• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK PEREKONOMIAN JAKARTA

Berdasarkan pantauan terhadap berbagai faktor baik kondisi ekonomi global dan nasional serta berbagai kebijakan yang akan ditempuh pemerintah, perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2015 diprakirakan tumbuh di kisaran 5,2% - 5,7% (yoy). Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2014, namun lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya. Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi 2015 tersebut seiring dengan masih lemahnya pemulihan perekonomian global dan nasional sehingga berpengaruh pada masih terbatasnya kinerja ekspor ke luar negeri dan kinerja perdagangan antardaerah. Namun, terdapat beberapa faktor positif yang mendorong lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yaitu dorongan konsumsi terkait Pilkada serentak, serta meningkatnya belanja Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur strategis. Adapun Inflasi Jakarta diprakirakan di kisaran 3,0% - 3,5% (yoy), lebih rendah dari prakiraan semula di kisaran 4,3% - 4,7% (yoy). Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari eksternal maupun internal, terutamanya pergerakan harga komoditas dunia serta masih lemahnya tingkat permintaan masyarakat.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2015 diperkirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun perekonomian

pada triwulan III tumbuh membaik, secara keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi 2015 diperkirakan tetap lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Masih lemahnya perekonomian global dan nasional memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta. Kondisi tersebut berpengaruh pada melemahnya kinerja ekspor ke luar negeri dan kinerja perdagangan antardaerah. Namun, terdapat indikasi positif pada triwulan III 2015, yaitu mulai membaiknya kinerja perekonomian DKI Jakarta seiring membaiknya realisasi belanja APBD dan kinerja ekspor luar negeri yang mulai tumbuh positif. Hal ini berdampak pada

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi DKI Jakarta | Triwulan III 2015

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta 54

angka prakiraan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang lebih optimis dari perkiraan sebelumnya yaitu dari 5,0-5,4% menjadi 5,3-5,7%.

Prospek Perekonomian Global

Pemulihan perekonomian global diperkirakan masih terbatas bersumber dari terbatasnya pertumbuhan ekonomi emerging markets. pertumbuhan

ekonomi emerging market masih belum menunjukkan perbaikan yang

signifikan, seiring dengan terus melemahnya ekonomi Tiongkok.

Perekonomian Tiongkok terus melanjutkan perlambatan pada triwulan III 2015 yaitu tumbuh sebesar 6,9% yoy. Namun, terdapat indikasi positif yaitu Pemerintah Tiongkok meluncurkan kebijakan fiskal berupa program reformasi badan usaha milik Negara (BUMN) untuk mendorong investasi langsung dan masuknya aliran modal.

Pertumbuhan ekonomi negara maju membaik, meskipun masih belum solid. Kinerja Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh terbatas

dan masih rentan tercermin dari indikator ketenagakerjaan yang masih lemah. Data non-farm payrolls mengindikasikan lemahnya indikator ketenagakerjaan dan berada di bawah ekspektasi pasar (Grafik VI.1). Selain itu, belum solidnya pemulihan ekonomi AS terindikasi dari masih lambatnya ekspansi sektor manufaktur yang disebabkan oleh penurunan pertumbuhan output produksi terkait permintaan ekspor dari AS yang terus terkontraksi sejak awal tahun 2015. Kontraksi ekspor AS dipengaruhi oleh penguatan dolar AS dan lemahnya permintaan global. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik, ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan sektor manufaktur yang ekspansif.

Grafik VI.1 PMI dan Industrial Production

Tiongkok

Grafik VI.2 Nonfarm Payrolls dan Tingkat

Pemulihan ekonomi global yang masih terbatas berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun. Perkembangan harga

komoditas yang menurun antara lain dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai konsumen terbesar(Grafik VI.2). Sementara itu, harga minyak juga masih terus turun karena masih lemahnya permintaan global dan pasokan yang melimpah. Kondisi ini diperkirakan akan mengurangi pasokan minyak dari negara-negara non-OPEC pada tahun mendatang.

Sejalan dengan penundaan kenaikan Fed Fund Rate (FFR), tekanan di pasar keuangan global mulai mereda. Rilis minutes FOMC September pada

Oktober 2015 memperkuat nuansa perkiraan pasar tentang kenaikan FFR semakin bergeser ke Maret atau April 2016 (Grafik VI.3). Mulai redanya tekanan di pasar keuangan global, mendorong arus modal portofolio asing ke

emerging markets, termasuk Indonesia.

Grafik VI.3 Survey Bloomberg tentang Suku Bunga FFR

Prospek Perekonomian Nasional

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV diperkirakan tumbuh membaik, didorong oleh belanja modal pemerintah dan mulai membaiknya aktivitas sektor swasta. Pertumbuhan ekonomi terutama

didukung oleh akselerasi investasi pemerintah, sejalan dengan meningkatnya realisasi belanja modal pemerintah. Hal itu tercermin dari meningkatnya belanja modal dan meningkatnya proyek-proyek pemerintah yang telah memasuki tahap konstruksi. Kegiatan investasi yang meningkat juga dikonfirmasi oleh kenaikan penjualan semen dan perbaikan penjualan alat berat untuk konstruksi. Sementara itu, investasi swasta masih relatif terbatas, namun diperkirakan akan meningkat, seiring dengan rangkaian paket

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi DKI Jakarta | Triwulan III 2015

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta 56

kebijakan pemerintah, termasuk berbagai deregulasi yang mendukung iklim investasi. Di sisi lain, aktivitas konsumsi swasta mulai menunjukkan perbaikan didorong oleh persiapan Pilkada serempak. Sejalan dengan itu, perbaikan ekspor diperkirakan akan berlangsung secara gradual seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang masih terbatas.

