• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN

C. Proses pengelolaan dana BOS

Di dalam pengelolaan dana ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu; penerimaan, pengeluaran dan pertanggungjawaban. Penerimaan pembiayaan pendidikan madrasah dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketepatan yang disepakati, baik berupa konsep teoretis maupun peraturan pemerintah.

Dalam penerimaan dana BOS Dana yang diterima oleh pihak madrasah harus sesuai dengan jumlah siswa yang ada. Jumlah siswa di MTs. Unwaanunnajah sebanyak 267 siswa/I, Jika tiap siswa mendapat bantuan sebesar 570.000/tahun maka dana yang diterima MTs. Unwaanunnajah setiap tahunnya +_ sebesar Rp. 152.190.000.

Secara terperinci penerimaan dan pengeluaran dana BOS di Madrasah Tsanawiyah Unwaanunnajah akan penulis jelaskan sebagai berikut :

a. Penerimaan dana BOS

Mekanisme pengambilan Dana BOS sebagai berikut.

1) Tim Manajemen BOS Provinsi menyerahkan data rekening

madrasah/PPS penerima BOS dan besar dana yang harus disalurkan kepada Lembaga Penyalur Dana.

2) Selanjutnya Lembaga Penyalur Dana yang ditunjuk mentransfer dana

sekaligus ke setiap rekening madrasah/PPS.

3) Pengambilan dana BOS dilakukan oleh Kepala Madrasah/PPS (atau

bendahara BOS madrasah/PPS) dengan diketahui oleh Ketua Komite Madrasah dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhandengan menyisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku. Saldo minimum ini tidak termasuk pemotongan. Pengambilan dana tidak diharuskan melaluisejenis rekomendasi/persetujuan dari phak manapun sehingga menghambat pengambilan dana dan jalannya kegiatan operasional madrasah/PPS.

4) Dana BOS harus diterima secara utuh sesuai dengan SK Alokasi yang

dibuat oleh Tim Manajemen BOS KAb/Kota, dan tidak diperkenankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun.

5) Penyaluran dana BOS yang dilakukan secara bertahap (tiga bulan

sekali), bukan berarti harus dihabiskan dalam periode tersebut. Besar penggunaan dana BOS tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan madrasah/PPS sebagaimana tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RAKM) atau RAPBM.

6) Bilaman terdapat sisa dana di madrasah/PPS pada akhir tahunpelajaran atau tahun anggaran, maka dana tersebut tetap milik kas madrasah/PPS (tidak disetor ke kas Negara) dan harus digunakan untuk kepentingan

madrasah.56

Dalam proses pengambilan dana BOS, pihak sekolah sebelumnya memberikan nomer rekening bank atas nama sekolah yang bersangkutan untuk mentrasnfer dana BOS tersebut, dan pengambilan dana dilakukan oleh kepala madrasah yang telah diketahui oleh pihak komite sekolah. Dalam kenyataannya memang tidak ada jadwal tertentu dalam pengambilan dana BOS, ini mengakibatkan pihak sekolah menanti-nanti dan berharap datangnya dana tersebut di saat sekolah sangat membutuhkan.

Hasil wawancara penulis dengan kepala madrasah menyatakan “

biasanya dana BOS di cairkan setiap triwulan pada awal bulan, tapi pernah juga kami menunggu hingga satu bulan karena dana belum bisa dicairkan, yaaa memang karena tidak ada jadwal pasti dari Depag dalam pengambilan dana BOS.

b. Peran serta orang tua murid dalam perencanaan dan pengelolaan dana BOS

Setelah dana BOS diterima, pihak sekolah harus

mensosialisasikannya kepada orangtua siswa untuk menentukan

pengelolaan dan pengalokasian dana BOS. Sekolah menentukan rapat kepada orang tua siswa .

Dalam penyususnan RAPBS di sekolah harus di buat melalui tiga tahapan :

a) Kepala sekolah bersama dewan guru mengadakan rapat bersama untuk

merancang anggaran sekolah yang dibutuhkan.

b) Kepala sekolah dan pengurus komite sekolah melakukan rapat untuk

menyetujui atau merefisi hasil rancangan anggaran sekolah yang telah didapatkan sebelumnya.

