• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII APLIKASI SIKLUS PRODUKSI

8.1 Proses Produksi

Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait, yang terus terjadi dan berkaitan dengan pembuatan produk.

Pada siklus ini, informasi yang berkaitan dengan barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual akan diberikan ke Siklus Pendapatan, dan informasi mengenai kebutuhan bahan baku diberikan ke Siklus Pengeluaran.

Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke Siklus SDM/Penggajian yang selanjutnya akan mengirim data mengenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Dan informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke Buku Besar.

Tujuan dari siklus produksi adalah mengotorisasi semua produksi dan perolehan aktiva tetap dengan baik, menjaga persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, mencatat siklus produksi yang valid dan sah, mencatat siklus produksi secara akurat dan melakukan setiap aktivitas siklus produksi secara efisien dan efektif. (Romney dan Steinbart, 2012).

Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari siklus lain, yaitu:

Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer dan perkiraan penjualanuntuk digunakan dalam perencanaan produksi dan persediaan.

Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh bahan mentah dan mengontrol pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.

PEMBAHASAN MATERI

120

Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan dan ketersediaannya

Peran SIA dalam Siklus Produksi

Bauran produk

Produk apa yang ingin diproduksi

Penetapan harga produk

Berapa HPP sampai produk selesai dibuat

Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)

Apakah jita akan membeli produk lalu dijual / membuat / memproduksi sendiri lalu dijual

Manajemen Biaya

Merencanakan / mengalokasikan biaya – biaya yang timbul.

Gambaran Siklus Produksi terkait dengan siklus lainnya seperti siklus pendapatan siklus pengeluran, siklus Sumberdaya Manusia dan lainnya.

Gambar 18. Siklus Produksi

Pesanan Produksi (Production Order): sebuah dokumen yang mengotorisasi pembuatan dalam kuantitas yang telah ditentukan pada produk tertentu.

Permintaan Bahan Baku (Materials Requistion): mengotorisasi penghapusan dari kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan.

121

Kartu Pemindahan (Move Ticket): dokumen yang mengidentifikasi transfer internal dari bagian, lokasi dimana bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer.

Data penggunaan bahan baku

Ketika produksi dimulai, penerbitan permintaan bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke produksi. Jika bahan baku tambahan diperlukan, debit yang lain dibuat untuk barang dalam proses.

Biaya tenaga kerja langsung

Kartu jam kerja (job-time ticket): sebuah dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja dengan mencatat jumlah waktu seorang pekerja yang dikeluarkan dalam setiap tugas pekerjaan tertentu.

Penggunaan mesin dan peralatan

Ketika perusaan mengimplementasikan cim untuk mengotomatiskan proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produk yang terkait dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut.

Biaya overhead pabrik

Overhead pabrik: seluruh biaya manufaktur yang secara ekonomis tidak layak untuk melacak langsung terhadap pekerjaan atau proses tertentu.

Siklus produksi terdiri dari semua kegiatan yang berkaitan dengan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini terdiri dari beberapa komponen yang berbeda, yang melibatkan desain produk, penggabungannya ke dalam

122

jadwal produksi, kegiatan manufaktur, dan lingkaran umpan balik akuntansi biaya.

Dalam siklus produksi terdapat empat aktivitas utama yang dilakukan yakni:

1. Perancangan produksi (production design)

Tahap pertama dari siklus produksi adalah perancangan produksi.

Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu produk yang mampu memenuhi keinginan pelanggan dalam hal kualitas, durabilitas, dan fungsionalitasnya sambil secara simultan meminimalkan biaya produksinya. Dalam aktivitas ini menghasilkan dua dokumen utama. Pertama adalah daftar bahan baku (bill of material-BOM) yang menyebutkan nomer

bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi. Kedua adalah daftar operasi, yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan, serta urutan proses yang dibutuhkan untuk membuat barang.

2. Perencanaan dan penjadwalan (planning and scheduling)

Tahap kedua dari siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.

Tujuannya adalah untuk mengembangan suatu perencanaan produksi yang seefisien mungkin untuk memenuhi pesanan-pesanan yang ada dan mengantisipasi lonjakan permintaan jangka pendek sambil meminimalkan persediaan bahan baku maupun barang jadi.

