• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effek Psikologis Terapi Holistik Dalam Menangani Skizofrenia .1Effek Psikologis Terapi Medis .1Effek Psikologis Terapi Medis

Bagan 4.1 Alur Penerimaan dan Perawatan Pasien GPSY Keterangan : Keterangan :

4.4.2.4 Effek Psikologis Terapi Holistik Dalam Menangani Skizofrenia .1Effek Psikologis Terapi Medis .1Effek Psikologis Terapi Medis

a. Menghilangkan gejala psikotik skizofrenia sehingga mengurangi perilaku

maladaptive pasien yang disebabkan faktor organobiologik.

Terapi medis dalam bentuk pemberian obat-obatan menghilangkan gejala klinis skizofrenia yang disebabkan faktor organobiologik berupa waham, halusinasi, perilaku agresifivitas, kekacauan alam pikir dan gejala-gejala skizofrenia lain yang berkaitan dengan kondisi fisiologis penderita skizofrenia.

Pemberian dan penentuan jenis obat-obatan yang diberikan kepada pasien dilakukan oleh psikiater atau mendapat rujukan dari psikiater. Pemberian dosis dan jenis obat-obatan berbeda untuk masing-masing pasien, disesuaikan oleh kebutuhan pasien. Secara umum obat-obat yang digunakan adalah obat

antipsikotik seperti stelanzine, risperidon, haloperidol 1,5 dan 5 mg, Trihexpenidil (THP), CPZ. Masing-masing jenis obat memiliki fungsi masing-masing yang saling berkesinambungan dalam menghilangkan atau meredakan gangguan psikotik pada skizofrenia.

Obat antipsikotik jenis Haloperidol 1 mg dan 1,5 mg, resperideon berfungsi untuk menghilangkan ketegangan emosional dan halusinasi sehingga membuat pasien menjadi tidak agresif. CPZ berfungsi sebagai obat penenang sekaligus obat tidur diberikan untuk mengotrol pola tidur pasien. THP (Trihexyphenidyl) 2 mg berfungsi sebagai penetralisir effek atau gejala negatif yang mungkin timbul dari pemberian obat lain. Amitriptyline 25 mg berfungsi untuk menstabilkan mood, menghilangkan mood murung dan kesedihan yang berkepanjangan. Stelanzine 5 mg berfungsi menghilangkan waham. Secara keseluruhan obat-obat yang diberikan menghilangkan gejala klinis skizofrenia sehingga membuat pasien dapat mengontrol dan mengendalikan diri.

Pernyataan mengenai jenis-jenis obat dan fungsinya bagi pasien skizofrenia diungkapkan oleh SR yang merupakan mentor bagian medis di GPSY dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

Obatnya itu macem-macem ya kak, obat yang diberikan itu obat-obat antipsikotik yang fungsingnya ya itu secara keseluruhan menghilangkan halusinasi, sakit fisik seperti pusing, mual, tidak bisa tidur, menghilangkan gejala-gejala berat kaya waham, perilaku yang agresif itu dikasih obat penenang (C1-W7:170613). Obat itu rujukan dari psikiater kak, obatnya macam-macam diberikan sesuai kondisi pasien tapi yang umum digunakan, ini yang diberikan dokter Silas itu stelanzine 5 mg ini untuk menghilangkan waham, risperidon, haloperidol 1,5 dan 5 mg obat-obat ini dipakai untuk menghilangkan ketegangan emosional, halusinasi sehingga pasien tidak agresif. Lalu ada THP itu singkatan dari Trihexyphenidyl la ini fungsinya sebagai

penetralisisir dampak dari pemberian obat lain, kadang ada pasien yang tidak cocok dikasih jenis obat tertentu sehingga kan menimbulkan pusing, mual maka THP ini diberikan untuk menetralisisir menghilangkan pengaruh obat tertentu yang tidak cocok tadi kak. Lalu ini Amitripyline 25 mg ini untuk memperbaiki mood yang murug, sedih berlarut-larut, dan untuk menghilangkan kesedihan. CPZ obat penenang yang membuat ngatuk, atau bisa juga disebut obat tidur kalau ditanya fungsinya ya mengatur pola tidur mereka kalau tidak dikasih ini mereka ra ngantuk-ngantuk, gelisah wae, karena pasien ini kan kebanyakan mengalami gangguan tidur jadinya kalau terlalu capek dalam beraktivitas tidak memberi kesempatan tubuh buat istirahat (C1-W8:170613).

