• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H / 2014 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H / 2014 M"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

AKBAR 105 19 01234 10

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H / 2014 M

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul skripsi : EFEKTIVITAS METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DI MADRASAH

TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH BENTENG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Nama Mahasiswa : AKBAR

Nim : 105 19 01234 10

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Agama Islam

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan tim penguji ujian skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

19 Dzulhijjah 1435 H Makassar, --- 15 Oktober 2014 M

Di setujui oleh Pembimbing I

Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I NBM: 554612

Pembimbing II

Dra. Mustahidang Usman, M. Si NBM: 623 184

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, peneliti yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat dibuat atau dibantu secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

19 Dzulhijjah 1435 H Makassar, --- 15 Oktober 2014 M

Peneliti

Akbar

(4)

PRAKATA

ميـــــــحرــلا نــمحرــلا الله مـــــــــسب

اَنِدْيَش َنْيِل َس ْرُمْلا َو ِءاَيِبْنَلأْا ِف َرْشَا َىلَع ُمَلاَّسلا َو ُةَلاَّصلا َو َنْيِمَلاَعلْا ِّب َر ِللهِ ُدْم َحْلَا .ُد ْعَباَّمَا . َنْيِعَم ْجاَ ِهِباَحْصَا َو ِهِلَا ىَلَع َو ٍدَّم َحُم

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah rabbul alamin atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta salawat dan salam atas junjungan Nabiullah Muhammad Saw.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Metode Pemberian Tugas Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar” penulis tidak dapat menyelesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar- besarnya atas bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini, tetapi berkat bantuan berbagai pihak maka skripsi dapat penulis selesaikan pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Muhammad Amin, S. Pd.I dan Ibunda Andi Ole yang tercinta telah mengasuh dan mendidik peneliti dengan kasih sayang, dan tak kenal lelah serta pengorbanan apapun sehingga penulis sampai kejenjang pendidikan S1 (Strata satu), kepada keduanya penulis senantiasa memanjatkan do’a semoga Allah Swt.

mengasihi dan mengampuni dosa-dosa keduanya dan menentramkan kehidupannya di dunia dan di akhirat.

(5)

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membina universitas ini dengan sebaik-baiknya.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd. I Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Amirah Mawardi, S. Ag., M. Si Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Unismuh Makassar.

5. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I dan Dra. Mustahidang Usman, M. Si.sebagai pembimbing I dan II dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu para dosen yang telah mendidik dan memberikan Ilmu Pengetahuan selama ini kepada penulis.

7. Bapak Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar beserta seluruh jajarannya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta seluruh responden yang telah memberikan informasinya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Kepada saudara-saudara penulis yang telah memberikan bantuan moral maupun materil selama penulis masih dalam jenjang pendidikan.

Akhirnya kepada Allah Swt kami memohon semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh balasan disisi-Nya, Amin.

19 Dzulhijjah 1435 H Makassar, --- 15 Oktober 2014 M

Peneliti

(6)

ABSTRAK

Akbar, NIM: 105 19 01234 10 “Efektivitas Metode Pemberian Tugas Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar” (dibimbing oleh . Mawardi Pewangi dan Mustahidang Usman)

Penelitian ini membahas tentang efektifitas metode pemberian tugas dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Faktor-faktor yang menjadi penghambat peningkatan motivasi belajar siswa. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengefektifkan metode pemberian tugas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian lapangan (Field research), yakni peneliti langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Metode digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu sumber dari wawancara, angket, observasi dan dokumentasi, guna memperoleh sesuatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa. Metode pembelajaran pada bidang studi Pendidikan Agama Islam efektif digunakan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun metode yang biasa diterapkan oleh guru adalah metode metode pemberian tugas. Faktor-faktor penghambatnya adalah kurangnya kepedulian dari orangtua, kurangnya sarana dan prasarana belajar, kurangnya buku-buku referensi pokok dan penunjang belajar serta kurangnya lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengefektifkan metode pemberian tugas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar adalah membangun komunikasi dengan orangtua siswa, menambah sarana dan prasarana belajar, menambah buku-buku referensi sperti buku-buku paket dan bacaan, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Keadaan populasi guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar .... 26 Tabel 2: Keadaan sampel siswa Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar .... 27 Tabel 3: Keadaan guru/Pegawai Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Anggaran 2013/2014 ... 46 Tabel 4: Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Anggaran 2013/2014 ... 47 Tabel 5: Keadaan sarana pendidikan dan fasilitas Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Benteng dapat dilihat pada tabel dibawah ini ... 48 Tabel 6: Pendapat responden tentang aplikasi metode pembelajaran

pada bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar .... 49 Tabel 7: Pendapat responden tentang aplikasi metode pemberian

tugas pada bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar .... 51 Tabel 8: Pendapat responden tentang pembelajaran kerja kelompok

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 52 Tabel 9: Pendapat responden tentang aplikasi metode tanya jawab

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng untuk meningkatkan motivasi belajar siswa ... 54

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

PRAKATA ... ... iv

ABSTRAK ... ... v

DAFTAR TABEL ... ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Efektifitas Metode Pemberian Tugas ... 7

