• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dengan lengkap dengan maka proses selanjutnya peneliti menganalisa data yang di maksud. Dalam pengolahan peneliti menggunakan beberapa metode analisis data yaitu :

1. Metode induktif, yaitu analisis data dengan bertitik dari suatu data yang barsifat khusus, kemudian di analisis dan diambil kesimpulans yang bersifat umum.

2. Metode deduktif, yaitu data analisis yang bertitik tolak dari dengan bersifat umum kemudian analisis dan diambil kesimpulan yang bersifat khusus.

Adapun data yang diperoleh dari hasil angket diolah dengan teknik persentaase menggunakan rumus :

P = F/N x 100%

Keterangan :

P = Angka presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya pada awalnya berasal dari Muallimin yang didirikan pada tahun 1958 yang dikelolah oleh anggota organisasi Muhammadiyah.Pada tahun 1977 PGA Negeri 6 tahun di Makassar berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah 3 tahun dan Madrasah Aliyah 3 tahun.

Hal ini juga berpengaruh pada Muallimin. Oleh karena hal tersebut maka yang dulunya dikenal sebagai Muallimin Muhammadiyah Cambajawaya menjadi madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Cambajawaya.

2. Letak Geografis Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya dibangun diatas tanah dengan luas area 1.046M2. Terletak di Jl. KH Ahmad Dahlan Dusun Kampung Daeng Desa Sengka Kec. Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Berikut tabel penggunaan tanah pada lokasi tersebut.

Tabel 3 Penggunaan Tanah

No. Penggunaan Luas Tanah (m2) Menurut Status Sertifikat Sudah

Sertifikat Belum Sertifikat Total

1. Bangunan 674 674

2. Lapangan Olahraga

3. Halaman 372 372

4. Kebun/Taman 5. Belum digunakan

JUMLAH 1046M2 1046M2

Sedangkan madrasah Aliyah Cambajawaya berbatasan dengan:

1. Sebelah timur berbatasan dengan SMP Negeri 1 Bontonompo Selatan 2. Sebelah barat berbatasan dengan Madrasah Tsanawiyah

Likuboddong

3. Sebelah utara berbatasan dengan MI kampung Daeng 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pemukiman warga

Melihat gambaran lokasi tersebut diatas, maka Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa ini sangat strategis, karena mudah dijangkau, maka pembelajaran dapat dilakukan dengan tepat waktu sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan menciptakan anak didik yang optimal.

Adapun data Kepala sekolah Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya sejak tahun 1958 sampai sekarangadalah :

Tabel 4

Data Kepala Sekolah MA Cambajawaya

No Nama Jabatan Masa kerja

1. Hadil Muhlis Kepala Sekolah 1958 – 1997 2. Jumari Dg Majja Kepala Sekolah 1997 – 2006 3. H. Hadil Muhlis, BA Kepala Sekolah 2007 – 2008 4. Syarifah Fatimah, S.Ag Kepala Sekolah 2008 – 2015 5. Dra. Hj. St Musyawarah Kepala Sekolah 2015 – Sekarang

Sumber Data : Dokumentasi MA Cambajawaya 2016

Madrasah Aliayah Muhammadiyah Cambajawaya telah membuat program kerja sekolah tahun pelajaran 2012-2013 dengan

Visi :

Madrasah Aliyah yang unggul, Islami dan populer Misi :

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan yang berkualitas baik secara keilmuan, maupun secara moral dan sosial.

2. Mengembangkan sumberdaya insani yang unggul dibidang IPTEK dan IMTAK melalui proses pembelajaran yang efektif dan efesien.

3. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, agama, budaya, dan keterampilan bagi seluruh akademika

4. Meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah aliyah dengan berbasis IPTEK dan Imtak.

5. Meningkatkan pencapaian prestasi akademik dan prestasi non akademik.

(sumber Data ; Dokumentasi Madrasah Aliyah Cambajawaya 2016) 3. Keadaan tenaga pengajar guru

a. Keadaan Guru

Guru merupakan tenaga edukatif di sekolah yang keberadaannya mempunyai kedudukan yang dominan dalam proses belajar mengajar, karena ia adalah pembimbing anak didik sekolah. Guru adalah salah satu unsure yang harus diperhatikan guna mencapai peningkatan dalam proses belajar mengajar.

Disamping itu sekarang guru harus bertenaga professional sesuai dengan tuntunan zaman yang semakin berkembang dan hendaknya sekolah juga memenuhi jumlah guru sesuai dengan kebutuhan, sehingga antara guru dan anak didik akan dapat berkembang.

