MUHAMMADIYAH CAMBAJAWAYA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KAB. GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
RAMDANI 10519160312
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1437 H / 2016 M
Alamat : Jl. Sultan Alauddin Telp./(0411)860 132 Makassar 90221
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa
Nama : Ramdani
NIM : 10519160312
Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan didepan tim penguji skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar , 30 Rajab 1437 H 08 Mei 2016 M
DISETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Abd Rahim Razaq, M.Pd Markas Iskandar, S.Ag, M.Pd.I
NIDN. 0920085901 NIDN. 091708603
ﻤﺤرﻟاﷲﻢﺴﺐ ﻢﯿﺤرﻟا ن
ﯿﻤﺎﻌﻟا ﺐر ﷲﺪﻤﺤﻟا ﺎﯿﺒﻦﻷا ﻒﺮﺸا ﻰﺎﻋ ﻢﻼﺳﻟاۈ ةﻼﺻﻟاۈ ن
ﺀ ﮫﻟاﻰﺎﻋﯜ ﻦﯿﻟﺴﺮﻣاﯜ
نﯿﻌﻤﺠا ﮫﺐﺤﺼﯜ
٫ ﻌﺑﺎﻤا ډ
Alhamdulillah Dengan segenap kerendahan hati dan fikiran, penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Sebab dengan rahmat dan Hidayah- Nyalah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Tak lupa pula penulis mengucapkan salam dan taslim atas junjungan Nabi Besar Muhammad Saw, beserta para keluarganya, sahabat dan pengikutnya yang tetap konsekuensi terha yandap ajaran Agama Islam yang dibawanya.
Dalam penulisan ini, penulis banyak mengalami hambatan dan tantangan selam proses penyusunan skripsi ini, namun berkat motivasi dan dukungan secara langsung dan tidak langsung yang sangat berarti bagi penulis, oleh sebab itu penulis sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa syukur dan hormat serta ucapan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada :
1. Kedua orangtua penulis ibunda Nasiah dg Nuji dan ayahanda Sudarman dg Ropu serta kakakku Danial yang dengan sabar membimbing dan memotivasi penulis serta memberikan bantuan moril dan materi sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak DR. H. Irwan Akib, M.Pd Rektor beserta jajarannya yang telah memberikan pelayanan, pembinaan serta perhatiannya kepada penulis menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si Ketua Jurusan dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam yang banyak memberikan motivasi dan bimbingan baik semenjak dibangku kuliah maupun sampai selesai.
5. Bapak Dr. Abd Rahim Razaq, M.Pd dan Bapak Markas Iskandar, S.Ag, M.Pd.I pembimbing bagi penulis.
6. Ibu kepala Sekolah MA Muhammadiyah Cambajawaya dan para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data-data yang diperlukan.
7. Semua sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi yang luar biasa bagiku, sehingga skripsi ini dapat rampung dan diselesaikan.
8. Semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya, kepada Allah swt. Saya memohon agar semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini senantiasa mendapat balasan yang setimpal di sisi-Nya, amin.
Makassar , Sa’ban 1437 H Juni 2016 M
Penulis RAMDANI
10519160312
Siswa di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawayya Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa”dibimbing oleh (Abd Rahim Razaq dan Markas Iskandar)
Penelitian ini menggunakan bentuk deskriftif kualitatif dengan variabel pengaruh kreatifitas guru dan prestasi belajar di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambaya, populasi penelitian ini sebanyak 105 orang dan yang menjadi sampel 20 orang siswa dan guru yang ada dilokasi Jenis variable adalah variable dependent dan independent.
Tujuan penelitian ini : Untuk mengetahui kreativitas guru,untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan agama Islam untuk mengetahui pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka., adapun.
Penelitian ini menggunakan instrument wawancara, angket dan dokumentasi.
Hasil Penelitian, kreatifitas guru yang ada Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya cukup memadai dengan adanya sarana dan prasarana disekolah tersebut dengan presentase 70 %, prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya juga cukup bersaing dengan ditunjang oleh kreatifitas guru itu sendiri dalam mengelolah kelas terbukti dengan hasil presentase 50%.Pengaruh kreatifitas guru terhadap prestasi belajar siswa juga signifikan karena pembelajaran lebih terarah dengan presentase 75.
Dengan penuh kesadaran peneliti yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti ia merupakan duplikat, tiruan plagiat, dibuatkan atau dibantu secara langsung oleh orang lain baik keseluruhan, maka skripsi dan gelar diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar , Sa’ban 1437 H Juni 2016 M
Peneliti RAMDANI
Nim :10519160312
1. Bacalah dengan teliti sebelum menjawab pertanyaan dibawah ini.
2. Berilah tanda (X) pada alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan kenyataaan yang ada.
3. Bila ada yang kurang jelas mohon ditanyakan kepada peneliti B. Identitas Responden:
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Kelas :
C. Pertanyaan
1. Apakah guru memiliki tingkat kreatifitas yang memadai?
a. Baik
b. Kurang baik c. Tidak baik
2. Bagaimanakah bentuk pengelolaan kelas pada saat pembelajaran?
a. Baik
b. Kurang baik c. Tidak baik
3. Apakah anda memberikan motivasi dalam pembelajaran?
a. sering
b. kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Bagaimanakah prestasi belajar yang dimiliki oleh siswa?
a. memuaskan b. cukup c. kurang
5. Apakah kreatifitas berpengaruh dalam proses pembelajaran?
a. berpengaruh
b. kurang berpengaruh c. tidak berpengaruh
Nama responden :
Alamat :
Pertanyaan (wawancara)
1. Bagaimanakah kreativitas guru di Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan?
2. Bagaimanakah prestasi belajar PAI siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan?.
3. Apakah pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan?.
HALAMAN JUDUL ...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN SKRIPSI...iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iv
PRAKATA... v
ABSTRAK... vii
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL...ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 8
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Guru ... 10
B. Prestasi Belajar... 16
C. Konsep Pendidikan Agama Islam ...22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29
B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 29
C. Variabel Penelitian... 29
D. Defenisi Operasional Variabel ... 30
E. Populasi dan Sampel... 31
F. Instrumen Penelitian... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ... 35
H. Teknik Analisis Data ... 37
B. kreativitas guru di Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan ... 45
C. prestasi belajar PAI siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan. ... 50
D. pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah
Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo
Selatan... 56 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 60 B. Saran... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN
KABUPATEN GOWA SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa,
Nama : Ramdani Nim : 1051916032
Jurusan : Pendidikan Agama Islam Alamat : Bontoma’rinra desa Barembeng
Mahasiswa tersebut benar telah melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya Kec.
