BONE ( STUDI TINGKAT PEMAHAMAN AGAMA MASYARAKAT)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
HASLINA NIM: 10519153212
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii
BERITA ACARA MUNAQASYA ... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ... v
PRAKATA ... vi
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Umum Khamar ... 7
B. Tingkat Pemahaman Agama ... 11
C. Komunitas ... 13
D. Tahapan Pengharaman Khamar/Tuak Pahit ... 15
E. Hukum Bagi Peminum Khamar/Tuak Pahit ... 21
xi
F. Dampak Khamar/Tuak Pahit Terhadap Kesehatan ... 24
G. Proses Pembuatan Khamar/Tuak Pahit ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis Penelitian... 28
B. Lokasi Penelitian Dan Objek Penelitian ... 28
C. Variabel Penelitian ... 28
D. Definisi Operasional Penelitian ... 29
E. Populasi Dan Sampel ... 29
F. Instrumen Penelitian ... 99
G. Teknik Pengumpulan Data ... 03
H. Teknik Analisis Data ... 03
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Gambaran Umum Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Kabupaten Bone ... 32
B. Hasil Penelitian ... 43
C. Pembahasan ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN
1 A. Latar Belakang
Dalam masyarakat atau kelompok-kelompok sepermainan.Masing- masing kelompok memiliki ciri khas sendiri, atau kegiatan khas tersendiri.Untuk dapat diterima sebagai anggota kelompok, biasanya masyarakat yang termasuk dalam kelompok ini harus mengikuti aturan dalam kelompok. Misalnya, cara berbusana, maupun minum tuak pahit. Hal ini juga terjadi dikalangan remaja, remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik, mempengaruhi dan menentukan ciri individual dalam bertingkah laku terhadap masyarakat sekitar.
Masalah minuman keras (Tuak pahit) dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar pada apakah minuman keras boleh atau di larang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya, di mana, bilamana, dan dalam kondisi yang bagaimana, akibatnya orang awam berpendapat bahwa minuman keras merupakan suatu stimulant. Sedangkan stimulant itu sendiri adalah meningkatkan keaktifan susunan syaraf pusat sehingga merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang, padahal sesungguhnya minuman keras merupakan racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya
untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun sosial namun perlu di catat bahwa ketergantungan pada minuman keras merupakan suatu proses tersendiri, yang memakai waktu. Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebab agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri.
Minuman keras (tuak pahit) merupakan sejenis minuman yang memabukkan. Dalam islam, sudah tercantum dengan jelas pada sumber- sumber hukum islam bahwa hukum meminum khamar adalah haram dan berakibat pada perilaku pidana. Hal ini berlandaskan bahwa meminum khamar atau tuak pahit dapat merusak kesehatan akal. Padahal akal adalah hal terpenting yang dimiliki manusia karena dengan akallah manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Peminum tuak pahit, ketika dia tidak dapat mengendalikan akalnya maka bisa saja ia melakukan perbuatan tercela seperti pembunuhan maupun pemerkosaan. Tidak hanya itu, meminum tuak pahit secara berkesinambungan juga dapat merusak jiwa dan bahkan dapat menguras harta.
Dikatakan merusak jiwa karena dengan mengonsumsi khamar secara berlebihan akan berakibat pada rusaknya organ tubuh manusia, setiap tetes khamar yang notabene mengandung alkohol dapat menyebabkan darah menguning, implikasinya bisa saja kondisi organ dalam seseorang terganggu hingga berakibat pada kematian. Kemudian dikatakan pula bahwa keseringan
meminum tuak pahit dapat menjadikan konsumsi berlebih yang hanya membuang-buang uang, dikarenakan untuk mendapatkan tuak pahit itu dengan jalan membeli dari pembuat tuak pahit. Hal ini pun dapat memengaruhi kehidupan rumah tangga seseorang karena pengeluaran yang tidak berguna.
Apabila hukum meminum tuak pahit atau khamar dikaji secara Islam, maka dari pengertian khamar (tuak pahit) saja sudah menimbulkan perbedaan pendapat. Mana yang dimaksud minuman yang memabukkan menurut para ulama. Tidak hanya itu, ulama pun memperdebatkan masalah hukuman yang tepat untuk mengadili pelaku. Hal ini terjadi lantaran di dalam Al-Qur’an dan Hadits memang tidak dicantumkan hukum pasti untuk menjatuhkan si pelaku, sehingga sangat memungkinkan terjadi perbedaan pendapat.
Kurangnya pengetahuan akan bahaya khamar (tuak pahit) di kalangan masyarakat, ataupun dampak positif dari khamar (tuak pahit) yang sering kita jumpai nampaknya tidak lagi mereka hiraukan karena untuk mendapatkan tuak pahit itu sangat mudah jadi, apa lagi yang harus di lakukan untuk dapat mencegah masyarakat kita saat ini untuk tidak mengkonsumsi tuak pahit (khamar), khususnya di kalangan masyarakat. maraknya kecelakaan terjadi akibat pengendara yang tengah mabuk, dan tidak sedikit dari mereka yang tewas seketika di tempat, berbagai aksi kejahatan yang pemicu utamanya adalah mabuk, sederetan kasus tentang minuman keras memenuhi laporan
pemerintah, berbagai usaha telah dilakukan, di tengah tengah kemajuan teknologi dan perkembangan zaman membawa kita kepada perubahan yang makin drastis, tak sedikit yang terpengaruh dan ikut ikutan, meniru serta menjiplak perbuatan orang orang barat yang dianggap itu semua adalah Trend yang harus di ikuti, padahal sebaliknya, sesungguhnya ini merupakan salah satu kelemahan ke ilmuan kita tentang pengaruh dan dampak dari bangsa barat, meski tidak semuanya berpengaruh negatif bagi diri dan dangsa kita, setidaknya kita tahu bahwa selama ini sudah sangat banyak sekali contoh yang sebenarnya itu sudah cukup bagi kita untuk bercermin, bahwa sesungguhnya mereka membawa perrubahan yang negatif.
Oleh karena itu agama juga sebagai dasar tata nilai dan merupakan penentu dalam perkembangan dan pembinaan rasa kemanusiaan maka pemahaman agama masyarakat dapat menjadi dasar kepribadian sehingga dapat menjadi masyarakat yang lahiriyah dan rohaniyah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pentingnya penelitian ini dilakukan, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai acuan pengumpulan data dalam penelitian. Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat pemahaman agama masyarakat di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone?
2. Bagaimana fenomena komunitas peminum tuak pahit di dusun ulusalo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone?
3. Faktor apa yang menyebabkan terbentuknya komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman agama masyarakat di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone.
2. Untuk mengetahui fenomena komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone.
3. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan terbentuknya komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bagi desa
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dari pihak desa agar lebih meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap komunitas peminum tuak pahit khususnya dikalangan remaja.
2. Bagi para komunitas
Sebagai bahan pertimbangan bagi para komunitas akan bahaya yang ditimbulkan dengan mengkonsumsi tuak pahit terhadap kesehatan fisik maupun psikologis serta dampaknya bagi masyarakat.
3. Peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti tentang fenomena komunitas peminum tuak pahit di dusun ulusalo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
7 A. Tinjauan Umum Khamar
1. Pengertian Khamar (Tuak Pahit)
Minuman keras dalam istilah agama disebut khamr. Khamr terambil kata khamara artinya ―menutup‖ maksudnya adalah menutupi akal.
