• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

IV.1.1 Proses Pengumpulan Data

Penelitian inimengenai proses komunikasi antarpribadi para petugas dalam merubah sikap para narapidana ini, membutuhkan 2 narapidana dan 2 orang petugas yang berada di cabang RUTAN Aceh Singkil. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara secara mendalam kepada masing-masing informan secara berkala sehingga mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian ini.

Pertama peneliti melakukan pra penelitian untuk mendapatkan informan dan informasi tentang cabang RUTAN Aceh Singkil, Penelitian awal yang dilakukan bertujuan untuk observarsional keadaan yang akan diteliti. Pada tanggal 09 Desember 2012 pada pukul 11.40 wib, bertempat di cabang RUTAN Aceh Singkil yang beralamatkan jalan Kabupaten Singkil-Rimo, peneliti berjumpa dengan salah seorang petugas yang berbadan tegap, yaitu bernama Pak Sopiyanto dan peneliti bercerita maksud dan tujuan peneliti datang. Setelah tahu maksud dan tujuan penelitidatang, peneliti meminta bantuan seorang petugas yang bernama Pak Sopiyanto, untuk melihat-lihat sekilas aktivitas dan keadaan sekitar lingkungan Rutan tersebut. Di dalam kondisi pembangunan serta fasilitas belum sepenuhnya memadai di cabang RUTAN ini, terlihat komunikasi antarpribadi itu sendiri sangat penting dalam melakukan pembinaan yang merupakan bagian dari

tanggung jawabpara petugas dalam merubah sikap para narapidana. Setelah berkeliling-keliling dan melihat-lihat bersama petugas yang mendampingi peneliti sampai pukul 15.00 wib, didalam observasional ini, dan peneliti belum mendapat banyak informasi yang akurat karena petugas tersebut belum diberikan izin oleh atasannya dalam memberikan penjelasan kepada peneliti yang ingin peneliti ketahui terkait dalam penelitian ini.

Dihari kedua pada tanggal 10 Desember 2012 pagi hari jam 07.50 wib, peneliti sudah tiba di cabang RUTAN Aceh Singkil untuk melihat kembali seluruh kegiatan yang dimulai di pagi hari,dengan cuaca hujan lebat, dan disambut oleh seorang petugas yang berbadan besar dan tegap serta berambut sedikit pendek dan berkulit sedikit gelap menyambut peneliti dengan penuh senyuman dan ramah tamah, yaitu bapak Harahap, petugas tersebut menyuruh peneliti masuk kedalam dan berjumpa lagi denganbapak Sopiyanto. Pada saatpeneliti masuk,terlihat bapak Sopiyanto sedang melakukan apel pagi dengan para warga binaannya, bapak Sopiyanto tersebut memberikan sedikit arahan terhadap warga binaan dan tahanan (“Tahanan” belum berstatus narapidana dan masih bersatus tahanan titipan dari Kejaksaan dan Kepolisian setempat), yang berjumlah 61 orang.

Dalam melaksanakan kegiatan rutin setiap pagi, yakni apel pagi, peneliti melihat komunikasi dan kegiatan yang di lakukan oleh petugas, merupakan bentuk karakteristik komunikasi antarpribadi, yakni salah satunyakomunikasi antarpribadi yang dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik, serta komunikasi antarpribadimerupakan suatu kegiatan dan tindakan dalam

Sembari peneliti melihat Pak Sopiyanto melaksanakan kegiatan apel pagi, peneliti pun berdiri dibelakang Pak Sopiyanto di pos penjagaan bersama petugas yang mempersilahkan peneliti masuk, sampaikegiatan apel pagi kira-kira sekitar+ 30 menit selesai. Setelah melaksanakan apel pagi, petugas lalu memberikan perintah kepada seluruh warga binaan dan tahanan untuk melakukan kegiatan pribadi seperti mandi dan membersihkan kamar sel masing-masing. Petugas pun mempersilahkan peneliti untuk duduk di pos jaga petugas, sembari menunggu staf cabang RUTAN datang. Setelah duduk di pos penjagaan, peneliti pun melihat narapidana yang datang dan mendekati Pak Sopiyanto dan duduk berdua di ruang jenguk narapidana dan tahanan. Ternyata, narapidana tersebut bernama Pak Kuswadi, yaknisalah satu narapidana yang terjerat kasus hukuman korupsi di dinas Pekerjaan Umum Aceh Singkil, dan sudah berusia sekitar + 50 tahun. Setelah keduanya selesai bercerita sekitar setengah jam lamanya, narapidana tersebut kembali ke selnya dan peneliti merasa penasaran dan mendekati petugas tersebut dan bertanya,”apa tujuan narapidana tersebut tadi menjumpai bapak ?” dan dijawab oleh petugas “oh itu, hanya konsultasi para narapidana aja”. Disini peneliti melihat lagi proses komunikasi dan interaksi yang terjadi, yakni sangat mudahnya dilakukan oleh para warga binaannya yang telah dekat dengan petugas. Termasuk dalam salah satu karakteristik komunikasi antarpribadi, yakni melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dua orang atau lebih, dan koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).