KM juga mengungkapkan bahwa obat-obatan yang diberikan menghilangkan halusinasi dan membantu memudahkan untuk tidur sehingga membuat kondisi tubuhnya menjadi bugar:

Ya apa ya namanya, kalau minum obat suara-suara seperti halusinasi itu hilang, terus gampang buat tidur hawanya itu rasa-rasanya kaya ngantuk, terus nanti bangun-bangun rasa-rasanya enak badanya seger, nggak gelisah lagi (D2-W21:190613).

Hal senada juga diungkapkan oleh AD mantan pasien GPSY yang juga merasakan pentingnya peran obat dalam membantu memulihkan kondisinya:

masih to mbak, kalau nggak minum obat saya nanti pusing, susah tidur terus gelisah (F1-W5:160413). Badannya enak, emosi jadi terkontrol tidak mudah marah, kalau nggak minum obat aku tuh rasanya galau, liat orang kie bawaannya curiga terus. Ya stabil kalau minum obat (F2-W7:290613).

b. Menumbuhkan kesadaran minum obat pada pasien skizofrenia.

Obat-obatan pada penderita skizofrenia memiliki peran yang penting dalam membantu menghilangkan gejala klinis skizofrenia, hal ini dikarenakan bahwa secara organobiologi penyebab skizofrenia adalah terdapatnya gangguan pada fungsi transmisi sinyal penghantar syaraf (neurotransmitter) sel-sel susunan syaraf pusat (otak). Obat-obat antipsikotik yang diberikan berfungsi untuk

menangani gangguan neurotransmitter sehingga gejala-gejala klinis skizofrenia dapat dihilangkan, oleh karena itu penderita skizofrenia harus mengkonsumsi obat-obatan untuk memulihkan kondisinya secara fisiologis.

Kesadaran mengenai pentingnya obat dalam menghilangkan gejala klinis skizofrenia perlu untuk diketahui dan dipahami dengan baik oleh penderita skizofrenia sehingga mereka memiliki tanggung jawab dalam membantu menyembuhkan dirinya sendiri. Hal utama yang ditanamkan dalam perawatan di GPSY dengan menggunakan Terapi Holistik salah satunya adalah menumbuhkan kesadaran dalam diri pasien perihal minum obat, tidak selamanya mereka terus dirawat oleh orang lain oleh karena mereka harus mempunyai kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap dirinya baik didalam GPSY dan yang paling penting adalah setelah mereka keluar dari GPSY. Hal ini dilakukan dalam bentuk konseling kesehatan maupun jenis-jenis kegiatan lain dalam lingkup Terapi Medis:

Konseling kesehatan pada dasarnya itu memberikan nasehat-nasehat sama pasien-pasien yang mbeleler, ngeyel itu to kak. Contohnya pasien yang malas minum obat dilakukan istilahnya konseling supaya punya kesadaran yang muncul dalam diri sendiri tentang pentingnya obat untuk orang sakit skizofren, jadi itu tanggung jawab masing-masing orang, kan gitu kak. Jadi ya nggak perlu disuruh-suruh, ya kalau ada yang masih mau nyuruh kalau sudah tidak ada yang istilahnya memperingatkan terus mau gimana mereka, yang merasakan sakit kan mereka sendiri to (C1-W4:170613).

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh AA, bahwa salah satu fungsi konseling kesehatan adalah menumbuhkan kesadaran minum obat pada diri pasien:

. . . lalu konseling medis yang lebih menekankan tentang bagaimana mereka menyadari bahwa mereka itu membutuhkan obat, bagaimana fungsi obat dan kebutuhan mereka terhadap obat sehingga mereka itu tanpa dipaksa sudah bisa menyadari bahwa mereka harus minum obat. . . (B1-W9:29:0513)

Pemahaman mengenai perlunya memiliki kesadaran pribadi dalam menjalani terapi-terapi dan ketaatan minum obat bagi skizofrenia disampaikan secara kekeluargaan dalam setting home care. Penyampaian secara kekeluarga membuat terjalinnya kedekatan emosional antara mentor dengan pasien, sehingga semua hal yang disampaikan mentor untuk dijalankan oleh pasien akan diterima dengan terbuka oleh pasien tanpa merasa adanya paksaan. Hal ini akan memunculkan kesadaran yang benar-benar berasal dari dalam diri pasien, dengan adanya kesadaran inilah pasien akan menjalankan kewajibanya sebagai skizofrenia dengan atau tanpa pengawasan dan perintah dari siapapun:

. . . tapi sebenarnya kan yang penting itu kita gunakan pendekatan secara manusiawi to kak selama terapi-terapi diberikan, bagaimana mereka itu bisa didik secara kekeluargaan dengan begitu kan mereka menjalani semuanya tanpa paksaan, benar-benar dari kesadarannya karena ada ikatan emosial antara mentor sama pasiennya (C1-W5:170613).

AA juga menyatakan bahwa kesadaran merupakan hal utama yang mesti dibangun pada diri pasien, sehingga mereka mempunyai kesadaran bahwa mereka sakit jadi segala bentuk terapi yang diberikan kepada mereka akan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab karena hal ini akan membantu proses pemulihan pasien:

Pada dasarnya itu hal pertama yang bisa kita lihat yaitu bahwa mereka mempunyai kesadaran bahwa mereka sakit, ketika mereka sadar bahwa mereka sakit apapun yang kita lakukan akan mereka ikuti tanpa kita harus memaksa, ketika mereka sadar dan mempunyai keinginan untuk sembuh maka semua terapi itu dapat

mereka lakukan dengan baik karena tujuannya mereka bisa sembuh (B1-W12:290513).

Penyampaian tentang pentingnya menumbuhkan kesadaran pribadi pada diri pasien yang dilakukan oleh SR sebagai mentor medis perihal ketaatan dalam minum obat juga dilakukan melalui obrolan santai yang diungkapkan oleh KM sebagai berikut:

katanya eyang, kamu itu sakit jadi kamu harus minum obat biar cepet sembuh, ini obat nya menyembuhkan. La terus aku bilang sama eyang aku udah minum obat juga nggak sembuh-sembuh kok. Trus eyang bilang ya kamu itu harus sabar nggak boleh putus asa kamu harus berusaha untuk sembuh, yang bisa menyembuhkan itu diri kamu sendiri. Kalau obat nya dibuang-buang yang merasakan sakit ya kamu sendiri to. Eyang selalu bilang gitu mba.hehehe (D1-W5:070513).

Minum obat itu ya ada kesadaran harus minum obat teratur itu muncul dari dalam hati jadi tanpa disuruh gitu ya langsung tau waktunya minum obat (D1-W33:070513).

Hal senada dengan pernyaataan KM juga diungkapkan oleh mantan GPSY, AD bahwa kegiatan terapi yang menumbuhkan kesadaran minum obat terhadap penderita skizofrenia memiliki arti yang lebih penting daripada sekendar suatu perintah untuk selalu minum obat:

Beda mbak, kalau dulu itu cuma obat aja suruh minum, kalau disini (Siloam) itu dikasih terapi-terapi tentang penjelasaan obat-obatan juga yang menurut aku itu berguna banget jadi tahu akibatnya kalau tidak minum obat jadi ya nggak perlu dipaksa kalau minum obat (F1-W47:160413). Aku sendiri to mbak, nggak ada yang nyuruh lah. Aku wis merasa kalau aku butuh obat kok. Kata kak Ngisty kalau bukan aku sendiri sapa lagi yang tau keadaan ku (F2-W9:290613).

Proses menumbuhkan kesadaran minum obat juga dilakukan dalam bentuk ceramah kesehatan. Pasien diberikan pelajaran tentang materi skizofrenia termasuk alasan mengapa obat tersebut penting untuk skizofrenia. Pemberian pemahaman secara teoritis membuat pasien memahami dan mengerti gambaran

skizofrenia serta peran obat dalam penyembuhan skizofrenia dari sisi ilmiah yang rasional. Penyampaian materi mengenai skizofrenia dan peran obat yang dilakukan secara teoritis dalam bentuk ceramah kesehatan menyentuh aspek kognitif pasien sehingga terjadi proses berfikir dan mengingat informasi yang diperoleh. Pengetahuan secara teoritis ini membatu pasien mengetahui alasan secara ilmiah mengapa skizofrenia harus minum obat sehingga akan diperoleh kesadaran yang utuh dalam dirinya bahwa obat sangat membantu dalam proses pemulihan skizofrenia.