Karena itu makanan dan minuman yang dapat menutupi akal secara bahasa juga disebut khamar. Pada mulanya khamr adalah minuman keras yang terbuat dari kurma dan anggur. Tetapi karena dilarangnya itu sebab memabukkan, maka minuman keras (tuak pahit) yang terbuat dari apa saja (walaupun bukan dari kurma dan anggur) asal itu memabukkan, maka hukumnya sama dengan khamr, yaitu haram diminum.
Dalam kitab Fiqh bab II “al-Khamr” sebagian ulama‘ berpendapat bahwa ―segala sesuatu yang memabukkan itu disebut al khamar, Secara Umum khamar di artikan dengan ― segala sesuatu dari makanan atau minuman dan obat-obatan yang dapat menghilangkan akal dan memabukkan‖ macam dan jenis khamar (Tuak Pahit) itu sendiri sangat banyak, Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab sudah akrab dengan minuman beralkohol atau disebut juga minuman keras (khamar dalam bahasa arab). Menurut Syeikh ahmad arrosyidi (2005 : 67 )
Merurut wahbah zuhaili (2010:331-332) menyatakan bahwa jenis minuman yang diharamkan ialah segala jenis minuman yang jika diminum banyak akan memabukkan dan jika diminum sedikit tetap diharamkan,
termasuk di dalamnya rendaman kurma, anggur, gandum,jagung dan lainnya. Mengkomsumsi minuman memabukkan seperti khamar(Tuak Pahit), termasuk dosa besar. Bahkan khamar adalah sumber dosa-dosa besar lainnya.
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara berpikir kejiwaan, sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan masyarakat sekitarnya.
Minuman keras ialah minuman yang mengandung ETHANOL, yakni sejenis senyawa kimia organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang utamanya terikat pada atom-2 Carbon (C) dan Hidrogen (H), yang secara umum mampu Menurunkan Kesadaran.Metanol kependekan dari etil alkohol yang sering juga disebut grain alkohol atau alkohol.Bahan ini muncul dalam minuman beralkohol setelah terfermentasinya substrat mengandung pati atau gula tinggi oleh khamar (tuak pahit), biasanya dari spesies Saccharomyces, pada kondisi anaerob.
2. Khamar Dalam Perspektif Agama Islam
Islam memandang khamar(tuakk pahit) sebagai salah satu faktor utama timbulnya gejala kejahatan, seperti menghalangi seseorang untuk berzikir kepada Allah SWT, menghalangi seseorang melakukan shalat yang merupakan tiang agama, dan menghalangi hati dari sinar hikmah.
Meminum khamar (tuakk pahit) merupakan perbuatan syaitan, oleh karena
itu khamar baik secara esensi maupun penggunaannya diharamkan secara qath‘i dalam al-Quran maupun sunnah Nabi SAW Khamar(tuak pahit) yang memabukkan itu disebut induk kejahatan, karena orang yang mabuk akan hilang kendali kesadarannya. Oleh karena itu, meminum khamar (tuakk pahit) termasuk salah satu dosa besar.
Hal ini disebutkan dalam hadis riwayat Tabrani dari Abdullah bin Umar yang artinya : ―Khamar adalah ibu kejahatan dan paling besarnya dosa-dosa besar‖. Barangsiapa meminum khamar (tuak pahit) maka akan meninggalkan shalat dan terjatuh (menggauli) ibu dan bibinya.‘‘ Nabi SAW. juga menggambarkan orang yang meminum khamar (tuakk pahit) ibarat orang yang menyembah berhala, artinya telah hilang Islamnya. (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Karena meminum khamar (tuak pahit) merupakan dosa yang sangat besar, maka yang mendapat laknat atau hukuman bukan saja orang yang meminum khamar (tuak pahit), tetapi juga pihak yang terlibat dalam pentasharrufan khamar (tuak pahit) tersebut, seperti orang yang menghidangkan, menjual, memasok, membuat, mengusahakan dan yang menikmati hasil penjualan khamar (tuak pahit).
Adapun hikmah diharamkannya minum khamar antara lain untuk mewujudkan kemashalahat yang bersifat dharuri yaitu, untuk menjaga agama, akal, harta, kehormatan dan keluarga.
3. Minuman Tradisional
Minuman keras tradisional Bugis Makassar bentuk Tuakk yang dikenal dengan nama Tuak Pahit ini terdiri dari beberapa macam bahan sesuai dengan jenis pohonnya yaitu Palem, Nipa dan Tala / Lontara. Jenis pohon yang menjadi bahan bakunya ditanam sesuai dengan kondisi setempat antara lain Pohon Palem banyak tumbuh di wilayah yang dekat dengan perairan sungai dan pegunungan. Pohon Nipa sebagian besar ditemukan di wilayah pesisir pantai dan Pohon Lontara banyak ditemukan didaerah dataran tanah kering bebatuan
Produksi paling popular dari pohon palem hasil penyadapannya sebenarnya untuk Gula Merah. Jenis pohon ini dapat dengan mudah ditemukan hampir ditemukan disetiap wilayah utara wilayah Toraja.Sementara pohon Tala yang dikenal sebagai pohon Lontara lebih banyak ditemukan di seluruh wilayah Gowa dan bagian wilayah selatan.Di TanaToraja, minuman permentasi tradisional ini telah menjadi minuman standar, terutama untuk pelengkap di tengah acara besar. Tuak Pahit‘
menjadi salah satu perioritas yang harus ada dalam rituakl tradisional budaya TanaToraja yang dalam bahasa Toraja disebut‘ inruk ‗.
Dalam setiap pelaksanaan rituakl tradisional atau adat pesta Toraja, ‗Tuak Pahit selalu ada,baik sebagai kelengkapan upacara, serta minuman untuk paratamu. Masyarakat yang tinggal di pegunungan ini memiliki sudut pandang lain tentang ‗Tuak pahit. Minuman Tuak pahit, dijadikan sebagai media menghangatkan tubuh dalam udara dingin selain itu diyakini pula dapat menambah energi.
B. Tingkat Pemahaman Agama
Agama sebagai sistem keyakinan dapat menjadi bagian inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan (Mozer Kahf, 1995:21). Mendefinisikan agama sebagai Seperangkat kepercayaan atau aturan yang pasti untuk membimbing manusia dalam tindakannya terhadap Tuhan, orang lain, dan terhadap dirinya sendiri.
Definisi tersebut memberikan pemahaman adanya hubungan manusia dengan Tuhan dan juga adanya hubungan antara manusia dengan sesamanya yang secara umum meliputi berbagai aspek kehidupan. Fungsi paling mendasar dan universal dari semua agama adalah bahwa agama memberikan orientasi dan motivasi serta membantu manusia mengenal sesuatu yang bersifat sakral. Lewat pengalaman beragama (religious experience) yakni penghayatan terhadap Tuhan atau agama yang diyakininya.
Agama merupakan system yang mencakup cara bertingkah laku dan berperasaan yang bercorak khusus, dan merupakan system kepercayaan yang juga bercorak khusus. Agama berkeyakinan bahwa ada sejenis dunia spiritual yang mengajukan tuntutan terhadap perilaku, cara berfikir dan perasaan kita (Thoulles,Robert H, 1992:21). Agama dapat mempengaruhi sikap praktis manusia terhadap berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari (Thimas E. Odea, 1996:21). Ia dipandang sebagai jalan hidup yang dipegang dan diwarisi turun temurun oleh masyarakat manusia.