56

Kementerian Agama RI Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang Bermutu Tahun 2010, h. 20-21

c) Mensosialisasikan anggaran sekolah kepada seluruh pihak yang terkait, seperti orang tua murid, tokoh masyarakat dan badan usaha lainnya. Sehingga demikian, kiranya masyarakat dalam hal ini wali murid dan sekolah mengetahui dengan matang kemana saja uang/dana BOS itu akan dperuntukkan. Agar tidak menyimpang/tidak adanya penyelewengan.

c. Pengelolaan dana BOS

Penulis akan menjabarkan secara singkat pengelolaan dana BOS yang sudah 6 tahun ini diterima oleh MTs Unwaanunnajah, akan tetapi penulis hanya menjabarkan pengelolaan dana BOS pada tahun 2010 semester ganjil saja, terhitung dari bulan Juli sampai Desember 2010. Dari tahun ke tahun memang dana yang diterima sekolah berbeda, ini dikarenakan jumlah dana BOS diberikan berdasarkan jumlah siswa di sekolah tersebut, selain itu dana BOS diberikan setiap tiga bulan sekali. Dan MTs Unwaanunnajah pada tahun pelajaran 2010-2011 semester ganjil mempunyai anak didik sebanyak 267 orang, maka dapat dikatakan jumlah uang yang diterima adalah sebagai berikut : untuk tingkat MTs/PPS Wustha di Kabupaten sebesar Rp. 570.000,- / siswa /tahun, karena penulis ingin meneliti pengelolaan dana BOS selama satu semester yaitu pada semester ganjil, terhitung dari bulan juli sampai desember 2010. Maka jika dihitung sekolah menerima sebesar Rp. 285.000,- /siswa/semester, maka dana yang diterima pihak sekolah sebesar = 76.095.0.00. dana tersebut di trasnfer tiap tiga bulan sekali melalui bank BRI

Dana tersebut digunakan sekolah untuk honor guru, konsumsi, pembelian LKS untuk semua siswa, kegiatan mid semester dan ujian akhir semester, PHBN, pengadaan ATK dan sekolah baik pemeliharaan rutin maupun barang habis pakai. Sebagaimana tabel berikut.

Tabel penggunaan dana BOS MTs Unwaanunnaajah tahun 2010-2011 semester ganjil

NO PENGGUNAAN / ALOKASI

DANA

SEBESAR PERSENTASE

1 Honor GTT slma 6 bulan Rp. 31.050.000 40.8 %

2 Konsumsi Guru dan Karyawan

6 bulan

Rp. 5.040.000 6.6 %

3 Kegiatan Ulangan Mid semester

Ganjil

Rp. 10.102.100 13.3 %

4 Kegiatan Ulangan Umum

Semester Ganjil

Rp. 17.089.800 22,4 %

5 Pengadaan Buku LKS mapel

Agama

Rp. 8.010.000 10.6 %

6 Perbaikan 6 unit computer Rp. 2.570.000 3.5 %

7 Pengadaan ATK Rp. 1.231.000 1.6 %

8 Transport seorang siswa selama

6 bulan

Rp. 600.000 0.7 %

9 Refill tinta Printer Rp. 82.500 0.1 %

10 Administrasi Pelaporan BOS Rp. 319.600 0,4 %

Jumlah Rp. 76.095.000 100 %

Dari tabel tersebut terlihat bahwa penggunaan dana BOS banyak terpakai untuk honor guru, kegiatan ulangan umum semester ganjil, mid semester, pengadaan buku LKS dan konsumsi guru dan karyawan. Dan sisanya untuk sarana prasarana sekolah (seperti perawaan ringan), administrasi sekolah (seperti pembelian ATK, tinta printer kantor, dan fotocopy) dan transport guru dan murid (seperti kegiatan dinas dan rapat guru honorer dan transportasi pulang pergi seorang siswa).