1. Pengertian Efektifitaas Metode Pembelajaran ... 7

2. Tinjauan Umum Tentang Metode Pemberian Tugas 9 3. Syarat dan Pedoman Pemberian Tugas Kepada Siswa ... 12

B. Motivasi Belajar Siswa ... 14

1. Definisi Motivasi ... 14

2. Jenis-Jenis Motivasi ... 15

C. Strategi Menumbuhkan Motivasi ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 22

D. Defenisi Operasional ... 24

E. Populasi dan Sampel ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 27

G. Teknik Pengumpulan Data ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33 A. Selayang Pandang Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar33 B. Efektifitas Metode Pemberian Tugas Terhadap

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah

(9)

Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan

Selayar... 38

C. Faktor-Faktor Yang Menjadi Penghambat Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar .... 45

D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengefektifkan Metode Pemberian Tugas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ... 48

BAB V PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran-saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(10)

A. Latar Belakang

Model utama siswa dalam belajar adalah motivasi. Biaya yang banyak hanya akan bermakna apabila diimbangi motivasi yang kuat dalam belajar.

Betapapun banyak siswa yang orangtuanya telah banyak mengeluarkan dana untuk biaya pendidikan anaknya, akan tetapi kegagalan lah yang diperoleh hanya karena faktor motivasi belajar siswa yang tidak ada.

Sebaliknya, sebahagian orangtua hanya sedikit mengeluarkan dana atau biaya, tetapi karena motivasi siswa yang kuat tetap menjadi anak yang berhasil. Dengan demikian motivasi belajar itu sesungguhnya sangat menentukan apakah siswa akan menjadi orang yang berhasil atau justru menjadi orang yang gagal.

Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno (2010 : 20) mengemukakan bahwa ada 3 fungsi motivasi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan 2. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

1

(11)

Uraian tersebut di atas menjelaskan tentang fungsi motivasi bagi seorang siswa. bahwa dengan motivasi itu seorang siswa akan lebih terdorong untuk belajar ke arah tujuan yang telah ditentukannya, serta dapat menyeleksi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dikerjakannya serta pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus ditinggalkannya. Namun demikian terkadang pula karena faktor adanya gangguan atau pengaruh eksternal tidak jarang siswa tidak hanya mampu meningkatkan motivasinya tetapi juga kehilangan motivasi belajar sama sekali.

Dalam kaitan ini, guru sebagai motivator hendaknya mampu memberikan motivasi kepada siswa-siswanya untuk belajar. Hal ini dilakukan karena guru bagi siswa adalah pendidik, pengajar, motivator, inovator yang diharapkan mampu melakukan tugas-tugas keguruannya dengan baik, walaupun dalam kenyataannya sebahagian guru ada yang menempatkan dirinya sebagai pengajar, dan secara moral tidak mau bertanggung jawab terhadap motivasi belajar siswa.

Martinis Yamin dan Maisah (2009 : 116) mengemukakan bahwa ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru sebagaimana berikut ini:

1. Mengam bil jalan pintas dalam pembelajaran 2. Menunggu peserta didik berprilaku negatif 3. Menggunakan destructive discipline 4. Mengabaikan perbedaan peserta didik 5. Merasa paling pandai

6. Tidak adil (diskriminatif) 7. Memaksa hak peserta didik

(12)

Uraian tersebut di atas menjelaskan tentang tujuh kesalahan yang biasa dilakukan oleh guru. Disadari atau tidak kesalahan-kesalahan ini boleh jadi bukan meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi justru mematahkannya. Padahal seharusnya guru sebagai motivator harus menghindari hal-hal yang dapat mengurangi motivasi siswa dalam belajar, dan sebaliknya justru harus meningkatkannya melalui berbagai metode antara lain adalah metode pemberian tugas.

Penugasan yang diberikan tersebut sebagai bentuk latihan agar suatu saat para peserta didik dapat melaksanakan tugas yang sesungguhnya di masyarakat.

Abudin Nata (2009 : 186) mengemukakan bahwa

Pemberian tugas kepada siswa penting dilakukan karena sebagai manusia yang hidup di masyarakat ia tidak akan terlepas dari tugas- tugas yang harus dipecahkan. Keterampilan dalam melaksanakan tugas yang diberikan selama belajar diharapkan masalah yang sesungguhnya terjadi di masyarakat.

Uraian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran sangat penting bagi kehidupan siswa di masyarakat. Bagi siswa sendiri mengerjakan tugas belajar dari guru adalah melatih diri menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Keterampilan menyelesaikan masalah inilah yang kemudian menjadi pengalaman berharga bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat kelak.

Namun demikian kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dimasyarakat kelak, tergantung kepada pribadi siswa itu sendiri, ketika

(13)

berlatih mengerjakan tugas-tugas latihan. Apabila metode pemberian tugas oleh guru dalam pembelajaran khususnya pada bidang studi Pendidikan Agama Islam itu efektif, maka sudah tentu dapat memberikan atau meningkatkan motivasi belajar siswa tetapi bila tidak efektif maka tentu tidak akan memberikan atau meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektifitas metode pemberian tugas terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ?

2. Faktor apa yang menjadi penghambat peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengefektifkan metode pemberian tugas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektifitas metode pemberian tugas terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

(14)

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar .

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengefektifkan metode pemberian tugas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak sekolah, sebagai sumbangan berharga dalam mengetahui efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

(15)

b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi umpan balik dalam menilai keterampilan mereka dalam mengajar utamanya tentang efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektifitas Metode Pemberian Tugas

1. Pengertian Efektifitas Metode Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009 : 284) disebutkan bahwa:

Istilah “efektif” 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); Sedangkan pengertian keefektifannya yaitu: sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini keefektifan dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan.

Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai.

Untuk mendefinisikan tentang keefektifan yang bersifat analitis, standar dan universal, bukanlah suatu hal yang mudah. Istilah efektif lazim digunakan dalam manajemen pendidikan misalnya efektivitas program, efektivitas pengajaran, dan efektivitas pengelola. Kata efektif sendiri berarti tepat atau berhasil.

Dalam kaitan ini Wina Sanjaya (2009 : 83) mendefinisikan bahwa:

Efektifitas pembelajaran berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

(17)

Menurut W.J.S Purwadarminta (2006: 32) bahwa:

Efektivitas pembelajaran berkenaan dengan pencapaian tujuan.

Dengan demikian analisis tujuan merupakan kegiatan pertama dalam perencanaan pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas pembelajaran adalah guru berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan- tujuan instruksional yang telah ditetapkan, serta memberikan pengalaman belajar yang kreatif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional serta memiliki sarana yang menunjang proses belajar mengajar. Sehingga keefektifan mengajar guru dan perolehan prestasi belajar siswa secara maksimal dapat meningkat.

Sementara itu penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan aktifitas dan efektifitas pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Ahmad Sabri (2010 : 49) bahwa:

Metode Pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pembelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.

Metode pembelajaran merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam proses pembelajaran yang berfungsi

(18)

sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil.

Allah Swt berfirman dalam Surah Al Ahzab (33) ayat 21 :





































Terjemahnya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Kemenag RI 2012 : 420)

Penjelasan umum ayat diatas adalah Allah SWT telah mengabarkan bahwa wahai kaum muslimin ketahuilah bahwa dalam diri rasulullah SAW itu terdapat banyak qudwah shalihah (sisi keteladanan yang layak) seperti dalam perjuangannya, kesabarannya dan keteguhan diatas prinsip Islam, oleh karena itu contohlah beliau wahai orang yang selalu berharap rahmat Allah, dan kedatangan hari akhir serta selalu banyak berdzikir kepadaNya.

(19)

Metodologi pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan dilakukan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode pendidikan yang paling berhasil guna. Hal itu karena dalam belajar, orang pada umumnya, lebih mudah menangkap yang kongkrit ketimbang yang abstrak. Penggunaan keteladanan sebagai sebuah metodologi pendidikan juga terlihat dari teguran Allah terhadap orang-orang yang menyampaikan pesan, memberikan pendidikan kepada orang lain akan tetapi tidak mengamalkan muatan pesan pendidikan itu.

Dalam Hadits Rasulullah dijelaskan bahwa

ْنيم اًدَحَأ َثَعَ ب اَذيإ َمَّلَسَو يهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص يهَّللا ُلْوُسَر َناَك َلاَق ىَسْوُم ْيبَِأ ْنَع اُرِّسَعُ ت َلاَو اوُرِّسَيَو اوُرِّفَ نُ ت َلاَو اوُرِّشَب َلاَق يهيرْمَا يضْعَ ب يفِ يهيباَحْصَأ

)ملسم هاور(

Artinya:

Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)

Hadist diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan semudah mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Dengan pemilihan metode yang sesuai dan tepat maka berjalannya

(20)

proses pembelajaran akan mudah dan menyenangkan bagi siswa. Suasana pembelajaran yang mudah dan menyenangkan ini akan mempengaruhi minat belajar peserta didik untuk telibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

2. Tinjauan Umum Tentang Metode Pemberian Tugas

Yang dimaksud dengan metode ini ialah suatu cara dalam proses belajar-mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapkan agar siswa belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui

kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan itu.

Dalam kaitan ini Ahmad Sabri (2010 : 56) mengemukakan bahwa metode pemberian tugas merangsang anak aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula secara kelompok.

Sekolah berkewajiban mempersiapkan murid-murid agar tidak canggung hidup di tengah-tengah masyarakat. Karenanya guru hendaklah berusaha melatih teknik kemampuan anak untuk mencocokkan berbagai masalah yang mungkin akan dihadapinya kelak.

Pusat kegiatan metode ini berada pada murid-murid dan mereka disuguhi bermacam masalah agar mereka menyelesaikan, menanggapi dan memikirkan masalah itu.Yang penting bagaimana melatih murid agar berpikir

(21)

bebas ilmiah (logis dan sistematis) sehingga dapat memecahkan problem yang dihadapinya dan dapat mengatasi serta mempertanggungjawabkannya.

Cara memecahkan masalah sebenarnya sudah merupakan metode sendiri, yaitu metode, problem solving; namun demikian masih dalam rangka pemberian tugas, dan nanti akan dibicarakan tersendiri secara lebih luas.

Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal sebagaimana yang dikemukakan Zakiah Daradjzat (2008 : 299) yaitu:

a. Murid diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks, baik secara kelompok atau secara perorangan, diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya kemudian murid yang bersangkutan mempertanggung jawabkannya

b. Murid diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik.

c. Murid diberi tugas untuk melaksanakan eksperimen, biasanya tugas ini dalam studi IPA dengan tujuan memberikan pengalaman yang berguna sehingga timbul keterampilan.

d. Murid diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu/problem solving dengan cara mencoba memecahkannya. Dengan tujuan agar murid biasa berpikir ilmiah (sistematis) dalam memecahkan masalah.

e. Murid diberi tugas melaksanakan proyek, dengan tujuan agar murid- murid membiasakan diri bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatu masalah, yang telah disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan soal- soal sendiri serta mencobanya sendiri. Sehingga siswa lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan belajar baik di rumah maupun di sekolah. Metode ini penting untuk dilaksanakan karena akan mendorong murid sadar untuk

(22)

menyelesaikan sesuatu dan guru mengemukakan masalah-masalahnya.

3. Syarat dan Pedoman Pemberian Tugas Kepada Siswa

Dalam metode pemberian tugas-guru (pendidik) harus mengetahui beberapa syarat dan syarat-syarat tersebut harus pula diketahui oleh murid yang akan diberi tugas sebagaimana menurut Zakiah Daradjat (2008 : 300) berikut ini:

a. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga murid di samping sanggup mengerjakannya juga sanggup menghubungkannya dengan pelajaran tertentu.

b. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid akan dapat dilaksanakannya karena sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya

c. Guru harus menanamkan kepada murid bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari hati sanubarinya.

d. Jenis tugas yang diberikan kepada murid harus dimengerti benar- benar, sehingga murid tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.

Untuk kesemuanya itu perlu ada petunjuk-petunjuk umum dari guru dalam melaksanakan setiap tugas yang dibebankan kepada murid-murid.

Misalnya dalam memecahkan problem perlu ada petunjuk yang dapat menjadi pedoman bagi murid, yaitu:

a. Menyadari adanya sesuatu yang menjadi problem.

Seperti kesulitan, rasa bimbang, bingung atau hal-hal yang menjadi tanda tanya. Setiap orang menyadari adanya kesulitan atau ingin mengetahui hakikat sesuatu. Hal ini akan mendorong pikirannya agar bekerja aktif yaitu berpikir, menyelidiki, menganalisis dan lain-lain.

(23)

Di sinilah metode pemberian tugas penting untuk dilaksanakan karena akan mendorong murid sadar untuk menyelesaikan sesuatu dan guru mengemukakan masalah-masalahnya.

b. Murid supaya memajukan hipotesis.

Yaitu berupa dugaan atau terkaan terhadap jawaban sesuatu. Apakah hipotesis itu benar atau salah tidak menjadi soal, yang penting ada keberanian murid mengajukan hipotesis.

c. Mengumpulkan data.

Untuk mengetahui apakah hipotesis benar atau salah, diperlukan keterangan, bahan, data yang bisa didapat dengan jalan bertanya, mempelajari sejumlah buku, wawancara, observasi dan lain-lain.

d. Analisis dan sistesis data.

Data yang kita kumpulkan harus dianalisis dan dipelajari apakah ada hubungannya dengan masalah yang kita pecahkan.

e. Mengambil kesimpulan.

Berdasarkan data yang telah dianalisis/dipelajari oleh kita, baru dapat menarik kesimpulan.

Urain di atas menunjukkan bahwa ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan guru dalam memberi tugas kepada siswa yakni tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, menanamkan kepada murid bahwa tugas yang diberikan harus dikerjakan sendiri dan benar tanpa keraguan mengerjakannya.

(24)

B. Motivasi Belajar Siswa 1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti suatu perangsang atau dorongan dari dalam yang menyebabkan seseorang membuat sesuatu.

Dalam kaitan ini Fathurraman dan Sutikno (2007 : 19) mengemukakan bahwa, motivasi berpangkal dari kota “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.

Sedangkan Abdurrahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab (2004 : 131) mengemukakan bahwa motiv adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dengan jalan memotivasi para siswa dapat diharapkan semangat dan kegairahan belajar dapat ditingkatkan untuk mendorong agar para siswa belajar lebih semangat dan lebih bergairah, maka cara-cara yang dilakukan adalah dengan jalan melaksanakan motivasi pada siswa.

Dengan demikian motivasi adalah usaha atau kegiatan dari guru sekolah untuk menimbulkan dan meningkatkan semangat dan kegairahan belajar dari para siswanya.

Menurut Wina Sanjaya (2009 : 250) motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2005:145),

(25)

motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.

Untuk itu setiap guru harus mengusahakan agar kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu diadakan perencanaan, pengorganisasian, koordinasi kerja dan pengawasan secara baik. Dengan kata lain hal-hal itu semua dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik, dimana dalam diri peserta didik terdapat kekuatan mental penggerak untuk belajar, kekuatan mental tersebut dapat berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita itu disebut motivasi belajar.

2. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar sedangkan motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari.

Dimyati dan Mudjiono (2009 : 88) menggolongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan untuk mendapat respon, memperoleh pengalaman baru, memperoleh pengakuan, dan memperoleh rasa aman.

(26)

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani.

Jenis motivasi ini termasuk memelihara kesehatan, makan, minum, istirahat, mempertahankan diri, keamanan, membangun, dan kawin. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari.

