• Tidak ada hasil yang ditemukan

Provinsi Kalimantan Timur

Dalam dokumen PENELITIAN TENTANG DEPORTASI TKI (Halaman 106-116)

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian: Praktek-Praktek yang Dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam Melindungi WNI yang Dideportas

4. Provinsi Kalimantan Timur

a. Pemerintah Kabupaten Nunukan cq. Asisten Tata Pemerintahan82

Kabupaten Nunukan merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di wilayah utara Provinsi Kalimantan Timur. Daerah ini berbatasan dengan Negara Malaysia Timur-Sabah di utara dan Negara Malaysia Timur-Serawak di barat. Daerah ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain di sektor pertambangan, dengan hasil tambangnya berupa minyak bumi dan batu bara. Di sektor primer, untuk kegiatan pertanian di daerah Nunukan ini, hasil budidaya tanaman pangan menjadi sumber utama mata pencaharian penduduk, dengan hasil pertaniannya berupa padi, tanaman hortikultura dan palawija. Di sektor perkebunan komoditi utama yang dihasilkan daerah ini berupa kakao, kelapa dan kopi robusta.

Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya migrasi TKI ke luar negeri. Di samping faktor penarik yang ada di luar negeri berupa upah yang lebih tinggi, maka faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pendorong yang ada di dalam negeri, yaitu belum terpenuhinya salah satu hak dasar warga negara yang paling penting yaitu: pekerjaan seperti diamanatkan di dalam Pasal 27 D ayat (2) UUD 1945 dan perubahannya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sementara itu, Malaysia sebagai negara maju begitu memberikan kemudahan kepada TKI yang mau bekerja. Negara ini tidak mempersoalkan tingkat pendidikan dan ijasah, selama para TKI memiliki kemampuan dan keahlian di

82

Djemmi, Asisten Tata Pemerintahan pada Pemerintah Kabupaten Nunukan, wawancara pada tanggal 28 September 2010

bidang pekerjaan yang ingin mereka tekuni, maka TKI akan diarahkan ke pekerjaan yang menjadi minatnya. Namun sayangnya, kemudahan yang diberikan oleh negara tetangga itu sering dimanfaatkan oleh oknum di Indonesia dengan mengirimkan TKI secara nonprosedural. Sehingga terjadi deportasi WNI dari Negara Malaysia akibat ketidaklengkapan yang sebagian besar terjadi pada diri TKI.

Kabupaten Nunukan di Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu daerah entry point Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB) yang dipulangkan oleh Pemerintah Malaysia. Pemerintah Kabupaten Nunukan berusaha untuk mengantisipasi dan menanggulangi permasalahan TKI dan Warga Negara Indonesia (WNI) bermasalah yang bermukim di Malaysia Timur (Sabah dan Serawak). Usaha ini diawali dengan pembentukan Keputusan Bupati Nunukan, yang pada tahun 2010 dituangkan dalam Keputusan Bupati Nunukan Nomor 138 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Penanggulangan Pengiriman dan Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia dan Warga Negara Indonesia Bermasalah di Kabupaten Nunukan.

Berdasarkan informasi dari Asisten Tata Pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Nunukan, Djemmi, TKI yang dideportasi enggan untuk kembali ke daerah asal, pada umumnya mereka akan menunggu 2-3 minggu sambil mengurus dokumen untuk menyeberang kembali ke Malaysia. Tim Satgas di Kab. Nunukan belum memiliki standar pelayanan minimal bagi deportan namun pemerintah daerah melalui Tim Satgas tetap memberikan pelayanan yang maksimal. Saat ini ada kemudahan yang diberikan kepada TKI oleh Konsulat Jenderal dengan program pemutihan, sehingga mereka tidak perlu kembali ke Nunukan untuk mengurus dokumen. Menghadapi proses deportasi dalam jumlah besar (seperti kasus pada tahun 2002), Pemerintah Daerah telah menyiapkan barak dan Rusunawa (meskipun peruntukannya untuk keluarga TKI yang berada di Malaysia) selama belum dioperasikan, akan dimanfaatkan untuk mengantisipasi deportasi dalam skala besar.

