• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Kajian Pustaka

2.2.3 Self Disclosure

2.2.4.1 Teori Tiga Proses Perubahan KELMAN

Kelman (1958) (di dalam Azwar, 2011:55) mengemukakan teorinya mengenai organisasi sikap dengan menekankan konsepsi mengenai berbagai cara atau proses yang sangat berguna dalam memahami fungsi pengaruh sosial terhadap perubahan sikap. Lebih jauh, teori Kelman sangat relavan dengan permasalahan pengubahan sikap manusia.

Secara khusus Kelman menyebutkan adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap, yaitu kesediaan (compliance), identifikasi (identification), dan internalisasi (internalization).

1. Kesediaan

Terjadinya proses yang disebut kesediaan adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau dari sekelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut. Kesediaan menerima pengaruh pihak lain itu biasanya tidak berasal dari hati kecil seseorang akan tetapi lebih merupakan cara untuk sekedar memperoleh reaksi positif seperti pujian, dukungan, simpati dan semacamnya sambil menghindari hal-hal yang dianggap negatif. Tentu saja perubahan prilaku yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak selama pihak lain diperkirakan masih menyadari akan perubahan sikap yang akan di tunjukan.

Namun demikian kesedian mengubah sikap yang bertujuan untuk memperoleh reaksi positif tidak selalu berarti jelek kadang-kandang hal tersebut justru di perlukan dalam pergaulan sosial. Misalnya, seringkali kita berada dalam suatu situasi dimana kita tidak dimungkinkan oleh etika untuk memperlihatkan sikap kita yang sebenarnya secara terbuka, kadang-kadang kita harus ikut tertawa

(forced compliance) sewaktu seseorang selesai tidak mencerikan cerita lucu dalam

suatu pertemuan sekalipun kita tidak merasakan adanya kelucuan sama sekali. Oleh karena itu, lebih tepat kalau dikatakan bahwa proses kesediaan lebih merupakan perubahan perilaku, bukan perubahan sikap yang mendasarinya.

2. Identifikasi

Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku atau sikap seseorang atau sikap kelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara dia dengan pihak lain termasuk. Pada dasarnya proses indentifikasi merupakan sarana atau untuk memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok lain dan cara untuk menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan tersebut.

Pada anak-anak dan orang berusia muda prosess identifikasi sikap dan perilaku ini tampak lebih jelas. Dengan mudah kita dapat mengamati adanya peniruan sikap dari model yang diidolakan. Indentifikasi tidak selalu dalam arti meniru sikap yang serupa akan tetapi juga berupa pengambilan sikap yang diperkirakan akan disetujui oleh pihak lain. Misalnya, seorang narapidana bersikap dan bertingkah laku sebagaimana diharapakan oleh petugasnya dan memjalankan tugas serta petugas tersebut dengan maksud untuk memelihara hubungan pembinaan antar petugas dan narapidana.

Bentuk identifikasi yang lain adalah identifikasi dalam usaha memelihara hubungan individu dengan kelompok yang mengharapkannya agar bersikap sama. Dalam ini indivindu bersikap sesuai dengan harapan kelompok dan sesuai dengan peranannya dalam hubungan sosial dengan kelompok tersebut. Misalkan seorang petugas akan bersikap sebagaimana layaknya sikap petugas lainnya yang di Lembaga Pemasyarakatan.

Jelas bahwa identifikasi dapat terjadi sekalipun sikap yang ditiru itu belum tentu sesuai dan memuaskan bagi individu yang bersangkutan akan tetapi dikarenakan sikap itu membawa kepada kepuasan hubungan dengan orang lain.

Kepuasan hubungan ini berkaitan dengan situasi tertentu tempat individu berada dan peran apa yang harus dibawakannya. Misalnya, seorang narapidana akan menjalankan perannya seorang yang menjalani hukuman di RUTAN dan akan kembali sebagai bagian baik sebagai ayah, di dalam keluarganya.

3. Internalisasi

Internalisasi terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan sistem nilai yang di anut. Dalam hal ini, maka isi dan hakikatnya sikap yang diterima itu sendiri dianggap oleh indivindu sebagai memuaskan. Sikap sedemikian itulah yang biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih bertahan.

Demikianlah tiga proses yang merupakan mekanisme perubahan sikap sebagaimana konsepsi Kelman. Lebih lanjut, dalam teori ini kelman menerangkan bahwa proses mana yang akan terjadi banyak bergantung pada sumber kekuatan pihak yang mempengaruhi, berbagai kondisi yang mengendalikan masing-masing proses terjadi pengaruh, dan implikasinya terhadap permanensi perubahan sikap.