Bontonompo Selatan Kab. Gowa”.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk dipergunakan semestinya.
Cambajawaya,07 Mei 2016 Kepala Sekolah
Dra. H Musyawarah NIP.
Surat Keterangan Wawancara Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : St. Syarifah, S.Ag Pekerjaan : Kepala Sekolah Menerangkan bahwa saudari :
Nama : Sulpiana
Nim : 291900713
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Benar telah melakukan penelitian dan wawancara dengan kami dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “PROBLEMATIKA KELUARGA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH CAMBAJAWAYA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA”.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk dipergunakan semestinya.
Cambajawaya, 15 April 2013 Kepala Sekolah
St. Syarifah, S.Ag
Surat Keterangan Wawancara Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muh. Ishak S.Pd Pekerjaan : Guru
Menerangkan bahwa :
Nama : Sulpiana
Nim : 291900713
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Benar telah melakukan penelitian dan wawancara dengan kami dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “PROBLEMATIKA KELUARGA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH CAMBAJAWAYA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA”.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk dipergunakan semestinya.
Cambajawaya,15 April 2013 Guru Mata Pelajaran
Muh. Ishak, S.Pd
Tabel 1 Keadaan Populasi ... 31
Tabel 2 Keadaan Sampel... 31
Tabel 3 Penggunaan Tanah... 39
Tabel 4 Data Kepala Sekolah... 40
Tabel 5 Keadaan Tenaga Pengajar ... 41
Table 6 Keadaan siswa ... 42
Tabel 7 Sarana dan prasarana... 43
Tabel 8 Tanggapan responden tentang tingkat kreatifitas guru ... 46
Table 9 Tanggapan responden tentang pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran ... 48
Table 10 Tanggapan responden terhadap motivasi yang diberikan kepada seorang anak... 51
Table 11Tanggapan responden melihat prestasi belajar siswa... 54
Table 12 Tanggapan responden terhadap pengaruh kreatifitas guru dalamprestasi belajar siswa... 56
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas bagi suatu negara. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap dan perlikau sebagai upaya, bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan.
Pendidikan memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan usaha dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas akan membentuk kemandirian, apalagi bilamana ditopang akhlak yang mulia.
Dalam undang-undang tentang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pada pasal (3) ditetapkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu
pengetahuan manajemen seseorang lebih berkaitan dengan pemanfaatan berbagi sumber daya yang tersedia atau
Dalam arti luas pendidikan dapat mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya baik secara formal, maupun informal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu.
pendidikan dan pembinaan Islam hanya dapat dilaksanakan dengan mendidik diri, generasi, dan masyararakat supaya beriman dan tunduk kepada Allah swt semata, serta selalu mengingat-Nya. Oleh karena itu, pendidikan Islam menjadi tanggung jawab antara orangtua, masyarakat, negara dan guru.
Disamping itu, pendidikan Islam menjadi amanah yang harus dipikul oleh suatu generasi untuk disampaikan kepada untuk disampaikan dalam mendidik anaknya, sebagaimana lebih dipertegas lagi Allah dalam surat At-tahrim ayat 6, yang berbunyi:
Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ayat diatas menjelaskan bagaimana pentingnya orang tua mendidik anaknya jangan hanya bergantung kepada para guru. Karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang dilaksanakan oleh orangtua sebagai tanggung jawab kodrati
Abdullah Nasih Ulwan (1995:157) berpendapat bahwa :
“Anak adalah amanat bagi orangtuanya dan hati yang suci adalah permata yang mahal. Apabila ia diajarkan dan dibiasakan pada kebaikan, maka ia akan tumbuh pada kebaikan itu dan akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan diakhirat, tetapi apabila dibiasakan untuk berbuat kejahatan dan dibiarkan seperti bianatang maka ia akan sengsara dan binasa ”
Cara mendidik anak yang baik adalah dengan mendidik dan menanamkan nilai-nilai pengetahuan yang mulia kepada anak, oleh karena itu baik buruknya akhlak anak didasari dari pendidikan agama orangtua, Rasulullah saw mengatakan dalam haditsnya:
َﻗ : َلﺎَﻗ ُﮫْﻨَﻋ ُﷲ َﻲ ِﺿ َر َة َﺮْﯾ َﺮُھ ْﻰِﺑَا ْﻦَﻋ ﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲ ُل ْﻮُﺳ َر َلﺎ
ﻰَﻟَ ُﺪَﻟ ْﻮُﯾ ٍد ْﻮُﻟ ْﻮَﻣ ﱡﻞُﻛ : َﻢﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯿَﻠَﻋ
ِة َﺮْﻄِﻔْﻟا ِﮫِﻨَﺴِّﺠَﻤُﯾ ْوَا ِﮫِﻧ َﺮّ ِﺼَﻨُﯾ ْوَا ِﮫِﻧاَد ِّﻮَﮭُﯾ ُها َﻮَﺑَﺎَﻓ
ْﻢِﻠْﺴُﻣ َو ى ِرﺎَﺨُﺒْﻟا ُها َو َر
) (
Artinya :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Salah satu yang dilakukan oleh orangtua dilingkungan keluarga adalah memotivasi dan memberi contoh melalui sikap dan perbuatan. Selain itu peran serta seorang gurupun tidak ketinggalan, karena lingkungan kedua selain
lingkungan keluarga adalah lingkungan sekolah. Oleh karenanya guru senantiasa berperan penting dalam pendidikan anak.
Dalam konteks ini, Makmun (2003:22) mengemukakan bahwa:
“seorang guru yang ideal dapat bertugas dan berperan, antara lain sebagai konselor (pemelihara, penerus ), penerjamah, dan penyelenggara. Sedangkan dalam arti terbatas pendidikan dapat merupakan salah satu proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran.
Dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas pendidik
Dengan demikian seorang guru, sebelum mengajar hendaknya merencanakan terlebih dahulu program pembelajaran, membuat persiapan pembelajaran yang hendak diberikan, atau yang lebih dikenal rencana pembelajaran atau satuan pembelajaran.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagonis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Aspek pedagonis menunjukkan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Karena itu, guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi tertentu. Aspek psikologis menunjukkan pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu, aspek psikologi menunjukkan pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri mengandung
variasi, seperti belajar keterampilan motorik, belajar konsep, belajar sikap, dan seterusnya.
Perbedaaan tersebut menuntut pembelajaran yang berbeda,hal ini yang menjadi landasan sehingga di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya butuh sebuah penanganan tersendiri dalam pengelolaan kelas karena melihat masih banyak perlu dibenahi.
Perlu disadari bahwa bekerja dalam dunia pendidikan khususnya kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas ketika ada sebuah masalah yang timbul mungkin tak dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sama pada waktu yang berbeda terhadap seorang atau kelompok peserta didik yang lain.
Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran baik yang bersifat instruksional maupun tujuan penggiring akan dicapai secara maksimal apabila guru dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik.
Dalam setiap proses pembelajaran kondisi tersebut harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat terhindar dari kondisi yang merugikan dan kembali kepada kondisi yang optimal. Apabila terjadi hal-hal yang merusak yang disebabkan oleh tingkah laku peserta didik didalam kelas, oleh karena itu keterampilan guru dapat membaca situasi kelas sangat penting agar dapat dilakukan tepat guna. Kondisi yang menguntungkan didalam kelas
merupakan prasayarat utama bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Salah satu kendala utama peningkatan mutu tersebut kompetensi yang dimiliki oleh guru sebagai ujung tombak pelaksana kegiatan belajar mengajar. Dalam beberapa terakhir, masalah kompetensi guru merupakan salah satu masah aktual yang menjadi pokok permsalahan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Tingkat pendidikan formal guru dan kompetensi yang dimiliki akan mewujudkan kualitas guru dalam mengajar. Tingkat pendidikan formal dan kompetensi tersebut akan mewujudkan dalam bentuk peguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya, guru bukan saja harus pintar tapi juga harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas.
Proses belajar mengajar adalah suatu peristiwa yang melibatkan dua input yaitu guru dan siswa. Keduanya sama-sama bertujuan untuk mencapai hasil akhir yang baik. Namun mereka berbeda, siswa berfokus pada kegiatan belajar, bagaimana menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru guna untuk meningkatkan prestasi belajar yang optimal. Sedangkan guru berfokus pada bagaimana mengajarkan materi pelajaran agar bisa di pahami siswa. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab maka guru dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan kompetensi yang baik agar mampu meningkatkan pemahaman siswanya yang sedang berprestasi.
Dalam undang-undang RI No 14 2005:8-9) dikemukakan bahwa :
“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, serta memiliki kemampuan untuk mewujutkan tujuan pendidikan nasional. Dan pasal (9), kualafikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.
Bagaimana masalah yang timbul sehubungan dengan rendahnya tingkat pendidikan formal guru akhir-akhir ini menjadi sorotan bagi dunia pendidikan. Masih banyak guru yang tidak menguasai bahan pengajarannya karna tidak sesuai dengan kualitifikasi akademik yang dimilikinya. Selain itu, masih banyak guru yang tidak menguasai metode-metode pembelajaran yang selanjutnya berdampak pada rendahnya keberhasilan belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka jelas bahwa penelitian tentang pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa perlu dilakukan untuk memberi sumbangsih yang nyata bagi pengembangan dunia pendidikan pada masa-masa yang akan datang.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka adapun masalah yang dapat di rumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kreativitas guru di Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka?
2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka?
3. Bagaimana Pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka?.
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kreativitas guru di Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Menjadi masukan kepada para guru khususnya di Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan
2. Menambah pengalaman peneliti dalam hal bagaimana motivasi siswa dalam meningkatkan prestasinya.
3. Sebagai bentuk pengembangan cakrawala berfikir ilmiah bagi penulis dalam penelitian guna menyusun karya ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Guru
1. Pengertian Guru Kreatif
Kegiatan pembelajaran dialkukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar, sedangkan perilaku siswa adalah belajar.
Perilaku belajar dan mengajar tersebut terkait dengan pembelajaran. Dimana guru dituntut untuk mengembangkan keaktifan siswa, juga kreativitas guru itu sendiri.
Menurut Utami Munandar (2002:24) bahwa:
“Kreativitas guru merupakan istilah yang banyak digunakan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kreasi”.
Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas. Clark Monstakos, seorang psikolog humanistis menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan (mengaktualisasikan) identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.
Pada dasarnya pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.
Dari situlah sehingga dapat diartikan bahwa guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang ia miliki dalam rangka membina dan mendidik anak didik dengan baik. Seorang guru yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan, inisiatif, cara baru dalam mengajar, kepemimpinan serta tanggungjawab yang tinggi dalam pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang pendidik.
2. Ciri-ciri Guru yang Kreatif
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa guru bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa besar serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa.
Menurut Mulyasa (2006:193) pada umumnya berfikir kreatif memiliki empat tahapan ;
a. Tahapan pertaman ; persiapan b. Tahapan kedua; inkubisi
c. Tahapan ketiga;iluminasi d. Tahapan keempat; verifikasi
Pada hakikatnya, mengajar jika dilakukan dengan baik telah dikatakan kreatif. Kunci keberhasilan pengembangan kreatif itu terletak pada mengajar dengan kreatif dan efisien dalam interaksi yang kondusif. Hal ini tidaklah mudah dan dibutuhkan keahlian dan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran agar tercapai apa yang diharapkan.