Agar hidup mereka menjadi damai, tertib dan tidak kacau, yang menjadi unsur agama menurut (Syarif Hidayatullah, 1992:63) ialah:
1) Pengakuan bahwa ada kekuatan gaib yang menguasai atau mempengaruhi kehidupan manusia.
2) Keyakinan bahwa keselamatan hidup manusia tergantung pada adanya hubungan baik antara manusia dengan kekuatan gaib.
3) Sikap emosional pada hati manusia terhadap kekuatan gaib, seperti sifat takut, hormat, cinta, penuh harap, pasrah, dan lain-lain.
4) Tingkah laku tertentu yang dapat diamati, seperti sholat, doa, puasa, zakat,suka menolong, tidak korupsi danlain sebagainya Unsur-unsur ini sejalan dengan pandangan Nur Cholis Madjid,(1994:23) yang mengatakan bahwa orang yang beragama harus memiliki tiga hal yang dikenal dengan trilogy ajaran ilahi yakni Iman, Islam dan Ihsan. Islam (al-Islam) tidak absah tanpa Iman (al-Iman), dan Iman tidak sempurna tanpa Ihsan (al-Ihsan). Sebaliknya, Ihsan adalah mustahil tanpa Iman, dan Iman juga tidak mungkin tanpa inisial Islam. Iman, Islam dan Ihsan merupakan pilar/pokok (rukun) dalam beragama dan dipahami sebagai sebuah sistem ajaran demi tegaknya ajaran Islam. Antara Iman, Islam dan Ihsan, ketiganya tak bisa dipisahkan oleh manusia di dunia ini, kalau diibaratkan hubungan diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan.
C. Komunitas
Komunitas (komuniti) tampaknya merupakan konsep yang samar manakala dicari batasannya yang tegas walaupun konsep ini telah dibicarakan selama kurang lebih dua ratus tahun sampahit saat ini belum memuaskan pakar-pakar antropologi dan sosiologi. Penggunaan konsep komunitas meliputi sebutan untuk sekelompok manusia yang berkaitan dengan : (1) teritorial atau kawasan; dan (2) relasional atau berkaitan satu sama lain warga komunitas itu.
Suatu komunitas yang berlandaskan teritorial adalah kelompok yang berdiam menurut suatu kawasan tertentu atau kawasan geografis, misalnya komuniti kota, nelayan, dan komuniti petani lada. Sedangkan suatu komunitas yang berlandaskan relasional ialah komuniti yang diikat karakteristik tingkah laku warganya, dengan demikian komuniti semacam itu adalah cara kehidupan: misalnya komuniti pengrajin kulit, pemulung barang rongsokan, kumuh, dan gelandangan. (Judistira K.Garna, 1996:147)
Istilah komunitas (community) banyak dipakai dalam buku-buku pelajaran dan dalam percakapan dengan arti yang berbeda-beda, karena batas-batas kriteria yang dipakai tidak jelas.Dalam buku-buku sosiologi barat kata community digunakan berganti-ganti dan diberi arti
―masyarakat‖ (society), ―kota‖ (city), ―kampung‖ (neighbourhood).Juga sudah menjadi kebiasaan umum bahwa satuan hidup bersama para
biarawan dan biarawati disebut komunitas.Pusat-pusat kehidupan ke- biaraan dan sejenisnya juga disebut komunitas basis (basic community).
Komunitas artinya persatuan, persaudaraan, umat/jemaat, kumpulan, bahkan masyarakat.Secara samar-samar kata communitas disisipi pengertian tempat tinggal bersama. Jadi dapat dipahami mengapa sekarang masyarakat dan kota disebut komunitas, bahkan suatu bentuk kehidupan di biara disebut komunitas. Komunitas bukanlah suatu kumpulan sementara atau kerumunan, maka harus dikatakan bahwa komunitas termasuk jenis kelompok sosial yang memiliki warna tersendiri dalam hal kebersamaannya.
Pengertian kelompok sosial di sini harus sesuai dengan arti pada definisi yang diberikan pada halaman terdahulu. Dari sudut pandangan ini pengertian komunitas tidak sama dengan pengertian masyarakat. Lingkup masyarakat lebih luas daripada lingkup komunitas. Dengan kata lain komunitas adalah bagian dari masyarakat, atau satu segmen dari masyarakat.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata- kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati. Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak.
D. Tahapan Pengharaman Khamar/Tuak Pahit
Ada kalanya Allah menetapkan hukum itu langsung serta merta dan tanpa tahapan, seperti kewajiban shalat, keharaman daging babi, perintah qishas, dan lain sebagainya. Namun ada kalanya juga Allah menetapkan hukum itu secara bertahap .Meskipun para ulama telah bersepakat bahwa ketapan hukum final dari khamar (tuak pahit) adalah haram, sebenarnya ketetapan hukum itu adalah melalui beberapa tahapan. Proses pengharaman khamar secara bertahap ini menunjukkan bahwa al-Qur‘an menempuh cara yang bijaksana dalam proses pengharaman khamar, Adapun tahapan pensyari‘atanya adalah sebagi berikut :
1. Allah membahas klasifikasi minuman
Ada dua jenis minuman, yaitu minuman yang baik dan minuman yang memabukkan. Hal ini Allah jelaskan di dalam firmannya Q.S An-nahl 16 : 67
Terjemahnya:
Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan (Kementrian Agama RI, 2010:274)
Ayat tersebut, dapat kita lihat dengan jelas bahwa Allah membagi minuman itu ada yang bersifat baik (اًنَسَح اًق ْز ِر) dan adapula yang bersifat
memabukkan (اًرَكَس) .Pada saat Allah menurunkan ayat ini, khamar memang belum diharamkan, sehingga masyarakat pada saat itu masih banyak yang mengfermentasikan air dari buah-buahan untuk dijadikan khamar kemudian meminumnya.
2. Allah mengkomparasikan kandungan khamar/tuak pahit
Hal ini bisa kita lihat di dalam Q.S Al-baqarah 2 : 219
Terjemahnya:
mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir (Kementrian Agama RI, 2010:34).
Ayat tersebut, dapat kita ambil pengertian bahwa Allah membandingkan antara sisi positif dan sisi negatif dari khamar.
Disebutkan bahwa dalam khamar itu terkandung dua aspek , yaitu dosa yang besar dan manfaat bagi manusia. Hal ini menolak argumen dari orang yang menyatakan bahwa khamar itu segala sesuatunya haram dan
merugikan.Ketika ayat ini turun, sebagian masyarakat pada saat itu masih tetap meminumnya, dan sebagian yang lain menolaknya.
Mereka meminum khamar karena manfaatnya, diantaranya adalah khamar itu merupakan jenis minuman yang sangat lezat pada masa itu, sehingga karena belum ada pengaharaman secara mutlaq, mereka menikmati khamar itu. Sedangkan yang terdapat di dalam khamar adalah sifat memabukkanya, Nah disini, Allah belum sampahit pada tahap pengharaman khamar, Allah masih membandingkan antara aspek positif dan negatif yang terkandung di dalam khamar. Tetapi kalimat ُرَبْكَأ اَم ُهُمْثِإ َو( )اَمِهِعْفَن ْنِم itu menunjukkan dengan jelas bahwa aspek negatif yang ada pada khamar itu lebih dominan daripada aspek positifnya.