Penjelasan tersebut diungkapkan oleh NN melalui pernyataan sebagai berikut: iya kak, kita membangun pemahaman tentang kepercayaan mereka terhadap obat. Obatlah itulah yang akan menolong mereka. Itu kami berikan dalam terapi medis kak, waktu pelajaran tentang skizofrenia kita berikan penjelasan seberapa penting obat itu untuk penderita skizofrenia. Ini terapi medis tapi masuk terapi kognitif juga kak, kita mau beri penjelasan yang teoritis, yang rasional dan mereka akhirnya berfikir dan mengingat bahwa obat itu penting untuk diri saya sendiri, maka saya harus bertanggung jawab untuk terus meminum obat karena aku ini sakit. Kita kasih perbedaannya bagaiman kondisi kalian kalau tidak minum obat lalu setelah meminum obat bagaimana, dan mereka membandingkan oiya ya obat itu membantu saya (A2-W15:080613). Kalau kamu ga mau mendengar halusinasi kamu harus minum obat, karena obat ini menyembuhkan kamu loh, siapa yang tersiksa kalau kamu ga minum obat ya kamu sendiri yang merasakan akibatnya (A2-W14:080613).

c. Pemahaman tentang gejala skizofrenia yang berfungsi sebagai coping dari dalam diri pasien.

Lebih lanjut, selain melalui obat-obatan pemberian pemahaman mengenai skizofrenia berfungsi sebagai coping yang membantu pasien mengatasi dari dalam dirinya apabila muncul gejala-gejala skizofrenia. Coping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima Pasien diberi

pengertian mengenai semua gejala-gejala yang mungkin muncul pada skizofrenia kemudian pasien diajarkan untuk dapat membedakan antara mana kenyataan dan mana yang merupakan gejala skizofrenia.

Penyampaian yang baik dalam memberikan pemahaman akan lebih mudah diterima dan dihayati dalam hati serta pikiran pasien. Mentor harus bisa menjadi sosok pendengar yang baik dan mengerti untuk setiap keluhan yang diungkapkan pasien supaya pasien memiliki kepercayaan terhadap mentor sehingga bisa menceritakan semua hal yang dialaminya. Hal ini sangat membantu mentor untuk mengetahui tentang kondisi pasien sehingga memudahkan dalam mengatasi dan membantu pemulihan pada diri pasien.

Pemaparan mengenai pemberian pemahaman terhadap pasien untuk membantu mengatasi gejala skizofrenia dari dalam dirinya sendiri diungkapkan oleh NN melalui kutipan wawancara sebagai berikut:

Ya dengan kita tanya tentang halusinasinya, hari ini kamu dengar orang ngomong apa saja tentang kamu lalu dia cerita panjang lebar sekali tentang tentang suara-suara omongan yang dia dengar dan saya bilang kalau saya percaya dengan yang dia katakan, kemudian baru saya kasih penjelasan dek sebenarnya yang kamu dengar itu adalah halusinasi, orang lain tidak dengar hanya kamu yang dengar itu karena sakit mu menyebabkan kamu begitu. Suara itu hanya kamu yang dengar, kamu harus bedakan mana suara yang sesungguhnya dan suara yang hanya halusinasi, tanyakan kepada siapapun orang yang berada di dekatmu apakah mereka juga mendengar apa yang kamu dengar, kalau mereka bilang tidak mendengar itu berarti hanya halusinasimu, jangan kamu pikirkan bikin pusing aja. Jadi kami beri pemahaman bahwa penyakitnya itu halusinasi, memang kamu dengar tetapi jangan diikuti karena itu akan hilang dengan sendirinya, kamu harus lawan untuk tidak memikirkannya karena orang lain tidak dengar hanya kamu yang dengar maka jangan kamu pikirkan segeralah cari kesibukan supaya suara-suara itu hilang, kalau kita menyibukan pikiran kita suara itu tidak akan muncul. Itu cara melawan dari dalam diri KM selain itu juga harus dibantu dengan obat no (A2-W14:080613).