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa defenisi lain yang dirumuskan secara rinci.
Menurut Sardiman (2011:47) mengemukakan bahwa:
“Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik dan menanamkan pengetahuan itu kepada anak didik dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman.
Suatu proses belajar mengajar diakatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, akan tetapi hasil dari pembelajaran itu sendiri.
Ada yang mengatakan bahwa mengajar itu adalah seni (art), karena mengajar itu membutuhkan inspirasi, intuisi, kreativitas dan profesional.
Oemar Hamalik (2006:27) Mengemukakan bahwa:
“Guru profesional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master dan memiliki ijazah negara dan telah berpengalaman mengajar pada kelas-kelas besar”.
Orang yang profesional memiliki kreatifitas yang bercirikan lincah, kuat mental dapat berfikir dari segala arah maupun ke segala arah, dan yang terpenting mempunyai keluwesan konseptual, orisinalitas dan menyukai
kerumitan. Ciri-ciri tersebut masih harus ditambah lagi dengan sifat mau bekerja keras, mandiri, pantang menyerah, dan lebih tertarik pada konsep besar, punya selera humor dan fantasi serta tidak menolak ide-ide yang ada di depanya serta bersikap lembut sehingga anak didik lebih mudah memahami apa yang disampaikan. Allah Swt berfirman dalam Q. S Ali Imran ayat 159 : 3
.
Terjemahnya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”.(Kementrian Agama RI, 2011:71)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreativitas Guru
Proses perkembangan pribadi seseorang pada umumnya ditentukan oleh perpaduan antara faktor-faktor internal (warisan dan psikologis) dan faktor eksternal (lingkungan sosial dan budaya). Faktor internal adalah hakikat dari manusia itu sendiri yang dalam dirinya ada suatu dorongan untuk berkembang dan tumbuh ke arah usaha yang lebih baik dari semula, sesuai dengan kemampuan pikirnya untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukannya.
Begitu juga seorang guru dalam hal melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana pendidikan pasti menginginkan dirinya untuk tumbuh dan berkembang ke rah yang lebih baik dan berkualitas
Ada teori yang mengatakan "kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut Psikologis yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan
kepribadian atau motivasi. Secara bersamaan tiga segi dalam pikiran ini membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif
Intelegensi meliputi kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan keputusan dan keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum.
Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi kreatif menunjukkan kelonggaran dan keterikatan konvensi, menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri dan menyukai masalah yang tidak terlalu berstruktur. Dimensi kepribadian dan motivasi meliputi ciri-ciri seperti kelenturan, dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan keuletan dalam menghadapi rintangan dan pengambilan resiko yang moderat.
Faktor eksternal juga sangat berpengaruh pada dorongan dan potensi dari dalam, yaitu pengaruh-pengaruh yang datangnya dari luar yang dapat mendorong guru untuk mengembangkan diri. Faktor eksternal ini dapat dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut :
a. Latar belakang pendidikan Guru
Guru yang berkualifikasi profesional, yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang diajarkannya, cakap dalam mengajarkannya secara efektif dan efisien dan guru tersebut berkepribadian yang mantap. Untuk mewujudkan guru yang cakap dan ahli tentunya diutamakan dari lulusan lembaga pendidikan keguruan seperti PGSD (Diploma) FKIP (Universitas) atau
lembaga pendidikan keguruan lainnya. Karena kecakapan dan kreativitas seorang guru yang profesional bukan sekedar hasil pembicaraan atau latihan- latihan yang terkondisi, tetapi perlu pendidikan pra jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara secara efektif dan efisien dan tolak ukur evaluasinya terstandar.
b. Pelatihan-pelatihan Guru dan organisasi keguruan
Pelatihan-pelatihan dan organisasi sangat bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan pengetahuannya serta pengalamannya terutama dalam bidang pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, guru dapat menambah wawasan baru bagaimana cara-cara yang efektif dalam proses pembelajaran yang sedang dikembangkan saat ini dan kemudian diterapkan atau untuk menambah perbendaharaan wawasan, gagasan atau ide-ide yang inovatif dan kreatif yang akan semakin meningkatkan kualitas guru.
c. Pengalaman mengajar Guru
Seorang guru yang telah lama mengajar dan telah menjadikannya sebagai profesi yang utama akan mendapat pengalaman yang cukup dalam pembelajaran. Hal ini pun juga berpengaruh terhadap kreativitas dan keprofesionalismenya, cara mengatasi kesulitan, yang ada dan sebagainya.
Pengalaman mendorong guru untuk lebih kreatif lagi dalam menciptakan cara- cara baru atau suasana yang lebih edukatif dan menyegarkan.
d. Faktor kesejahteraan Guru
Tidak dapat dipungkiri bahwa guru adalah juga seorang manusia biasa yang tak terlepas dari berbagai kesulitan hidup, baik hubungan rumah tangga, dalam pergaulan sosial, ekonomi, kesejahteraan, ataupun masalah apa saja yang akan mengganggu kelancaran tugasnya sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran.
Gaji yang tidak seberapa ditambah dengan keadaan ekonomi negara saat ini sedang dilanda krisis berpengaruh pada kesejahteraan guru. Oleh karena itu, tidak sedikit guru yang berprofesi ganda misalnya seorang guru sebagai tukang ojek demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kreativitas guru dalam kegiatan pembelajaran.
Dikarenakan kesibukan di luar profesi keguruannya menyita banyak waktu, maka ia tidak mempunyai kesempatan untuk berpikir kreatif tentang pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan terkesan asal-asalan. Akan tetapi jika gaji guru yang diperoleh mampu memenuhi kebutuhannya, maka ia pun akan memiliki waktu yang longgar untuk lebih memaksimalkan diri dalam menciptakan suasana belajar yang lebih edukatif, karena tidak dibayang- bayangi pekerjaan lainnya.
B. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan persoalan utama dari hasil belajar. Prestasi belajar ini adalah lambang dari keberhasilan belajar. Seorang siswa berhasil atau tidak berhasil belajar dalam suatu mata pelajaran dapat dilihat pada prestasi belajar yang dicapainya dalam mata pelajaran tersebut. Prestasi belajar
bukan merupakan hal yang di pengaruhi oleh bayak factor. Suatu prestasi belajar yang diharapkan dapat tercapai apabila didukung oleh faktor dinamis belajar makin optimal dengan dukungan faktor dinamis belajar dalam suatu proses pembelajaran, semakin berpeluang untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Lebih lanjut menurut .Syamsu mappa(1997:2) ;
“Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat pengukur keberhasilan belajar murid”.
Pengertian prestasi belajar seperti itu mengisaratkan bahwa kualitas perolehan perilaku (pengetahuan, keterampilan, nilai) yang terjadi pada siswa dalam proses pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes tertentu dapat ditetapkan prestasi belajar yang dicapai seorang siswa yang bisa dilambangkan dalam bentuk angka, huruf atau lambang predikat-predikat lainnya
Menurut Habeib dalam kamus pepuler bahasa indonesia (1999:297).
Prestasi belajar merupakan dua kata yang memiliki pengertian berbeda, kata prestasi dapat diartikan dengan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dikejakan atau dilakukan. Ada pula yang mengemukakan bahwa prestasi adalah hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Secara garis besarnya ada dua faktor yang mempengaruhi terhadap pretasi belajar. Kedua faktor itu berpengaru langsung terhadap prestasi. Secara terperinci faktor-faktor terrsebut diatas. dibahas sebagai berikut:
a. Faktor Diri siswa
Prestasi belajar merupakan merupakan suatu prees lahiriah maupun batiniah. Faktor batiniah merupakan landasan bagi pembentukan cara belajar yang baik pada siswa. Dicapai mental ini perlu diusahakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengaruh prestasi belajar yang mantap dan sikap mental itu antara lain:
b. Bakat
Bakat atau kemampuan ialah suatu keistimewaan atau kelebihan- kelebihan bawaan seseorang yang mampu berbuat lebih baik. Sehingga dapat diartikan bahwa, Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang- orang fropesional dimana anak tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol, dapat memberikan prestasi yang tinggi.
c. Kepercayaan pada diri sendiri (sikap optimis)
Setiap siswa harus mempunyai kepercayaan pada diri sendiri untuk memperoleh hasil yang baik dalam usaha belajar. Siswa harus percaya pada diri sendiri, mempunyai minat dan kemauan yang keras, serta tidak muda pata semangat. Siswa yang optimis memperlihatkan kegiatan yang lebih aktif dibanding siswa yang tidak percaya diri.
d. Kerajinan
Kemampuan-kemampuan yang ada (intelegensi) akan berkembang dengan sempurna apabila ada kerajinan untuk mempergunakan waktu dan kesempatan yang ada. Anak yang rajin mempunyai kebisaan-kebiasaan tekun dan kreatif dalam menunjang proses belajarnya.
e. Kesehatan
Siswa yang dalam preses belajarnya akan lebih berhasil bila sehat.
Seorang siswa misalnya jika mengalami gangguan kesehatan bagaimanapun hasilnya pasti akan berpengaruh.
Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan sikap rohani yang dimiliki setiap siswa dalam preses belajarnya merupakan persiapan yang sangat kuat dalam belajar untuk mencapai prestasi belajar seoptimal mungkin.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang penting meningkatkan pendidikan karena pendidikan itu berlangsung dalam suatu wadah yaitu lingkungan pendidikan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Crow yang terjemahan salah satu meicheti, dalam (Indrakusuma : 1999:28). Bahwa:
“Lapangan pendidikan terdiri atas tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat atau pendidikan diperoleh dalam masyarakat
Dari batasan tentang lingkungan pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang baik diharapkan adanya perkembangan yang baik pula terhadap proses belajar.
1. Keluarga
Dalam memberikan pengajaran dan motivasi kepada anak tentang pendidikan agama hendaknya orangtua menyampaikan dengan cara bijaksana dan penuh hikmah, hal ini dianjurkan didalam Alquran surah An-Nahl 125 : 16
Terjemahnya :
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Kementrian Agama RI, 2011: 281)
Disisi lain Nabi S.AW bersabda dalam sebuah hadits yakni :
ا ْو ُﺮِّﺸَﺑ َو ا ْو ُﺮِّﺴَﻌُﺗ َﻻ َو ا ْو ُﺮِّﺴَﯾ : َلﺎَﻗ َﻢﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِّﻲِﺒﱠﻨﻟا ﻦَﻋ ٍﻚِﻟﺎَﻣ ِﻦْﺑِا ٍﺲَﻧَأ ْﻦَﻋ َﻻ َو
ا ْو ُﺮﱠﻔَﻨَﺗ ﱡﺐ ِﺤُﯾ َنﺎَﻛ َو ِسﺎﱠﻨﻟا ﻰَﻠَﻋ ِﺮِﺴْﯿﱠﺘﻟا َو ِﻒْﯿِﻔْﺨَﺘْﻟا
(ىرﺎﺨﺒﻟا هاور
)
Artinya :
Diriwayatkan dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan jangan bercerai berai dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan manusia (H.R Bukhori)
2. Sekolah
Faktor kedua dalam lingkungan pendidikan siswa adalah sekolah yang merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses belajar siswa. Guru adalah pendidikan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pendidikan, khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Belajar disekolah perlu diarahkan pada suatu cita-cita tertentu, cita-cita yang diperjuangkan dengan berbagai macam kegiatan belajar. Tujuan belajar perlu diketahui oleh siswa agar siswa siap menerima materi pelajaran. Tujuan itu penting diketahui terlebih dahulu, sebab jika sudah mengetahui tujuan itu maka mental anda pun akan siap menerima, mengelola dan mengatur mata pelajaran sesuai dengan tujuan itu.