3. Allah mengharamkan khamar/tuak pahit secara parsial Allah berfirman dalam Q.S An-nisa 4 : 43
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun (Kementrian Agama RI, 2010:85)
Ayat tersebut dapat diketahui bahwasannya Allah telah mengharamkan khamar. Walaupun tidak secara tersurat Allah menyebutkan kata "رمخ" itu haram, tetapi terdapat kata " ىَراَكُس yang "
berarti orang yang mabuk. Sedangkan mabuk adalah buah atau akibat dari meminum khamar. Pengharaman khamar itu juga bisa dilihat dari adanya larangan (nahyun ) yang bisa diketahui dari kata "اوُبَرْقَت َلَ" yang berarti jangan mendekati, tetapi di dalam tafsir disebutkan bahwa yang dimaksud itu adalah jangan sholat, bukan jangan mendekati sholat. Hal itu menunjukan keharaman, karena dalam ushul fiqih dijelaskan bahwa pada asalnya larangan itu menunjukan pengharaman.Meskipun begitu, sampahit disini pengahraman khamar belum mutlaq 100%, karena Allah juga menyebutkan kata "ى َراَكُس ْمُتْنَأ َو".
Itu menunjukan pembatasan, bahwa yang haram meminum khamar itu hanya bagi orang yang yang akan sholat saja, dan khamar tidak haram jika orang tersebut tidak sedang shalat. Sampahit disini, Allah telah mengharamkan khamar, namun masih parsial, belum sampahit mutlaq.
4. Allah mengharamkan khamar/tuak pahit secara mutlaq Inilah hukum final dari khamar, yaitu haram secara mutlaq yang mana telah Allah jelaskan di dalam Q.S. Al-ma‘idah 5 : 90
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (Kementrian Agama RI, 2010:123).
Ayat tersebut, akhirnya Allah mengharamkan khamar secara mutlaq. Allah telah menjelaskan bahwa khamar itu merupakan hal kotor dan dianggap menjijikan yang harus dijauhi. Hal itu bisa diketahui dari kalimat ُهوُبِنَتْجاَف ِناَطٌَّْشلا ِلَمَع ْنِم ٌسْج ِر . Kata هوبنتجاف merupakan kalimat larangan yang tidak disertai dengan pembatasan (muqoyyid), artinya sudah dimutlaqkan keharamanya. Jadi kesimpulanya, khamar itu hukumnya haram untuk diminum, meskipun syari‘at keharamannya itu tidak serta merta haram, tetapi menurut penjelasan diatas, hukum final dari khamar itu menunjukan keharamannya. Allah tidak menetapkan hukum secara bertahap hanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi Allah mempunyai maksud mulia, yaitu agar mudah di pahami dan memudahkan dalam pengerjaannya oleh manusia.Dalam hal ini digunakan prinsip meniadakan kesulitan. Aturan larangan (pengharaman) minuman keras (khamar) berlaku untuk seluruh umat Islam serta tidak ada perkecualian
untuk individu tertentu. Yang dilarang dalam Islam adalah tindakan meminum khamar itu sendiri, terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau tidak.
Beberapa hadis Nabi juga telah menetapkan keharaman khamar secara mutlaq, yaitu:
ِدٌَْبُع ْنَع ،ُناَّطَقْلا َوُه َو ىٌَْحٌَ اَنَثَّدَح : َلَاَق ، ٍمِتاَح ُنْب ََُُّمُحَم َو ،ىَّنَثُمْلا ُنْب ََُُّمُحَم اَنَثَّدَحو اَن َرَبْخَأ ،ِللهِ
َق ، َرَمُع ِنْبا ِنَع ،ٌعِفاَن :َلاَق ،ََََِّ ََْ ُ ََّصَلَّى اللهُ عَلَيْه ًِِّبَّنلا ِنَع َّلَِإ ُهُمَلْعَأ َلَ َو :َلا
ٍرْمَخ ُّلُك َو ،ٌرْمَخ ٍرِكْسُم ُّلُك «
ٌماَرَح » ملسم هاور(
)
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-mutsanna dan Muhammad bin Hatim, mereka berdua berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya, dan Dia adalah al-Qattan, dari Ubaidillah, telah mengabarkan kepada kami Nafi‘, dari Ibnu Umar, dia berkata : Aku tidak mengetahui perkara ini kecuali dari Nabi s.a.w, beliau bersabda : ―semua yang memabukkan adalah khamar, dan semua khamar itu haram‖ ( H.R Muslim )
Riwayat lain juga menerangkan keharamannya :
ْنَع ،َةَمَلَس ًِبَأ ْنَع ،ُّي ِرْهُّزلا اَنَثَّدَح :َلاَق ،ُناٌَْفُس اَنَثَّدَح :َلاَق ،ِ َّللَّا ِدْبَع ُنْب ًُِّلَع اَنَثَّدَح :َلاَق ََََِّ ََْ ُ ََّصَلَّى اللهُ عَلَيْه ًِِّبَّنلا ِنَع َةَشِئاَع ٌماَرَح َوُهَف َرَكْسَأ ٍباَرَش ُّلُك «
» يراخبلا هاور(
) Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdillah, dia berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata telah menceritakan kepada kami Azzuhri, dari Abu Salamah, dari ‗Aisyah, dari Nabi s.a.w, dia berkata : ― Semua minuman yang memabukkan itu adalah haram‖ ( H.R Bukhori).
Dari hadis di atas dapat dipahami, bahwa yang menjadi sebab inti haramnya khamar (tuak pahit) itu adalah:
1. Menimbulkan permusuhan dan persengketaan
2. Menyebabkan orang lupa melakukan shalat dan mengingat Allah.
Kalau persengketaan dan permusuhan sudah berjangkit dalam masyarakat, ditambah lagi orang lupa kepada Allah, maka masyarakat akan kacau. Judi dan minum khamar (tuak pahit) merupakan saudara sekandung, sama-sama berbahaya, karena itu diharamkan. Menurut riwayat ibnu ihsak bahwa pengharaman itu terjadi pada waktu perang di Bani an-Nadhir, pada tahun ke-4 hijriah (pendapat yang kuat). Sedangkan menurut riwayat yang lain, diharamkan khamar (tuak pahit) pada perjanjian Hudaibiyah, tahun ke-4 H.
E. Hukum Bagi Peminum Khamar/Tuak Pahit
Al-qur‘an tidak menegaskan hukuman apa bagi peminum khamar, namun sanksi dalam kasus ini di dasarkan pada hadits Rasulullah saw yakni sunnah fi‘liyahnya, bahwa hukuman jarimah ini adalah didera sebanyak 40 kali. Abu Bakar as-Sidiq r.a mengikuti jejak ini, Ali bin Abu Thalib r.a 40 kali dera. Orang yang mabuk biasanya mengigau, jika mengigau suka membuat kebohongan, orang bohong sama dengan orang membuat onar atau fitnah. Fitnah dikenai hukuman 80 kali dera, maka orang yang meminum khamr didera 80 kali.Disamping itu pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab ra banyak orang yang meminum khamr, dan hal mengenai dera 80 kali sudah berdasarkan hasil musyawarah
antara Umar bin Khathab ra dengan para sahabat yang lain, yakni atas usulan Abdurrahman bin ‗Auf.