Selama ini dana yang digunakan untuk membantu deportan diambil dari anggaran bantuan sosial yang ada pada Pemda sehingga kemampuan Pemda terbatas. Melihat setiap minggu ada agenda deportasi, Pemda membutuhkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat karena mayoritas deportan bukanlah warga Nunukan. Selain itu deportan yang dideportasi terkadang

memerlukan perhatian khusus apabila salah satu deportan ada yang mengalami gangguan mental, sangat diharapkan bantuan dari Pemerintah Pusat untuk menyediakan Panti Rehabilitasi untuk mengantisipasi hal tersebut.

b. Kantor Imigrasi Nunukan83

Kepala Kantor Imigrasi Nunukan, Andi Roja Ibrahim, mengungkapkan bahwa masalah yang paling menonjol yang dialami oleh TKI di Nunukan adalah permasalahan keimigrasian yaitu over stay, masuk secara ilegal, bekerja tidak sesuai ijin, tidak membawa paspor pada saat pemeriksaan serta melakukan tindak pidana pencurian. Jumlah WNI yang dipulangkan melalui Nunukan terbilang cukup signifikan seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.17

Pemulangan WNI dari Malaysia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi Nunukan (Tahun 2005 – 2010)

No Daerah Asal 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Keterangan

1 Sulawesi Selatan 2423 3643 4137 3607 2638 1476 2005 Lk: 2281 Pr: 1369 2006 Lk: 4247 Pr: 1342 2007 Lk: 4876 Pr: 1322 2008 Lk: 4123 Pr: 1106 2009 Lk: 3271 Pr: 1043 2010 Lk: 1911 Pr: 545 2 Sulawesi Tengah 217 11 6 24 3 Sulawesi Barat 183 105 4 Sulawesi Tenggara 507 348 344 194 109 5 Sulawesi Tengah 40 6 Sulawesi Utara 29 7 26 24 6 6 7 Kalimantan Timur 52 80 93 85 91 74 8 Kalimantan Selatan 7 25 16 39 19 7 9 Kalimantan Tengah 19 2 10 Kalimantan Barat 1 2 11 7 11 NTT 630 1106 1069 919 660 356 12 NTB 10 31 76 32 64 37 13 Maluku 2 6 7 1 3 83

Andi Roja Ibrahim, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Nunukan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, wawancara pada tanggal 28 September 2010

14 Papua 1 7 1 1 15 Jawa 160 174 297 122 174 104 16 Sumatera 1 2 5 5 13 17 Lain-lain 110 42 196 119 JUMLAH 3650 5589 6198 5229 4314 2456

Sumber: Kantor Imigrasi Nunukan  Data terhitung sampai September 2010

TKI yang berangkat dari Nunukan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan daerah perbatasan lain yang ada di Indonesia. Umumnya TKI yang berangkat dari Nunukan telah memiliki keluarga di Tawau sehingga relasi yang terjadi antara masyarakat di Nunukan dan Tawau merupakan jalinan kekerabatan. Tidak ada kejadian penyiksaan oleh majikan seperti yang sering terjadi di Semenanjung.

Kantor Imigrasi selama ini telah menjalin kerjasama yang sangat baik dengan Polres, BP3TKI, Dinsosnakertrans dan Dinas Kesehatan dalam penanganan deportasi. Pada proses deportasi, Kantor Imigrasi Nunukan akan menerima surat pemberitahuan dari Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu di Tawau tentang pemulangan WNI. Pemberitahuan ini disertai dengan daftar manifest WNI yang dipulangkan. Selanjutnya, setelah kapal sandar, maka tugas Kantor Imigrasi adalah untuk memeriksa jumlah dan dokumen deportan untuk disesuaikan dengan data yang diterima dari Konsulat Jenderal. Hal ini dilakukan, selain untuk mencocokkan data sekaligus mengantisipasi penyusupan dari warga negara lain. Kemudian langkah selanjutnya adalah pengarahan petugas kepada TKI mengenai hal-hal apa saja yang membuat mereka tertangkap di Malaysia, selain itu juga petugas mencoba untuk memberikan suatu pandangan kepada TKI agar mereka tidak lagi kembali ke Malaysia dan mencoba untuk bekerja di Indonesia.

Setelah pemeriksaan dianggap cukup, kemudian diserahkan kepada Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) untuk didata kembali. Seperti yang telah dikemukakan di atas, karena sistem di sini adalah kekerabatan, bahkan kapal belum sandar pun, keluarga yang menjamin deportan sudah ramai di pelabuhan untuk menjemput. Dalam hal deportan yang tidak memiliki keluarga yang akan menjamin maka deportan yang bersangkutan akan diserahkan kepada BP3TKI untuk dipulangkan.