Dengan demikian guru adalah seorang pendidik dan pengajar. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dalam bentuk mengajar harus dapat membantu siswa untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui oleh anak didik, ini berarti pula bahwa dalam mengajar guru sebagi pembimbing berusaha untuk membangkitkan keinginan yang lebih besar untuk diri siswa
3. Faktor masyarakat
Faktor ketiga dalam lingkungan pendidikan yang tidak kalah pentingnya dengan faktor lain adalah masyarakat, hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang sekitar, dan dengan demikian mengalami pengaruh mempengaruhi orang lain. Interaksi sosial sangat penting dalam masyarakat.
Manusia adalah makhluk sosial, ia hidup dalam hubungannya dengan orang lain dan hidup bergantung pada orang lain. Karna itu manusia tidak mungkin hidup layak diluar masyarakat. Masyrakat sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Masyarakat terdiri atas berbagai kolompok yang besar maupun kecil tergantun dari jumlah anggotanya. Dua orang atau lebih dapat merupakan kelompok.
Keadaan masyarakat kadang-kadang dapat menguntungkan dan terkadang merugikan sosial dan lebih luas misalnya kalau biarpun tanpa kontrol maka ada kemungkinan, waktu belajar siswa dirumah dapat disita dengan nonton dan bermain dengan temannya.
C. Konsep Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan suatu usaha menambah kecakapan, keterampilan, pengertian, dan sikap melalui belajar dan pengalaman yang diperlukan untuk memungkinkan manusia mempertahankan dan melangsungkan hidup serta untuk mencapai tujuan hidupnya. Usaha itu terdapat dalam masyarakat yang masih terbelakang, masyarakat yang sudah maju maupun yang sangat maju. Oleh karena itu, dalam kenyataannya pengertian atau defenisi tentang pendidikan berbeda.
Sejarah pendidikan sama usianya dengan sejarah manusia itu sendiri.
Keberadaan pendidikan bersamaan dengan keberadaan manusia. Keduanya
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, melainkan saling melengkapi.
Suryana(1996) mengemukakan bahwa :
“Pendidikan tidak akan punya arti bila manusia tidak ada didalamnya, karena manusia merupakn subyek dan obyek pendidikan. Manusia tidak akan bisa berkembang secara sempurna bila tidak ada pendidikan.
Sejalan dengan hal tersebut Allah SWT berfirman (Q.S Almujadilah ayat 11: 85 yaitu:
Terjemahnya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Kemenag,2011: 543)
Islam sebagai agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Isyarat ini terjelaskan dari berbagai muatan dalam konsep ajarannya. Salah satu diantaranya melaui pendekatan termonologi. Secara derivatif Islam memuat berbagai makna, salah satu
diantaranya yaitu kata sullam yang makna aslanya adalah tangga. Dalam kaitannya dengan pendidikan, makna ini setara dengan makna’’ peningkatan kualitas’’ sumber daya manusia.
Ahmad Beni (2012 :7) mengemukakan bahwa :
“Konsep pendidikan dalam perspektif Islam harus dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek keagamaan, aspek kesejahteraan, aspek ruang lingkup, aspek tanggung jawab dan aspek kebahasaan.
Adapun pengertian pendidikan dari segi istilah ada beberapa pendapat antara lain:
Abd Rahman Getteng,(1997:25) mengemukakan bahwa:
“Pendidikan Islam adalah upaya pembinaan dan pengembangan potensi manusia agar tujuan kehadirannya di dunia ini sebagai hamba Allah dan sekaligus khalifah Allah tercapai sebaik mungkin. Potensi yang dimaksud meliputi potensi jasmaniah dan rohani seperti akal, perasaan, dan kehendak..
Ahmad Tafsir (1994:32) mendefiniskan bahwa :
”Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal dengan ajaran Islam atau hubungan terhadap seseorang agar ia dapat menjadi muslim semaksimal mungkin.
Disisi lain Soebahar,(2002:10) mendefenisikan bahwa :
“Pendidikan Islam adalah proses transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai dalam diri setiap individu melalui penumbuhan dan pengembangan potensi-potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.
berdasarkan beberapa pengertian di atas, baik dari segi etimologi (kebahasaan) dan terminologi (istilah) maka penulis berkesimpulan bahwa
pendidikan Islam adalah proses pentransferan ilmu pengetahuan umum dan agama (al-ta’lim) yang dilandasi dengan nilai-nilai akhlak (al-ta’dib) dalam rangka menumbuh kembangkan potensi dasar manusia (jasmani, ruh dan akal) yang terdapat dalam dirinya guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Dasar-dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pada prinsipnya ilmu pendidikan agama Islam berfungsi mengembangkan pendidikan Islam itu sendiri, dan diaplikasikan untuk berbagai aspek antara lain merupakan dimensi kebenaran Allah mengisyaratkan bahwa hanyalah Dia sumber kebenaran, melahirkan cara pandang epistimologi tentang apa yang disebut dengan pengetahuan.
Dasar utama ilmu pendidikan adalah ayat-ayat Alquran yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dasar kedua adalah Al-Hadits. Agar lebih sistematis, dasar-dasar ilmu pendidikan Agama Islam adalah sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-5: 96
Terjemahnya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Kementrian Agama RI, 2011:597)
Menurut Arifin, dalam Djamaluddin (1998:17) mengemukakan bahwa :
“Pendidikan agama Islam debedakan menjadi tujuan teorits dan tujuan dalam proses . tujuan teoritis terdiri dari berbagai tingkat antara lain : tujuan intermedier, tujuan akhir dan tujuan insidental”
a. Tujuan intermedier, yaitu tujuan yang merupakan batas sasaran kemapuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu.
b. Tujuan insidental, yaitu peristiwa tertentu yang tidak direncakan, tetapi dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan pada tujuan intermedier c. Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-
cita ajaran Islam yang membawa misi bagi kesejahteraan ummat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin di dunia dan akhirat, sehingga menjadi insan kamil yang berpola takwa. Allah Swt berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 102 : 3 yaitu :
Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam”.(Kementrian Agama, RI.2011)
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pada dasarnya seluruh manusia memerlukan pendidikan. Tanpa pendidikan, manusia akan menemukan kesulitan dalam menghadapi masalah.