Sementara pada pukul 08.48 wib, peneliti belum dapat melakukan pendekatan dan wawancara terhadap para narapidana. Dikarenakan, peneliti belum mendapatkan izin dari staf, mengingat staf tersebut belum hadir

dikarenakan masih dalam perjalanan menuju kekantor saat di hubungi melalui via telpon oleh salah satu petugasnya.

Staf yang di tunggu-tunggu oleh peneliti akhirnya tiba sekitar pukul 08.55 wib dan peneliti langsung menjumpai bapak tersebut, yaitu bapak Miswar dan memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud dan tujuan peneliti datang. Setelah berbincang-bincang lamanya sekitar+ 30 menit diruangan bapak Miswar, peneliti pun langsung diperbolehkan melakukan pengamatan dan wawancara secara mendalam, untuk menperoleh data maupun informasi dari petugas dan narapidana.

Setelah itu, peneliti disuruh langsung menuju ke pos penjagaan untuk menjumpai bapak Sopiyanto dan bapak Harahap di pos penjagaan, setelah menjumpai petugas. Peneliti langsung di perkenalkan oleh salah satu narapidana yang hukumannya hampir selesai, yang sedang berbincang dengan para petugas di pos penjagaan.

Salah satu petugas yang bernama bapak Harahap menyuruh salah satu narapidana untuk mengantar peneliti langsung ke blok sel narapidana yang sedang berbincang dengan petugas. Pada saat itu, seluruh para narapidana sedang melakukan aktivitas pribadi masing-masing. Sesampainya di salah satu sel yang berukuran kira-kira 3meter x 5meter dengan kamar mandi didalam, yang berisikan sekitar 4 atau 5 orang narapidana, peneliti pun melihat salah satu narapidana didalam kamar sel tersebut, yang sedang duduk sendirian.

Setibanya berada didepan pintu kamar sel tersebut, peneliti pun kembali memperkenalkan diri dan mengajak duduk didepan kamar sel sembari membawa

narapidana ini ke perbincangan yang sederhanadan santai, agar narapidana tersebut tidak merasa canggung dan menutup diri.Setelah perbincangan yang terbuka, Peneliti pun menyampaikan maksud dan tujuan peneliti, untuk mengamati dan mewawancarai salah satu narapidana tentang komunikasi antarpribadi petugas dalam merubah sikap para narapidana di cabang RUTAN ini.

Narapidana tersebut yaitu bernama bapak Darwis yang berkulit hitam kecoklatan, dan berpostur tegap, yang tidak terlalu tinggi, serta berewokan diseluruh wajahnya. Bapak Darwis yang merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), yangterpidana dengan kasus kesalahan administrasi proyek Pemerintah Dinas Pekerja Umum Aceh Singkil, didukung pembawaannya yang riang dan proaktif langsung tersenyum senang dan mengangguk mengerti apa yang disampaikan oleh peneliti. Dengan rasa senang bapak tersebut menjawab satu demi satu pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, bahkan menjawabnya seperti bercerita, sehingga membuat suasana begitu santai.