Kebijakan untuk membantu TKI yang baru pertama kali akan bekerja di luar negeri telah dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM melalui kebijakan pemberian paspor gratis kepada TKI berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. M.HH-01. GR.01.01 tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.HH-06. GR. 01.01 Tahun 2009 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengenaan Tarif Rp. 0,-. Kebijakan ini merupakan wujud nyata dari kebijakan Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang peduli terhadap nasib rakyat kecil. Bahwa pemberian blanko paspor gratis tersebut dimaksudkan agar para calon tenaga kerja Indonesia yang pertama kali melakukan perjanjian kontrak kerja dengan pihak majikannya di luar negeri mendapat keringanan biaya dan kemudahan, selama ini calon tenaga kerja tersebut mengalami biaya tinggi, sedangkan mereka pada umumnya adalah masyarakat yang tidak mampu. Beban biaya tersebut pada akhirnya akan ditanggung oleh para calon TKI yang dipotong dari gaji yang diterimanya setiap bulan. Bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang selama ini mengajukan permohonan paspor membutuhkan waktu selama 7 (tujuh) hari, pihak Kementerian Hukum dan HAM telah merubahnya dengan mengeluarkan kebijakaan Menteri Hukum dan HAM yang isinya merubah waktu permohonan paspor menjadi 4 (empat) hari kerja.

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan84

Sekretaris Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Syahrial, mengatakan bahwa Tenaga Kerja Indonesia rata-rata telah memiliki hubungan kekerabatan dengan warga Negara Sabah. Mayoritas warga Sabah adalah suku Bugis, jadi jarang sekali terjadi kekerasan fisik terhadap TKI karena sifatnya sudah kekeluargaan. Namun pada prakteknya masih ditemukan dimana tiba-tiba ada orang yang sudah dalam kondisi tidak menyenangkan berada di jalanan.

Minat TKI bekerja di Malaysia tidak semata-mata karena sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia. Sebagai contoh kasus, di Nunukan ada beberapa perkebunan kelapa sawit yang masih membutuhkan banyak tenaga

84

Syahrial, Sekretaris Dinas pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kabupaten Nunukan, wawancara pada tanggal 29 September 2010

kerja, namun tetap saja pilihan untuk menyeberang lebih tinggi. Kenyataan ini mudah-mudahan dapat dijadikan bahan untuk pembenahan, bahwa meskipun sama-sama memberikan peluang kerja di sektor informal, sama- sama memberikan gaji dalam jumlah yang sama, namun Indonesia belum bisa memberikan fasilitas yang memberikan TKI kenyamanan selama bekerja. Malaysia tidak hanya memberikan kemudahan dalam bekerja, mereka juga memberikan fasilitas mall kecil, wahana wisata sederhana yang memberikan kenyamanan sehingga para TKI tidak merasa bosan dan tidak merasa berada di suatu tempat terpencil.

Dalam hal pendeportasian, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi belum memiliki suatu kebijakan khusus, namun sebagai tim Satgas tetap berupaya untuk memberikan pelayanan maksimal bagi TKI yang dideportasi. Rata-rata TKI yang dideportasi tidak mau dipulangkan ke daerah asal, dari 200 orang yang dideportasi, hanya tiga orang saja yang mau dipulangkan. Sedikitnya jumlah TKI yang bersedia dipulangkan ke daerah asalnya dapat dilihat pada data pemulangan di bawah ini.

Tabel 3.18

Jumlah Pemulangan TKI dari Malaysia dan Pemulangan ke Daerah Asal N

o

Tahun Deportasi TKI Dipulangkan ke

Daerah Asal Ket Lk Pr Jmlh Lk Pr Jmlh 1 2006 3079 101 3 4092 14 10 24 2 2007 4510 122 6 5734 12 9 21 3 2008 3008 866 3847 18 16 34 4 2009 2985 902 3887 42 15 57 5 2010 1952 508 2460 34 7 41 s/d Agustus

Sumber: Dinsosnakertrans Kab. Nunukan

Beberapa alasan kenapa TKI tidak memiliki minat untuk kembali ke daerah asal ialah TKI yang bekerja membawa keluarganya ikut serta ke Malaysia, sebenarnya praktek ini tidak dibenarkan, namun majikan yang mempekerjakan mereka senang apabila TKI membawa keluarganya, hal itu sebagai pengikat atau tanda bahwa TKI sungguh-sungguh dalam bekerja dan tidak akan lari. Selain itu majikan di Sabah masih menjanjikan untuk tetap

menerima TKI apabila mereka kembali ke Malaysia, selanjutnya masih ada harta benda yang tertinggal di Sabah.