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh KM mengenai cara mengatasi halusinasi yang diajarkan oleh mentor GPSY:

kan waktu itu aku dengar suara anak nya mbak ku nagis-nangis, trus mbak Ngisty bilang coba berdoa dulu minta pertolongan terhadap Tuhan terus setelah berdoa mba Ngisty bilang coba liat di depan kita nggak ada anak kecil berarti nggak ada suara apa-apa, berarti itu cuma kamu yang dengar, nggak ada itu kan. Jadi kalau didepan kita nggak ada tapi kamu sepertinya dengar itu ya cuma halusinasi (D1-W14:070513).

d. Kecakapan dalam mengenali dan memahami gejala skizofrenia

Terapi Medis yang diterapkan di GPSY mengajarkan kepada pasien mengenai kecakapan dalam mengenali dan memahami penyakit skizofrenia sehingga pasien dapat mengetahui dan peka terhadap kondisinya. Pasien mengerti tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan hal-hal apa yang harus dihindari supaya kondisinya tetap stabil, dirinya sendirilah yang paling mengetahui terhadap perubahan yang dirasakan tubuhnya.

Kondisi masing-masing pasien berbeda antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu masing-masing pasien memiliki mentor yang akan membantu mereka memberi tahu gejala-gejala skizofrenia pada dirinya, apa saja yang harus mereka lakukan ketika sudah mulai terasa gejala tersebut akan muncul. Pasien diajarkan untuk sebisa mungkin sigap dalam mengenali kondisi dirinya, sehingga pencegahan terhadap munculnya dampak gejala yang lebih parah dapat diatasi segera, secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Hal ini membuat pasien dapat mengotrol dan menjaga dirinya sendiri supaya tetap dalam kondisi

stabil. Pasien tidak selalu bergantung sepenuhnya terhadap perawatan dari orang lain tetapi juga dapat ikut mengobati dirinya sendiri, namun demikian apabila pasien merasa sudah tidak mampu menggendalikan sendiri gejala yang muncul maka pasien harus segera mencari bantuan dari pihak lain yang mengerti tentang penyakitnya yaitu dengan menghubungi mentor GPSY maupun psikiater atau memeriksakan diri ke Rumah Sakit sebelum gejala bertambah parah.

Pernyataan ini diungkapan NN sebagai berikut:

Jadi begitu mereka error mereka langsung mempunyai kesadaran untuk segera mengatasinya bukan semakin membiarkan dirinya menjadi-jadi tetapi berusaha untuk menyembuhkan dirinya tentunya dengan cara-cara yang sudah diajari di terapi (A1-W19:080513). Kita ajarkan mereka untuk mengenal diri mereka, jadi nanti dirumah mereka bisa kenal diri, mereka yang mengontrol diri sendiri. Saya kok rasa-rasanya sudah mau error, mereka tau apa yang harus mereka lakukan supaya tidak jadi error. Kalau mereka sudah tidak bisa lagi mengatasi itu berarti mereka harus segera ke sini atau lari ke psikiater untuk tambah obat atau turunkan obat. Mereka sendiri yang cakap menangani. Jadi disini kami ajarkan mereka untuk mengenali tanda-tanda mereka mau error, kalau perilaku kamu sudah kaya gini sebentar lagi kamu error loh dek, supaya kamu gak jadi error ini loh yang harus kamu lakukan, kalau kamu lakukan dia punya pengalaman sehingga nanti kalau dia error lagi dia ingat cara yang harus dia lakukan supaya tidak jadi error. Ketika mau error lagi dia lakukan itu lagi, begitu seterusnya sehingga dia mempunyai pengalaman untuk bisa menangani dirinya sendiri, jadi dia cakap menangani emosinya sehingga kemudian dia bisa menangani dirinya sendiri dimanapun dia berada. Itu kak yang kami ajarkan disini (A2-W17:080613).

Pengajaran yang diberikan mentor mengenai keharusan pasien untuk sebisa mungkin memiliki kepekaan dan kecakapan dalam mengatasi gejala skizofrenia diungkapkan sebagai berikut oleh KM:

Harus peka sama keadaanya aku, kalau capek aku sukanya eror jadi ya kalau misalnya mau apa atau apa jangan berlebihan, yang menyebabkan capek, kalau kepala mulai terasa pusing itu tandanya capek harus tidur beristirahat sebentar dulu nanti lagi baru mulai

dikerjakan diteruskan lagi. Trus ya kalau aku mulai bengong itu harus cepet-cepet gitu mengerjakan sesuatu mbak atau mencari kesibukan soalnya bengong kelamaan pikirannya suka melayang-layang bisa eror lagi (D2-W11:190613). Iya, nanti kalau misalnya tidak bisa mengatasi pas udah terlalu pusing itu suruh telp mbak Ngisty aja apa datang kesini secepatnya sebelum terlanjur parah lagi (D2-W12:190613).