Sampai pada pukul 14.00 wib, peneliti pun mengikuti bapak Darwis mengambil jatah makan siang dikantin samping kanan blok narapidana yang berjarak sekitar+ 5 meter dari blok narapidana. Setelah berada dikantin dan mengantri mengambil makanan bersama bapak Darwis, peneliti lalu melihat salah satu narapidana yang didampingi petugas membagikan jatah makan siang untuk seluruh warga binaan dan tahanan. Setelah jatah makanan dibagikan, bapak Darwis kembali kekamar selnya dan menyantap makanannya didalam kamar selnya, sementara peneliti duduk dan melihat dari depan pos penjagaan kira-kira berjarak dari blok sel sekitar + 4 meter.

Tepat pukul 15.00 wib, datanglah seorang narapidana yang membagikan makanan tadi, mengumpulkan seluruh peralatan makanan yang didampingi oleh petugas. Setelah itu, peneliti mengunjungi lagi kamar sel bapak Darwis dan mengamati bapak Darwis sedang duduk-duduk didalam kamar selnya, setelah makan siang, peneliti pun mulai mengajak bercerita dengan suasana santai di depan kamar selnya.

Hingga pada pukul 17.30 wib, terdengar suara teriakan dari luar kamar sel bapak Darwis, tempat peneliti sedang melakukan wawancara, dimana salah satu narapidana yang diberikan kepercayaan oleh petugas mengintruksikan menghentikan aktivitas serta mengumpulkan seluruh narapidana didepan pos penjagaan, peneliti pun bergegas menghentikan wawancara menuju kepos penjagaan dan melihat proses pelaksanaan apel sore.

Setelah melaksanakan apel sore, petugas menempatkan para narapidana ke lain kamar sel satu-persatu. Disini terlihat dengan sangat jelas oleh peneliti, yakni petugas telah menerapkan salah satu bentuk karakteristik Komunikasi Antarpribadi, yakni suatu kegiatan dan tindakan yang dilakukan dalam rutinitas sehari-hari yang terlihat di cabang RUTAN Aceh Singkil pada saat melaksanakan apel pagi dan sore.

Setelah itu petugas menyuruh seluruh narapidana menuju kekamar sel masing-masing, peneliti pun hanya mengamati kegiatan narapidana memasuk kekamarnya masing-masing. Dalam proses pelaksanaan apel sore, peneliti puningin mengetahui lebih dalam dan berinisiatif untuk bertanya langsung kepada salah satu petugas pada saat itu “kenapa hal ini dilakukan pak ?” dan dijawab

oleh salah satu petugas “agar dapat berbaur para narapidana satu dengan

lainnya”.

Untuk mendapatkan data dan informasi lagi dalam penelitian ini. Peneliti pun memutuskan untuk menginap bersama para petugas untuk melihat dan mengamati lagi komunikasi antarpribadi antara para petugas dan narapidana yang terjadi dimalam hari. Peneliti pun hanya mengamati informan yang sudah diwawancarai, yakni bapak Darwis.

Tepat pada pukul 18.00 wib, peneliti meminta izin kepada petugas pos penjagaan untuk melakukan pengamatan dimalam harinya, dan peneliti pun di beri izin. Peneliti langsung kembali mengamati informan yang sedang melakukan persiapan sholat maghrib dari luar blok sel yakni di pos penjagaan, dan peneliti pun melakukan persiapan sholat maghrib juga dan melaksanakan sholat maghrib secara bersama-sama. Pada saat itu sholat maghrib yang di pimpin oleh salah satu narapidana yang sudah tua, setelah selesai melaksanakan sholat magrib informan bersama warga binaan lainnya kembali kamar sel masing-masing yang telah dibagi oleh petugas, peneliti pun bersama petugas menuju kepos penjagaan dan mengamati dari pos penjagaan.

Pada pukul 19.30 wib, peneliti mendengar suara dari luar pos penjagaan, suara teriakan untuk berkumpul mengambil makan malam seperti siang harinya mengambil jatah makan, peneliti lalu melihat dan ikut berbaris bersama Pak Darwis untuk mengambil makanan, dan kemudian Pak Darwis duduk di ruangan jenguk narapidana dan tahanan bersama warga binaan dan tahanan untuk makan malam bersama. Disini pun peneliti melihat proses interaksi sesama narapidana

yang tergambar dalam karakteristik komunikasi antarpribadi seperti hubungan interaksi dua orang atau lebih yang dilakukan oleh informan dan warga binaan lainnya untuk menjalin hubungan keakraban dan kedekatansesama narapidana.