Adapun menurut Imam Abu Hanifah r.a dan Imam Maliki r.a (2009:161) menyatakan bahwa sanksi peminum khamar (tuak pahit) adalah 80 kali dera. Sedang Imam Syafi‘i ra adalah 40 kali dera, akan tetapi Imam boleh menambah menjadi 80 kali dera. Jadi 40 kali adalah hukuman had, sedang sisanya adalah hukuman ta‘zir. Syarat Diberlakukannya Hudud Peminum Khamar Namun para ulama sepakat bahwa agar hukuman pukul atau cambuk itu dapat terlaksana, syarat dan ketentuaknnya harus terpenuhi terlebih dahulu. Tidak asal ada orang minum khamar (tuak pahit) lantas segera dicambuk. Di antara syarat dan ketentuaknnya antara lain :
1. Berakal
Peminumnya adalah seorang yang waras atau berakal. Sehingga orang gila bila meminum minuman keras maka tidak boleh dihukum hudud.
2. Baligh
Peminum itu orang yang sudah baligh, sehingga bila seorang anak kecil di bawah umur minum minuman keras, maka tidak boleh dihukum hudud.
3. Muslim
Hanya orang yang beragama Islam saja yang bila minum minuman keras yang bisa dihukum hudud. Sedangkan non muslim tidak bisa dihukum bahkan tidak bisa dilarang untuk meminumnya.
4. Bisa memilih
Peminum itu dalam kondisi bebas bisa memilih dan bukan dalam keadaan yang dipaksa.
5. Tidak dalam kondisi darurat
Maksudnya bila dalam suatu kondisi darurat dimana seseorang bisa mati bila tidak meminumnya, maka pada saat itu berlaku hukum darurat. Sehingga pelakunya dalam kondisi itu tidak bisa dijatuhi hukuman hudud.
6. Tahu bahwa itu adalah khamar
Bila seorang minum minuman yang dia tidak tahu bahwa itu adalah khamar (tuak pahit), maka dia tidak bisa dijatuhi hukuman hudud.
Khamar (tuak pahit) adalah benda. Sedangkan hukum benda tidak terlepas dari dua hal, yaitu halal atau haram. Selama tidak ada dalil yang yang mengharamkannya, hukum suatu benda adalah halal. Karena ada dalil yang secara tegas mengharamkannya, maka hukum khamar (tuak pahit) itu haram.Hukum syara‘ adalah seruan syari‘ yang berkaitan dengan perbuatan hamba (manusia). Sehingga, meskipun hukum syara‘
menentukan status hukum benda, tetap saja akan berkait dengan perbuatan manusia dalam menggunakannya. Misalnya, babi itu haram.
Perbuatan apa saja yang diharamkan berkenaan dengan babi? Apakah
memakannya, menjualnya, menternakkannya, memegangnya, melihatnya, atau bahkan membayangkannya hukumnya juga haram? Untuk mengetahui hukum-hukum perbuatan yang berkenaan dengan benda tidak cukup hanya melihat dalil tentang haramnya benda, tetapi harus meneliti dalil-dailil syara‘ yang menjelaskan perbuatan yang berkenaan dengan benda tersebut.
Beberapa perbuatan haram yang berkaitan dengan khamr, dijelaskan oleh Nabi saw yang artinya: ―Sesungguhnya Rasulullah saw melaknat dalam khamr sepuluh personel, yaitu: pemerasnya (pembuatnya), distributor, peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya, penjualnya, pemakan uang hasilnya, pembayarnya, dan pemesannya‖ (HR Ibnu Majah dan Tirmidzy).‖ Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa semua pelaku yang terlibat dalam khamr termasuk yang diharamkan. Hukum haram disimpulkan karena ada celaan yang bersifat lazim dengan kata (melaknat). Berarti, itu merupakan sebuah sanksi yang diberikan kepada para pelaku yang terlibat dalam khamr.
Mereka itu adalah: produsen, distributor, peminum, pembawa, pengirim, penuang, minuman penjual, orang yang memetik hasil penjualan, pembayar dan pemesan.
F. Dampak khamar/Tuak Pahit terhadap kesehatan
Khamar (tuak pahit) mengandung zat kimia alkohol yang akan merusak kesehatan manusia. Dalam hal ini, bebagai hasil penelitian menemukan bahwa semakin tinggi kandungan kadar alkohol minuman
memabukkan, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kesehatan. Meskipun demikian, minuman memabukkan yang mempunyai kadar alkohol rendah tetapi dikonsumsi terus menerus, maka tetap berakibat merusak organ tubuh manusia.
Ada beberapa bahaya minuman memabukan terhadap kesehatan manusia. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. mengurangi kemampuan tubuh memproduksi glukosa dari lemak dan protein, sehingga dapat menyebabkan pingsan.
b. Dosis yang dibutuhkan harus lebih tinggi, sehingga orang yang meminumnya menjadi mabuk, sempoyongan, dan tidak sadarkan diri.
c. Alkohol yang overdosis dan tidak sempat dioksidasi akan menumpuk pada jaringan darah, sehingga menjadi racun dalam tubuh.
d. Mengurangi selera makan, merusak selaput lendir lambung, sehingga berakibat pencernaan makanan yang tidak sempurna dan akan menyebabkan kekurangan vitamin, khususnya kekurangan vitamin ABCDE dan kekurangan protein.
e. Merusak sel-sel hati, dan
f. sKerusakan pada sel-sel otak dan susunan syaraf sentral.
Mengenai berobat dengan khamar, ada sebuah hadis yang menjelaskan tentang keharamannya. Thariq bin al-Ja‘fy bertanya kepada
Rasulullah tentang berobat dengan khamar (tuak pahit), kemudian Rasulullah menjawab dengan sabdanya berikut ini :
ِنَع ََََِّ ََْ ُ ََّصَلَّى اللهُ عَلَيْه ًَِّبَّنلا َلَأَس ،ًَِّفْعُجْلا ٍدٌْ َوُس َنْب َق ِراَط َّنَأ ،ًِِّمَرْضَحْلا ٍلِئا َو ْنَع ، ِرْمَخْلا
ُهاَهَنَف ْوَأ -
َه ِرَك :َلاَقَف ، ِءا َوَّدلِل اَهُعَنْصَأ اَمَّنِإ :َلاَقَف ،اَهَعَنْصٌَ ْنَأ - ٌءاَد ُهَّنِكَل َو ، ٍءا َوَدِب َسٌَْل ُهَّنِإ «
»
Artinya :
Dari Wa‘il al-Khadhramy bahwa Thariq Ibnu Suwaid al-Ju‘fiya bertanya kepada Nabi tentang arak yang dijadikan obat. Maka beliau melarangnya –atau membenci—untuk membuatnya.
Kemudian Thariq berkata : sesungguhnya aku membuatnya untuk obat. Maka beliau bersabda : ― sesungguhnya ia bukan obat namun penyakit . (H.R. Muslim, Abu dawud, dan Selain keduanya)
Adapun Menurut menteri Kesehatan RI No. 83 tahun 1997:
minuman keras (khamar) adalah semua jenis minuman yang beralkohol tetapi bukan obat dan mempunyai kadar yang berbeda beda.