Manusia akan kebingungan dalam mencari solusi atau pemecahan masalah.
Pendidikan ibarat lampu penerang bagi anak didik atau seluruh manusia, sedangan para pendidik adalah orang yang menyalakan lampu agar terang benderang. Manusia terdidik degan baik akan menemukan jalan terang dalam kehidupannya.
Menurut Ahmad Saebani (2007:25-6) mengemukakan bahwa ilmu pendidikan agama Islam menyuguhkan beberapa materi pendidikan antara lain
1. Berhubungan dengan sesuatu yang bersifat metafisik 2. Berhubungan dengan alam semesta
3. Segala sesuatu yang rasional dan irrasional 4. Semua yang beersifat natural dan supranatural
5. Berhubungan dengan akal, fikiran, intuisi dan persepsi.
Pendidikan agama Islam bercita-cita menggapai hakikat kebenaran Ilahiah dengan materi pelajaran yang menjangkau semua aspek yang tertuang dalam Alquran dan As-Sunnah. Salah satu ajaran terpenting dalam pendidikan agama Islam adalah pelajaran Tauhid, yang didalamnya menjelaskan ilmu untuk mengesakan Allah, menguatkan iman dan mempertebal Aqidah. Allah Swt berfirman dalam Q.S Luqman ayat 13: 31
Terjemahnya :
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Kementrian Agama RI, 2011:412).
Ilmu pendidikan agama Islam harus mengembangkan tauhidullah, yakni pengajaran mengenai sifat-sifat Allah yang akan menguatkan akidah anak didik dan memperkuat keimanannya. Pendidikan Islam selalu menekankan pada pembentukan nurani, menanamkan dan mengembangkan sifat-sifat Illahiyah yang jelas dan pasti, baik dalam hubungan manusia dengan Maha pencipta, dengan sesamanya, maupun dengan alam sekitar.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan gambaran tentang pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar PAI siswa Madrasah Aliyah Cambajawayya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Suharsimi Arikunto (2007:117) Mengemukakan bahwa Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriftif yakni penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan memberikan gambaran mendalam terhadap suatu organisasi atau lembaga tertentu, yang akan diamati
B. Lokasi dan objek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya yang terletak di Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian peneliti adalah siswa dan guru sebagai informan yang berada di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya.
C. Variabel penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2003:91) : Variable adalah
“Bagian yang akan diteliti atau apa yang menjadi titik perhatian atau penelitian”
Jadi judul skripsi yang penulis teliti terdapat dua variabel yaitu 1. pengaruh kreativitas guru variabel terikat (independen variabel), 2. Prestasi belajar pendidikan agama Islam sebagai variabel bebas
(dependen variabel).
D. Definisi operesinonal variabel
Judul penelitian ini adalah pengaruh tingkat kreativitas guru terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
1. Kreativitas guru adalah suatu tehnik atau cara seorang pendidikan dalam pemngembangan pembelajaran sehingga siswa lebih mudah menyerap dan memahami pembelajaran tersebut.
2. Prestasi belajar PAI adalah suatu suatu hasil pencapaian yang didapatkan oleh peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam melalui beberapa metode belajar yang diberikan oleh tenaga pendidik.
Dengan demikian untuk mengetahui defenisi overasional variabel, maka judul penelitian ini adalah pengaruh kreativitas guru dalam pengembangan pembelajaran pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
E. Populasi dan sampel
1. Populasi
Pengertian populasi (universal), menurut sugiono dalam buku” statisika untuk penelitian” adalah Wilayah generasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya.
Problematika yang terdapat dalam pemilihan data kuantitatif yang lebih menentukan pada data kuantitatif, jadi populasi data yang diteliti, yaitu berkaitan dengan sekelompok orang, kejadian atau semula yang mempunyai karekteristik tertentu dan anggota populasi itu di sebut dengan elemen populasi”.
Menurut Ruslan ( 2004 : 133 ) yakni masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survei, sebagai teknik pengumpulan data
Jadi, populasi merupakan keseluruhan objek yang di teliti. Kaitannya dengan penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya sejumlah siswa. Untuk lebih jelasnya lihat table berikut :
Tabel 1 : Keadaan populasi
No Siswa dan Guru Jenis kelamnin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Kelas X 12 21 33
2. Kelas XI 14 18 32
3. Kelas XII 18 13 31
4. Guru 7 4 11
Jumlah 51 56 107
Sumber Data : Dokumentasi MA Muhammadiyah Cambayawaya Bontonompo Kabupaten Gowa 2015
2.Sampel
Setelah memahami pengertian populasi, maka peneliti mengemukakan pengertian sampel yang dikemukakan oleh Toha Anggoro, (2007:4.3), yaitu :
“Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberiakan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Bagian dari populasi.”
Sedangkan menurut Suharsimi arikunto (2007:187) mengatakan bahwa :”Sampel adalah melakukan penelitian dari sebagian populasi atau wakil populasi yang diteliti” .
Defenisi diatas, menunjukkan bahwa sampel merupakan pemilihan sebagaian individu dari populasi sebagai wakil yang representatif dari populasi tersebut. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya dengan istilah lain harus refresentatif.
Disisi lain Menurut Suharsimi Arikunto (1996:1112) mengemukakan bahwa :
Populasi yang objeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Dari defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah wakil dari seluruh populasi yang dianggap berpengaruh dan mempunyai keidentifikasian masalah yang diteliti atau dengan kata lain sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang menjadi objek responden penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sesuai dengan kualifikasi siswa yang betul-betul mewakili atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.
Maka peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan sistem kuota sampling yakni dengan mengambil siswa kelas X-XII dan guru sebagai informan sebagai sampel.
Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebagaimana tertera dalam tabel 2,
Table 2 : keadaan sampel
No Responden Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Kelas X 3 3 6
2. Kelas XI 3 2 5
3. Kelas XII 3 2 5
4. Guru 2 2 4
.Jumlah 11 9 20
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini merupakan langkah dalam mengumpulkan data. Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data atau merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis.