Tabel 5

Keadaan Tenaga Pengajar (Guru) tetap

No Nama Pendidikan Masa 6. Abdul Rahman, S.Pd.I S I PAI 11 Sosiologi,

Geografi

7. Zainuddin, S.Pd.I S I PAI 11 A.

Arab, SKI

8. Roslina, S.Pd S I Pend. 11 Ekonomi, TIK

Ekonomi

9. Rusli, S.Pd S1 PGSDU 7 Penjas, Biologi

10. Amiruddin, S.Pd.I S1 PAI 7 Alqur’an Hadis,

Akidah Akh;ak

11. Roslina, S.Pd S1 PKN 3 PKN

Sumber data: Papan potensi Madrasah Aliyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa tahun 2016.

b. Keadaan siswa

Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Anak didik berkonotasi dengan tujuan, karena anak didiklah yang mempunyai tujuan,bagaimana keadaan dan kemampuannya,baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain.

Itulah sebabnya siswa atau anak didik adalah merupakan subjek belajar.

Table 6

Keadaan siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya

No Siswa dan Guru Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Kelas X 12 21 33

2. Kelas XI 14 18 32

3. Kelas XII 18 13 31

Jumlah 44 52 96

4.

Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar dibutuhkan fasilitas – fasilitas yang memadai sehingga dapat menunjang keberhasilan

proses belajar mengajar. Adapun fasilitas – fasilitas yang di miliki oleh Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya adalah sebagai berikut:

Table 7

Keadaan Sarana dan Prasarana

Nama Jumlah Satuan Keterangan

Ruang Kelas 5 Buah Permanen

Kantor 1 Buah permanen

Bangku siswa 70 Buah Baik

Meja siswa 70 Buah Baik

Kursi /meja 50 Buah Baik

Lemari arsip 2 Buah Baik

Meja guru 5 Buah Baik

Meja/ Kursi Kepsek

1 Buah Baik

Sumber Data : Dokumentasi MA Muhammadiyah Cambajawaya 2016 Melihat tabel diatas maka Mahdrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Kecamatan Bontonompo Selaan Kabupaten Gowa mempunyai sarana yang cukup dimana dengan alat lengkap sehingga siswa dapat kreatif dalam semua pembelajaran.

5. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya yaitu masuk pagi dimulai 07.15 sampai jam 13.30 WIB. Sedangkan proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya berlangsung dengan baik. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya kedisiplinan, etika guru dan siswa ketika masuk kelas. Siswa-siswi terlebih dahulu bersalaman denga guru-guru masing-masing yang sudah berdiri di depan pintu kelas. Begitu juga, ketika pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung semua siswa tidak diperbolehkan keluar dari ruangan kelas kecuali udzur dengan izin guru atau pengurus kelas.

B. Tingkat Kreativitas guru di Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka.

Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan adalah pendidikan. Proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak didik hasil belajar adalah hasil dari usaha belajar yang dilaksanakan siswa.

Dalam pendidikan formal selalu diikuti pengukuran dan penilaian, demikian juga dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang atau lambat. Laporan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil ulangan dan diserahkan dalam periode tertentu yaitu dalam bentuk raport.

Dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar yang optimal dari proses belajar mengajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar

adalah guru yang merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah kreativitas guru dalam proses belajar mengajar,dimana hal ini cukup berpengaruh dalam lingkup pembelajaran, tidak terkecuali pada Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya

Pada dasarnya kreatifitas pembelajaran diperlukan untuk pengembangan proses pembelajaran, dimana guru dan siswa dituntut bagaimana bisa mengembangkan metode atau cara dalam belajar mengajar, tidak semata-mata berpatok pada sesuatu yang ada akan tetapi dibutuhkan pola fikir dan daya khayal yang tinggi sehingga bisa menciptakan sesuatu yang baru.

Hal senada diungkapkan oleh salah satu tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya. Menurut Abd. Rahman S.Pd.I mengemukakan bahwa :

“Setiap guru harus mempunyai kreatifitas supaya tidak semata-mata datang mengajar dengan cara membaca, mendikte, dan menerangkan tapi harus ada pengembangan lain” Wawancara 01 April 2016

Dalam kegiatan belajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya, sehingga guru dituntut bagaimana seorang guru mampu mengembangkan imajinasi dan daya tarik peserta didik. Hal inilah yang diterapkan oleh para tenaga pendidik yang ada di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya. Ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8

Tanggapan responden tentang tingkat kreatifitas guru No Tanggapan Responden Frekuensi Presentase 1. menyatakan bahwa dengan adanya kreatifitas maka pembelajaranpun akan ada kreasi tersendiri, sedangkan 3 orang atau 15% menyatakan bahwa tingkat kreatifitasnya cukup baik, dan 3 orang atau 15% lainnya menyatakan kurang kreatif.

