• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jadi analisis data berlangsung ketika pertama kali terjun kelokasi penelitian setelah semua data-data yang didapat dari lapangan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan cara menuliskan, mengedit, mengkalsifikasi, mereduksi dan kemudian dilanjutkan dengan penyajian.

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Kabupaten Bone.

1. Letak Dan Luas Wilayah

Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota - 200 0 B Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa c) Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone

d) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros,Pangkep, dan Barru

Luas wilayah Kabupaten Bone seluruhnya berjumlah kurang lebih4.559,00 Km2. Bone terdiri atas 27 (dua puluh tujuh) kecamatan yang diperinci menjadi 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) desa dan 39 (tiga puluh sembilan) kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak 888 (delapan ratus delapan puluh delapan) dan lingkungan sebanyak 121 (seratus dua puluh

satu). Wilayah kabupaten bone termasuk daerah beriklim sedang.

Kelembaban udara berkisar antara 95%-99% dengan temperatur berkisar 260c-430c.

Adapun luas wilayah Kabupaten Bone Wilayah dirinci menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS (KM2)

16

Sumber : Bone dalam angka tahun 2013 2. Keadaan Alam dan Iklim

Secara umum keadaan permukaan alam Kabupaten Bone bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam.Daerah landai dijumpai sepanjang pantai dan bagian Utara, sementara di bagian Barat dan Selatan umumnya bergelombang hingga curam.

Adapun jenis tanah di daerah ini didominasi tanah Mediteran. Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut. Ketinggian daerah digolongkan sebagai berikut :

a) Ketinggian 0-25 meter seluas 81.925,2 Ha (17,97%) b) Ketinggian 25-100 meter seluas 101.620 Ha (22,29%) c) Ketinggian 100-250 meter seluas 202.237,2 Ha (44,36%) d) Ketinggian 250-750 meter seluas 62.640,6 Ha (13,74%) e) Ketinggian 750 meter keatas seluas 40.080 Ha (13,76%) f) Ketinggian 1000 meter keatas seluas 6.900 Ha (1,52%)

Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang.Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260C – 430C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur.

Rata rata curah hujan tahunan di wilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata<1.750 mm;1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.

Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai.Disekitarnya

terdapat lembah yang cukup dalam.Kondisi sungai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu,Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo.

3. Keadaan Demografi

Adapun Keadaan Demografi Kabupoten Bone Akan diuraikan Sebagai berikut :

a) Penduduk

Kondisi kependudukan di kabupaten Bone berdasarkan jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

No Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah

1

8

26 27

Tanete Riattang Tanete Riattang Timur

19.857 17.853

23.936 19.899

43.793 37.752

JUMLAH

322.724 382.993 705.717

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah penduduk dikabupaten tahun 2010 sebanyak 705.717 jiwa yang terdiri dari laki-laki 322.724 jiwa dan perempuan 382.993 jiwa dengan rasio jenis kelamin 84,26. Hal ini menunjukkan bahwa dalam seratus perempuan terdapat 84 penduduk laki-laki. Adapun jumlah penduduk terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang sebanyak 43.793 jiwa. Sedangkan Jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Tonra sebanyak 11.643 jiwa.

Berdasarkan data BPS 2013 Kepadatan penduduk yang terjadi Kabupaten Bone tahun 2008 rata rata 155 jiwa/km² .Kepadatan penduduk terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang dengan 1.841 jiwa/km² dan terkecil berada di kecamatan Bontocani sebesar 34 jiwa/km². Rata-rata kepadatan penduduk terkecil tersebut berada di daerah pegunungan.

b) Ketenagakerjaan

Untuk bergeraknya suatu roda pembangunan tenaga kerja menjadi suatu elemen penting. Dalam hal ini penduduk kemudian dibagi dalam dua kelompok yaitu berdasarkan kelompok angkatan kerja dan penduduk

kelompok bukan kerja. Adapun jumlah ketenaga kerjaan akan terus mengalami perubahan dengan berlangsung proses demografi. Bagian tenaga kerja dalam kegiatan ekonomi disebut Angkatan kerja.

Penduduk Kelompok Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti yang sedang menunggu panenan dan pegawai yang cuti.Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharap dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Penduduk Kelompok Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, pada tahun 2010 penduduk Kabupaten Bone yang berumur 15 tahun ke atas sebanyak 504.545 jiwa, yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja sebanyak 323.583 jiwa dan 180.962 jiwa bukan angkatan kerja. Sebagian besar angkatan kerja di Kabupaten Bone adalah laki-laki yang berjumlah 189.811 jiwa atau 58,66 persen dari total angkatan kerja. Sebagian besar bukan angkatan kerja adalah perempuan berjumlah 147.559 jiwa atau 81,54 persen. Dari total

bukan angkatan sebagian besarnya adalah adalah ibu rumah tangga berjumlah 110.160 jiwa atau 97,15 persen.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengukur kegiatan ekonomi penduduk.

