• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH DI TPST BANTARGEBANG

6.1.1 Proses Penimbunan

Sampah yang telah menumpuk hingga ketinggian tertentu kemudian diberikan bakteri dekomposer dengan dicampurkan bersama air lalu disiram ke tumpukan sampah. Kandungan bakteri dekomposer berupa Actinomycetes sp.,

Bacillus sp., dan Lactobacillus sp. Adapun perbandingan pencampuran air dengan bakteri dekomposer adalah sekitar 1:3. Perlakuan ini bertujuan untuk menjaga kelembaban sampah.

Penimbunan (21 hari): a) Dekomposisi

b) Pembalikan, pemindahan dan penyiraman

Pembuatan kompos bubuk (1-3 hari): a) Pemilahan sampah anorganik b) Pencacahan dan pengayakan

Pembuatan kompos granul (7- 10 hari):

a) Pencampuran

b) Pembuatan butiran granul c) Pengeringan 1

d) Penyaringan granul e) Pengeringan 2 f) Pengemasan Kompos Organic Soil

Treatment (OST) 550 ton sampah pasar per hari

Kompos Granul Plus Kompos Granul Murni

Pembalikan, Pemindahan dan Penyiraman

Penyiraman dilakukan sebelum pemindahan atau pembalikan, yaitu selama 20 menit/hari menggunakan selang yang terhubung dengan drum. Setelah itu, tumpukan sampah dipindahkan. Proses ini dilakukan secara berulang setiap 3 hari dalam kurun waktu 21 hari. Alat berat seperti excavator dan buldozer diperlukan untuk mendistribusikan sampah dan mikroorganisme agar merata. Tumpukan sampah akan didorong dan dipindahkan sebanyak 7 hingga 8 kali pengulangan. Perlakuan ini bertujuan untuk mempercepat proses penyusutan tumpukan sampah. Rangkaian perlakuan dekomposisi hingga penyiraman membutuhkan waktu 21 hari.

Sumber: Dokumentasi PT GTJ, 2013

Gambar 9 Proses penimbunan sampah di Composting Area

6.1.2 Pembuatan Kompos Bubuk Proses Pemilahan Sampah Anorganik

Setelah proses pengadukan atau pembalikan selesai maka perlakuan selanjutnya yaitu memilah beberapa jenis sampah anorganik yang masih terdapat pada timbunan sampah. Jenis sampah anorganik yang dipilah seperti sampah batu, kayu, plastik, pecahan botol dan lain-lain. Pemilahan ini dilakukan secara manual oleh pekerja kompos sebelum sampah memasuki mesin pencacah. Tujuan dari pemilahan untuk memudahkan proses selanjutnya agar kandungan dan tekstur kompos menjadi lebih bagus.

Pencacahan dan Pengayakan

Sampah yang telah terpilah siap untuk diproses pada tahap selanjutnya. Sampah organik tersebut dibawa oleh mesin Conveyor Fider menuju mesin pencacah dan diproses hingga hancur. Hasil dari proses pencacahan kemudian dibawa kembali oleh Conveyor Fider ke mesin Screening. Penyaringan ini dilakukan agar sampah anorganik yang masih terdapat dalam olahan dapat tersaring. Buangan sampah anorganik tersebut secara otomatis jatuh ke lubang buangan.

Jika masih terdapat sampah plastik dan kayu berukuran besar dari hasil saringan tersebut, maka dijual oleh pekerja kompos ke pengepul sampah yang terdapat di pinggiran Zona I. Namun, sampah plastik kecil yang masih tersisa akan dibuang ke Zona sampah atau ke demplot (lahan pertanaman) yang terdapat di Composting Area. Terdapat beberapa sayuran, buah tropis dan tanaman hias yang ditanam pada lahan ini, seperti pohon kamboja, jambu biji, mangga, pepaya, cabai, tomat dan lain-lain. Bahan sampah yang telah tersaring dari material organik kemudian didistribusikan lagi oleh Conveyor Fider menuju Vibrator Machine agar hasil olahan menjadi lebih halus.

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014

Gambar 10 Proses pengayakan kompos bubuk

6.1.3 Pembuatan Kompos Granul Proses pencampuran

Kompos bubuk yang telah dihasilkan dari proses sebelumnya kemudian dicampurkan dengan bahan penambah. Bahan campuran tersebut berupa KCl,

tepung fosfat dan atau tepung ikan. Komposisi pencampuran bahan dengan pupuk kompos berbeda-bedai tergantung jenis kompos granul yang dipasarkan. PT GTJ memproduksi 3 jenis kompos granul yaitu Granul Murni, Granul Plus dan

Organic Soil Treatment (OST). Granul Murni tidak membutuhkan penambahan bahan, hanya berupa bubuk kompos dari proses sebelumnya. Kompos OST Granul diproduksi dengan pencampuran ketiga bahan tersebut, sedangkan Kompos Granul Plus hanya memerlukan penambahan tepung fosfat dan tepung ikan.

Pembuatan Butiran Granul

Setelah pencampuran dengan bahan yang dibutuhkan maka kompos kemudian dimasukkan dalam Pan Granulator untuk menghasilkan butiran granul. Kapasitas mesin dalam berproduksi mencapai sebanyak 2,5 ton/jam. Mesin ini diputar oleh Gunt Spray, bertujuan untuk memberi perekat berupa cairan molase dan BioTriba seperti Trichoderma sp. dan Bacillus sp. Campuran cairan tersebut telah tersedia dalam drum dengan perbandingan konsentrasi air dan campuran bahan sebanyak 1:25 dalam 1 ton granul. Cairan perekat itu disalurkan oleh Gunt Spray perlahan untuk membentuk granul.

Pengeringan I

Granul yang telah diolah oleh Pan Granulator biasanya masih mengandung kadar air cukup tinggi sehingga perlu dikeringkan. Pengeringan kemudian dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering (Rotary Driver). Proses pengeringan oleh sinar matahari memang murah, namun sangat bergantung dengan cuaca sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, penggunaan Rotary Driver membuat pengeringan menjadi lebih cepat dengan kapasitas mencapai 2,5 ton/jam pada suhu 80oC.

Penyaringan Granul

Hasil pengeringan I granul kemudian dibawa ke mesin Vibrator Granul

untuk disaring dan dipilah. Granul yang belum memenuhi ukuran standar (masih kasar, tak berbentuk butiran, ukuran terlalu besar) ditampung untuk kembali diolah hingga halus. Granul yang telah sesuai dengan ukuran standar akan dihamparkan di beberapa titik area produksi.

Pengeringan II

Kompos granul yang telah dihamparkan akan dibiarkan selama 1 minggu untuk dikeringkan dan menurunkan kadar air karena penguapan. Pada proses ini juga dilakukan pemberian mikroorganisme dengan mesin semprot.

Pengemasan

Setelah kurun waktu 1 minggu dihamparkan pada area produksi, granul diaduk dengan cangkul kemudian dimasukkan ke dalam karung per 40 kg. Kualitas kompos telah diuji pada tahun 2011 lalu di Balai Penelitian Tanah Bogor dan Seameo Biotrop. Harga jual kompos tersebut yaitu Rp 550/kg, dengan kapasitas produksi maksimal 82,5 ton/hari. Kompos yang telah dikemas dengan merek Green Botane ini kemudian dipasarkan ke beberapa konsumen di Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Pekanbaru. Secara keseluruhan, rangkaian produksi membutuhkan waktu ideal 30 hari. Lama waktu produksi tersebut bervariasi, dapat lebih cepat atau lambat tergantung kondisi sampah sebagai bahan baku kompos serta cuaca.

Sumber: Dokumentasi PT GTJ, 2013 Gambar 11 Pengemasan kompos granul

6.2 Unit Daur Ulang Plastik

Muatan sampah yang dibawa oleh dump truck atau arm-roll truck tidak hanya dibuang pada zona pembuangan. Terdapat satu titik khusus yang disediakan oleh PT GTJ untuk pemilahan sampah plastik. Sampah di titik ini hanya dikhususkan untuk pemulung yang direkrut PT GTJ. Terdapat 300 pemulung yang dipekerjakan, bertugas menyetor sampah plastik dengan kisaran sejumlah 15-25

ton/hari. Sampah plastik yang sudah terpilah kemudian dibawa ke area daur ulang untuk menjalani proses selanjutnya. Diagram proses pengolahan tersebut secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Proses Daur Ulang Plastik di TPST Bantargebang Pembersihan I dan Pemotongan I

Gambar 13 Alat Pembersih dan Pemotong

Sampah plastik yang telah berada di area produksi kemudian dimasukkan ke dalam Mesin Gibrig. Perlakuan ini bertujuan untuk membersihkan plastik dengan air. Plastik yang telah dibersihkan pada Mesin Gibrig kemudian dibawa secara otomatis menuju Mesin Pencacah. Hasil pencacahan berupa potongan plastik yang masih berukuran sedang, dengan panjang dan lebar sekitar 15-20 cm. Pembersihan II

Plastik berukuran sedang selanjutnya dibawa ke Kolam I untuk dibilas menggunakan campuran air dan sabun alkyl benzene sulfolat (ABS). Pencampuran ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan lemak pada plastik.

15-25 ton sampah / hari

Pra-produksi: - Pembersihan I - Pemotongan I - Pembersihan II - Pemotongan II - Pembersihan III - Pengeringan Produksi: - Pemanasan I & II

- Pemotongan & pengemasan 4 ton biji plastik / hari

Pemotongan II dan Pembersihan III

Pada proses ini plastik dipotong lagi hingga mencapai ukuran kecil sekitar 5-10 cm.Setelah itu, plastik yang telah berukuran kecil kemudian dibersihkan lagi dalam kolam yang berbeda, yakni Kolam II. Pencucian secara berulang ini dilakukan agar plastik bersih dan steril.

Pemerasan dan pengeringan

Plastik yang telah dicuci kemudian dibawa oleh mesin memasuki Mesin Sentrik I. Plastik yang masih dalam kondisi basah tersebut diperas di dalam mesin untuk meminimalisir kandungan air bekas pencucian. Selanjutnya, plastik dimasukkan ke Mesin Sentrik II untuk dikeringkan. Plastik yang telah dikeringkan kemudian didistribusikan ke sebuah corong besar untuk ditampung.

Pemanasan I dan II

Plastik yang telah ditampung di corong besar kemudian perlahan dipanaskan sebanyak 2 kali pemanasan. Pada pemanasan kedua, terbentuk lembaran plastik panjang (mian) yang kemudian didinginkan dengan air dalam wadah persegi panjang.

Pemotongan dan pengemasan

Mian yang telah didinginkan kemudian akan dikaitkan dengan mesin pemotong secara otomatis. Mian tersebut dipotong hingga menjadi biji plastik. Pengemasan biji plastik kemudian dilakukan dengan berat 30 kg/karung dengan harga jual Rp 7.500/kg. Produksi biji plastik ini mencapai 4 ton/hari untuk kemudian didistribusikan ke produsen furniture yang berada di Bandung.

Dokumen terkait