Adzan isya pun berkumandang menandakan seluruh warga binaan dan para tahanan makan malam dan kembali kekamar sel masing-masing, dan melakukan persiapan sholat isya, dalam hal ini peneliti juga ikut dalam melaksanakan sholat isya, setelah melaksanakan sholat isya, peneliti melihat seluruh warga binaan yang muslim melakukan pembinaan dimalam hari, yang dilakukan dalam bentuk bimbingan kerohanian.

Pembinaan atau bimbingan kerohanian tersebut, dikemas dalam bentuk pengajian bersama para petugas dan warga binaan yang muslim, yang memimpin secara berguliran antara petugas dan warga binaan didalam mushola cabang RUTAN Aceh Singkil, pada saat itu pengajian dipimpin oleh bapak Darwis, bimbingan yang dikemas oleh petugasyakni termasuk dalam salah satu bentuk karakteristik komunikasi antarpribadi, yakni merupakan suatu kegiatan dan tindakan yang melibatkan di dalamnya bersifat persuasif yang dilakukan pada saat bimbingan kerohanian.

Tepat pada pukul 20.35 wib, pengajian pun selesai dan seluruh wargabinaanya memasuki kamar sel masing-masing dan peneliti menuju kepos penjagaan, serta petugas pun mengecek dan mengunci seluruh kamar sel. Peneliti pun disini diberikan fasilitas kamar tidur di kantor staf bersama petugas lainya, dan peneliti langsung tidur pada pukul 21.00 wib karena melihat tidak ada aktivitas lagi yang dilakukan dalam komunikasi antarpribadi.

Dihari ketiga pada tanggal 11 Desember 2012, peneliti hanya melihat dan mengamati aktivitas bapak Darwis lakukan. Mulai dari pagi harihingga sore hari aktivitas yang dilakukannya sama seperti aktivitas biasa yang dilakukan pada tanggal 10 Desembar 2012,berbeda sedikit di waktu sore hari dengan cuaca cerah, petugas melakukan pembinaan jasmani kepada seluruh narapidana pada pukul 16.00 wib, petugas mengumpulkan seluruh warga binaan dan tahanan dilapangan olah raga bola voli, serta langsung memberikan arahan keseluruhan warga binaan dan tahanan seperti dalam karakteristik komunikasi antarpribadi melibatkan didalamnya proses persuasif, yaitu mengajak para warga binaan dan tahanan untuk melakukan kegiatan olah raga demi kebugaran dan menghilangkan rasa bosan selama berada di dalam sel.

Setelah petugas memberikan arahan sekitar + 15 menit, petugas langsung menyuruh seluruh warga binaan dan tahanan di bagi menjadi 2 tim, untuk bermain bola voli dan tenis meja serta petugas pun ikut berbaur bermain bersama, hingga pukul 17.40 wib, disinilah peneliti melihat adanya kedekatan antara petugas dengan para narapidana dan pemberian sebuah nilai penghargaan yang diberikan oleh petugas kepada para narapidana, berupasanjungan dan pujian serta mendapatkan hadiah minuman dingin dari para petugas, saat memenangkan pertandingan melawan para petugas baik bermain olah raga voli maupun tenis meja.

Dihari keempat pada tanggal 12 Desember 2012 jam 07.50 wib, peneliti melihat kembali petugas melaksanakan kegiatan apel pagi yang sama dihari pertama peneliti berada di cabang RUTAN Aceh Singkil, peneliti pun berdiri dibelakang para petugas dipos penjagaan bersama petugas lainnya, lama kegiatan

apel pagi kira-kira sekitar + 30 menit. Setelah melaksanakan apel pagi, petugas tersebut memberikan instruksi kepada seluruh warga binaan dan tahanan untuk melakukan kegiatan pribadi seperti mandi dan membersihkan kamar sel masing-masing seperti biasa. Peneliti pun dipersilahkan untuk duduk di pos jaga, disini peneliti menunggu staf cabang RUTAN, untuk memperoleh informasi lebih mengenai informan yang diteliti dan melihat kebenaran yang diceritakan kepada peneliti, karena informasi yang didapat masih dirasa kurang, peneliti pun melakukan penelitian lanjutan untuk melengkapi informasi seputar perubahan sikap informan yang selama ini, dengan menjumpai staf yaitu bernama bapak Miswar, dan peneliti memohon untuk mengadakanstudi kepustakaan dicabang RUTAN Aceh Singkil.

