• Tidak ada hasil yang ditemukan

Provisi Definisi

Dalam dokumen Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN - 05122011 (Halaman 180-185)

4.162. Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti. 4.163. Provisi adalah liabilitas entitas yang jumlah dan waktunya belum pasti serta dibentuk untuk estimasi pengeluaran dalam jangka pendek (diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu satu siklus normal operasi entitas atau jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal laporan posisi keuangan).

4.164. Provisi jangka panjang adalah liabilitas entitas yang jumlah dan waktunya belum pasti yang dibentuk untuk estimasi pengeluaran dalam jangka panjang (diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus normal operasi entitas atau jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dari tanggal laporan posisi keuangan).

4.165. Kewajiban hukum adalah kewajiban yang timbul dari: 1. suatu kontrak (secara eksplisit atau implisit);

2. peraturan perundang-undangan; atau 3. pelaksanaan produk hukum lainnya.

4.166. Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari entitas yang dalam hal ini:

1. berdasarkan praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasi, atau pernyataan baru yang cukup spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan 2. akibatnya, entitas telah menciptakan ekspektasi valid kepada pihak lain

bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut. Dasar Pengaturan

4.167. Dasar pengaturan untuk provisi antara lain adalah PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi

Penjelasan

4.168. Provisi jangka pendek diakui sebagai liabilitas (dengan asumsi dapat dibuat estimasi andal) karena provisi tersebut merupakan kewajiban kini dan kemungkinan besar (probable) mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, dimana penyelesaian kewajiban tersebut akan dilakukan dalam jangka pendek.

4.169. Penyelesaian liabilitas dalam jangka pendek apabila:

1. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu satu siklus normal operasi entitas; atau

2. jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal laporan posisi keuangan.

4.170. Penyelesaian liabilitas dalam jangka panjang terjadi apabila: 1. diperkirakan akan diselesaikan lebih dari jangka waktu satu siklus normal

operasi entitas; atau

2. jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dari tanggal laporan posisi keuangan.

4.171. Liabilitas kontijensi tidak diakui sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan karena liabilitas kontijensi tersebut merupakan salah satu dari berikut ini:

1. kewajiban potensial karena belum pasti apakah entitas memiliki kewajiban kini yang akan menimbulkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi; atau

2. kewajiban kini yang tidak memenuhi kriteria pengakuan (karena tidak besar kemungkinannya (not probable) bahwa penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya atau yang mengandung manfaat ekonomi karena estimasi memadai yang andal mengenai jumlah kewajiban tidak dapat dibuat).

4.172. Kewajiban kini, dalam peristiwa yang jarang terjadi, tidak dapat ditentukan secara jelas apakah terdapat kewajiban kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan kewajiban kini jika, setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia, terdapat kemungkinan lebih besar daripada tidak terjadi bahwa kewajiban kini muncul pada akhir periode pelaporan.

4.173. Peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban kini disebut peristiwa mengikat. Dalam peristiwa mengikat, entitas tidak mempunyai alternatif realistis selain kewajiban yang timbul dari persitiwa tersebut. Ini akan terjadi hanya jika:

1. penyelesaian kewajiban dipaksakan oleh hukum; atau

2. dalam kasus kewajiban konstruktif, suatu peristiwa (mungkin berupa tidakan entitas) menciptakan ekspektasi yang valid pada pihak lain bahwa entitas akan bertangung jawab terhadap kewajiban tersebut.

4.174. Suatu peristiwa tidak segera menimbulkan kewajiban konstruktif. Namun dikemudian hari peristiwa tersebut dapat menimbulkan kewajiban kosntruktif karena peraturan perundang-undangan atau tindakan entitas.

4.175. Arus keluar sumber daya atau terjadinya suatu peristiwa dianggap sebagai suatu “kemungkinan besar” jika kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut lebih besar daripada kemungkinan tidak terjadinya.

4.176. Apabila tidak terdapat kemungkinan besar bahwa kewajiban kini telah ada, maka entitas mengungkapkan kewajiban kontijensi. Pengungkapan tersebut tidak perlu dilakukan jika arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil.

Perlakuan Akuntansi Pengakuan dan Pengukuran

4.177. Provisi harus diakui apabila ketiga kondisi berikut dipenuhi: 1. entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat

konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;

2. kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan

3. estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. 4.178. Provisi diakui sebesar peritungan hasil estimasi terbaik.

4.179. Provisi harus ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan tidak terjadi,

4.180. Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan provisi.

4.181. Provisi jangka panjang pengukurannya menggunakan present value, selama masa atau berlalunya waktu akan diakui sebagai beban bunga.

Penyajian

4.182. Provisi jangka pendek disajikan dalam kelompok liabilitas jangka pendek, sedangkan provisi jangka panjang disajikan dalam kelompok liabilitas jangka panjang.

Pengungkapan

4.183. Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. nilai tercatat pada awal dan akhir periode;

2. provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah provisi yang ada;

3. jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi selama periode bersangkutan;

4. jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan

5. peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.

4.184. Entitas juga harus mengungkapkan:

1. uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus keluar sumber daya ekonomi terjadi;

2. indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut. Jika diperlukan dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, maka entitas mengungkapkan asumsi utama yang mendasari perkiraan peristiwa masa depan;

3. jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset yang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut.

Ilustrasi Jurnal

1. Pada saat pengakuan provisi jangka pendek Db. Beban/pos yang terkait

Kr. Provisi jangka pendek 2. Pada saat penyelesaian

Db. Provisi jangka pendek Kr. Kas atau setara kas

3. Pada saat pengakuan provisi jangka panjang Db. Beban yang terkait

Kr. Provisi jangka panjang 4. Pada akhir periode pelaporan

Db. Beban bunga

Kr. Provisi jangka panjang

5. Pada saat reklasifikasi menjadi provisi jangka pendek Db. Provisi jangka panjang

Kr. Provisi jangka pendek 6. Pada saat penyelesaian

Db. Provisi jangka pendek Kr. Kas atau setara kas

Apabila terjadi selisih jumlah penyelesaian dengan jumlah estimasi maka diakui sebagai penambah atau pengurang beban periode berjalan.

Liabilitas Jangka Panjang Lain

Dalam dokumen Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN - 05122011 (Halaman 180-185)