Menurut Fathurrahman dan Sutikno (2007 : 19-20) motivasi dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua macam yaitu:

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain, sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Sementara itu, Dzakiah Daradjat dkk (2008 : 142) berpendapat bahwa

“pada motivasi intrinsik anak belajar karena belajar itu sendiri cukup bermakna baginya. Sedangkan pada motivasi ekstrinsik anak belajar bukan karena belajar itu berarti baginya, melainkan mengharap sesuatu dibalik kegiatan belajar belajar itu misalnya nilai yang baik, hadiah, penghargaan atau menghindari hukuman atau celaan.

Dalam proses pembelajaran motivasi intrinsik sulit untuk diciptakan karena motivasi ini datangnya dari dalam diri siswa. Kita tidak akan tahu seberapa besar motivasi intrinsik yang menyertai perbuatan siswa. Yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan motivasi ekstrinsik untuk menambah dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar.

(27)

Menurut Oemar Hamalik dalam Wina Sanjaya (2009 : 256) munculnya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Tingkat kesadaran siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah laku/perbuatan dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapai.

2) Sikap guru terhadap kelas, artinya guru yang selalu merangsang siswa berbuat ke arah tujuan yang jelas dan bermakna, akan menumbuhkan sifat intrinsik, tetapi bila guru lebih menitik beratkan pada rangsangan- rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsik akan lebih dominan.

3) Pengaruh kelompok siswa.

4) Suasana kelas juga berpengaruh terhadap munculnya sifat tertentu pada motivasi belajar siswa. Suasana kebebasan yang bertanggung jawab akan lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibandingkan dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa, motivasi intirinsik dan motivasi ekstrinisik sangatlah berpengaruh pada tindakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Oleh

sebab itu, dengan adanya kedua motivasi tersebut, maka seseorang dapat melakukan perbuatan-perbuatan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

C. Strategi Menumbuhkan Motivasi

Menurut Sardiman (2010 : 86) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu:

1. Memberi angka

Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa cepat mengetahui hasil kerjanya.

2. Hadiah

(28)

Dengan memberikan hadiah kepada siswa maka akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi

3. Saingan dan Kompetisi

Persaingan atau kompetensi yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, khusunya untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh karena itu persaingan antar kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas individu-individu yang memiliki perbedaan kemampuan, misalnya dengan strategi cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan yang sehat.

4. Ego-involement

Setiap individu akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

Dengan demikian, para siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh bisa jadi karena harga dirinya.

5. Memberi Ulangan

Memberi ulangan kepada siswa merupakan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar mereka. Tetapi, seorang guru jangan terlalu sering memberikan ulangan karena akan membuat siswa merasa jenuh dan membosankan.

6. Mengetahui Hasil

(29)

Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya memberikan hasil secepatnya misalnya dengan memberikan tulisan “bagus”, atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi siswa.

7. Pujian

Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan.

Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, tetapi bisa dilakukan dengan isyarat misalnya, senyuman dan anggukan yang wajar atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

8. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

9. Minat

Siswa akan terdorong untuk belajar, jika mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.

10. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa tersebut sudah ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya di dalam belajar akan lebih baik.

11. Tujuan yang Diakui.

Tujuan yang diakui dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin di bawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu sebelum proses

(30)

pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa strategi yang digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa diantaranya adalah memberi angka, hadiah, saingan dan kompetisi, ego-involement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, minat, hasrat untuk belajar, tujuan yang diakui. Namun teknik-teknik semacam ini ada yang bersifat negatif dan positif,. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara- cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (survey) yang mengharuskan peneliti langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang konkrit yang ada hubungannya dengan efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu sumber dari observasi, wawancara, angket dan dokumentasi guna memperoleh hasil penelitian yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan dan dianalisis dengan deskriptif kualitatif

B. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dengan pertimbangan bahwa guru Pendidikan Agama Islam belum terlalu kreatif dan efektif dalam menggunakan strategi belajar mengajar Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar adapun obyek penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa yang ada di sekolah tersebut.

C. Variabel Penelitian

(32)

Variabel penelitian adalah yang menjadi sasaran penyelidikan dan dapat juga disebut gejala. Gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya disebut variabel.. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2004 : 118) bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sedangkan Sutrisno Hadi mendefinisikan (2003: 22) variabel sebagai gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya.

Sementara itu Agung (2010 : 46) mengemukakan bahwa:

Variabel adalah Karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan dengan kata lain variabel adalah faktor yang apabila diukur akan memberikan nilai yang bervariasi dan menjadi sesuatu yang menjadi penentu.

Definisi lain dikemukakan oleh Setyosari (2010 : 109-110) yang menyebutkan macam-macam variabel ada delapan, dua diantaranya variabel bebas dan variabel terikat. Menurutnya:

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Sedangkan variabel terikat atau tergantung adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti ini.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode pemberian tugas sedangkan variabel terikat

(33)

dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

D. Definisi Operasional Variabel

1. Metode pemberian tugas adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya sendiri.

2. Motivasi belajar siswa adalah usaha atau kegiatan dari guru sekolah untuk menimbulkan dan meningkatkan semangat dan kegairahan belajar dari para siswanya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas metode pemberian tugas dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa adalah usaha guru dalam melaksanakan tugasnya dalam hal membangkitkan motivasi belajar siswa melalui metode pembelajaran diaman siswa mempelajarai sendiri suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan soal sendiri.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan yang menjadi sumber data dan informasi agar penelitian lebih terarah. mengenai sesuatu yang ada

(34)

hubungannya dengan penelitian yang dibutuhkan.Ronny Kountur (2004 : 137) mengemukakan populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (2004: 102) mengemukakn:

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah peneliti maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus.

