• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk akan memiliki berbagai kriteria yang dipertimbangkan melalui suatu proses pengambilan keputusan. Adapun tahapan yang dilakukan pada proses pengambilan keputusan tersebut meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

4.4.1 Pengenalan Kebutuhan

Tahapan awal yang konsumen lakukan dalam pengambilan keputusan pembelian adalah mengetahui kebutuhannya. Pada tahapan pengenalan kebutuhan, konsumen akan mengeksplorasi kebutuhan atau masalah yang harus dipenuhi oleh suatu produk tersebut. Dalam menganalisis tahap pengenalan kebutuhan konsumen Batik Bogor Tradisiku dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai alasan membeli Batik Bogor Tradisiku dan manfaat yang dicari setelah membeli Batik Bogor Tradisiku. Pada tabel 10 dapat terlihat alasan konsumen membeli Batik Bogor Tradisiku.

Pendapatan Pengeluaran Setiap Pembelian ≤ 1jt Rp.1.000 .001 - Rp.2jt Rp.2.000.0 01 - Rp.5jt Rp.5.000.0 01 - Rp.10jt Rp.10.000 .001 -Rp.20jt Total ≤Rp.100.000 Rp.100.001-Rp. 500.000 Rp.500.001-Rp. 1jt Rp.1.000.001-Rp. 2jt >Rp. 2.000.000 15 13 15 0 0 43 4 12 23 7 2 48 1 1 1 3 0 6 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 2 Total 20 26 40 12 2 100 Chisquare 0.003

Tabel 10. Penyebaran konsumen berdasarkan alasan membeli Batik Bogor Tradisiku

*Alasan membeli Batik Bogor Tradisiku Persentase (%)

Bahan sandang 7

Harga yang ditawarakan 3

Ingin mencoba 18

Motif 45

Pengaruh orang lain 4

Merek baru 5

Kemudahan memperoleh 6

Promosi yang menarik 2

Warisan budaya yang harus dilestarikan 36 *Responden dapat memilih jawaban lebih dari satu (n =100 orang)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada responden Batik Bogor Tradisiku diketahui bahwa sebagian besar alasan konsumen membeli Batik Bogor Tradisiku oleh karena motif yaitu sebesar 45 %. Batik Bogor Tradisiku memiliki motif yang mencirikan kota Bogor, antara lain hujan gerimis, tugu kujang, daun talas, kujang kijang, dan kijang loncat. Motif- motif tersebut memberikan stimulus tersendiri bagi konsumen, sehingga konsumen membeli Batik Bogor Tradisiku.

Alasan berikutnya adalah warisan budaya yang harus dilestarikan sebesar 36 persen, alasan ini merupakan alasan yang cukup dominan. Batik menjadi hal yang sangat fenomenal ketika diperebutkan oleh Malaysia dan Indonesia. Hal inilah yang menjadi langkah awal seluruh lapisan masyarakat untuk semakin mencintai batik sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Popularitas batik sebagai warisan budaya yang semakin meningkat membuat konsumen semakin peduli terhadap produk batik yang ada. Konsumen Batik Bogor Tradisiku menyadari bahwa dengan membeli batik tersebut adalah sebagai salah satu bentuk pengaplikasikan wujud kecintaan terhadap warisan budaya. Selanjutnya alasan yang berpengaruh bagi konsumen adalah ingin mencoba sebesar 18 persen.

Batik Bogor Tradisiku merupakan salah satu bentuk eksplorasi keanekaragaman batik yang mengusung kota Bogor. Hal ini membuat konsumen tertarik untuk mencoba produk batik baru tersebut. Selanjutnya, alasan lain untuk membeli Batik Bogor Tradisiku adalah sebagai bahan sandang sebesar 7 persen, kemudahan memperoleh sebesar 6 persen, merek baru sebesar 5 persen, pengaruh orang lain sebesar 4 persen, harga yang ditawarkan sebesar 3 persen, dan alasasan terakhir adalah promosi yang menarik sebesar 2 persen.

Manfaat yang dicari konsumen Batik Bogor Tradisiku sangat beragam, yaitu memiliki bahan sandang yang bernilai, daya tarik tersendiri (khas), wujud pelestarian warisan budaya, kebanggaan, dan ilmu pengetahuan tentang batik. Manfaat yang dicari konsumen Batik Bogor Tradisiku dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Penyebaran konsumen berdasarkan manfaat yang dicari konsumen Batik Bogor Tradisiku

Manfaat yang dicari Persentase (%) Memiliki bahan sandang yang bernilai 6

Daya tarik tersendiri (khas) 43

Wujud pelestarian warisan budaya 28

Kebanggaan 16

Ilmu pengetahuan tentang batik 7

Jumlah 100

Tabel tersebut menunjukkan bahwa manfaat terbesar yang dicari oleh konsumen Batik Bogor Tradisiku adalah daya tarik tersendiri (khas) sebesar 43 persen. Manfaat ini berdampingan dengan alasan utama konsumen dalam membeli Batik Bogor Tradisiku yaitu motif-motif yang dimiliki Batik Bogor Tradisiku yang memiliki ciri khas yang benar-benar identik dengan kekhasan Bogor. Salah satunya adalah kekhasan kota Bogor sebagai kota hujan dan ini menjadi daya tarik tersendiri yang dituangkan dalam motif hujan gerimis pada Batik Bogor Tradisiku.