Guru diberi kemampuan untuk menyusaikan diri dengan berbagai situasi dan tant angan perkembangan pendidikan. Perubahan dan perkembangan dalam dunia pendidikan berimplikasi kepada guru untuk dapat beradaptasi dengan cepat dan tepat. Idealnya seorang guru memiliki citra yang baik dan wibawa akademik dihadapan siswa yang dibinanya sehingga kehadirannya disekolah dapat melaksanakan fungsi keguruan sebagaimana mestinya.

Implikasinya seorang guru harus memahami konsep kreatifitas dan belajar bersikap kreatif.

Tingkat kreatifitas guru dalam mengajar juga tidak dapat terpisah dari bagaimana cara pengelolaan kelas yang ada. Kenyataan dilapangan menunjukkan masih ada sebagian besar guru yang belum memiliki pengetahuan dan kemampuan relevan dengan bidang tugasnya. Sebagian

mereka mempunyai tugas yang tidak ringan, karena akan berhadapan dengan anak-anak yang memiliki keunikan individual sehingga diperlukan pemahaman yang tepat tentang anak. Atas dasar pemahaman yang tepat dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.

Berkaitan dengan pengelolaan kelas, guru harus melihat bahwa kelas disekolah bukan sebagai suatu tempat yang “Permanen”. Sebab, konsep kelas yang permanen cenderung mengacu pada suatu tempat pembelajaran yang disusun dengan sifat statis atau cenderung tidak dapat diubah-ubah, pola pembelajaran yang kaku, monoyon bagi anak untuk melakukan aktivitas belajar.

Keberadaan Madrasah Aliyah Cambajawaya merupakan sebuah tempat peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dan tempat menuntut ilmu. Peserta didik belajar terpisah dari orangtua dan dari lingkungan sehari-harinya dirumah. Mereka juga belajar bersosialisasi dengan lebih banyak orang seperti guru dan teman-teman sekelasnya.

Oleh karena itu keberadaan guru sangat sangat penting dalam peningkatan proses pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu sebagai pengganti orangtua. Disekolah tersebut peserta didik memperoleh pengalaman yang lain yaitu guru tentunya mempunyai gaya atau metode dan aturan serta strategi pengelolaan kelas tertentu dalam peningkatan potensi setiap peserta didiknya. Peningkatan peserta didik tersebut tidaklah mudah seperti

membalikkan telapak tangan. Guru harus merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa termasuk strategi pengelolaan kelas yang digunakan oleh guru yang disesuaikan dengan tema dan tujuanyang dipilih.

Setelah peneliti melakukan observasi, wawancara dan membagikan angket kepada responden ternyata masih ada guru yang kurang paham tentang pengelolaan kelas dalam peningkatan proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Untuk lebih jelasnya lihat table dibawah ini:

Table 9

Tanggapan responden siswa tentang pengelolaan kelas dalam peningkatan proses pembelajaran pendidikan Agama Islam

No Jawaban Responden Frekuensi Presentase

1. Baik 12 60%

2. Kurang Baik 6 30%

3. Tidak Baik 2 10%

Jumlah 20 100%

Tabulasi Angket : 2

Hasil dari penelitian sebagaimana data dari table di atas menunjukkan bahwa dari 20 responden yang paham tentang efektivitas pengelolaan kelas dalam peningkatan pembelajaran pendidikan agama Islam adalah 12 orang atau 60 % yang menyatakan baik kemudian yang menyatakan kurang baik 6 orang atau 30% responden yang menyatakan tidak baik 2 orang atau 10%

berdasarkan data table diatas menunjukkan bahwasiha m ada guru yang

kurang paham dan tidak paham mengenai efektivitas pengelolaan kelas dalam peningkatan proses pembelajaran pendidikan Agama Islam itu sendiri.

Menurut H. Kamaruddin dalam wawancara (24 April 2016) menyatakan bahwa:

Sudah dapat meningkatkan proses pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Islam karena adanya fasilitas yang memadai diantaranya:

1. Buku mata pelajaran yang dibagikan kepada anak didik cukup 2. Alat peraga yang lengkap

3. Teknik dan metode pembelajaran yang disukai oleh guru 4. Adanya orangtua dalam memotivasi anak

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara diatas memberikan pemahaman bahwa dalam proses pembelajaran di butuhkan media, buku, alat peraga yang lengkap dan adanya kerjasama orangtua siswa sehingga proses pengelolaan bisa berjalan dengan baik.