TPAK merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas. TPAK penduduk 15 tahun ke atas di Kabupaten Bone pada tahun 2010 tercatat 64,13 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan rasio antara pencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja.Dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 504.545 jiwa tercatat bahwa 26.763 jiwa dalam status pengangguran. Dari angka tersebut didapat tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bone pada tahun 2010, yakni sebesar 8,27 persen.

Pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bone berjumlah 4.925 jiwa atau hanya 18,41 persen dari total pengangguran di Kabupaten Bone. Pencari kerja yang terdaftar terbanyak di Kecamatan Taneteriattang Timur yaitu 1.140 jiwa dan terendah di Kecamatan Bontocani yaitu 28 jiwa.

Secara umum pula dalam sektor perekonomian daerah Kabupaten Bone didominasi oleh sektor pertanian, dengan sub sektor pertanian pangan, kemudian sub sektor perkebunan, peternakan dan perikanan. Dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kabupaten Bone bekerja di sektor pertanian yang berjumlah 356.814 jiwa (70,72%) dari jumlah penduduk

yang bekerja. Sektor lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan Akomodasi (11,54 %) dan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah Industri Pengolahan (3,41%).

4. Gambaran umum Desa Pattuku Limpoe 1. Data Geografis

Sesuai data yang diproleh dari bapak kepala desa pattuku Limpoe bersama Staf kantor. Desa pattuku limpoe adalah salah satu wilayah kecamatan Lappariaja kabupaten Bone yang letaknya agak jau dari pusat kota watampone dengan Luas wilayah Desa Pattuku Limpoe adalah 14.6 ha/km2, dimana terderi empat dusun yaitu :

a) Dusun Bendrongen b) Dusun Limpoe

c) Dusun Tompong dan d) Dusun Ulu Salo.

Adapun batas-batas wilayah Desa Pattuku Limpoe adalah sebagai berikut

a) Sebelah Utara : Desa Massendreng Pulu b) Sebelah Selatan : Desa Tondronge

c) Sebelah Timur : Desa Tendripakkua d) Sebelah Barat : Desa Lagori

Itulah batas desa pattuku limpoe dangan luas keseluruhan desa pattuku limpoe yaitu 14,16 Km2 dengan jenis tanah yaitu tanah liat dan tanah pasir dengan kondisi Geografis yaitu:

1) Ketinggian tanah dari permukaan laut 170 M 2) Banyaknya curah hujan 134,94 mm/Hm 3) Suhu Udara 28 0C

Berdasarkan data Tahun 2010, jumlah penduduk Desa Pattuku Limpoe berkisar 2.732 jiwa, yang terdiri dari 743 Kepala Keluarga (KK) dan menurut datamonografi Desa Pattuku Limpoe bahwa jumlah menurut jenis kelamin yaitu jumlah laki-laki 1.318 jiwa serta jumlah perempuan 1.414 jiwa.

Berikut ini jumlah penduduk menurut usia pada Tabel 1:

Dusun

B. Hasil Penelitian.

1. Tingkat Pemahaman Agama Masyarakat Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.

Bila melihat pemahaman masyarakat desa dalam memahami agama tidak bisa dipisahkan dari kultur masyarakat desa tersebut. Masyarakat desa yang sering diidentikkan dengan kekunoan, kampungan, ketinggalan zaman.

Agama yang berkembang di lingkungan masyarakat desa, kecenderungannya budaya atau kebiasaan di masyarakat desa mempengaruhi cara mereka beragama. Oleh karena itu agama lebih sering dilihat dalam aspek sakralitas dan ritualnya dari pada ritual sosialnya yang menyentuh masyarakat akan tetapi masyarakat kurang memahami akan bahaya meminum tuak pahit karena minuman ini dapat merusak organ tubuh manusia tetapi masyarakat yang suka minum tuak pahit tidak menghiraukan hal itu seperti wawancara saya dengan Pasoro yang mengatakan bahwa:

“ at disini jarang sholat 5 waktu secara berjamaah karena ” (wawancara 07 Maret 2016)

Hampir senada dengan hasil wawancara saya dengan salah satu responden saya H.Taslim bahwa,

