• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN ESTETIS TAPESTRI KARYA BIRANUL ANAS

SERPIH WARIS SUMBA

Judul : SERPIH WARIS SUMBA

Tahun : 2006

Ukuran : 100x200 cm

Teknik : tapestry weave, kolase

Garis ruang (space) pada karya Serpih Waris Sumba di dominasi garis-garis vertikal yang berada di bagaian pinggir karya. Garis-garis tersebut tersusun rapi di pinggir kanan ataupun kiri karya, membentuk tekstur yang bergelombang tekstur dan bila dilihat secara seksama gelombang-gelombang tersebut membentuk bentuk undak-undakanatau tangga berundak. Gelombang-gelombang tersebut membentuk kesan yang kaku dan keras. Kesan kaku dan keras juga terdapat pada elemen kayu yang terdapat di bagian tengah karya.

Karya Serpih Waris Sumba tidak menampilkan bentuk-bentuk yang eksplisit menggambarkan bentuk-bentuk atau mengangkat motif-motif kebudayaan daerah Sumba. Pada karya ini bentuk-bentuk yang ada adalah bentuk geometiris yang cenderung bersifat abstrak. Bentuk abstrak ini juga terlihat dari garis-garis vertikal yang tersusun membentuk anaka tangga. Hal ini dapat diartikan sebagai penggambaran akan sistem masyarakat Sumba yang masih memegang kuat tradisi mereka, diantaranya adalah sistem pengkastaan dalam kebudayaan mereka yang masih di pegang teguh oleh anggota masyarakat suku Sumba.

Karakter kebudayaan Sumba muncul dari warna-warna yang terdapat pada karya Serpih Waris Sumba. Warna hitam, abu-abu, merah serta krem merupakan warna-warna yang identik dengan kebudayaan Sumba. Secara garis besar karya Serpih Waris Sumba merupakan karya Biranul Anas yang bertemakan kebudayaan. Pencitraan atau penggunaan bentuk-bentuk budaya Sumba tidak secara langsung dimunculkan oleh Biranul Anas, dengan menggunakan teknik penyampaian pesan yang bersifat implisit. Nuansa Sumba muncul melalui warna-warna yang diggunakan dalam karya Serpih Waris Sumba.

commit to user

EUIS

Judul : EUIS

Tahun : 2006

Ukuran : 80x160 cm

Teknik : tapestry weave, embroidery, collage

Euis adalah karya Biranul Anas yang menggangkat tema Keudayaan, selain menggangkat tema feminis (perempuan). Euis sendiri merupakan panggilan untuk wanita di daerah Jawa Barat atau Sunda. Maka dari sini kita dapat melihat bahwa karya ini menggangkat kebudayaan Jawa Barat atau Sunda dari sudut pandang wanita. Nuansa feminim terlihat jelas dari segi warna, bentuk-bentuk bunga, kain batik yang berfungsi sebagai kemben yang menutup bagian bawah tubuh dari bagian perut hingga lutut atau mata kaki. Motif batik yang ada pada karya ini menunjukkan bahwa kain batik merupakan bagian dari seluruh daerah di Indonesia, termasuk Jawa Barat (Sunda).

Garis ruang (space) pada kerja Euis menampilkan garis-garis yang bersifat luwes serta kalem. Garis-garis yang yang lembut pada karya euis senada dengan warna (color) yang terdapat pada karya ini. Warna-warna yang diambil pada karya ini adalah warna-warna yang lembut (soft) menggambarkan sifat wanita sunda yang halus serta ramah. Warna-warna seperti hijau muda serta kuning muda melambangkan kehidupan masyarakat Sunda yang cederung agraris dalam artian banyak dari masyarakat Sunda tradisional yang menggandalkan kegiatan hidupnya dengan bercocok tanam. Bunga-bunga pada dalam karya ini selain sebagai pemanis dalam hal segi estetis juga berfungsi sebagai penguat makna feminim dalam karya Euis ini. Yang melambangkan kecantikan wanita Indonesia pada umunya serta Sunda pada khusunya yang alami.

commit to user

MEI MEI

Judul : MEI MEI

Tahun : 2006

Ukuran : 80x160 cm

Teknik : tapestry weave, embroidery, collage

Garis ruang (space) pada karya Mei-Mei di dominasi lekukan-lekukan yang bersifat halus kesan halus tersebut melambagkan sifat dari wanita yang di indentikkan dengan sifat feminism dan gemulai. Benuk (shape form) pada karya Mei-Mei seperti kupu-kupu dan buketan bunga semakin memperkuat kesan feminism pada karya Mei-Mei ini. Bentuk-bentuk pada karya Mei-Mei-Mei-Mei meruupakan bentuk-bentuk yang kental dengan nuansa oriental atau chinies.

Karakter dari bentuk bunga dan dedaunan semakin kuat terlihat dari penggunaan material dedaunan kering pada bagian buketan, sehingga memunculkan tekstur yag kuat pada bentuk buketan tersebut. Maka dapat terlihat bahwa pusat perhatian (point of interest) pada karya ini adalah bentuk buketan serta kupu-kupu. Karya Biranul Anas yang berjudul Mei-Mei didominasi oleh warna merah muda dan warna-warna soft lainnya.

Warna merah muda menggambarkan nuansa oriental dan feminism yang kental pada karya ini. Sehingga taj salah bila menggolongkan karya Mei-Mei pada tema perempuan (feminism). Selain tema perempuan, karya Mei-Mei juga mengangkat issue kebudayaan di dalamnya. Hali ini didasari pada bentuk dan warna yang terdapat pada karya ini adalah warna dan bentuk yang identik dengan etnis china. Namun China disini berbeda dengan China di Negara China, melainkan China yang ada di Indonesia. Hal ini menjelaskan proses akulturasi kebudayaan yang terjadi di Indonesia.

commit to user

MADAME

Judul : MADAME

Tahun : 2009

Ukuran : 80x160 cm

Teknik : tapestry weave, embroidery, collage

Warna (color) pada karya Biranul Anas yang berjudul Madame. Di dominasi oleh warna ungu. Warna ungu menjadi warna backgaround pada karya ini. Warna ungu memberikesan feminism pada karya ini. Selain kesan feminism, warna ungu juga merupakan warna bagi para keum bangsawan di eropa. Selain warna ungu terdapat warna hijau, biru serta warna coklat. Walau sedikit warna hijau,biru dan coklat terlihat jelas pada karya menimbulkan karakter yang kuat, hal ini di karenakan warna-warna tersebut tersusun dari benang acrilyc woll serta material daun kering, perpaduan dari kedua bahan tersebut memunculkan tekstur yang kuat.

Garis ruang (space) pada karya Madame di dominasi oleh garis-garis

lenbgkung yang memunculkan kesan lembut. Garis-garis ruang ini kemudian membentuk bentuk-bentuk seperti bunga, daun, burung merak, kupu-kupu. Bidang-bidang tersebut di visualisasikan dalam bentuk yang cenderung bersifat feminism.

Bentuk-bentuk merak dan bunga-bunga yang ada pada karya madame bukanlah bentuk-bentuk yang umumnya di jumpai di deaerah eropa. Melainkan bentuk-bentuk yang biasa ditemukan di daerah Indonesia. Disini kita dapat melihat bahwa karya ini mengandung unsur kebudayaan didalamnya namun walaupun demikian unsur atau tema yang paling menonjol pada karya ini adalah tema

perempuan (feminism). Karena mulai dari garis ruang (space), bentuk (shape form),

warna (color) hingga tekstur (texture) menggambarkan nuansa feminism dalam karya

commit to user

Dokumen terkait