C. Prestasi belajar PAI siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka?

Prestasi belajar dipandang sebagai salah satu indikator bagi mutu pendidikan, karena prestasi belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha.

Prestasi belajara merupakan kemampuan atau kecakapan yang dimiliki peserta

didik setelah melalui pengalaman dari proses pembelajaran yang telah ditempuhnya.

Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat yang memberi keteladanan, membangun keamanan dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam benak seorang anak akan selalu berharap dan menatap orang-orang yang sukses diluar sana. Kehidupan manusia akan selalu dibarengi denga proses interaksi dan komunikasi, yang merupakan manusia sebagai makhluk sosial. Seorang anak dalam hal ini misalnya mereka butuh dorongan dari dalam lingkungan sekitarnya terutama dalam lingkungan keluarga, anak belum dapat membentuk bagaimana kepribadian tanpa adanya interaksi yang bersifat mendidik.

Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi atau yang dikenal dengan motivation is an essential counditional of learning . hasil belajar akan menjadi optimal, bila disertai motivasi. Orangtua merupakan titik sentral dalam membentuk karakter anak- anak. Tentunya bukan Cuma guru yang berperan penting dalam melihat prestasi peserta didik melainkan adanya dorongan yang lebih dari orangtua. Makin tepa motivasi yang diberikan, akan makin bganya, mererhasil pula pelajaran itu.

Berbeda halnya tingkat motivasi dan prestasi bagi anak memang mempunyai problem terhadap lingkungan sekolah, sehingga peserta didik

memerlukan motivasi dari guru dan lingkungann. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9

Tanggapan responden terhadap motivasi yang diberikan kepada seorang anak.

No Tanggapan Responden Frekuensi Presentase

1.

Dari uraian tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 20 orang responden 14 orang atau 70% mengatakan bahwa sering memberikan motivasi kepada anaknya supaya lebih giat lagi belajar, sedangkan 6 atau 30%

responden mengatakan kadang-kadang mendapatkan motivasi karena kontrol dari guru sangat jarang, dan 2 orang atau 15% menyatakan tidak pernah diberikan motivasi karena orangtua lebih mementingkan kerjaan ketimbang harus memperhatikan kondisi sang anak.

Guru merupakan sandaran bagi anak-anak bila baik sandaran itu maka baik pula anggotanya. Orang tua yang bijak dan peduli akan masa depan anak maka akan waktunya yang lebih bersama anak-anaknya.

Sebagaimana diketahui bahwa lingkungan memiliki peran utama dalam pendidikan, maka anak yang hidup di lingkungan yang baik akan tumbuh

menjadi orang berguna bagi dirinya, keluarga, dan tanah airnya,akan tetapi sebaliknya ketika seorang anak berada di lingkungan yang tidak baik, tidak adanya kerukunan dalam keluarga maka dia akan menjadi orang yang tidak berguna dan cenderung mendapat teguran dari linkungan sekitar bahkan meresahkan orang lain.

Tidak dapat di pungkiri diantara anak atau peserta didik yang ada di MA Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Mengalami kinerja serta prestasi yang angat kurang memuaskan semuanya dapat dilihat dari 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daya psikis siswa, yaitu :

1. Faktor intern yakni di pengaruhi oleh individu itu sendiri dan lingkungan sendiri

2. Faktor ekstern yakni pengalaman-pengalaman yang di dapat dari lingkungan luar seperti masyarakat atau bahkan seiring dengan kemajuan IPTEK. Yang mana disamping membawa hal yang positif juga membawa dampak yang negatif bagi siswa. Mereka bercermin pada gaya hidup dan pola pikir yang tidak sehat.

Menurut Syah dalam tohirin m.s.(1996) menyatakan bahwa secara umum faktor-faktor yang terkait dengan belajar dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :

Pertama : Faktor internal yakni faktor dari dalam siswa, seperti keadaan atau kondisi jasmani dan rohani.

Kedua : Faktor eksternal yakni di pengaruhi dari lingkungan luar di sekitar siswa

Ketiga : Faktor pendekatan belajar (approach to learng) yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Apapun kondisi anak semua tercermin pada apa yang di dapatnya.

Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat di nilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan orang lain. Hal itu sudah tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.

Masa remaja (adolescense) sedang berada di persimpangan jalan antara dunia anak-anak di dunia dewasa, oleh sebab itu, pada masa ini merupakan masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan hanya bagi remaja itu sendiri, tetapi juga bagi orang tua, guru dan masyarakat. Penanaman nilai dan kode etik dalam menempu kedewasaan. Sangat memegang peranan penting untuk menstabilkan kejiwaan anak yang masih sangat labil.