Menurut Sugiyono (2009 : 80):

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpuannya.

Dari beberapa uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti yang dapat memberikan informasi baik itu mencakup benda, makhluk hidup manusia, kejadian, atau hal-hal yang ada kaitannya dengan efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru dan siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dengan jumlah guru 18 dan siswa 73 orang.

Untuk lebih jelasnya keadaan populasi guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(35)

Tabel 1

Keadaan populasi guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

No Guru dan Siswa Laki - Laki Perempuan Jumlah

1 Guru 2 16 18

2 Kelas VII 11 9 20

3 Kelas VIII 9 11 20

4 Kelas IX 14 19 33

J U M L A H 36 55 91

Sumber data: Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa populasi dari siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar berjumlah 91 orang.

2. Sampel

Untuk menyederhanakan proses pengumpulan data dan pengolahan data, maka peneliti mengambil teknik sampel.

Suharsimi Arikunto (2006 : 134), yaitu:

Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil diantara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Menurut Dani. K (tth : 479) dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

(36)

Sampel adalah sesuatu yang dipergunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar atau bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya atau percontohan.

Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka teknik sampel yang digunakan berdasarkan atas Pendapat Suharsimi Arikunto. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2

Keadaan sampel siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

No Guru dan Siswa Laki - Laki Perempuan Jumlah

1 Kelas VII 11 9 20

2 Kelas VIII 9 11 20

3 Kelas IX 14 19 33

J U M L A H 34 39 73

Tabel di atas menunjukkan bahwa sampel guru dan siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar berjumlah 73 orang.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data. Karena itu dalam menentukan instrumen atau alat penelitiannya, harus relevan dengan masalah dan aspek yang diteliti agar dapat memperoleh data yang akurat. Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

(37)

Observasi adalah catatan tertulis untuk dipergunakan oleh peneliti untuk mengetahui apa-apa yang diobersvervasi diantaranya mengamati lokasi, responden (obyek penelitian)

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung tentang kondisi objektif siswa sebagai obyek, guru sebagai pendidik, serta sarana dan prasarana yang meliputi jumlah dan kondisi.

Teknik tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang akurat terhadap obyek penelitian khususnya yang berkaitan dengan efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dengan dengan para guru mata pelajaran untuk mengetahui efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar untuk kemudian direkonstruksi menjadi data- data penelitian yang empiris dan akurat.

3. Pedoman Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data oleh peneliti dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden baik secara

(38)

langsung maupun tidak langsung. Instrument ini berguna untuk mengukur perhatian orangtua dengan motivasi belajar siswa.

Dari angket ini peneliti berharap dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan berhubungan dengan efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dan pertanyaannya merupakan jawaban- jawaban yang mempunyai makna dan menguji hipotesa.

4. Catatan dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis baik berupa buku, majalah, jurnal yang dianggap penting. Dari dokumen ini peneliti berharap dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Library Research (kepustakaan) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi.

Adapun teknik yang digunakan dalam library research ini adalah sebagai berikut:

(39)

a. Kutipan langsung, yaitu kutipan suatu materi dari pendapat tokoh dengan tidak merubah redaksinya.

b. Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip materi atau pendapat tokoh dengan mengubah redaksinya dan menggunakan ikhtiar serta ulasan sejauh tidak mengurangi maksud pendapat tersebut, tetapi hanya mengutip sebahagian garis besarnya saja sehingga berbeda dengan aslinya.

2. Penelitian lapangan (field research), yaitu peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang akurat. Dalam hal ini di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng. Teknik yang digunakan dalam field research ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah peneliti mengamati langsung dan mencatat gejala- gejala yang diselidiki terhadap obyek penelitian utamanya mengamati efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Kemudian peneliti melakukan pencatatan terhadap hasil pengamatan untuk dijadikan data-data penelitian yang akurat.

b. Wawancara

Wawancara adalah peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada informan

(40)

yang ditetapkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan responden yang dipilih yaitu guru dan siswa

c. Angket

Angket adalah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden terpilih untuk dijawab tentang efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

d. Dokumentasi

Dokumentasi data melalui bahan tertulis berupa buku-buku, majalah- majalah, jurnal-jurnal penting yang terdapat di kantor atau di instansi pemerintah tentang efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data-data seluruhnya terkumpul, penulis kemudian mengolah data-data tersebut dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Kualitatif yakni, bentuk analisis yang menginterpretasi data-data yang diperoleh. Dalam kaitan ini peneliti akan menganalisis tentang

(41)

efektifitas metode pemberian tugas oleh guru dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Deduktif yaitu metode pengolahan data yang berangkat dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus atau kesimpulan.