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam menangani TKI yang dideportasi memberikan pelayanan mulai dari menampung, memberi makan dan kebutuhan sehari-hari sampai kepada pemulangan. Selain itu juga berperan sebagai pihak yang menjembatani apabila ada TKI yang mau bekerja di Nunukan, maka akan dibantu untuk bekerja di salah satu perkebunan kelapa sawit yang ada di Nunukan. Seringkali ditemukan orang- orang dalam kondisi tidak menyenangkan di jalan-jalan, hal ini juga menjadi perhatian Dinsosnakertrans, namun keterbatasan anggaran membuat pelayanan kepada TKI menjadi terbatas. Dalam kondisi demikian, apabila para TKI ingin pulang ke daerah asalnya, Dinsosnakertrans akan bekerjasama dengan BP3TKI untuk memulangkannya.

Dinsosnakertrans berharap dapat berbuat lebih banyak apabila ditunjang dengan bantuan berupa dana dan shelter sebagai rumah singgah selama deportan belum memutuskan langkah selanjutnya.

d. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Nunukan85

Kebijakan penempatan TKI di luar negeri diarahkan untuk memanfaatkan peluang kerja di luar negeri dengan mengedepankan aspek perlindungan terhadap harkat dan martabat serta keselamatan dan kesehatan TKI sejak di daerah asal, selama di negara tujuan sampai kembali ke daerah asal.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Nunukan, Pardamean Siahaan, mengemukakan bahwa pada umumnya proses pendeportasian di Nunukan tidak rumit bahkan telah menjadi agenda rutin karena setiap minggu selalu ada deportasi. Tim Satgas telah memiliki koordinasi yang baik, sehingga proses pendataan sampai kepada deportan memilih untuk menetap di Nunukan, ingin kembali lagi ke Malaysia atau pun ingin pulang ke daerah asalnya dapat diakomodir dengan baik. Mayoritas deportan akan memilih kembali ke Malaysia karena mereka masih memiliki

85

Pardamean Siahaan, Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan pada BP3TKI Pemerintah Kabupaten Nunukan, wawancara pada tanggal 30 September 2010

harta benda yang tertinggal. Selain itu, masyarakat Nunukan dan Sabah terikat tali persaudaraan, karena rata-rata warga negara di Tawau merupakan suku bugis, sehingga kasus pendeportasian yang biasanya terjadi adalah kecerobohan TKI yang tidak membawa paspor mereka saat razia terjadi.

Permasalahan yang muncul ke permukaan sampai TKI di deportasi umumnya karena masalah keimigrasian. Sejak tahun 2009 tidak ada lagi kasus penyiksaan yang dialami TKI, hal ini mungkin dikarenakan TKI yang berangkat dari Nunukan diarahkan untuk sektor formal yakni bekerja di perkebunan atau pabrik.

Praktek yang berlaku saat deportasi, ialah sebelum kapal turun di Pelabuhan, sudah ada kerabat/keluarga yang menunggu para deportan untuk menjemput deportan. Sehingga setelah pendataan maka deportan diserahkan kepada keluarga/kerabat sebagai penjamin keberadaan mereka selama di Nunukan.

Bagi TKI yang berangkat melalui jalur resmi, BP3TKI akan meyerahkan TKI kepada PPTKIS sebagai penanggung jawab. Mereka yang akan mengurus kebutuhan TKI apakah TKI memilih untuk pulang ke daerah asal atau kembali ke Malaysia. BP3TKI sifatnya hanya memonitor pelayanan PPTKIS terhadap TKI dan memastikan bahwa TKI mendapatkan haknya. Selain itu, BP3TKI memberikan pelayanan kepada TKI yang akan dipulangkan ke daerah asal dengan menyediakan shelter/penampungan selama mereka menunggu jadual kepulangan. BP3TKI juga memperhatikan kebutuhan deportan akan permakanan mereka, obat-obatan untuk sakit ringan serta kebutuhan sehari-hari selama mereka di shelter. BP3TKI menyediakan 3 blok untuk shelter di mana setiap blok memiliki fasilitas 6 kamar mandi dan 10 kamar, di mana setiap kamar dapat menampung 8 orang.

e. Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan86

Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan, Zulkifli, mengatakan bahwa Dinas Perhubungan dalam hal pendeportasian memiliki Tupoksi memantau arus lalu lintas kepulangan TKI, karena tidak semua deportan yang pulang ke daerah asalnya setelah dideportasi. Beberapa

86

Zulkifli Sekretaris Dinas pada Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Nunukan, wawancara pada tanggal 1 Oktober 2010

deportan ada yang kembali ke Malaysia, ada juga yang bekerja di perkebunan yang ada di Nunukan.

