّدَح :َلاَق ،ِ َّللَّا ِدْبَع ُنْب ًُِّلَع اَنَثَّدَح

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdillah, dia berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata telah menceritakan kepada kami Azzuhri, dari Abu Salamah, dari ‗Aisyah, dari Nabi s.a.w, dia berkata : ― Semua minuman yang memabukkan itu adalah haram‖ ( H.R Bukhori).

Dari hadis di atas dapat dipahami, bahwa yang menjadi sebab inti haramnya khamar (tuak pahit) itu adalah:

1. Menimbulkan permusuhan dan persengketaan

2. Menyebabkan orang lupa melakukan shalat dan mengingat Allah.

Kalau persengketaan dan permusuhan sudah berjangkit dalam masyarakat, ditambah lagi orang lupa kepada Allah, maka masyarakat akan kacau. Judi dan minum khamar (tuak pahit) merupakan saudara sekandung, sama-sama berbahaya, karena itu diharamkan. Menurut riwayat ibnu ihsak bahwa pengharaman itu terjadi pada waktu perang di Bani an-Nadhir, pada tahun ke-4 hijriah (pendapat yang kuat). Sedangkan menurut riwayat yang lain, diharamkan khamar (tuak pahit) pada perjanjian Hudaibiyah, tahun ke-4 H.

Dokumen terkait