• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK USAHA PERSEROAN

BAB VIII KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

9. PROSPEK USAHA PERSEROAN

8. STRATEGI PERSEROAN

Perseroan mengembangkan berbagai strategi dalam menjalankan kegiatan usaha, ditengah ketatnya persaingan dengan sesama perusahaan pembiayaan sejenis dengan fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat, dan akan menjalankan pembiayaan alat berat dan mesin industri.

Strategi Pemasaran

x Perluasan jaringan usaha Perseroan dengan penambahan kantor perwakilan dan kantor cabang di beberapa daerah potensial;

x Lebih fokus dalam mendapatkan aplikasi dari nasabah BII melalui kantor cabang BII;

x Terus memperkuat posisi kami di pasar mobil baru khususnya pada segmen menengah ke atas; dan

x Memperluas segmen baru di mass market dengan berfokus pada beberapa merek tertentu. Strategi Bidang Operasional dan Teknologi Informasi

x Mengoptimalkan dan memaksimalkan aplikasi masuk;

x Meningkatkan efisiensi waktu (turn around time) dalam hal proses persetujuan kredit;

x Memperbaiki kebijakan dan pemeringkatan risiko kredit;

x Memperkuat proses penagihan dan tim collection; dan

x Memperbaiki rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio). Strategi Bidang Produk Pembiayaan

x Pembiayaan baru untuk mesin industri dan alat berat. Strategi Bidang Sumber Daya Manusia

x Menjalankan training dan pelatihan secara intensif dan komprehensif;

x Memberikan penghargaan kepada tim marketing yang berprestasi;

x Menelaah Key Performance Indicator (KPI), skema penghargaan dan sanksi untuk meningkatkan produktivitas karyawan; dan

x Marketing Convention sebagai sarana untuk program motivasi dan apresiasi.

9. PROSPEK USAHA PERSEROAN

Berdasarkan data industri kendaraan bermotor di Indonesia, pertumbuhan penjualan mobil nasional menunjukan perkembangan yang positif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian jumlah penjualan dalam unit, sempat mengalami penurunan pada tahun 2006 dan di tahun 2009, sebagai imbas dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang memberikan tekanan kepada kemampuan daya beli masyarakat dan kenaikan biaya produksi industri otomotif di dalam negeri. Penjualan mobil baru pada tahun 2012, seperti dilaporkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Sumber: Gaikindo, Desember 2012), menunjukkan jumlah penjualan sebesar 1.116.230 unit. Pencapaian ini merupakan angka tertinggi sepanjang periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2012.

Sumber: Gaikindo, Penjualan Mobil di IndonesiaTahun 2005-2012, Desember2012

Laju pertumbuhan produksi kendaraan bermotor nasional, didukung dengan tingkat penjualan yang sepadan terhadap kendaraan bermotor secara nasional, hal ini disebabkan banyaknya alternatif dan pilihan terhadap kepemilikan kendaraan bermotor, diantaranya melalui pembiayaan kendaraan bermotor yang dibiayai oleh perbankan dan atau lembaga pembiayaan,

534 319 433 604 486 752 894 1.116 -40,27% 35,88% 39,33% -19,49% 54,64% 18,95% 24,84% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 200 400 600 800 1.000 1.200 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Penjualan Mobil Indonesia Tahun 2005-2012

( dalam ribuan unit)

a. Perkembangan industri kendaraan bermotor di Indonesia

Industri kendaraan bermotor roda empat di Indonesia berkembang cukup baik untuk periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2004, namun terjadi perlambatan pada akhir tahun 2005 dan kemudian menunjukkan perkembangan menuju pemulihan pada semester kedua tahun 2006. Industri otomotif Indonesia kembali menunjukan pertumbuhan yang baik, sebagaimana dapat diketahui dari data pada tahun 2008. Selama tahun 2008, perkembangan industri otomotif cukup tinggi, beberapa kali penjualan bulanan mobil baru nasional berhasil mencetak rekor yang baik, dan berdasarkan data Gaikindo (Sumber: Gaikindo, Desember 2012), penjualan mobil baru nasional mencapai 608 ribu unit atau naik sekitar 40% dibandingkan tahun sebelumnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi industri ini antara lain :

x Pemulihan secara bertahap pendapatan masyarakat Indonesia setelah krisis ekonomi

x Kondisi politik yang kondusif

x Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik secara umum, dengan posisi cadangan deivisa yang kuat.

x Banyaknya pilihan dan ragam terhadap jenis otomotif yang diluncurkan sejak tahun 2005, dengan harga jual yang relatif terjangkau, meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor, termasuk berbagai pilihan pembiayaan.