Sebagai alat yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan sebagai berikut :
1. Pedoman observasi
Observasi yaitu alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi.
Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku.
Menurut Ridwan (2004:104) Observasi merupakan pengumpulan data, dimana penelitian mealui pengamatan secara langsung secara obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
2. Pedoman wawancara
wawancara adalah cara pengumpulan data melaui kontak langsung antara pengumpulan data dan sumber data.
Menurut Mulyana (2002:180) bahwa: wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
3. Pedoman angket
Peneliti membuat berbagai daftar pertanyaan dalam bentuk tulisan dan membagaikannya kepada responden untuk dijawab. Pertanyaan ini terkait dengan masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang valid.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) Angket yaitu, sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab, secara tertulis oleh respoden. Angket merupakan instrumen dalam teknik komunikasi, dengan demikian data yang dihimpun bersifat informasi tanpa penjelasan berupa pendapat, buah fikiran, ungkapan, dan lain-lain.
4. Catatan dokumentasi
Catatan dokumentasi merupakan salah satu pemberian atau bukti- bukti dan keterangan.
Suharsimi Arikunto, (2007: 119) mengemukakan, bahwa dokumentasi adalah teknik pengumpulan data denga cara hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.
G. Teknik pengumpulan data
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini penulis menyiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam penelitian, misalnya penulis , membuat persiapan panduan atau pedoman wawancara kemudian menyelesaikan urusan administrasi seperti surat izin penelitian mulai dari tingkat fakultas dan selanjutnya sampai pada lembaga
pendidikan yang menjadi objek penelitian yaitu siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
2. Tahap pengumpulan data
Untuk melaksanakan dan mengumpulkan data-data dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan prosedur pengumpulan data dengan melaksanakan dua cara yaitu :
a. Library research (riset kepustakaan), yaitu suatu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan jalan membaca buku- buku yang ada kaitanya dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini dengan menggunakan teknik-teknik kutipan sebagai berikut :
1) Kutipan langsung , yaitu mengutip suatu buku sesuai dengan aslinya tanpa mengubah redaksi maupun arti dan makna yang terkandung dalam pendapat yang dikutip. Oleh karena itu, kutipan dikutip sesuai dengan aslinya.
2) Kutipan tidak langsung, yakni mengutip suatu buku dengan mengubah redaksi namun tujuan tetap sama dengan sumber yang dikutup. Kutipan ini kadang berbentuk ikhtisar yang meringkas pendapat ahli yakni yang dikutip secara garis besarnya saja, dan kadang juga dalam bentuk ulasan , yaitu mengomentari pendapat yang lebih memperjelas kutipan sehingga tampak lebih relevan hubunganya dengan pembahasan dalam skipsi.
b. field research (riset lapangan)
1. Angket yaitu alat pengumpulan yang berupa pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada para responden untuk dijawab setelah pertanyaan di jawab, dikembalikan lagi kepihak peneliti.
2. Wawancara yaitu pada prinsipnya sama dengan metode angket.
Perbedaanya, pada angket, pertanyaan diajukan secara lisan (pengumpulan data tertatap muka dengan responden). Dalam wawancara, alat pengumpul datanya disebut pedoman wawancara.
3. Observasi yaitu alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi. Metode ini mengunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau prilaku
4. Dokumentasi yaitu alat pengumpulan datanya disebut from pencatatan dokumen, dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia.
H. Teknik analisis data
Setelah semua data terkumpul dengan lengkap dengan maka proses selanjutnya peneliti menganalisa data yang di maksud. Dalam pengolahan peneliti menggunakan beberapa metode analisis data yaitu :
1. Metode induktif, yaitu analisis data dengan bertitik dari suatu data yang barsifat khusus, kemudian di analisis dan diambil kesimpulans yang bersifat umum.
2. Metode deduktif, yaitu data analisis yang bertitik tolak dari dengan bersifat umum kemudian analisis dan diambil kesimpulan yang bersifat khusus.
Adapun data yang diperoleh dari hasil angket diolah dengan teknik persentaase menggunakan rumus :
P = F/N x 100%
Keterangan :
P = Angka presentase
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya pada awalnya berasal dari Muallimin yang didirikan pada tahun 1958 yang dikelolah oleh anggota organisasi Muhammadiyah.Pada tahun 1977 PGA Negeri 6 tahun di Makassar berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah 3 tahun dan Madrasah Aliyah 3 tahun.
Hal ini juga berpengaruh pada Muallimin. Oleh karena hal tersebut maka yang dulunya dikenal sebagai Muallimin Muhammadiyah Cambajawaya menjadi madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Cambajawaya.
2. Letak Geografis Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya dibangun diatas tanah dengan luas area 1.046M2. Terletak di Jl. KH Ahmad Dahlan Dusun Kampung Daeng Desa Sengka Kec. Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Berikut tabel penggunaan tanah pada lokasi tersebut.
Tabel 3 Penggunaan Tanah
No. Penggunaan Luas Tanah (m2) Menurut Status Sertifikat Sudah
Sertifikat Belum Sertifikat Total
1. Bangunan 674 674
2. Lapangan Olahraga
3. Halaman 372 372
4. Kebun/Taman 5. Belum digunakan
JUMLAH 1046M2 1046M2
Sedangkan madrasah Aliyah Cambajawaya berbatasan dengan:
1. Sebelah timur berbatasan dengan SMP Negeri 1 Bontonompo Selatan 2. Sebelah barat berbatasan dengan Madrasah Tsanawiyah
Likuboddong
3. Sebelah utara berbatasan dengan MI kampung Daeng 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pemukiman warga
Melihat gambaran lokasi tersebut diatas, maka Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa ini sangat strategis, karena mudah dijangkau, maka pembelajaran dapat dilakukan dengan tepat waktu sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan menciptakan anak didik yang optimal.
Adapun data Kepala sekolah Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya sejak tahun 1958 sampai sekarangadalah :