• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 85-96)

6. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Perekonomian Sumsel diperkirakan akan mengalami peningkatan pada triwulan II 2015 yang didorong oleh perbaikan investasi. Sedangkan inflasi akan berada pada kondisi yang terkendali seiring dengan semakin membaiknya koordinasi antar instansi terkait dalam meredam kenaikan harga dan terjaminnya ketersediaan bahan pangan.

 Pembangunan dari proyek Pemerintah akan mendongkrak pertumbuhan investasi secara signifikan.

 Pergerakan inflasi diperkirakan cukup terkendalididukung oleh faktor koordinasi antar instansi yang semakin baik dalam mengendalikan inflasi, sertainfrastruktur yang memadaidanmasuknya musim panen menjamin ketersediaan stok di pasar.

6.1 Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II 2015 diproyeksikan akan lebih baik dari triwulan I 2015. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi pada kisaran 5,3 5,6% (yoy), lebih baik dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini diperkirakan karena membaiknya investasi di triwulan II 2015 yang didorong oleh mulai dijalankannya secara optimal proyek-proyek besar Pemerintah. Salah satunya adalah proyek-proyek-proyek-proyek strategis Pemerintah seperti proyek pembangkit listrik, proyek untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games di tahun 2018, proyek pembangunan jalan tol Sumatera, dan proyek pembangunan infrastruktur perhubungan dan pertanian .

Grafik 6-1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan P : Proyeksi Bank Indonesia

Sumber: BPS, estimasi BI

Pertumbuhan ekonomi di triwulan II diperkirakan berasal dari investasi Pemerintah yang salah satunya berasal dari hasil dana pengalihan pengurangan subsidi BBM.

70

Peningkatan nilai investasi di periode berikutnya, diharapkan akan berdampak besar terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga. Dengan pangsa yang besar, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 bersama dengan komponen investasi. Peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan April 2015 mengindikasikan meningkatnya optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian. Tingginya konsumsi juga seiring dengan akan masuknya bulan suci ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri.

Secara keseluruhan di tahun 2015, Pertumbuhan investasi diperkirakan akan terus tumbuh. Saat ini Pemerintah daerah Provinsi Sumatera Selatan bersama Pemerintah Pusat bersinergis mendorong percepatan pembangunan infrastruktur strategis Sumatera Selatan terutama yang terkait dengan pembangunan jalan tol, double track

jalur kereta api, Kereta api perkotaan, underpass, fly over, dan pembangunan duplikasi Musi II serta percepatan pembangunan jembatan Musi III, Musi IV, dan Musi VI dan optimalisasi fungsi terminal, serta beroperasinya pelabuhan Tanjung Api-Api dan terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api yang mendukung pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan ke depan. Selain itu, dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa pengusaha berencana untuk melakukan replanting kebun, perawatan mesin serta pembangunan pabrik di berbagai industri pengolahan di Sumsel.

Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor pada 2015 diperkirakan masih akantumbuh namun melambat. International Monetary Fund

(IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2015 sebesar 3,5%, sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 3,3%. Walaupun pemulihan ekonomi AS semakin solid, namun ekonomi negara-negara maju lainnya masih mengalami perlambatan seperti Uni Eropa dan Jepang akibat masih lemahnya investasi, dan tingginya hutang swasta serta pemerintah sebagai warisan dari periode krisis global. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan juga masih cendrung menurun.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Provinsi Sumsel terutama Amerika Serikat diperkirakan akan terus meningkat, walaupun masih dalam fase pemulihan. Sementara itu, perekonomian Eropa masih tumbuh relative terbatas dengan faktor risiko yang masih cukup tinggi. Hal serupa juga terjadi pada ekonomi Tiongkok yang diperkirakan tumbuh lebih rendah. Di sisi lain, perekonomian India diperkirakan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, sehingga prospek ekspor ke negara ini masih baik.

Tabel 6-1. Proporsi Ekspor Sumatera Selatan, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Tahun 2014 dan 2015 (dalam persentase)

71

Negara Ekspor Sumsel Proyeksi 2013 2014 2015 2016 AS 20 2.2 2.4 3.1 3.1 China 12.2 7.8 7.4 6.8 6.3 Eropa 15.7 -0.5 0.9 1.5 1.6 Jepang 9.4 1.6 -0.1 1 1.2 India 9.7 6.9 7.2 7.5 7.5 Negara Maju 1.4 1.8 2.4 2.4 Negara Berkembang 5 4.6 4.3 4.7 Dunia 3.4 3.4 3.5 3.8

Sumber: Cognos & www.imf.org

Hasil proyeksi IMF April 2015 memprediksikan bahwa pertumbuhan volume perdagangan dunia akan meningkat dari 3,1% pada 2014 menjadi 3,7% pada 2015 seiring dengan perbaikan ekonomi di Amerika Serikat dan stabilnya harga minyak bumi. Sejalan dengan hal hal tersebut, aktivitas impor negara maju diperkirakan juga akan tumbuh lebih tinggi.