2.2.5 Narapidana

Pengertian narapidana berasal dari dua suku kata yaitu Nara = orang dan Pidana = hukuman dan kejahatan (pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, narkoba, korupsi dan sebagainya). Narapidana menjelaskan tentang seseorang yang dinyatakan melakukan tindakan yang membuat masyarakat tidak nyaman

merupakan orang-orang yang mengalami kegagalan dalam menjalani hidup bermasyarakat. Mereka gagal memenuhi norma-norma yang ada dalam masyarakatnya, sehingga pada akhirnya gagal menaati aturan-aturan dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Kegagalan seseorang dalam bidang hukum disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena tidak terpenuhinya kebutuhan biologis atau sosial psikologinya. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut dapat mengakibatkan seseorang menjadi nekad lalu melakukan perbuatan yang melanggar hukum.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Narapidana merupakan istilah yang diberikan kepada orang-orang yang telah terbukti bersalah secara hukum, dan sudah dijatuhi vonis hukuman berupa kurungan penjara atau hukuman lainnya sesuai dengan pasal dalam undang-undang hukum pidana yang telah dilanggarnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:612).

Dalam mendukung teori-teori yang ada dalam penelitian ini, maka penulis menambahkan artikel dari media internat mengenai perubahan sikap narapidana dalam pembinaan dalam lembaga pemasyarakatan dan penulis cukup kesulitan untuk menemukannya didalam bentuk hardcopy. Namun dikarenakan dalam kajian pustaka diperbolehkan mengambil refensi dari internet maka peneliti memilih artikel dari salah satu situs dari internet yaitu :

dan ringkasan isi artikel tersebut berisikan seperti di bawah ini :

Memasuki abad ke-18, konsep lembaga pemasyarakatan di Amerika Serikat dan Eropa banyak di pengaruhi oleh pemikiran kaum rasionalis. Narapidana akhirnya banyak dilibatkan didalam berbagai aktifitas, sekaligus menjadi ukuran perubahan sikap mereka. Narapidana juga diberikan keterampilan sebagai bekal mereka. Pemikiran kaum rasionalis

juga meyakini bahwa dalam kesendirian dan kesunyian, narapidana akan menyadari kesalahannya dan bertobat.

Dapat dilihat dari dalam ringkasan artikel diatas, bahwa lembaga pemasyarakatan ternyata telah lama ada keberadaannya yang mana mengalami banyak perubahan yang dibuat oleh kaum rasionalis melihat jauh lebih dalam lagi perkembangan yang dialami oleh seseorang yang dijatuhi hukuman. Mulai dari seseorang dijatuhi hukuman mati hingga hukuman kurung pada saat pertama kali hukuman yang buat didaratan Eropa dan Amerika.

Dalam tulisan itu pun mencerita seolah-olah bagaimana sebenarnya perjalanan hukum yang banyak berubah dari zaman dahulu hingga sekarang melihat dari proses perubahan sikap yang dialami oleh orang yang telah menjalani hukuman dan setelah itu dilepas di lingkungan sosialnya dan juga melihat perubahan sikap orang yang menjalani hukuman seumur hidup dikurung. Oleh karena itu perubahan sikap banyak timbul dari kesendirian dalam menyadari kesalahannya. Dalam artikel berikutnya di ambil dari media internet juga tepatnya di situs http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=perubahan%20sikap%20%20 narapidana

Tentang Pemasyarakatan dinyatakan bahwa sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk warga binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

dan ringkasan isi artikel tersebut berisikan seperti di bawah ini :

Di dalam tulisan artikel ini terlihat bahwa seseorang yang telah dijatuhi hukuman oleh pihak kejaksaan terlihat belum dapat menjadi manusia seutuhnya yang dapat menjalani kehidupan sosial dilingkungannya sehingga melanggar aturan didalam sosialnya. Lembaga Pemasyarakatan dalam artikel ini menjelaskan

tujuannya menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang, tidak hanya hukuman kurungan yang diberikan begitu saja tetapi juga memiliki tujuan sehingga dapat diterima oleh lingkungan masyarakat.

Tulisan artikel berikut ini diambil dari media internet juga yang terdapat di salah satu statiun televisi swasta yaitu SCTV, menuliskan artikel online yang berjudul Kreativitas dari Balik Jeruji Lapas, yang memperingati hari anak nasional diposting pada http://news.liputan6.com/read/

Tak hanya melukis, berbagai kreasi lain ditampilkan anak-anak di Lapas ini, seperti menyanyi, membaca puisi, atau adu kecepatan bermain rubik. Ajang kreasi anak Lapas ini sengaja digelar untuk memberikan motivasi pada mereka agar tidak minder menghadapi masa depan. Demi masa depan yang baik, tentu saja perubahan sikap dan perilaku harus mereka lakukan. Selain demi perkembangan jiwa para napi anak acara ini juga dilakukan untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa kreativitas mereka tidak mati, meski hidup dalam jeruji besi.

dan ringkasan isi artikel tersebut berisikan seperti di bawah ini :

Ringkasan artikel ini menjelaskan Lapas sebuah tempat di mana kumpulan orang-orang baik muda maupun tua yang yang dikarantina dari lingkungan sosialnya. Sehingga menjalini hukuman yang sangat panjang waktunya dan Lapas disini menpersiapkan keterampilan bagi para narapidana yang menjalani hukuman yang jangka waktu sangat lama agar memberikan mereka motivasi untuk menghibur diri mereka dan mempersiap metal bagi para tahanan agar tidak minder pada saat memasuki lingkungan sosialnya.

Dokumen terkait