Manfaat selanjutnya yang dicari konsumen adalah wujud pelestarian warisan budaya sebanyak 28 persen. Batik Bogor Tradisiku

secara langsung mendeskripsikan bahwa batik tersebut berasal dari Bogor. Hal tersebut memudahkan konsumen dalam mewujudkan pelestarian batik sebagai warisan budaya, mengingat banyaknya produk tekstil impor yang menyerupai batik. Selain itu manfaat yang dicari konsumen Batik Bogor Tradisiku adalah kebanggaan sebesar 16 persen, ilmu pengetahuan tentang batik sebesar 7 persen, dan memiliki bahan sandang yang bernilai sebesar 6 persen.

4.4.2 Pencarian Informasi

Konsumen yang telah mengenali kebutuhan dan manfaat yang diharapkan akan melakukan proses pencarian informasi terhadap kebutuhan tersebut. Dalam langkah pencarian informasi ini terdapat dua tahap yaitu pencarian internal, langkah pertama konsumen akan berusaha mengingat semua produk dan merek, serta langkah kedua konsumen akan berfokus kepada produk dan merek yang sangat dikenalnya. Setelah itu dilakukan dengan tahap kedua yaitu pencarian eksternal, proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada lingkungan konsumen.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 10 diketahui bahwa sumber informasi yang paling dominan mengenai Batik Bogor Tradisiku adalah teman/kolega sebesar 57 persen. Kemudian diikuti oleh event/pameran sebesar 27 persen, keluarga sebesar 12 persen, penjual sebesar 3 persen, majalah/ koran sebesar 3 persen, dan yang paling terakhir adalah televisi sebesar 2 persen. Sumber informasi secara langsung merupakan sumber informasi yang efektif dalam menyampaikan informasi tentang Batik Bogor Tradisiku. Sumber informasi dari teman/kolega termasuk sumber pribadi yang merupakan sumber yang paling efektif dalam menyalurkan informasi. Informasi ini bersifat word of mouth merupakan salah satu media promosi yang sangat efektif. Hal ini dikarenakan karena produk dapat disampaikan secara spesifik, komunikasi yang terjalin dua arah, dan adanya feedback.

Tabel 12. Penyebaran konsumen berdasarkan sumber informasi mengenai Batik Bogor Tradisiku

*Sumber Informasi Persentase (%)

Keluarga 12 Teman/Kolega 57 Televisi 2 Penjual 3 Majalah/koran 3 Event/pameran 27

*Responden dapat memilih jawaban lebih dari satu (n = 100 orang)

Sebagian besar konsumen memilih fokus perhatian utama mengenai Batik Bogor Tradisiku (tabel 13) yaitu motif sebesar 48 persen. Hal ini dikarenakan Batik Bogor Tradisiku memiliki motif yang menarik perhatian konsumen dengan memiliki kekhasan ikon-ikon kota Bogor, contohnya tugu kujang. Motif tersebut menggambarkan tugu kujang sebagai ikon kota Bogor yang lekat di benak konsumen. Fokus perhatian utama mengenai Batik Bogor Tradisiku terbanyak kedua yaitu bahan sebanyak 15 persen, karena bahan kain yang ditawarkan oleh Batik Tradisiku terdiri dari berbagai jenis kain mulai dari kain katun hingga kain sutra. Selain itu, bahan kain akan mempengaruhi harga yang ditawarkan oleh Batik Bogor Tradisiku. Semakin tinggi kualitas bahan kain yang ditawarkan, maka akan berdampak terhadap harga yang ditawarkan oleh Batik Bogor Tradisiku. Jaminan merupakan faktor perhatian utama yang paling sedikit yaitu sebesar satu persen, hal ini dikarenakan karena konsumen Batik Bogor Tradisiku hampir tidak pernah mendengar informasi konsumen yang kecewa setelah membeli Batik Bogor Tradisiku.

Tabel 13. Penyebaran konsumen berdasarkan fokus perhatian konsumen Batik Bogor Tradisiku

Dokumen terkait