3. Induktif metode pengolahan data yang berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.

4. Selain itu data juga dianalisis dengan rumus tabel sederhana yakni:

% 100 N x

pF

Keterangan:

P = Persentase (%)

F = Frekuensi atau jumlah responden N = Number (Jumlah Frekuensi/Individu)

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Selayang Pandang Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

1. Profil Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, berdiri pada tahun 2002 dengan akreditasi B dibawa pimpinan atau pembinaan MAJELIS Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kabupaten Kepulauan Selayar. Adapun nama-nama Kepala Sekolah yang pernah menjabat di MTS Muhammadiyah Benteng, Yaitu :

1. Muh.Ramli Guslan.BA Tahun 2002 -2004 2. Sitti Aminah ,A,Md. Tahun 2004-2008 3. H.Sumak,s,Ag Tahun 2008

4. Muhammad Husni ,S,Ag Tahun 2008-2010

5. H,Muh.idris, S. Pd.I Tahun 2010 Sampai sekarang.

Adapun visi dan misi MTS Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu:

Visi:

Terwujudnya siswa yang bertaqwa, berakhalak mulia, berilmu, berperilaku Mandiri, unggul dalam prestasi dan terampil serta kompetitif dalam

(43)

penguasaan IPTEK dan mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat

Misi:

1. Meningkatkan pemahaman ,penghayatan ajaran agama Islam

2. Meningkatkan prestasi siswa dalam IPTEK yang berlandaskan infak.

3. Mengembangkan bakat dan minat siswa serta penguasaan siswa.

4. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam perencanaan /strategi dan program organisasi yang sesuai dengan karakteristik, visi, misi dan tujuan organisasi.

5. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

6. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membangun perilaku disiplin dan mempunyai rasa memiliki serta tanggung jawab terhadap lingkungan.

2. Keadaan Guru

Motivasi proses belajar mengajar pada suatu sekolah didukung oleh lima Yaitu siswa sebagai peserta didik, guru sebagai pendidik, tujuan, alat, dan lingkungan, ketiadaan salah satu faktor saja dari faktor tersebut maka tidak mungkin terjadi Proses belajar mengajar; dengan lima faktor tersebut, proses belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan hasil minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang yaitu faktor fasilitas/sarana dan Prasarana pendidikan.

Suatu lembaga tentu menginginkan agar menghasilkan alumni yang bermutu,

(44)

baik dari Segi kualitas lebih-lebih dari segi kualitas, salah satu kunci untuk mencapai tujuan itu adalah harus memiliki tenaga mengajar yang berkualitas termaksud kepribadian guru.

Kemampuan guru dalam menguasai materi serta metode mengajar sangatlah Penting untuk mewujudkan tercapainya tujuan dan untuk mengetahui keadaan guru Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, dapat dilihat pada tabel Berikut:

Tabel 3

Keadaan guru/Pegawai Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Anggaran 2013/2014

No Nama Status

/Jabatan

Bidang studi yang diajarkan 1 H. Muh Idris, S. Pd.I KEPALA

SEKOLAH

BAHASA ARAB

2 A. Rosmawati, S,Ag PNS IPS

3 Hj. A. Mardiana, S, Ag PNS FISIKA,AQIDAH AHLAK 4 Sitti Nuryani, S,Ag PNS FIQH,KETERAMPILAN 5 Rajawang, A. Ma NON PNS QUR,AN HADITS 6 Eni Erlina, S.Pd NON PNS BIOLOGI

7 Santiana, S, S, S.Pd NON PNS BHS .INDONESIA

8 Andriana, S,Pd NON PNS MATEMATIKA

9 Sarawiah, S,Ag NON PNS SKI

10 Mardiana, S. Or, S.Pd NON PNS PENJASKES 11 Nikmawati, S.Ag NON PNS PEND.SENI 12 Sukma Irmawati, S.Pd NON PNS MATEMATIKA

13 Nuraeni, S.Pd NON PNS PPKN

14 Yuliana Selvie Ali, S.Pd NON PNS BHS.INGGRIS

15 Herawati, SE NON PNS TIK

16 Pancawati NON PNS MULOK

17 Muliyadi, A.ma, Pd.Or NON PNS PENJAS

18 Darmin, S. Pd.I NON PNS KEMUHAMMADIYAHAN Sumber data : Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar 2013/2014.

(45)

2. Keadaan siswa

Keadaan siswa yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah mengenai banyaknya sebagai informan. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Anggaran 2013/2014

NO Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII 11 9 20

2 VIII 9 11 20

3 IX 14 19 33

Jumlah 35 37 73

Sumber data : Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014Sebanyak 72 siswa.

3. Keadaan sarana dan prasarana

Dalam kelangsungan proses belajar mengajar hanya tenaga pengajar dan siswa tetapi harus didukung pula oleh sarana dan prasarana misalnya fasilitas gedung sekolah dan alat-alat pengajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar serta lingkungan yang dapat memberi sarana dan fasilitas ini, tetap menjadi bagian dari obyek penelitian dalam setiap kegiatan meneliti.