Dari sisi penawaran, penopang utama pertumbuhan ekonomi diperkirakan berasal dari sektor non-tradable sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik. LU konstruksi diperkirakan tumbuh

meningat seiring meningkatkanya aktivitas proyek infrastruktur pemerintah. Kinerja LU transportasi khususnya angkutan udara dan komunikasi juga meningkat, sebagai respons terhadap konsumsi swasta yang masih kuat. Selain itu, sektor transportasi, pergudangan, informasi, dan komunikasi diperkirakan meningkat sejalan dengan optimalisasi jaringan 4G dan mulai tingginya konsumsi data sejalan dengan maraknya transaksi online. Sementara itu, terus meningkatknya jumlah kunjungan wisatawan diperkirakan mampu mendorong pertumbuhan LU PHR untuk tumbuh lebih tinggi.

LU tradable tumbuh terbatas sejalan dengan masih lambatnya pemulihan ekonomi global. LU pertambangan diperkirakan masih terus terkontraksi

terutama akibat penurunan produksi batubara dan tembaga. Rendahnya permintaan dunia terhadap batubara yang diiringi dengan penurunan harga mendorong berlanjutnya pemangkasan produksi domestik yang disertai dengan PHK. Masih lemahnya pemulihan ekonomi global juga berdampak pada stagnannya kinerja LU manufaktur.

Prospek Perekonomian DKI Jakarta

Perekonomian DKI Jakarta diperkirakan tumbuh lebih rendah pada triwulan IV 2015 di tengah masih lemahnya pemulihan ekonomi global.

Perekonomian Jakarta pada triwulan IV 2105 diprakirakan tumbuh sebesar 5,6% - 6,0% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel VI.2). Belum kuatnya kinerja perekonomian DKI Jakarta seiring masih terbatasnya kinerja ekspor, di tengah masih lemahnya pemulihan ekonomi global. Di samping itu, dorongan dari permintaan domestik juga masih terbatas seiring lemahnya konsumsi rumah tangga dan perdagangan antar daerah. Merespons permintaan domestik dan ekspor yang masih lemah, impor masih tumbuh negatif. Sementara itu, kinerja investasi tumbuh

meningkat seiring dengan peningkatan realisasi belanja modal Pemerintah Daerah terutama pembangunan infrastruktur strategis di Jakarta. Untuk keseluruhan tahun 2015, perekonomian DKI Jakarta diprakirakan tumbuh lebih rendah dari tahun sebelumnya di kisaran 5,2%-5,7% yoy.

Tabel VI.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Sisi Permintaan (%,yoy)

PDRB (%,yoy) 6.0 6.2 5.4 6.2 5.1 5.2 6.0 5.6 - 6.0 5.2 - 5.7 5.7 - 6.1 Sisi Permintaan

Konsumsi Rumah Tangga 5.5 5.9 5.8 5.2 5.1 5.0 5.0 4.9 - 5.3 4.9 - 5.3 4.9 - 5.3

Konsumsi LNPRT 33.3 31.1 7.1 (1.0) (12.9) (12.7) 3.7 5.2 - 5.6 (4.9) - (4.5) 5.0 - 5.4

Konsumsi Pemerintah 6.1 (3.1) 2.7 1.5 2.1 (3.1) 2.1 2.6 - 6.0 0.9 - 1.3 3.3 - 3.7

Pembentukan Modal Tetap Bruto 4.7 3.8 1.6 2.7 3.7 2.5 2.8 2.9 - 3.3 2.8 - 3.2 3.4 - 3.8

Perubahan Inventori (20.8) 11.4 14.1 (20.7) 4.8 (47.7) (15.0) 4.0 - 6.0 (23.0)-(22.0) 3.9 - 4.3

Ekspor Luar Negeri (1.4) 0.5 2.4 (3.5) (1.5) (2.9) 0.4 0.8 - 1.7 (1.2) - (0.3) 1.4 - 2.3

Net Ekspor Antar Daerah 10.1 (2.6) (12.0) 14.4 (11.2) (14.8) (10.2) (6.8) - (6.0) (10.5) -(11.5) (2.4) - (1.6)

Impor Luar Negeri 4.6 (2.0) (4.8) (0.1) (6.2) (9.7) (5.8) (3.3) - (2.5) (6.8) - (5.6) (2.3) - (1.7)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

p

proyeksi Bank Indonesia

2016

IVp Total-p Ip

I II III IV I II III

2014 2015

Dokumen terkait