“kita jarang melaksanakan sholat berjamaah di mesjid kalau bukan hari jumat karena masyarakat disini sholat masing- ” (wawancara 05 Maret 2016)

Namun ada juga masyarakat yang sholat dimesjid pada saat waktu maghrib tetapi itupun bisa dikatakan 3 orang atau 2 orang seperti wawancara saya dengan Sadaren yang menyatakan bahwa:

“A b w b shalat jumat tapi hanya beberapa orang tidak seperti pada saat shalat ,” ( wawancara 25 februari 2016 )

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman agama didusun ulu salo karena hanya beberapa orang yang melaksanakan sholat 5 waktu secara berjamaah dan terkadang mereka hanya sholat di rumah dan agama merupakan system yang mencakup cara bertingkah laku dan berperasaan yang bercorak khusus, dan merupakan system kepercayaan yang juga bercorak khusus. Agama berkeyakinan bahwa ada sejenis dunia spiritual yang mengajukan tuntutan terhadap perilaku, cara berfikir dan perasaan kita.

2. Fenomena Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.

Indonesia merupakan Komunitas Muslim terbesar, dan kita sendiri bagian dari bangsa ini, namun Kurangnya pengetahuan akan bahaya khamar (tuak pahit) di kalangan masyarakat, ataupun dampak positif dari khamar (tuak pahit) yang sering kita jumpai nampaknya tidak lagi mereka hiraukan karena untuk mendapatkan tuak pahit itu sangat mudah Kemudian dikatakan pula bahwa keseringan meminum tuak pahit dapat menjadikan konsumsi

berlebih yang hanya membuang-buang uang, dikarenakan untuk mendapatkan tuak pahit itu dengan jalan membeli dari pembuat tuak pahit namun masyarakat mempunyai cela untuk meminum tuak pahit seperti hasil wawancara saya dengan Ruse sebagai berikut:

“Saya biasa minum tuak pahit biasanya berkumpul karena kalau sendiri biasa tidak enak minum tuak pahit (wawancara 25 februari 2016 )

Hal yang hampir senada dengan hasil wawancara dengan ferdi bahwa,

“Aku minum tuak pahit biasanya sendiri dan biasa secara beramai-ramai (wawancara 28 Februari 2016)

Namun ada juga masyarakat yang ikut minum tuak pahit karena faktor pergaulan seperti hasil wawancara saya dengan Laccang bahwa :

“K minum tuak pahit biasanya kumpul-kumpul sama teman kalau ada teman saya yang minum tuak pahit minumka juga (wawancara 28 Februari 2016 )

Hasil wawancara diatas menunjukan bahwa masyarakat minum tuak pahit dilakukan secara berkelompok namun ada juga masyarakat yang minum tuak pahit karena faktor sering berkumpul sama teman-temannya yang suka minum tuak pahit. namun dalam pergaulan seseorang sering kejalan yang salah sehingga masyarakat terjerumus dalam pergaulan yang

salah. Disamping itu masyarakat biasa minum tuak pahit agar dia merasa percaya diri seperti hasil wawancara berikut dengan Heri bahwa,

“Saya biasanya minum tuak pahit baru pergi kepesta pernikahan karna tidak seru kalau dipanggil teman piminum tuak pahit baru tidak ikut karna saya dicuekin kalau tidak minumka juga karna katanya bukan teman sejati kalau tidak minum tuak pahit juga, baru saya juga merasa tidak enak kalau tidak minum karna teman-teman yang lain minum semua masa saya tidak jadi saya juga ikut minum baru pergi (wawancara 25 Februari 2016)

Namun ada juga seseorang minum tuak pahit supaya dia merasa tidak malu didepan banyak orang karena pemikirin sebagian masyarakat ini bahwa dengan meminum tuak pahit dia merasa jago dan merasa pintar seperti wawancara saya dengan Sadaren sebagai berikut :

“Aku minum tuak pahit baru biasa kepesta supaya pede dan tidak merasa malu karna kalau saya kepesta kalau ada elektonk saya biasa naik menyumbangkan lagu satu atau lebih jadi kalau saya sudah minum tuak pahit saya tidak malu joget-joget sama temanku tetapi kalau tidak mimum tuak pahitka dulu baru menyanyi malu-maluka joget” (wawancara 29 Februari 2016)

Hal ini hampir senada yang diungkapkan oleh Pire, sebagai berikut :

“Saya biasa minum tuak pahit baru kepesta supaya saya merasa pede karna kalau saya tidak minum baru pergi saya tidak merasa pede kalau banyak orang apa lagi kalau uda banyak cewek saya malu bicara kalau belum minum tuak pahit.(wawancara 29 Februari 2016)

Hasil wawancara di atas mendeskripsikan bahwa seseorang meminum tuak pahit karena dia tidak merasa percaya diri kalau dia belum minum tuak pahit, agar dia merasa percaya diri didepan banyak orang dengan jalan dia

minum tuak pahit agar dia percaya diri walaupun banyak orang dan dilakukan secara berkelompok atau kumpul-kumpul sama teman-teman sepermainanya.