G. Proses Pembuatan Khamar/Tuak Pahit
Khamar (tuak pahit) adalah cairan yang dihasilkan dari peragian biji-bijian atau buah-buahan dan mengubah saripatinya menjadi Salkohol dengan menggunakan katalisator (enzim) yang mempunyai kemampuan untuk memisahkan unsure-unsur tertentu yang berubah melalui proses peragian. Minuman sejenis ini dinamakan khamar (tuak pahit), karena dia mengeruhkan dan menyelubungi akal, maksudnya menutupi dan merusak daya tangkapnya. Demikian pengertian khamar (tuak pahit) menurut ilmu kedokteran. Sesuatu yang memabukkan adalah khamar (tuak pahit), dan tidak di persoalkan khamar itu berasal dan dibuat dari bahan apa. Oleh
sebab itu jenis minuman apapun, kalau ia memabukkan menurut pengertian syariah dan hukum-hukum yang berlaku terhadap khamar(tuak pahit), juga berlaku atas minum-minuman tersebut, baik terbuat dari anggur, korma, madu, gandum dan biji-bijian, maupun dari jenis-jenis lain semua yang di sebutkan itu termasuk khamar (tuak pahit) dan haram hukumnya.Mungkin timbul pertanyaan, kadar alkohol berapa persen baru memabukkan, dan di pandang haram? Sebagian ulama masih mempersoalkan tentang kadar alkoholnya dan bahan-bahan yang akan di jadikan khadar:
Jenis-jenis khamar (tuak pahit) yang terkenal adalah: Brandy, Wisky, Martini, Likir dan lain-lain. Kadar alkoholnya ada yang 40%
sampahit 60%. Kadar alkohol yang terdapat dalam Janever, Holand dan Geneva adalah 33% sampahit 40%. Porte, Galagata dan Madira mengandung 15% sampahit 25%. Claret Hock, Champagne dan Bargendy mengandung 10% sampahit 15%. Jenis-jenis yang ringan seperti Egi, Pordar, Estate, dan Munich mengandung 2% sampahit 9%.
Berapa pun kadar alkoholnya, minuman yang demikian harus di jauhi (pencegahan) demikian juga msengenai bahan yang akan di jadikan khamar itu tidak usah di persoalkan. Penulis mendasarkan pemikiran ini kepada sabda Rasulullah: ―Minuman yang banyak memabukkan, maka yang sedikit juga haram.
28 A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diuraikan untuk memberikan gejala- gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis (Nurul 2005: 47)
B. Lokasi Penelitian Dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
C. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai ciri dari individu,objek,gejala, atau peristiwa yang dapat diukur secara kualitatif ataupun secara kuantitatif. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah fenomena komunitas
2. Variable terikat.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone.
D. Definisi Operasional Penelitian
Islam melarang minum-minuman keras (khamar) dan peraturan ini berlaku untuk seluruh umat islam serta tidak ada perkecualian untuk individu tertentu. Yang di larang oleh islam adalah tindakan meminum khamar itu sendiri terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau tidak.
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani,rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara berfikir kejiwaan, sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan masyarakat sekitarnya.
E. Populasi Dan Sampel a) Populasi
populasi dalam penelitian ini adalah komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupten bone. Adapun informan dalam penelitian yaitu 9 (sembilan) orang.
b) Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.dimana penulis hanya membutuhkan 9 (sembilan) orang sebagai sampel agar dapat mewakili dan menggambarkan sifat serta karakteristik dari populasi.
F. instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini,yang menjadi instrument penelitian adalah komunitas peminum tuak pahit. Peneliti perlu mengetahui bagaimana
fenomena komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja.
Melakukan pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara (interview), dokumentasi dengan alat bantu berupa handpone, buku catatan dan camera sehingga mampu mengukur fenomena komunitas peminum tuak pahit di dusun ulu salo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja kabupaten bone.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pengamatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan pencatatan terhadap objek penelitian di tempat penelitian yang dilakukan. Adapun yang diobservasi dalam penelitian ini adalah perilaku komunitas peminum tuak pahit di dusun ulusalo desa pattuku limpoe kecamatan lappariaja.
2. Wawancara (interview)
Menurut Nasution (2008:113) bahwa wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dari pendapat diatas arti interview sebenarnya adalah bukan wawancara oleh hanya dua orang tetapi dapat
juga sekaligus dua atau lebih. Dalam penelitian kualitatif biasanya digunakan teknik wawancara sebagai cara utama pengumpulan data atau informasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film, yang dipersiapkan karna adanya permintaan seorang penyidik (moleong 2012:161). Dokumentasi ini berupa foto-foto para remaja bersama minuman kerasnya.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jadi analisis data berlangsung ketika pertama kali terjun kelokasi penelitian setelah semua data-data yang didapat dari lapangan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan cara menuliskan, mengedit, mengkalsifikasi, mereduksi dan kemudian dilanjutkan dengan penyajian.
32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Kabupaten Bone.
1. Letak Dan Luas Wilayah
Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota - 200 0 B Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa c) Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone
d) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros,Pangkep, dan Barru
Luas wilayah Kabupaten Bone seluruhnya berjumlah kurang lebih4.559,00 Km2. Bone terdiri atas 27 (dua puluh tujuh) kecamatan yang diperinci menjadi 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) desa dan 39 (tiga puluh sembilan) kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak 888 (delapan ratus delapan puluh delapan) dan lingkungan sebanyak 121 (seratus dua puluh
satu). Wilayah kabupaten bone termasuk daerah beriklim sedang.
Kelembaban udara berkisar antara 95%-99% dengan temperatur berkisar 260c-430c.
Adapun luas wilayah Kabupaten Bone Wilayah dirinci menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS (KM2) 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Bontocani Kahu Kajuara Salomekko Tonra Patimpeng Libureng Mare Sibulue Cina Barebbo Ponre Lappariaja Lamuru Tellu Limpoe
11 20 18 8 11 10 20 18 20 12 18 9 9 12 11
463,35 189,50 124,13 84,91 200,13 130,47 344,25 263,50 155,80 147,50 114,20 293,00 138,00 208,00 318,10
16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26
27
Bengo Ulaweng Palakka Awangpone Tellu Siattinge Amali
Ajangngale Dua BoccoE Cenrana
Tanete Riattang barat
Tanete Riattang Tanete Riattang Timur
9 15 15 18 17 15 14 22 16 8 8 8
164,00 161,67 115,32 110,70 159,30 119,13 139,00 144,90 143,60 53,68 23,79
48,88
Jumlah 4559,00
Sumber : Bone dalam angka tahun 2013 2. Keadaan Alam dan Iklim
Secara umum keadaan permukaan alam Kabupaten Bone bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam.Daerah landai dijumpai sepanjang pantai dan bagian Utara, sementara di bagian Barat dan Selatan umumnya bergelombang hingga curam.
Adapun jenis tanah di daerah ini didominasi tanah Mediteran. Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut. Ketinggian daerah digolongkan sebagai berikut :
a) Ketinggian 0-25 meter seluas 81.925,2 Ha (17,97%) b) Ketinggian 25-100 meter seluas 101.620 Ha (22,29%) c) Ketinggian 100-250 meter seluas 202.237,2 Ha (44,36%) d) Ketinggian 250-750 meter seluas 62.640,6 Ha (13,74%) e) Ketinggian 750 meter keatas seluas 40.080 Ha (13,76%) f) Ketinggian 1000 meter keatas seluas 6.900 Ha (1,52%)
Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang.Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260C – 430C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur.