e. Membiasakan perilaku kebersihan diri dan lingkungan

Kebersihan diri dan lingkungan menjadi sasaran penting dalam terapi medis, pasien diharuskan untuk bisa menjaga kebersihan khususnya mengerti tentang perawatan diri. Pasien skizofrenia memiliki hendaya (hambatan) yang nyata dalam hal higienetas yang terlihat dari rendahnya kesadaran terhadap perawatan diri dan lingkungan. Pembiasaan mengajarkan pola perilaku menjaga dan merawat kebersihan diri menjadi sangat perlu diajarkan dengan tujuan bahwa pasien skizofrenia dapat merawat dan menjaga kebersihan dirinya sendiri dan juga secara lebih luas menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.

Pembiasaan mengenai kegiatan menjaga dan merawat kebersihan diri dan lingkungan dilakukan dalam bentuk terapi medis berupa teori dan praktek kebersihan yang terlebih dahulu dicontohkan oleh mentor untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan keseharian pasien di GPSY. Perilaku hidup bersih dan sehat juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pasien di GPSY sehingga diharapkan bisa menjadi kebiasaan baik yang akan tetap terus dilakukan bahkan setelah pasien kembali kekeluarga dan masyarakat:

orang skizofren ini kan kesadaran merawat diri dan lingkungannya rendah jadi kami di sini biasakan mereka untuk tangggap khususnya mengenai kebersihan bukan hanya kebersihan dirinya saja tetapi peduli juga terhadap kebersihan lingkungan, biar apa kak biar mereka mampu merawat dirinya sendiri terutama masalah kebersihan, caranya ya dengan diberi penjelasan terus saya kasih

contoh mereka melihat bagaimana saya melakukan terus baru mereka kemudian melakukan, kebiasaan-kebiasaan ini kan lama-lama jadi terbawa terus karena kulino jadinya kak. Jadi pas mereka pulang pun semoga ya masih tetap diingat dan jadi kebiasaan (C1-W9:290613).

Pemantauan terhadap sejauh mana pasien melaksanakan kebersihan dan perawatan diri dilakukan dengan cara pengecekan melalui pemeriksaan kondisi kebersihan fisik pasien yang dilakukan oleh mentor. Pasien yang tidak melaksanakan perawatan diri dengan baik akan mendapatkan punishment, hal ini bertujuan supaya untuk selanjutnya pasien lebih sungguh-sungguh dalam menjaga dan merawat kebersihan serta perilaku merawat diri ini mennjadi suatu kebiasaan:

. . . ada terapi-terapi yang dilakukan agar mereka mengerti kebersihan dirinya sendiri dan lingkungan. Contohnya itu belajar cara mandi, cara gosok gigi, cara untuk bagaimana mereka untuk mencuci, mengurus kamar. Itu semua diberikan secara dengan teori, setelah itu praktek trus dibuat dalam permainan, misal dibuat games lomba sikat gigi, lomba memakai baju dengan rapi, pemeriksaan rambut, kuku, gigi untuk selanjutnya bisa diterapkan dalam keseharian pasien di Siloam, terus juga ada punishment nya misal menggosok giginya tidak bersih nanti dapat hukuman lari dengan membawa kasur (A1-W12:080513). Konseling kesehatan itu ya yang tiap hari dilakukan eyang Sariman, memanggil satu pasien trus dinasehati kalau mandi harus pake sabun, keramas yang rajin. . . mengajarkan menjaga kesehatan kepada klien secara individual (A1-W13:080513).

Hasil observasi mengenai kegiatan sehari-hari pasien GPSY yang ditulis dalam catatan lapangan no. 4 menunjukan kewajiban pasien untuk membiasakan merawat kebersihan diri dan lingkungan yang dipantau oleh mentor. Pagi hari setelah bangun tidur pasien merapikan tempat tidur, setelah doa pagi pada pukul 06.00 WIB pasien melaksanakan piket harian (menyapu, mengepel, membuang

Dokumen terkait