3. Penyebab Terbentuknya Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.

Dalam masyarakat atau kelompok-kelompok sepermainan.Masing-masing kelompok memiliki ciri khas sendiri, atau kegiatan khas tersendiri.Untuk dapat diterima sebagai anggota kelompok, biasanya remaja yang termasuk dalam kelompok ini harus mengikuti aturan dalam kelompok.

Misalnya, cara berbusana, maupun minuman-minuman keras. Karena seringnya seseorang berkumpul dengan teman yang suka minum tuak pahit sehingga dia juga ikut meminum tuak pahit seperti hasil wawancara saya dengan heri sebagai berikut:

“ b b -kumpul sama teman-teman saya baru pergi membeli tuak pahit baru saya minum tuak pahit secara ramai- ” (wawancara 29 Februari 2016)

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa seseorang sebelum minum tuak pahit dia berkumpul bersama masyarakat yang lain yang suka minum tuak pahit dan biasanya juga masyarakat minum tuak pahit setelah

selesai melakukan pekerjaan secara bergotong royong seperti hasil wawancara Saya dengan Bustang bahwa,

“b b pekerjaan dan dia memanggil kita untuk membantunya atau dikerjakan secara gotong royong jadi disitulah kalau sudah selesai baru dia belikan kita tuak pahit baru diminum secara ”(wawancara 29 Februari 2016)

Hal ini hampir senada dengan hasil wawancara dengan ferdi sebagai berikut:

“aku biasanya minum tuak pahit kalau selesai bergotong royong sebagai ajang seru-seruan untuk menghilangkan rasa cape.(wawancara 01 Maret 2016)

Peneliti menganalisis hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa masyarakat minum tuak pahit apabila sedang berkumpul-kumpul karena masyarakat merasa bahwa dengan berkumpul sama masyarakat yang lain dapat menghilangkan rasa cape apa bila dia sudah melakukan sebuah pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama atau bergotong royong, namun pemahaman masyarakat bahwa dengan minum-minuman tuak pahit bisa menghilangkan rasa cape namun anggapan tersebut tidak tepat karna dengan minum tuak pahit atau khamar dapat merusak kesehatan bahkan bisa membuat organ tubuh rusak. Meminum tuak pahit bukan pada saat bergotong royong namun karena adanya ajakan dari seorang teman seperti hasil wawancara saya dengan Laccang sebagai berikut:

“biasanya saya disini minum tuak pahit karena baku panggil-panggil sama teman, karna kalau teman panggil pergi minum tuak pahit kalau menolak tidak enak rasanya karna kita bersahabat jadi saya ikut juga untuk ramai-ramai minum tuak pahit”(wawancara 01 Maret 2016)

Hal yang hampir senada yang dikemukakakan oleh Sadaren bahwa,

“Saya minum tuak pahit kalau temanku panggil saya sebab kalau napanggilka baru tidak ikutka minum bukanka sahabat sejati jadi saya pergi supaya ramai-ramaika minum tuak pahit karena kalau sendirika minum tuak tidak enak tapi kalau saya bersama teman-temanku enak rasanya minum tuak pahit karna ramai- ” (w w 05 Maret 2016)

Namun apa yang diungkapkan laccang hampir sama apa yang diungkapkan oleh Heri bahwa :

Kalau teman-teman disini ikut minum tuak pahit karna biasa kita kumpul-kumpul kalau malam sama teman, jadi kalau uda ada teman yang ngajak pergi minum iya sama-sama semua maki rama-ramai supaya seruh (wawancara 01 Maret 2016)

Dari hasil wawancara di atas menujukan bahwa seseorang minum tuak pahit dilakukan secara berkelompok karena menerima ajakan dari teman kelompoknya. Seperti wawancara saya salah satu tokoh masyarakat (H.Taslim) sebagai berikut:

“masyarakat disini minum tuak pahit karna baku panggil-panggil sama masyarakat yang lain ( wawancara 05 maret 2016).