Rata rata curah hujan tahunan di wilayah Bone bervariasi, yaitu: rata- rata<1.750 mm;1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.
Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai.Disekitarnya
terdapat lembah yang cukup dalam.Kondisi sungai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu,Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo.
3. Keadaan Demografi
Adapun Keadaan Demografi Kabupoten Bone Akan diuraikan Sebagai berikut :
a) Penduduk
Kondisi kependudukan di kabupaten Bone berdasarkan jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
No Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
Bontocani Kahu Kajuara Salomekko Tonra Patimpeng Libureng
7.511 16.604 14.934 6.397 5.292 6.862 13.943
8.170 19.514 17.299 7.500 6.342 7.902 15.425
15.681 36.118 32.233 13.897 11.634 14.764 29.368
8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 Mare
Sibulue Cina Barebbo Ponre Lappariaja
Lamuru Tellu Limpoe Bengo
Ulaweng Palakka Awangpone Tellu Siattinge Amali
Ajangngale Dua BoccoE Cenrana
Tanete Riattang Barat
11.007 13.700 11.542 11.387 6.153 10.504 11.594
6.196 12.251 11.971 9.632 12.883 19.151 9.839 12.937 13.799 11.509 17.416
12.513 17.157 13.668 14.035 6.977 12.115 13.737
6.921 13.999 14.330 11.995 16.347 23.284 12.400 16.158 17.733 13.459 20.178
23.520 30.857 25.210 25.422 13.130 22.619 25.331
13.117 26.250 26.301 21.627 29.230 42.435 22.239 29.095 31.532 24.968 37.594
26 27
Tanete Riattang Tanete Riattang Timur
19.857 17.853
23.936 19.899
43.793 37.752
JUMLAH
322.724 382.993 705.717
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah penduduk dikabupaten tahun 2010 sebanyak 705.717 jiwa yang terdiri dari laki-laki 322.724 jiwa dan perempuan 382.993 jiwa dengan rasio jenis kelamin 84,26. Hal ini menunjukkan bahwa dalam seratus perempuan terdapat 84 penduduk laki- laki. Adapun jumlah penduduk terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang sebanyak 43.793 jiwa. Sedangkan Jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Tonra sebanyak 11.643 jiwa.
Berdasarkan data BPS 2013 Kepadatan penduduk yang terjadi Kabupaten Bone tahun 2008 rata rata 155 jiwa/km² .Kepadatan penduduk terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang dengan 1.841 jiwa/km² dan terkecil berada di kecamatan Bontocani sebesar 34 jiwa/km². Rata-rata kepadatan penduduk terkecil tersebut berada di daerah pegunungan.
b) Ketenagakerjaan
Untuk bergeraknya suatu roda pembangunan tenaga kerja menjadi suatu elemen penting. Dalam hal ini penduduk kemudian dibagi dalam dua kelompok yaitu berdasarkan kelompok angkatan kerja dan penduduk
kelompok bukan kerja. Adapun jumlah ketenaga kerjaan akan terus mengalami perubahan dengan berlangsung proses demografi. Bagian tenaga kerja dalam kegiatan ekonomi disebut Angkatan kerja.
Penduduk Kelompok Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti yang sedang menunggu panenan dan pegawai yang cuti.Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharap dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Penduduk Kelompok Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, pada tahun 2010 penduduk Kabupaten Bone yang berumur 15 tahun ke atas sebanyak 504.545 jiwa, yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja sebanyak 323.583 jiwa dan 180.962 jiwa bukan angkatan kerja. Sebagian besar angkatan kerja di Kabupaten Bone adalah laki-laki yang berjumlah 189.811 jiwa atau 58,66 persen dari total angkatan kerja. Sebagian besar bukan angkatan kerja adalah perempuan berjumlah 147.559 jiwa atau 81,54 persen. Dari total
bukan angkatan sebagian besarnya adalah adalah ibu rumah tangga berjumlah 110.160 jiwa atau 97,15 persen.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengukur kegiatan ekonomi penduduk.
TPAK merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas. TPAK penduduk 15 tahun ke atas di Kabupaten Bone pada tahun 2010 tercatat 64,13 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan rasio antara pencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja.Dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 504.545 jiwa tercatat bahwa 26.763 jiwa dalam status pengangguran. Dari angka tersebut didapat tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bone pada tahun 2010, yakni sebesar 8,27 persen.
Pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bone berjumlah 4.925 jiwa atau hanya 18,41 persen dari total pengangguran di Kabupaten Bone. Pencari kerja yang terdaftar terbanyak di Kecamatan Taneteriattang Timur yaitu 1.140 jiwa dan terendah di Kecamatan Bontocani yaitu 28 jiwa.
Secara umum pula dalam sektor perekonomian daerah Kabupaten Bone didominasi oleh sektor pertanian, dengan sub sektor pertanian pangan, kemudian sub sektor perkebunan, peternakan dan perikanan. Dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kabupaten Bone bekerja di sektor pertanian yang berjumlah 356.814 jiwa (70,72%) dari jumlah penduduk
yang bekerja. Sektor lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan Akomodasi (11,54 %) dan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah Industri Pengolahan (3,41%).
4. Gambaran umum Desa Pattuku Limpoe 1. Data Geografis
Sesuai data yang diproleh dari bapak kepala desa pattuku Limpoe bersama Staf kantor. Desa pattuku limpoe adalah salah satu wilayah kecamatan Lappariaja kabupaten Bone yang letaknya agak jau dari pusat kota watampone dengan Luas wilayah Desa Pattuku Limpoe adalah 14.6 ha/km2, dimana terderi empat dusun yaitu :
a) Dusun Bendrongen b) Dusun Limpoe
c) Dusun Tompong dan d) Dusun Ulu Salo.
Adapun batas-batas wilayah Desa Pattuku Limpoe adalah sebagai berikut
a) Sebelah Utara : Desa Massendreng Pulu b) Sebelah Selatan : Desa Tondronge
c) Sebelah Timur : Desa Tendripakkua d) Sebelah Barat : Desa Lagori
Itulah batas desa pattuku limpoe dangan luas keseluruhan desa pattuku limpoe yaitu 14,16 Km2 dengan jenis tanah yaitu tanah liat dan tanah pasir dengan kondisi Geografis yaitu:
1) Ketinggian tanah dari permukaan laut 170 M 2) Banyaknya curah hujan 134,94 mm/Hm 3) Suhu Udara 28 0C
Berdasarkan data Tahun 2010, jumlah penduduk Desa Pattuku Limpoe berkisar 2.732 jiwa, yang terdiri dari 743 Kepala Keluarga (KK) dan menurut datamonografi Desa Pattuku Limpoe bahwa jumlah menurut jenis kelamin yaitu jumlah laki-laki 1.318 jiwa serta jumlah perempuan 1.414 jiwa.
Berikut ini jumlah penduduk menurut usia pada Tabel 1:
Dusun
Umur
Tot al 0-5
tahu n
6-10 Tahu n
11- 15 Tahu n
16- 20 Tahu n
21- 25 Tahu n
26- 30 Tahu n
31- 35 Tahu n
36- 99 Tahu n Bendron
gen
75 92 76 48 26 43
49
256 665
Tompong 60 88 55 46 31 46 49 214 589
Ulu Salo 74 57 59 77 48 48 44 228 635
Limpoe 92 86 95 60 47 59 65 339 843
Total 301 323 289 231 152 196 207
1,03 7
2,7 32
B. Hasil Penelitian.
1. Tingkat Pemahaman Agama Masyarakat Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Bila melihat pemahaman masyarakat desa dalam memahami agama tidak bisa dipisahkan dari kultur masyarakat desa tersebut. Masyarakat desa yang sering diidentikkan dengan kekunoan, kampungan, ketinggalan zaman.