Tepat pada pukul 08.30 wib, peneliti melihat dan menjumpai bapak Miswar yang telah tiba, mencerita maksud dan tujuan, dan bapak Miswar langsung mengajak peneliti keruangannya, di ruangan staf berjarak kira-kira+ 10 meter dari pos penjagaan, untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai informan. Petugas staf memberikan data curicullum vitae informan, yakni bapak Darwis, serta fotonya.

Setelah studi kepustakaan selesai, peneliti pamit untuk melanjutkan penelitian dengan berbaurdengan para narapidana lagi di blok sel narapidana. Peneliti berjalan menuju kekamar sel narapidana yang beragama kristen berdasarkan data yang di peroleh dari studi kepustakaan. Pada saat itu, peneliti pun melihat salah seorang narapidana yang pendek dan berambut kriting serta bermuka kasar seperti orang batak, peneliti langsung mendatangi dengan wajah

Narapidana yang didatangi oleh peneliti bernama lengkap Budiman Manurung Bin Almuden Manurung dan beragama kristen. Tetapi lebih akrab di sapa Manurung oleh petugas dan kawan narapidananya. Bapak Manurung adalah seorang narapidana dengan kasus pelanggaran peraturan hukum perairan di Aceh Singkil, dia menempati sel yang tidak jauh dari kamar sel pada informan pertama,yakni bapak Darwis, peneliti pun memperkenalkan diri kembali, sembari mengajak narapidana yang kedua ini ke perbincangan yang sederhana dan santai agar narapidana tersebut tidak merasa canggung dan menutup diri.

Peneliti lalu, menyampaikan kembali maksud dan tujuan peneliti untuk mewawancarai narapidana tersebut, mengenai komunikasi antarpribadi petugas dalam merubah sikap para narapidana di cabang RUTAN Aceh Singkil. Bapak Manurung langsung tersenyum dan mengangguk mengerti apa yang disampaikan oleh peneliti. Dengan rasa mengerti bapak Manurung tersebut menjawab satu demi satu pertanyaan yang diberikan peneliti, bahkan menjawabnya seperti bercerita, jadi membuat suasana begitu santai. Sama seperti yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan yang pertama yakni bapak Darwis.

Setelah bercerita beberapa menit kemudian di depan kamar sel bapak Manurung, tepatnya pukul 09.00 wib, bapak Manurung mengajak peneliti untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan antara lain membersihkan areal blok sel narapidana dan kantin, dan bapak Manurung pun mengambil peralatan kebersihan seperti sapu dan tong sampah. Setelah itu bapak Manurung melakukan aktivitasnya menyapu mulai dari blok sel narapidana sampai dengan kantin serta pos jaga yang berjarak kurang lebih sekitar+ 20 meter. Setelah menyapu, kegiatan pun dilanjutkan dengan mengumpulkan sampah yang berserakan.

Disini peneliti hanya mengamati dari dekat bapak Manurung dalam melaksanakan aktivitasnya, yang dilakukan pada saat pembersihan dan pengumpulan sampah. Sampah yang telah dikumpul kemudian akan dipilih berdasarkan jenisnya seperti yang berjenis dedaunan dibakar ditempat sampahsedangkan jenis seperti plastik akan dimasukkan ke dalam karung yang nantinya sampah tersebut dapat dijual kembali. Pukul 11.30 wib, bapak Manurung telah selesai membersihkan areal yang dikerjakannya seperti blok sel narapidana, kantin dan pos jaga, lalu bapak Manurung memutuskan untuk beristirahat sejenak di ruang jenguk narapidana dan tahanan sembari meminum air putih dan berbincang santai dan menyenangkan bersama peneliti seputar kegiatan yang telah selesai informan lakukan.

Perbincangan yang santai dan menyenangkan tak terasa membuat waktu berlalu sangat cepat hingga pada pukul 13.30 wib, terdengar suara dari salah satu narapidana untuk berkumpul di kantin mengambil jatah makan siang. Bapak Manurung pun bergegas membersihkan diri untuk mengambil jatah makan siangnya serta peneliti ikut berjalan ke pos jaga. Selang waktu sekitar+ 15 menit, peneliti melihat bapak Manurung berjalan menuju kantin dan peneliti pun mengikuti dari belakang menuju kantin.