Data yang paling besar ada pada point pertama, yaitu honor guru. Berdasarkan pertimbangan yang sebelumnya dirapatkan oleh dewan guru dan komite. Dari total guru di madrasah ini hanya 2 orang yang berstatus pegawai negeri, selebihnya guru honorer tidak tetap. Maka, lebih dari 40% pendapatan dana BOS setiap triwulannya digunakan untuk menunjang honor guru-guru di madrasah.

Menurut Kepala Tata Usaha penggunaan dana BOS pada satu semester ini banyak digunakan untuk honor guru, kegiatan Mid semester dan ulangan umum semester, karna biaya SPP tiap bulan bagi siswa yang mampu tidak dapat mencukupi pengeluaran untuk honor guru, kemudian dalam kegiatan mid semester dan ulangan umum semester memang sekolah menggratiskan siswa-siswanya dari biaya uang ulangan, dan selebihnya untuk pengadaan buku LKS, keperluan ATK dan kegiatan pendukung lainnya.

Jadi pada MTs Unwaanunnajah dana BOS digunakan untuk kegiatan rutin tahunan seperti yang telah dijabarkan diatas, maka dalam prakteknya MTs Unwaanunnajah tetap memberlakukan iuran SPP bulanan sebesar Rp.60.000 tiap bulannya, yang digunakan untuk honorarium guru setiap bulan, karena di MTs Unwaanunnajah dari 22 guru hanya 2 orang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Meski demikian masih ada siswa yang orang tuanya tidak mampu memberikan uang transportasi, maka dari itu pihak sekolah mensubsidi anak yang kurang mampu dengan dana BOS dan berharap anak tersebut tetap dapat bersekolah.

Dari data yang didapat, siswa yang tidak mampu yang dibebaskan iuran SPP adalah sebanyak 56 anak, termasuk didalamnya anak yatim piatu dan dhuafa. Beberapa anak mendapat beasiswa dari donatur yang bekerja sama dengan yayasan Unwaanunnajah. Kepala madrasah menjelaskan ada lima puluh enam anak yang dibebaskan dari iuran SPP dan 6 anak kurang mampu yang membayar SPP semampunya. Sekolah tidak memungut iuran SPP anak tidak mampu yang mana sebelumnya orang tua memberikan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, sedangkan anak yatim dibebaskan dari iuran SPP karena memang MTs yang bernaung pada Yayasan Unwaanunnajah ini sejak berdirinya ingin mensejahterakan anak yatim, begitu juga dalam pendidikannya, maka dari itu untuk anak yatim dari mulai masuk sampai keluar dari sekolah diberikan keringanan dalam masalah biaya sekolah.

Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Suyanto

operasinal sekolah. Artinya, tidak seluruhnya kebutuhan sekolah dapat di

cover dari BOS”. Maka dari itu sekolah boleh-boleh saja mengatur pembiayaannya sendiri, termasuk memungut dan menentukan besaran iuran SPP tiap bulan.

d. Pengawasan terhadap pengelolan dana BOS

Upaya peningkatan pengawasan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang telah/sedang dan akan dilakukan oleh MTs Unwaanunnajah antara lain:

a) Menidentifikasi dan menganalisis berbagai kebutuhan sekolah, fakta dan

kendala yang berpengaruh dalam penyusunan RAPBS di awal tahun anggaran.

b) Mengundang seluruh warga sekolah turut serta dalam pembuatan RAPBS

yang didalamnya trcakup pembahasan tentang program kerja sekolah, pengalokasian anggaran, dll.

c) Memprioritaskan pengeluaran dana anggaran pada skala priortas untuk

peningkatan mutu.

d) Sekolah membuat laporan keuangan secara rutin setiap bulan.

Pengawasan terhadap pengelolaan dana BOS sebaiknya dilakukan secara :

a) Intern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh kepala madrasah selaku

pimpinan

b) Ekstern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh Depag/Kandepag,

Diknas / KKM

c) Masyarakat, berupa pengawasan tehadap pelayanan program yang terdapat

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait