• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Penciptaan Karya Seni Serat Tapestri Biranul Anas

KAJIAN ESTETIS TAPESTRI KARYA BIRANUL ANAS

A. Gambaran Umum Seni Serat Tapestri Karya Biranul Anas 1.Latar Belakang Munculnya Karya Biranul Anas Zaman 1.Latar Belakang Munculnya Karya Biranul Anas Zaman

2. Proses Penciptaan Karya Seni Serat Tapestri Biranul Anas

Pengalaman Biranul Anas dalam dunia seni serat selama kurang lebih Tiga puluh lima tahun sangatlah kaya. Banyaknya pameran serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan tekstil (serat) ikut mempengaruhi proses penciptaan karya-karyanya. Proses penciptaan meliputi teknik, proses kerja, tema dan bahan. Selama Tiga puluh lima tahun Biranul Anas berkarya banyak karya-karya yang diciptakan

commit to user

dari karya-karya tersebut dapat dilihat perkembangannya serta perubahan yang terjadi dalam karya-karya Biranul Anas dari waktu ke waktunya.

Tahun 1975 hingga tahun 1984 merupakan masa-masa awal Biranul Anas dalam berkarya dalam dunia seni serat. masa ini diawali saat Biranul Anas mencoba mempraktekan ilmu yang didapat selama Biranul Anas berada di Jepang dan berakhir hingga tahun 1984 saat Biranul Anas pertama kali mengadakan pameran di gedung Decenta Bandung. Pada masa ini karya-karya Biranul Anas di dominasi teknik macramé dengan bahan-bahan seperti goni, benang sintetis dan kapas. Proses kerjanya masih menggandalkan sketsa atau rancangan awal sepenuhnya sebagai patokan dalam membuat karya.

Tema yang diangkat adalah tema-tema abstrak dengan visualisasi karya menganggkat bentuk-bentuk abstrak. Secara keseluruhan pada tahap ini karya-karya Biranul Anas telihat masih mencari bentuk dalam berkarya dalam dunia seni serat. karya-karya pada masa awal Biranul Anas berkarya antara lain, Tator, Nusa Dua, Kokos serta beberapa karya-karya lainnya yang tak berjudul.

Gambar IV. 1

Tahun 1985 hingga tahun 1990 adalah periode kedua dalam karier Biranul Anas. Periode ini diawali setelah Biranul Anas mengadakan pameran pertamanya. Pada periode ini tema yang diangkat mulai beragam dengan menggangkat tema-tema sekitar pencitraan alam dan tema kebudayaan dalam proses kerjanya menggunakan sketsa namun dengan penjelasan yang lebih terperinci.

Bahan-bahan yang umumnya digunakan Biranul Anas pada periode ini adalah goni, benang sintesis dan kapas. Pada periode ini teknik yang digunakan lebih beragam sebagai besar karyanyanya menggunakan teknik hand weaving dan macrame. Secara keseluruhan pada periode ini, karya-karya Biranul Anas mengalami perkambangan yang pesat. Perkembangan yang terjadi khususnyadi bidang teknik. Perkembangan ini terjadi karena Biranul Anas mulai menjalani hubungan lebih intens dengan The Victorian Tapestry Workshop dalam bertukar informasi mengenai seni serat tapestri. Karya-karya pada masa ini antara lain Oasis, Antara Langit dan Bumi, Trogon dan Perkawinan.

Gambar IV. 2

commit to user

Perioade berikutnya adalah periode tahun 1990 hingga tahun 2000. Periode ini dimulai saat Biranul Anas memutuskan untuk meninggalkan kelompok Decenta Bandung untuk menekuni karier artistik secara mandiri pada periode ini teknik yang digunakan lebih beragam, dimana dalam satu karya terdapat teknik dasar dengan ditambah dengan teknik imbuhan lainnya. Proses kerja pada periode ini sketsa yang di buat lebih mendalam karena semakin banyak teknik yang digunakan.

Tema yang umumnya diangkat pada periode ini adalah tema-tema seperti pencitraan alam. Pada periode ini Biranul Anas menggunakan bahan-bahan separti kayu,manik-manik, dan kolase. Secara keseluruhan pada periode ini Biranul Anas menunjukkan perkembangan pada bidang bahan serta teknik , sehingga menghasilkan karya-karya yang lebih kaya akan warna dan bentuk. Karya-karya Biranul pada periode ini antara lain Gunung, Gunungan Ungu serta Gunung Kembar.

Gambar IV. 3

Periode tahun 2000 hingga 2007 adalah periode ke empat dalam masa Biranul Anas berkarya seni serat. pada periode ini teknik yang di gunakan sebagian besar adalah teknik hand weaving sebagai background, kemudian ditambah dengan teknik imbuhan lainnya seperti teknik kolase, sulam hingga air brush. Proses berkarya Biranul anas pada masa ini tidak lagi berpatok pada sketsa yang ada, saat berkarya sering kali Biranul Anas menambahkan atau merubah bentuk, pola ataupun teknik yang ada di sketsa.

Tema yang diangkat pada periode ini lebih beragam. Seperti tema pencitraan alam, tema budaya, tema perempuan hingga tema lingkungan. Pada periode ini bahan yang di gunakan adalah bahan-bahan yang terbuat dari alam dan ramah lingkungan seperti daun kering, kayu, rotan dan lainnya. Pemilihan bahan-bahan ini dikarenakan pemikiran dan komitmen Biranul Anas untuk menggunakan bahan-bahan yang alami serta ramah lingkungan. Secara keseluruhan pada periode 2000-2008 Biranul Anas banyak menggali dan medalami bidang bahan serta tema. Sehingga dapat terlihat dari karya-karya yang diciptakan pada periode ini lebih beragam dari segi tema-tema yang diangkat serta terlihat pula keperdulian Biranul Anas pada issue lingkungan sesuai dengan apa yang dikatakan dalam beberapa acara yang ia ikuti. Karya-karya Biranul Anas pada periode 2000 hingga 2007 antara lain Subuh Di Qum, Tameng, serta Euis.

Gambar IV. 4

commit to user

Periode 2008 hingga 2010 adalah periode terbaru Biranul Anas. Periode ini dapat langsung terlihat jelas terlihat pada bidang tema. Pada periode ini teknik yang digunakan tak mengalami perubahan. Masih menggunakan teknik hand weaving sebagai background kemudian di tambah dengan beberapa teknik imbuhan di dalamnya seperti teknik sulam, prada ataupun air brush.

Bahan yang umumnya digunakan pada periode ini adalah bahan bahan seperti serat sintetis, daun kering, serta bahan-bahan alam lainnya. Yang terlihat di periode ini adalah pada bidang temaa. Tema yang diangkat adalah tema-tema politik, sehingga jika dilihat garis besarnya periode 2008 hingga 2010 Biranul Anas mencoba menjadi lebih dalam menggali bidang tematik. Karya-karya Biranul Anas pada periode 2008-2010 antara lain Glare Of Defiance, Thinkers Of The Alternative, serta Perfect Hostage.

Gambar IV. 5

Masa mulai tahun 2006 hingga 2010 adalah masa transisi dalam karya Biranul Anas. Pada tahun 2006 hingga 2010 karya-karya seni serat Biranul Anas beragam jenis baik itu dari segi teknik, bahan, visualisasi dan terutama segi tematiknya. Pada tahun 2006 hingga 2010 dapat dilihat perkembangan serta perubahan yang terjadi sehingga dapat melihat pengaruh konsep penciptaan terhadap karya dengan menggunakan kajian estetika.

Dokumen terkait