(46)

Tabel 5

Keadaan sarana pendidikan dan fasilitas Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

NO Sarana/ fasilitas Belajar

Jumlah Ruang

kondisi baik

Jumlah Ruang kondisi Rusak

Kategori Kerusakan

Rusak Sedang

Rusak Berat

1 Ruang Kelas 3 3 - 1

2 Perpustakaan 1 1 - 1

3 R. Lab Komputer 1 1 - -

4 R. Guru 1 1 - -

5 Jamban 1 - 1 -

6 Tempat Olahraga 1 1 - -

7 Lemari 5 - - -

8 Rak Buku 2 - - -

9 Kursi Guru 18 - - -

10 Meja Guru 18 - - -

11 Kursi Tamu 4 - - -

12 Meja untuk Murid 73 - - -

13 Bangku untuk Murid 73 - - -

14 Papan Tulis 3 - - -

15 Papan Potensi/data 1 - - -

16 Papan pengumuman 1 - - -

17 Papan Grafik 1 - - -

(47)

18 Ppn Nama madrasah 2 - - -

19 Alat Peraga - - -

a. IPA 6 - - -

b. Matematika 1 - - -

c. IPS 2 - - -

Sumber Data : Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana Pendidikan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar sudah dapat menunjang proses belajar mengajar namun masih sangat diresahkan berbagai kekurangan seperti alat dan media pembelajaran maka guru diharapkan dapat lebih kreatif serta terus berusaha meningkatkan kwalitas kinerja sehingga mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar tetap meningkatkan pada setiap tahunnya.

B. Efektifitas Metode Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar adalah dengan mengaplikasikan metode pembelajaran sebagaimana terlihat dalam tabel

(48)

Tabel 6

Pendapat responden tentang aplikasi metode pembelajaran pada bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

a. Sangat diaplikasikan 18 orang 23%

B. Diaplikasikan 40 orang 54%

c. Kurang diaplikasikan 13 orang 20%

d. Tidak diaplikasikan 2 orang 3%

Jumlah 73 orang 100%

Sumber data: Hasil olah angket item 1

Hasil olah angket di atas memperlihatkan bahwa 18 responden atau 23% memilih sangat diaplikasikan, 40 responden atau 54% memilih diaplikasikan, 13 responden atau 20% memilih kurang diaplikasikan dan 2 responden atau 3% memilih tidak diaplikasikan.

Uraian di atas menunjukkan bahwa metode pembelajaran pada bidang studi Pendidikan Agama Islam diaplikasikan guna meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Peningkatan metode pembelajaran terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam ini dikuatkan oleh Hj. Andi Mardiana, S. Ag guru Aqidah akhlak sebagai berikut:

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar guru mengaplikasikan metode pembelajaran yang berbeda-beda sehingga dapat memotivasi siswa belajar sehingga dengan itu motivasi mereka juga mengalami peningkatan. (wawancara, 25 September 2014)

(49)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam, guru menerapkan beberapa metode untuk memotivasi siswa dalam belajar serta meningkatkan motivasi mereka menjadi lebih baik di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Diantara metode pembelajaran yang diaplikasikan pada bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar adalah metode pemberian tugas, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 7

Pendapat responden tentang aplikasi metode pemberian tugas pada bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Pilihan jawaban Frekuensi Persentase

a. Sangat diaplikasikan 20 orang 30%

B. Diaplikasikan 42 orang 53%

c. Kurang diaplikasikan 11 orang 17%

d. Tidak diaplikasikan -

Jumlah 73 orang 100%

Sumber data: Hasil olah angket item 2

Uraian di atas memperlihatkan bahwa 42 responden atau 53% memilih diaplikasikan, 20 responden atau 30% memilih sangat diaplikasikan, 11

(50)

responden atau 17% memilih kurang diaplikasikan dan tidak satupund ari responden atau 0% yang memilih tidak diaplikasikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam diaplikasikan juga oleh guru Pendidikan Agama Islam melalui metode pemberian tugas, yakni sebuah metode yang digunakan oleh guru untuk memberikan tugas terutama yang berkaitan dengan penjelasan ayat-ayat Al quran maupun hadits Rasululllah saw pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Metode pembelajaran dengan cara pemberian tugas ini dikuatkan pula oleh Rajawang, A. Ma guru Quran Hadits sebagai berikut:

Metode pembelajaran yang biasa diaplikasikan juga oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar adalah metode pemberian tugas, yaitu guru memberikan tugas pelajaran yang telah dijelaskan kepada siswa untuk dikerjakan dan dipertanggung jawabkan. (wawancara, 25 September 2014)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas diaplikasikan pula oleh guru pada bidang studi Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Kemudian dari pada itu, peningkatan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dilakukan juga

Referensi

Dokumen terkait

a) Pendekatan Al-Hikmah. Al-Hikmah berarti mengajak kepada jalan Allah dengan cara keadilan dan kebijaksaan, selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses belajar

Penggunaan media sosial Instagram dalam proses promosi , Bisnis online adalah sesuatu aktifitas bisnis baik jasa maupun produk yang ditawarkan melalui media

tegangan tarik patah (σp) tertinggi yaitu spesimen tanpa perlakuan sebesar 243,35 MPa, sedangkan nilai tegangan tarik patah (σp) terendah yaitu spesimen dengan

Hasil penelitian menunjukan bahwa formula 4 (dengan konsentrasi Avicel PH101 4%) dapat menghasilkan co-process dengan sifat fisik-mekanik dan kompresibilitas yang

Upaya yang dilakukan oleh guru dan orang tua ialah : Guru harus memiliki potensi dan keterampilan yang didukung oleh kebijakan sekolah yang mendorong guru terus belajar, agar

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Interval nilai variable pendidikan agama islam dalam keluarga.. Sehingga dapat diketahui peranan perhatian orang tua terhadap perkembangan akhlak anak. Ini juga menunjukkan

Metode yang digunakan guru ketika mengajar di kelas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, ini dapat dilihat dari beberapa pendapat siswa yaitu Mutawwafiqah ketika guru