Peran aktif dinas perhubungan adalah membantu dalam hal memfasilitasi transportasi, dimana sarana transportasi yang sering digunakan adalah Pelni. Apabila pada saat jadual deportasi, kapal Pelni tidak sedang beroperasi maka selama menunggu kedatangan kapal, para deportan dititipkan di PPTKIS.

Informan juga mengharapkan kepada pemerintah pusat dan daerah bekerjasama memaksimalkan sumber daya alam yang ada di Nunukan sehingga TKI tidak perlu mencari pekerjaan ke luar negeri. Selain itu perlunya pendanaan yang khusus untuk pemulangan ke daerah asal TKI. Selama ini, koordinasi diantara SKPD yang tergabung dalam Tim Satgas kurang terintegrasi, namun tidak mengurangi pelayanan kepada deportan. f. Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan87

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Marwan Sulistiyadi, Dinas Kesehatan bekerjasama dengan RSUD Nunukan dan Puskesmas dalam menangani proses deportasi. Puskesmas sebagai ujung tombak Dinas Kesehatan adalah untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada PPTKIS, calon TKI dan TKI yang dideportasi. Selanjutnya dalam menangani TKI yang mengalami gangguan kesehatan, maka pasien akan diserahkan ke RSUD Nunukan untuk dapat segera ditangani secara medis. Namun RSUD belum memiliki tenaga ahli psikiater dan psikolog sehingga apabila ada pasien yang mengalami gangguan mental, RSUD Nunukan harus merujuk pasien ke RSUD Tarakan.

g. Kepolisian Resor Nunukan88

Kepala Kepolisian Resort Nunukan, Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan bahwa kasus yang menyebabkan TKI dideportasi adalah pelanggaran keimigrasian. Kasus yang sering terjadi di Sabah adalah TKI masuk secara resmi, hanya saja dalam proses berpindahnya yang merubah

87

Marwan Sulistiyadi, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Nunukan, wawancara pada tanggal 4 Oktober 2010

88

Raden Prabowo Argo Yuwono, Kepala Kepolisian Resor Nunukan, wawancara pada tanggal 5 Oktober 2010

status TKI menjadi Pendatang Asing Tanpa Ijin. Hal ini bisa dikarenakan TKI yang bekerja pada satu majikan tiba-tiba berpindah pekerjaan padahal paspornya masih ditahan oleh majikan yang lama atau TKI yang sedang keluar untuk pelesiran pada saat pemeriksaan tidak membawa dokumennya. Selain itu, ada juga WNI di Malaysia yang pada awalnya tidak memiliki paspor. Hal ini disebabkan pengurusan paspor TKI lebih mahal dari paspor umum, sehingga untuk mengakalinya, TKI menggunakan paspor kunjungan, lalu setelah berada di Malaysia maka TKI mengurus paspor TKI melalui Konsulat Jenderal. Jumlah pemulangan WNI bermasalah yang dihimpun oleh Polres Nunukan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.19

Jumlah Pemulangan TKI dari Malaysia

No Tahun Proses TKI Deportasi TKI

Dipulangkan Ke

Daerah Asal Ket

Lk Pr Lk Pr Anak Lk Pr Anak 1 2007 49609 23027 4507 1222 60 24 Sulsel, Sultra, NTT, NTB Jatim, Kaltim, Kalsel, Kalbar 2 2008 21677 9206 3474 846 244 55 19 Sulsel, NTT, Ambon, Kalbar, Sulteng, Jatim, Sultra 3 2009 6351 1653 2896 824 196 18 9 2 NTT, NTB, Sulbar, Sulsel 4 2010* 1000 258 1897 465 133 - - - -

Data terhitung sampai Agustus 2010

Kepolisian sebagai anggota dari tim Satgas bertugas untuk membantu kelancaran proses kedatangan deportan sampai kepada pemulangannya dalam hal pengamanan. Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) berupaya untuk mencegah terjadinya tindak pidana yang mungkin terjadi pada saat deportan dalam jumlah besar masuk ke pelabuhan. Namun sayangnya, setiap

kali ada deportasi, masing-masing instansi berusaha untuk lepas tangan, karenanya terkadang polisi bertugas untuk menangani deportan tidak hanya pemeriksaan di pelabuhan, juga berperan sampai kepada pemulangannya.

Dalam dokumen PENELITIAN TENTANG DEPORTASI TKI (Halaman 106-116)