Dua metode perencanaan produksi adalah perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resorces planning-MRP II) dan justin-time (JIT).

123

Kedua metode ini berbeda pada masalah rentang waktu perencanaan produksi, MRP II dapat digunkan untuk rentang waktu perencanaan yang panjang, sedang JIT hanya untuk rentang waktu perencanaan yang pendek.

Demikian juga MRP II dilakukan untuk memperkirakan permintaan pelanggan dengan menyeimbangan kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku, sehingga disebut sebagai sistem produksi dorong-Ipush production system. JIT hanya berproduksi sebagai tanggapan atas permintan pelanggan, sehingga dapat dilakukan meminimalkan atau menghilangkan persediaan

material, barang dalam proses, maupun barang jadi. Untuk itu JIT juga disebut sebagai sistem produksi tarik-pull production system.

3. Operasi produksi (production operation)

Tahap ketiga dari siklus produksi adalah pelaksanaan produksi. Cara bagaimana perusahaan menjalankan produksinya sangat beragam, bergantung pada jenis produk yang akan dihasilkan dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksinya. Dengan menggunakan beragam bentuk teknologi informasi dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer, yang disebut dengan computer-integrated manufacturing (CIM). Akuntan, tidak perlu sangat ahli memahami bagaimana pengoperasian CIM berjalan, namun akuntan harus memahami bagaimana CIM ini mempengaruhi operasi maupun akuntansi biaya di perusahaan tersebut.

4. Akuntansi biaya (cost accounting)

Tahap terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Tiga tujuan utama dari sistem akuntansi biaya adalah (1) memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi kinerja operasi produksi, (2) memberikan data akurat mengenai produk, untuk menentukan harga dan bauran produk, (3) untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan nilai beban pokok penjualan yang akan dimunculkan dalam laporan keuangan perusahaan.

(IAI)

124

Keempat bidang ini biasanya dikelola oleh empat departemen yang berbeda - departemen teknik, manajemen bahan, produksi, dan akuntansi. Siklus produksi penuh berisi kegiatan berikut:

1. Departemen teknik menggunakan proses berulang untuk mengembangkan desain produk. Proses ini memerlukan input dari departemen akuntansi mengenai biaya komponen produk yang diusulkan, sementara departemen pemasaran menyarankan fitur produk yang dibutuhkan. Grup teknik industri memberikan masukan tentang bagaimana produk baru dapat dirancang untuk membuatnya lebih mudah dan lebih murah untuk diproduksi. Staf teknik memasukkan harga jual yang ditargetkan dan margin keuntungan ke dalam pekerjaan desainnya, dalam proses yang disebut target costing , untuk merancang produk-produk baru yang akan dijamin mendapatkan laba yang wajar .

2. Setelah desain produk selesai, staf teknik membuat bill of material , yang memerinci setiap komponen dalam produk. Ini juga bekerja dengan kelompok teknik industri, biasanya melalui beberapa jalur produksi, untuk mengembangkan rute tenaga kerja , yang menyatakan perkiraan jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan di setiap stasiun kerja produksi untuk menyelesaikan produk.

3. Perkiraan penjualan dari departemen penjualan digunakan sebagai input untuk pengembangan rencana produksi, yang menyatakan jumlah unit yang akan diproduksi, serta waktu kapan setiap batch produk akan dimulai. Berdasarkan jadwal ini, sistem mengeluarkan daftar permintaan pembelian ke departemen pembelian untuk mendapatkan bahan baku yang diperlukan .

4. Staf manajemen bahan melepaskan pesanan pekerjaan ke departemen produksi sesuai dengan persyaratan rencana produksi, dan menjadwalkan staf kerja langsung berdasarkan informasi rute tenaga kerja untuk setiap produk di lantai toko. Barang yang sudah selesai dikirim segera ke pelanggan atau disimpan di gudang sebagai barang jadi .

5. Staf akuntansi biaya menyusun ringkasan biaya untuk setiap batch yang diselesaikan oleh kelompok produksi, yang disediakan untuk

125

manajer teknik dan manajer produksi. Informasi ini diperlukan untuk menemukan variasi dari harapan, yang dapat menyebabkan perubahan desain atau perubahan dalam instruksi kerja yang digunakan di lantai toko.

Dokumen terkait