Tanggung jawab keluarga untuk mendidik anak-anknya sebagian bear atau mungkin bahkan seluruhnya telah di ambil oleh lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Oleh karena itu akan muncul fungsi laten pendidikan terhadap anak, yaitu melemahnya pengawasan dari orang tua.

Muh Ishak (Guru) Mengemukakan bahwa :

“Otoritas orang tua terhadap anak ebih di dominasi oleh pihak sekolah, tak jarang seorang anak lebih memilih sekolah sebagai tempat shearing pada masalah yang di hadapinya seorang anak. (Wawancara 10 April 2016).

Tanggapan para guru melihat prestasi yang di hadapi oleh siswa yang ada di MA Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, tentunya dapat di lihat dengan semakin menurunnya kinerja akademik yang di capai oleh siswa, semua dapat di lihat dari tabel berikut :

Tabel : 10

Tanggapan responden melihat prestasi belajar siswa di MA Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

NO Tanggapan Responden Frekuensi Presentase 1. Orang atau 23% mengatakan nilai yang di peroleh siswa sangat memuaskan, 7 Orang responden atau 54% mengatakan cukup dan 3 Orang responden atau 23% mengatakan sangat kurang. Karena semua itu di lihat dari menurunnya minat belajar bahkan sering kita jumpai anak sama sekali jarang mengikuti Mata pelajaran.

Semua penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar anak yang berada di MA Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa sangat kurang.pada dasarnya siswa

memiliki kemampuan rata-rata. Oleh karena itu banyaknya problem yang di hadapkannya sehingga labilnya seorang anak belum mampu mengkondisikan sesuatu pada tepatnya.

D. Pengaruh kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Cambajawaya Desa Sengka

Kreatifitas merupakan suatu proses yang melahirkan suatu proses yang melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, metode merupakan produk baru yang digunakan oleh seseorang yang memecahkan suatu masalah.

Kreatifitas mengajar terkait dengan kemmpuan mengajar untuk mencitkan suasana yang membuat murid merasa nyaman dan tertantang dalam belajar dengan membuat kombinasi-kombinasi baru dan memungkinkan ide-ide yang sebelumnya tidak berhubungan sehingga memungkinkan untuk menemukan banyak jawaban terhadap suatu permasalahan, dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada.

Kreatifitas membutuhkan cara-cara baru melihat tindakan, rangsangan dan eksplorasi. Dalam hal ini guru yang kreatif bertugas membantu peserta didik melihat tindakan dalam memahami persoalan dengan cara-cara baru, sedangkan dalam keadaan real guru belum sepenuhnya mampu mengkoordinasikan dengan peserta didik, yang berarti guru belum bisa menimbulkan motivasi belajar siswa yang muncul dari luar diri peserta didik.

Kondisi dimana rendahnya motivasi belajar siswa juga dapat dilihat seperti

sering dijumpai siswa selalu sibuk sendiri ketika guru menjelaskan materi didepan kelas. Sebagian siswa malas mencatat materi pelajaran. Hal tersebut mempengaruhi prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Cambajawaya. Sehingga kreatifitas guru dalam mengajar sangatlah diperlukan,sebagaiman yang tercantum dalam tabel berikut

Tabel 11

Tanggapan responden terhadap pengaruh kreatifitas guru dalam proses pembelajaran.

No Tanggapan Responden Frekuensi Presentase 1.

Dari hasil angket peneitian diatas dapat dijelaskan bahwa 15 orang atau 75 persen responden meyatakan bahwa kreatifitas guru dalam proses pembelajran berpengaruh karena tanpa adanya kreatifitas pembelajaran tidak akan berkembang, dan 4 orang atau persen responden menyatakan kurang berpengaruh. Sedangkan 1 orang atau 5% menyatakan tidak berpengaruh.

Hasil dari kreatifitas sangat relevan dengan prestasi belajar siswa yang ada karena merupakan suatu kewajiban bagi seornag guru untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya agar kita dapat mengajar dengan sukses, steidaknya mengajar dapat diketahui dari adanya perubahan dari tingkahlaku anak. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru menyatakan bahwa

“Kreatifitas guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena kalau guru tidak mempunyai kreatifitas dalam mengajar siswa akan jenuh maka

“Kreatifitas guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena kalau guru tidak mempunyai kreatifitas dalam mengajar siswa akan jenuh maka

Dokumen terkait