Hal ini hampir senada yang diungkapkan salah satu tokoh agama (Muhasim) sebagai berikut:

“ sehingga didaerah sini banyak yang ”(w w 05 20 6)

Namun ada masyarakat ikut minum tuak pahit karena adanya ajakan dari masyarakat lainnya sehingga dia juga ikut minum tuak pahit demi sebuah kelompok agar dia juga mudah mendapatkan tuak pahit seperti wawancara saya dengan Ruse sebagai berikut:

“Untuk mendapatkan tuak pahit biasa saya pergi dirumahnya temanku karna orang tuanya biasa bikin tuak pahit jadi saya pergi disana sama teman-teman saya minum tuak pahit karna tidak dibeli tapi biasa orang tuanya temanku tidak bikin saya kumpul-kumpul uang sama temanku baru pergi beli tuak pahit sepuluh liter baru saya minum sama-sama teman saya” (w w 0 20 6 )

Namun hal ini hampir senada dengan hasil wawancara dengan informan yang lain bahwa untuk mendapatkan tuak pahit menurut dia sangat mudah karena hanya perlu membutuhkan modal baru bisa mendapatkan tuak pahit seperti hasil wawancara saya dengan Ferdi sebagai berikut:

“Saya biasa mendapatkan tuak pahit dengan cara membeli, biasa saya beli sendiri tuak pahit biasa juga ceka-ceka dengan teman kalau uang saya tidak cukup untuk beli sendiri baru saya minum sama-sama. (wawancara 08 maret 2016)

Hampir senada dengan hasil wawancara saya dengan salah satu responden saya Ruse bahwa,

“Kalau saya mau minum tuak pahit saya beli sendiri karna harga tuak pahit murah hanya 5.000 sudah dapat 1 liter tidak sama kalau minuman botol mahal dan biasa juga kumpul kumpul uang sama

teman kalau tidak cukup untuk beli sendiri baru diminum ”(w w 05 maret 2016)

Dari hasi wawancara di atas menunjukan bahwa untuk mndapatkan tuak pahit itu sangat mudah karena cukup mempunyai uang lima ribu rupiah dia sudah bisa mendapatkan tuak pahit(khamar) untuk dia minum bersama dengan kelompoknya. Dengan harga yang begitu murah seseorang sudah bebas meminum tuak pahit.

C. Pembahasan

1. Tingkat Pemahaman Agama Masyarakat Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone

Pemahaman agama adalah adanya hubungan manusia dengan Tuhan dan juga adanya hubungan antara manusia dengan sesamanya yang secara umum meliputi berbagai aspek kehidupan. Fungsi paling mendasar dan universal dari semua agama adalah bahwa agama memberikan orientasi dan motivasi serta membantu manusia mengenal sesuatu yang bersifat sakral.

Lewat pengalaman beragama (religious experience) yakni penghayatan terhadap Tuhan atau agama yang diyakininya.

Agama merupakan system yang mencakup cara bertingkah laku dan berperasaan yang bercorak khusus, dan merupakan system kepercayaan yang juga bercorak khusus. Agama berkeyakinan bahwa ada sejenis dunia spiritual yang mengajukan tuntutan terhadap perilaku, cara berfikir dan

perasaan kita. Agama dapat mempengaruhi sikap praktis manusia terhadap berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Ia dipandang sebagai jalan hidup yang dipegang dan diwarisi turun temurun oleh masyarakat manusia. Agama sebagai sistem keyakinan dapat menjadi bagian inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan.

Mendefinisikan agama sebagai Seperangkat kepercayaan atau aturan yang pasti untuk membimbing manusia dalam tindakannya terhadap Tuhan, orang lain, dan terhadap dirinya sendiri.

Oleh karena itu agama perlu diketahui, dipahami dan diamalkan oleh manusia dan orang yang beragama harus memiliki tiga hal yang dikenal dengan trilogy ajaran ilahi yakni Iman, Islam dan Ihsan. Islam (al-Islam) tidak absah tanpa Iman (al-Iman), dan Iman tidak sempurna tanpa Ihsan (al-Ihsan).

Sebaliknya, Ihsan adalah mustahil tanpa Iman, dan Iman juga tidak mungkin tanpa inisial Islam. Iman, Islam dan Ihsan merupakan pilar/pokok (rukun) dalam beragama dan dipahami sebagai sebuah sistem ajaran demi tegaknya ajaran Islam. Antara Iman, Islam dan Ihsan, ketiganya tak bisa dipisahkan oleh manusia di dunia ini, kalau diibaratkan hubungan diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat.

Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan.

2. Fenomena Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone

2. Fenomena Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone

Dokumen terkait