Tabel 6-2. Volume Perdagangan Internasional

2012 2013 2014 2015 Volume Perdagangan Internasional 3.5 3.4 3.7 4.7 Impor Negara Maju 2.1 3.3 3.3 4.3 Negara Berkembang 5.5 3.7 3.5 5.5 Ekspor Negara Maju 3.1 3.3 3.2 4.1 Negara Berkembang 4.6 3.4 5.3 5.7

Sumber: IMF, World Economic Outlook Update, April2015.

Kondisi perdagangan eksternal diperkirakan meningkat. Sebagai efek lanjutan dari peningkatan perekonomian AS di 2015 dan perbaikan ekonomi global, diperkirakan ekspor maupun impor di Sumsel akan mengalami peningkatan pada triwulan II 2015. Harga komoditas diperkirakan masih cenderung menurun meskipun penurunannya tidak sebesar tahun sebelumnya, sehingga diperkirakan akan meningkatkan volume perdagangan Sumsel. Pelemahan Rupiah turut memberikan andil positif terhadap peningkatan nilai ekspor Sumsel. Namun demikian, peningkatan kualitas produk menjadi tantangan bagi Sumsel.Mayoritas produk olahan Sumsel masih sederhana yang membuat risiko terhadap fluktuasi harga komoditas internasional masih cukup tinggi, khususnya komoditas karet. Perlambatan ekspor karet yang masih terus terjadi hingga triwulan ini perlu menjadi perhatian bersama guna memperbaiki perekonomian khususnya melalui sektor perkebunan.

72

Peraturan Pemerintah Daerah terkait program bahan olahan karet (bokar) bersih perlu diimplementasikan secara konsisten. Dengan program tersebut, diharapkan kualitas karet Indonesia dapat menjadi lebih baik dan mampu mendorong nilai tambah komoditas karet Sumsel. Selain itu, permasalahan mendasar seperti peningkatan kapasitas SDM, dan penertiban tataniaga karet perlu untuk segera diperbaiki. Kerja sama antar perusahaan penghasil karet dengan perusahaan pengguna bahan olahan karet perlu ditingkatkan melalui peran Pemerintah dan asosiasi pengusaha agar penyerapan karet di pasar domestik tetap terjamin. Sementara itu koordinasi dengan negara Asean produsen baru karet perlu segera dilaksanakan agar ketersediaan stok karet di pasar global tidak berlebih.

Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan triwulan II 2015 diperkirakan masih akan bertumpu pada sektor pertanian, industri pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan akan kembali tumbuh pada periode kedepan sejalan dengan meningkatnya permintaan untuk kebutuhan pembangkit listrik dan negara tujuan ekspor baru.

Dinas Pertanian Sumsel memperkirakan akan terjadi peningkatan produksi padi dan luas panen di tahun 2015 ini sehingga produksi tanaman bahan makanan diperkirakan akan tumbuh cukup tinggi dan dapat menjamin ketersediaan pasokan. Investasi pembangunan infrastruktur dalam mendukung ketahanan pangan ditingkatkan secara signifikan. Kondisi ini diharapkan dapat mendorong hasil pertanian lebih produktif lagi. Selain itu, industri makanan dan minuman diperkirakan akan tumbuh positifguna memenuhi permintaan domestik terutama pada kegiatan nasional maupun internasional.

Di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi di triwulan II 2015. Mulai beroperasinya pembangkit listrik baru guna memenuhi kebutuhan listrik Sumsel, diyakini akan meningkatkan kinerja pertambangan batubara di tahun 2015. Di sisi lain, produksi minyak bumi dan gas diperkirakan akan relatif stabil. Pertumbuhan di sektor perdagangan diperkirakan masih akan bertumpu pada kinerja subsektor perdagangan besar dan eceran.Sementara itu, pertumbuhan sektor konstruksi diperkirakan juga cendrung meningkat sejalan dengan meningkatnya investasi.

Secara keseluruhan, perekonomian Sumsel pada tahun 2015 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Ekonomi Sumsel diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,5-6,0%,sejalan denganpeningkatankinerja sektor utama khususnya sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dankonstruksi.