Setelah sampai di kantin, bapak Manurung mengambil jatah makan siang dan peneliti mengamati dari dekat. Setelah mendapatkan jatah makan siang, bapak Manurung kembali ke kamar selnya dan peneliti mengikuti serta mengamati dari depan pos jaga yang berjarak sekitar+ 4 meter. Disini peneliti mendapatkan jatah makanan dari para petugas.

Pada pukul 15.00 wib, peneliti kembali ke kamar sel bapak Manurung, dengan mengikuti salah satu narapidana yang didampingi petugas untuk mengambil peralatan makan di kamar kamar sel. Setelah peneliti tiba di kamar sel, peneliti melihat bapak Manurung tertidur. Peneliti pun kembali ke pos jaga dan duduk bersama petugas di pos jaga.

Tepat pada pukul 4 sore, peneliti melihat bapak Manurung terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju keruangan peralatan untuk melanjutkan kegiatan rutinnya yang lain seperti berkebun ubi-ubian dan sayuran lainnya, yang telah dilakukan selama ini, disini terlihat bapat Manurung di dampingi oleh salah seorang petugas dan peneliti pun melihat dari dekat dan membantu bapak Manurung bekeraja dikebun yang di sediakan oleh cabang RUTAN Aceh Singkil. Tak lama kemudian terdengar suara teriakan tepatnya pada pukul 17.30 wib, dari jauh, tempat peneliti sedang melakukan aktivitas bersama bapak Manurung, disini terlihat salah satu narapidana yang diberikan kepercayaan oleh petugas untuk menyuruh menghentikan aktivitas serta mengumpulkan seluruh para narapidana didepan pos penjagaan, peneliti pun bergegas menghentikan aktivitas bersama bapak menuju kepos penjagaan serta melihat proses pelaksanaan apel sore, dan setelah selesai, petugas memindah-mindahkan para narapidana ke lain kamar sel satu-persatu. Disini tampak terlihat dengan sangat jelas oleh peneliti, yakni petugas telah menerapkan salah satu bentuk karakteristik komunikasi antarpribadi dalam kesehariannya, yakni Komunikasi antarpribadi yang merupakan suatu kegiatan dan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari terutama telah terlihat di cabang RUTAN Aceh Singkil pada saat melaksanakan apel pagi dan sore.

Pada pukul 19.30 wib, peneliti mendengar suara dari luar pos penjagaan, suara teriakan untuk berkumpul mengambil makan malam seperti siang harinya mengambil jatah makan, peneliti pun melihat dan ikut berbaris bersama bapak Manurung untuk mengambil makanan dan kemudian bapak Manurung duduk di ruangan jenguk narapidana dan tahanan bersama warga binaan dan tahanan untuk makan malam bersama. Disini peneliti melihat kembali proses interaksi sesama narapidana yang tergambar dalam karakteristik komunikasi antarpribadi seperti hubungan interaksi dua orang atau lebih yang dilakukan oleh informan dan warga binaan lainnya untuk menjalin hubungan keakraban dan kedekatan sesama narapidana.

Pada tanggal 13 Desember 2012 jam 07.50 wib, peneliti melihat kembali petugas melaksanakan kegiatan apel pagi yang sama dihari pertama peneliti berada di cabang Rutan Aceh Singkil, peneliti pun mengambil posisi dibelakang para petugas dipos penjagaan bersama petugas lainnya, lama kegiatan apel pagi kira-kira sekitar+ 30 menit. Setelah melaksanakan apel pagi, petugas tersebut memberikan instruksi kepada seluruh warga binaan dan tahanan untuk melakukan kegiatan pribadi seperti mandi dan membersihkan kamar sel masing-masing seperti biasa.

Tepatnya pada pukul 09.00 wib, bapak Manurung mengajak peneliti untuk melakukan kegiatan biasa dilakukan seperti merawat dengan memberikan makan hewan ternak seperti bebek dan ayam, makanan yang di konsumsi bebek dan ayam berupa jagung, bapak Manurung pun didampingi oleh salah satu petugas

Dokumen terkait