x Kondisi infrastruktur transportasi publik yang belum memadai, memberikan alternatif pilihan untuk memanfaatkan sarana transportasi pribadi/ perorangan

x Kecenderungan tingkat suku bunga pinjaman yang relatif lebih rendah, yang dimulai sejak semester I tahun 2006, dibandingkan dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya

x Rasio kepemilikan kendaraan bermotor roda empat relatif rendah dibandingkan negara-negara Asean lainnya: Indonesia 2,86%, Thailand 7,14% dan Malaysia 14,29% (sumber: http ://www.atimes.com)

Sumber: Gaikindo, Desember 2012

Penjualan mobil baru di tahun 2012, memperlihatkan laju pertumbuhan yang berarti, terutama didukung oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang kondusif, sebagaimana terlihat dari tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang stabil dan terukur, serta meningkatnya daya beli masyarakat dan didukung dengan tingginya tingkat kepercayaan investor asing untuk melakukan investasi di berbagai sektor industri di Indonesia. Perkembangan tingkat penjualan untuk industri otomotif berdasarkan data Gaikindo (Sumber: Gaikindo, Desember 2012), penjualan mobil baru di tahun 2012 meningkat 24,84% apabila dibandingkan posisi tahun 2011 (tahun 2010 – 2011 meningkat 18,95%).

0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des 2012 2011

Penjualan Mobil Baru Nasional

Tahun 2011-2012

101

Sumber: Gaikindo, Desember 2012

b. Peluang perusahaan pembiayaan di Indonesia

Peraturan tentang permodalan baru Pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, telah menaikkan modal minimum bagi perusahaan pembiayaan yang berbentuk bukan koperasi dari Rp10 miliar menjadi Rp100 miliar agar perusahaan pembiayaan dapat memperkuat basis permodalannya dan mengembangkan usahanya. Seluruh perusahaan pembiayaan diberi waktu satu tahun untuk menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut. Tetapi berdasarkan surat dari Departemen Keuangan No. S-350/MK.10/2007 tanggal 19 Maret 2007, Perseroan mendapatkan pengecualian dimana Perseroan tidak harus menyesuaikan modal disetornya menjadi Rp100 miliar dikarenakan masih satu grup dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Keputusan lainnya dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa perusahaan pembiayaan yang sehat wajib memiliki piutang pembiayaan minimum 40% dari total aset. Peraturan ini akan mengakibatkan persaingan yang lebih ketat dan akan berakibat dapat menyebabkan tersaringnya perusahaan yang tidak bisa bersaing serta memiliki modal yang kuat.

Peluang usaha dalam industri pembiayaan nasional masih terbuka lebar berpegang pada kinerja penjualan produk otomotif, khususnya kendaraan roda empat. Lebih lanjut beberapa faktor yang mendukung perkembangan industri pembiayaan kendaraan adalah sebagai berikut:

x Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang secara umum mendukung.

x Kondisi politik yang kondusif.

x Permintaan akan produk otomotif yang relatif tinggi dengan fakta bahwa fasilitas transportasi umum yang kurang memadai dari segi kualitas dan kuantitas.

x Perkembangan yang agresif dari kalangan manufaktur dengan produksi varian yang beragam sesuai segmentasi pasar.

x Pangsa pasar pembiayaan mobil bekas yang masih terbuka sebagai diversifikasi produk pembiayaan dan marjin usaha yang lebih besar dibandingkan dengan mobil baru.

x Persaingan dari lembaga keuangan penyedia jasa pembiayaan yang membuat pasar pembiayaan lebih beragam dan bersaing sehat.

c. Analisis Persaingan Usaha

Sepanjang tahun 2012, perkembangan ekonomi nasional memperlihatkan kondisi makro yang cukup baik dan sistem keuangan yang tetap terjaga di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi oleh berbagai ketidakpastian, seperti prospek pemilihan ekonomi di kawasan ekonomi di kawasan Eropa, serta pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di tahun 2012 diperkirakan sebesar 6,5%. Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh permintaan domestik yang masih kuat dan kinerja ekspor yang tetap terjaga.

Pertumbuhan permintaan dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor yang menurun tajam, di tengah permintaan domestik yang masih kuat dan konsumsi BBM yang meningkat, menyebabkan surplus neraca perdagangan non migas menyusut dan defisit neraca perdagangan migas melebar. Defisit transaksi berjalan ini dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat pesat dibandingkan tahun sebelumnya sehingga NPI masih mengalami surplus sebesar US$0,2 miliar dan cadangan devisa dapat dipertahankan pada tingkat relatif aman.

501 296 412 601 465 703 838 1.066 -40,88% 39,06% 45,91% -22,61% 51,14% 19,28% 27,16% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% -200 400 600 800 1.000 1.200 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Produksi (Ribuan Unit) Pertumbuhan Tahunan (%)

Produksi Kendaraan di Indonesia Tahun 2005-2012

Dengan memperhatikan tingkat cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai USD112,8 miliar, atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Di sisi harga, tahun 2011 diwarnai oleh inflasi yang sedikit meningkat, Inflasi IHK pada tahun 2012 tercatat sebesar 4,30% (yoy).

( Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2012 ; Ministry of State Secretarial Of Republic Indonesia, 2012; Bank Indonesia)

Kondisi perekonomian nasional yang cukup stabil di tahun 2012, mempunyai korelasi yang kuat terhadap daya dukung dari sektor ril, diantaranya dari sektor industri otomotif dan transportasi, hal ini dapat diketahui dari data perkembangan volume produksi dan tingkat penjualan untuk industri otomotif. Menurut data Gaikindo (Sumber: Gaikindo, Desember 2012), berdasarkan posisi dibulan Desember 2012, tingkat penjualan mobil baru di tahun 2012 meningkat 24,84% apabila dibandingkan posisi tahun 2011, yaitu dari 837.948 unit (tahun 2011) meningkat menjadi 1.065.557 unit (tahun 2012). Demikian juga terhadap volume produksi kendaraan roda empat, dapat diketahui dari periode pengamatan, untuk kurun waktu 5 tahun terakhir (tahun 2008 sampai dengan tahun 2012), tingkat pertumbuhan rata-rata majemuk (CAGR) untuk volume produksi otomotif mencapai 24,18% pertahun, dari posisi produksi sebesar 600.628 unit di tahun 2008, kemudian di tahun 2012 mencapai tingkat produksi sebesar 1.065.557 unit.

Laju perkembangan sektor ril pada industri otomotif tersebut, khususnya tingkat penjualan secara nasional, didukung secara berarti oleh perusahaan-perusahaan pembiayaan.

Salah satu perusahaan pembiayaan tersebut adalah Perseroan, yang secara berkesinambungan dan konsisten, sejak tahun 1991 menjadi salah satu perusahaan pembiayaan yang fokus pada pembiayaan otomotif, khususnya kendaraan roda empat. Perkembangan industri otomotif dan pertumbuhan ekonomi nasional yang relatif stabil, serta tren positif dari tingkat penjualan otomotif di Indonesia, menjadi faktor penting terhadap tumbuh dan berkembangnya prospek usaha perseroan.

Berdasarkan data dari Info Bank, edisi 401, Agustus tahun 2012, menempatkan Perseroan berada dalam posisi 9 untuk peringkat perusahaan pembiayaan, dalam kategori perusahaan pembiayaan yang memiliki aset antara Rp1 triliun ke atas dari peringkat 50 perusahaan pembiayaan yang diobservasi.

Perseroan dengan dukungan penuh dari pemegang saham utama PT Bank Internasional Indonesia Tbk, didalam menghadapi persaingan saat ini, maupun dimasa yang akan datang , menyadari sepenuhnya, terhadap karateristik persaingan usaha pada sektor jasa keuangan.

Sektor pembiayaan memiliki sifat dinamis, yang memiliki kecenderungan untuk mengikuti perkembangan pola hidup konsumen yang menjadi target pemasaran. Dimana perubahan yang terjadi dari produk jasa keuangan ini akan menciptakan persaingan usaha, baik dari segi kualitas, termasuk dari segi pelayanan, persaingan tarif, pasokan produk dari pemegang merk otomotif (principaldan jaringan distribusinya ) maupun berbagai sisi lainnya.

Perseroan telah melakukan upaya yang berkesinambungan untuk mempersiapkan diri, didalam menghadapi persaingan secara nasional dengan menerapkan strategi, diantaranya :

1. Proses kredit yang cepat didukung oleh Web Base System(Credit Approval via web) 2. Memberikan suku bunga yang kompetitif kepada konsumen

3. Menjalin hubungan yang baik dengan dealer-dealerotomotif

4. Jaringan kantor cabang yang mendekati sentra-sentra perkembangan ekonomi daerah 5. Diversifikasi berbagai instrumen pendanaan (dari pasar modal dan perbankan)

Fungsi dan peranan teknologi informasi menjadi sangat penting, dengan sistem yang mampu memberikan masukan terkini dengan basis penerapan prinsip kehati-hatian (know your customer), dan mampu memberikan percepatan pelayanan kepada konsumen. Secara berkesinambungan, Perseroan memiliki hubungan yang baik dengan dealer-dealer otomotif di berbagai daerah dan melayani konsumen di 22 provinsi di Indonesia, dengan menciptakan manfaat bisnis dan hubungan yang saling menguntungkan (win-win solution), akan memberikan kesinambungan usaha perseroan dalam jangka panjang, khususnya terhadap pasokan produk-produk otomotif terpilih yang berkualitas. Perseroan secara bertahap melakukan diversifikasi sumber pendanaan, dan secara progresif menerapkan kebijakan kesepadanan (matching policy) antara sumber pendanaan dan pembiayaan yang diberikan, sehingga terbentuk struktur pembiayaan yang optimal, yang mampu memberikan tarif yang kompetitif kepada konsumen dan mitra usaha.

Dokumen terkait