73

6.2 Inflasi

Grafik 6-2. Proyeksi Inflasi Tahunan Sumatera Selatan Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan dan proyeksi Bank Indonesia

Grafik 6-3. Ekspektasi Harga Konsumen Sumber: Survei Konsumen, BI

Tekanan inflasi Sumsel di triwulan II 2015 diperkirakan sedikit meningkat, namun masih berada dibawah realisasi 2014. Di penghujung 2014, inflasi Sumsel meningkat hingga mencapai 8,48% (yoy) kemudian turun pada triwulan I 2015 sebesar 6,26% (yoy). Namun demikian, tekanan inflasi di triwulan II 2015 diperkirakan akan cenderung meningkat disebabkan adanya momen keagamaan bulan puasa di bulan Juni. Inflasi triwulan II 2015 diperkirakan berada pada kisaran 7% - 8% (yoy) dengan perkiraan bias kebawah. Kenaikan tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kelompok volatile foods seiring dengan tingginya permintaan bahan pangan pada saat bulan puasa dan menjelang lebaran. Selain itu rencana kenaikan tarif listrik, LPG 12 Kg, dan tarif angkutan perlu menjadi perhatian utama penyebab kenaikan harga-harga komoditas lainnya.Penetapan harga BBM bersubsidi yang mengikuti pasar dunia juga menjadi faktor risiko yang akan meningkatkan inflasi.

Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa dalam periode 3 dan 6 bulan mendatang inflasi diperkirakan akan mengalami penurunan yang tercermin dari menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kenaikan harga. Begitu juga dengan ekspektasi harga pada periode 12 bulan mendatang yang diperkirakan menurun.

Tabel 6-3. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Sumatera Selatan (% yoy)

Indikator 2014 2015

Periode I II III IV 2014 I II

Pertumbuhan Ekonomi 3,80 4,87 4,10 5,96 4,68 4,77 5,3 - 5,6

Inflasi 5,11 4,33 3,26 8,48 8,48 7,02 7,0 - 8,0

P: Proyeksi Bank Indonesia Sumber: BPS, estimasi BI

Dibandingkan dengan realisasi inflasi Sumsel di tahun 2014, inflasi Sumsel pada tahun 2015 diperkirakan masih sejalan dengan target awal tahun yaitu pada kisaran 4±1%.

74

Hal tersebut diperkirakan didukung oleh kondisi cuaca yang kondusif dibanding tahun lalu, stabilnya harga BBM dan tarif angkutan, dan meningkatnya produktivitas sektor pertanian akibat fasilitas penunjang yang memadai. Selain itu, dengan tersedianya informasi harga pangan melalui PIHPS dan koordinasi melalui forum TPID diharapkan gejolak harga yang berlebihan dapat diminimalisir.

75

76

77

Daftar Istilah

Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Qtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Share Of Growth Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi

melalui peningkatan modal Sektor ekonomi

dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan

Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup

industri minyak dan gas

Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Share effect Kontribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100

Indeks Harga

Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu Indeks Kondisi

Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100 Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

Dana

Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Indeks

Pembangunan Manusia

Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

78

Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Ekspor Dalah keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik

yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat

komersil maupun bukan komersil PDRB atas dasar

harga berlaku

Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian PDRB atas dasar

harga konstan Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik

pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI Dana Pihak

Ketiga (DPK) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito

Loan to Deposits

Ratio (LDR) Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari

perbankan dalam periode tertentu

Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu

Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya

Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan

menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bamk berdasarkan risiko dari masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan

kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Capital

Adequacy Ratio

(CAR)

Rasio antara modal (modal inti dan modalpelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Financing to Deposit Ratio

(FDR)

Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional

79

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Kliring Debet Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan

penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menagani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional

Non Performing Loans/Financing (NPLs/Ls)

Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugia yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kedit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari totsl kredit macet (setelah dikurangi agunan)

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)

Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) Industri Pekerja

Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu industri.

80

Pekerja Dibayar Pekerja Tidak Dibayar I nput Output Nilai Tambah/Value Added Produktivitas Tingkat Efisiensi Intensitas Tenaga Kerja Gross Margin Usaha Perusahaan Perusahaan Industri Jasa Industri

Oorang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan mendapatkan upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.

Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.

Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.

Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan-penerimaan lainnya.

Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah menurut harga pasar.

Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun yang tidak dibayar.

Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.

Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap nilai tambah.

Persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output. Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung resiko.

Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi, bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.

Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.

Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 85-96)

Dokumen terkait