Agama yang berkembang di lingkungan masyarakat desa, kecenderungannya budaya atau kebiasaan di masyarakat desa mempengaruhi cara mereka beragama. Oleh karena itu agama lebih sering dilihat dalam aspek sakralitas dan ritualnya dari pada ritual sosialnya yang menyentuh masyarakat akan tetapi masyarakat kurang memahami akan bahaya meminum tuak pahit karena minuman ini dapat merusak organ tubuh manusia tetapi masyarakat yang suka minum tuak pahit tidak menghiraukan hal itu seperti wawancara saya dengan Pasoro yang mengatakan bahwa:
“ at disini jarang sholat 5 waktu secara berjamaah karena ” (wawancara 07 Maret 2016)
Hampir senada dengan hasil wawancara saya dengan salah satu responden saya H.Taslim bahwa,
“kita jarang melaksanakan sholat berjamaah di mesjid kalau bukan hari jumat karena masyarakat disini sholat masing- ” (wawancara 05 Maret 2016)
Namun ada juga masyarakat yang sholat dimesjid pada saat waktu maghrib tetapi itupun bisa dikatakan 3 orang atau 2 orang seperti wawancara saya dengan Sadaren yang menyatakan bahwa:
“A b w b shalat jumat tapi hanya beberapa orang tidak seperti pada saat shalat ,” ( wawancara 25 februari 2016 )
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman agama didusun ulu salo karena hanya beberapa orang yang melaksanakan sholat 5 waktu secara berjamaah dan terkadang mereka hanya sholat di rumah dan agama merupakan system yang mencakup cara bertingkah laku dan berperasaan yang bercorak khusus, dan merupakan system kepercayaan yang juga bercorak khusus. Agama berkeyakinan bahwa ada sejenis dunia spiritual yang mengajukan tuntutan terhadap perilaku, cara berfikir dan perasaan kita.
2. Fenomena Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Indonesia merupakan Komunitas Muslim terbesar, dan kita sendiri bagian dari bangsa ini, namun Kurangnya pengetahuan akan bahaya khamar (tuak pahit) di kalangan masyarakat, ataupun dampak positif dari khamar (tuak pahit) yang sering kita jumpai nampaknya tidak lagi mereka hiraukan karena untuk mendapatkan tuak pahit itu sangat mudah Kemudian dikatakan pula bahwa keseringan meminum tuak pahit dapat menjadikan konsumsi
berlebih yang hanya membuang-buang uang, dikarenakan untuk mendapatkan tuak pahit itu dengan jalan membeli dari pembuat tuak pahit namun masyarakat mempunyai cela untuk meminum tuak pahit seperti hasil wawancara saya dengan Ruse sebagai berikut:
“Saya biasa minum tuak pahit biasanya berkumpul karena kalau sendiri biasa tidak enak minum tuak pahit (wawancara 25 februari 2016 )
Hal yang hampir senada dengan hasil wawancara dengan ferdi bahwa,
“Aku minum tuak pahit biasanya sendiri dan biasa secara beramai- ramai (wawancara 28 Februari 2016)
Namun ada juga masyarakat yang ikut minum tuak pahit karena faktor pergaulan seperti hasil wawancara saya dengan Laccang bahwa :
“K minum tuak pahit biasanya kumpul-kumpul sama teman kalau ada teman saya yang minum tuak pahit minumka juga (wawancara 28 Februari 2016 )
Hasil wawancara diatas menunjukan bahwa masyarakat minum tuak pahit dilakukan secara berkelompok namun ada juga masyarakat yang minum tuak pahit karena faktor sering berkumpul sama teman-temannya yang suka minum tuak pahit. namun dalam pergaulan seseorang sering kejalan yang salah sehingga masyarakat terjerumus dalam pergaulan yang
salah. Disamping itu masyarakat biasa minum tuak pahit agar dia merasa percaya diri seperti hasil wawancara berikut dengan Heri bahwa,
“Saya biasanya minum tuak pahit baru pergi kepesta pernikahan karna tidak seru kalau dipanggil teman piminum tuak pahit baru tidak ikut karna saya dicuekin kalau tidak minumka juga karna katanya bukan teman sejati kalau tidak minum tuak pahit juga, baru saya juga merasa tidak enak kalau tidak minum karna teman-teman yang lain minum semua masa saya tidak jadi saya juga ikut minum baru pergi (wawancara 25 Februari 2016)
Namun ada juga seseorang minum tuak pahit supaya dia merasa tidak malu didepan banyak orang karena pemikirin sebagian masyarakat ini bahwa dengan meminum tuak pahit dia merasa jago dan merasa pintar seperti wawancara saya dengan Sadaren sebagai berikut :
“Aku minum tuak pahit baru biasa kepesta supaya pede dan tidak merasa malu karna kalau saya kepesta kalau ada elektonk saya biasa naik menyumbangkan lagu satu atau lebih jadi kalau saya sudah minum tuak pahit saya tidak malu joget-joget sama temanku tetapi kalau tidak mimum tuak pahitka dulu baru menyanyi malu- maluka joget” (wawancara 29 Februari 2016)
Hal ini hampir senada yang diungkapkan oleh Pire, sebagai berikut :
“Saya biasa minum tuak pahit baru kepesta supaya saya merasa pede karna kalau saya tidak minum baru pergi saya tidak merasa pede kalau banyak orang apa lagi kalau uda banyak cewek saya malu bicara kalau belum minum tuak pahit.(wawancara 29 Februari 2016)
Hasil wawancara di atas mendeskripsikan bahwa seseorang meminum tuak pahit karena dia tidak merasa percaya diri kalau dia belum minum tuak pahit, agar dia merasa percaya diri didepan banyak orang dengan jalan dia
minum tuak pahit agar dia percaya diri walaupun banyak orang dan dilakukan secara berkelompok atau kumpul-kumpul sama teman-teman sepermainanya.
3. Penyebab Terbentuknya Komunitas Peminum Tuak Pahit Di Dusun Ulu Salo Desa Pattuku Limpoe Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone.
Dalam masyarakat atau kelompok-kelompok sepermainan.Masing- masing kelompok memiliki ciri khas sendiri, atau kegiatan khas tersendiri.Untuk dapat diterima sebagai anggota kelompok, biasanya remaja yang termasuk dalam kelompok ini harus mengikuti aturan dalam kelompok.
Misalnya, cara berbusana, maupun minuman-minuman keras. Karena seringnya seseorang berkumpul dengan teman yang suka minum tuak pahit sehingga dia juga ikut meminum tuak pahit seperti hasil wawancara saya dengan heri sebagai berikut:
“ b b -kumpul sama teman-teman saya baru pergi membeli tuak pahit baru saya minum tuak pahit secara ramai- ” (wawancara 29 Februari 2016)
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa seseorang sebelum minum tuak pahit dia berkumpul bersama masyarakat yang lain yang suka minum tuak pahit dan biasanya juga masyarakat minum tuak pahit setelah