• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA PENODAAN AGAMA DI INDONESIA

C. Putusan Pengadilan Negeri Sampang 11 1. Identitas Terdakwa

Dalam bab ini, sebelum menganalisis putusan, penulis akan mendeskripsikan lembaran putusan hakim mengenai kasus yang diteliti

9 DIREKTORI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

10 Ibid

11 DIREKTORI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

42

terlebih dahulu, berikut deskripsi pusan Hakim Pengadilan Negeri PN Sampang No. 69/Pid.B/2012/Spg tahun 2012, terdakwa:

Nama : Tajul Muluk alias H. Ali Murtadha Tempat lahir : Sampang

Umur/ tanggal lahir : 39 tahun / 22 Oktober 1973 Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal :Dusun Nangkrenang, Desa Karang Gayam, Kecamatan. Omben, Kabupaten Sampang;

Agama : Islam;

Pekerjaan : Wirasuasta.

2. Peristiwa Kasus

Bahwa saudara atas nama Tajul Muluk alias H. Murtadha tepat pada tahun 2003 sampai dengan 2011 di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, serta di Desa Gedding Laok, Desa Blu‟uran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, telah berniat menyatakan perasaan serta melakukan perbuatan yang pada intinya bersifat permusuhan, penyalahgunaan, penodaan terhadapa suatu kelompok atau golongan agama di Indonesia, yakni agama Islam. Dengan perbuatan tersebut, Terdakwa bertujuan agar setiap orang tidak menganut agamapun juga, yang bernilaikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Terdakwa mengawali kronologinya tepat pada tahun 1998, dimana terdakwa setelah menempuh jenjang pendidikan di Pondok Pesantren YAPI Bangil, setelah itu terdakwa melanjutkan pendidikan ke Arab Saudi selama kurang lebih 6 (enam) tanun, tepat pada tahun 2003, Terdakwa mulai mempraktekkan ajarannya dengan mengajak para Santri yang pernah mondok di pesantren terdekat dari kediaman Terdakwa, sehingga para santri menjadi pengikut Terdakwa. Karena perbuatan tersebut, membuat sebagian masyarakat curiga kepada Terdakwa dengan ajaran yang di sampaikan kepada para santri dan pengikutnya. Ajaran terdakwa terdapat unsur yang menyimpang dari ajaran dasar Islam itu sendiri, sehingga menuai respon pro dan penolakan

dikalangan masyarakat Islam secara umum. Terdapat unsur yang menyimpang, sebagaimana Terdakwa menyampaikan ajaran dengan kurang sopan dan bahasa yang kasar serta menyalahkan jama‟ah diluar dari ajaran terdakwa, kemudian salah ajaran yang disampaikan kepada para santri dan jama‟ahnya, diantaranya memandang bahwa kitab suci Al-Qur‟an yang ada sekarang tidak asli dengan menyebut istilah “ Aqidah Tahrief Al-Qur‟an”, adapun Al-Qur‟an masih asli berada di tangan Imam Mahdy Al-Muntadhor yang sekarang ini tidak terlihat alias gaib.

Terdakwa juga mengajarjakan penyimpangan, diantaranya mengajarkan Rukun Iman dan Rukun Islam yang bebeda dari pada umumnya. Dalam pengucapan dua kalimah syahadat terdapat kalimat para Imam-Imam dengan kalimat “ Asyhadu An-laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammmadan Rasulallah, Wa Asyhadu Anna „Alian Waliyullah, Wa Asyhadu Anna „Aliyan Hujjatullah”, kemudian ajaran memvonis kafir para sahabat, mertua, dan isteri-isteri Nabi Muhammad SAW, mengajarkan untuk bertaqiyyah atau berbohong untuk melindungi diri dari ancama Ahlu Sunnah Wal Jama‟ah serta dapat menaikan derajat serta simbol dalam ajaran Syiah yang diakui oleh para Ulama mereka, Rukun Iman terdiri dari Tauhidullah/Ma‟rifatullah, Annubuwwah, Al-Imamah, Al-Adli, Al-Ma‟ad, Rukun Islam terdiri dari 8 (delapan) rukun yakni, Sholat, Puasa, Zakat, Al-Khumus, Haji, Amar Ma‟ruf Nahi Munkar, Jihad, Al-Wilayah, Al-Fidha (membebaskan harta dan jiwa yang dimiliki, boleh bunuh diri sebagai ketaan kepada pemimpin), Ar-Roji‟ah ( keyakinan bahwa semua orang yang sudah mati akan dihidupkan kembali oleh Imam Mahdy untuk menuntut balas kepada sahabat Nabi dan Ahli Sunna Waljama‟ah).

Terdakwa mengajarkan ajaran tersebut disebuah rumah, tempatnya di Dusun Nangkrenang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang yang dipakai untuk kengiatan mengaji, tempat tersebut juga menjadi markas utama dalam penyampaian ajaran Syiah bersama Santri dan jama‟ahnya. Terdakwa biasanya juga melakukan pengajaran di Masjid Banyuarrum, Desa Blu‟uran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang yang menjadi tempat berkumpulnya jama‟ah Terdakwa setiap malam Jum‟at

44

dan malam Selasa. Terdakwa juga rutin menghadiri kegiatan diluar Pesantren 3 (tiga) kali dalam setahun yakni dibulan Syuro, Safar, Dzulhijjah dengan menyampaikan ceramah didepan para santri dan jama‟ahnya untuk mengajak para santri dan jama‟ah untuk mengikuti ajaran terdakwa, namun jika para santri dan pengikutnya menolak dan ingin memisahkan diri dari Jama‟ah, maka Santri dan Jama‟ah tersebut akan di vonis murtad, pengkhianat, dan iblis, namun para santri dan jama‟ah tersebut kesulitan untuk menolak keluar karena terikat dengan balas budi, hutang piutang, dan lain-lain.

Dampak dari perbuatan terdakwa, membuat warga sekitar menjadi gelisah bahkan para ulama, kiai dan tokoh masyarakat. Akibat dari perbuatan tersebut menimbulkan konflik perlawanan antara kolompok terdakwa dengan jama‟ah Ahlu Sunnah Wal Jama‟ah yang menjadi kelompok mayoritas warga Sampang. Ajaran terdakwa dianggap telah melukai perasaan umat Islam dengan mengajarkan ajaran ajaran yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam seseungguhnya. Hal tersebut disampaikan dalam fatwa MUI Kabupaten Sampang No. A-035/MUI/Spg/I/2012 yang diterbitkan 1 Januari 2012 yang berisikan tentang pernyataan, ajaran yang disampaikan oleh Tajul Muluk sesat dan menyesatkan, yang mengandung penistaan dan penodaan agama Islam.

Perbuatan tersebut diancam dengan Pasal 156a KUHP tentang penistaan dan penodaan terhadap agama di Indonesia, yakni agama Islam.

Terdakwa, sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam dakwaan kesatu, dengan melawan hak memaksan orang lain untuk melakukan, melakukan seseuatu dengan kekerasan, melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan dengan kekerasan, melakukan ancaman terhadap perbuatan, ataupun ancaman terhadap perbuatan yang tidak mengenakkan dengan melakukan sesuatu yang baik terhadap orang itu maupun orang lain sebagaiman yang sudah dipaparkan dalam dakwaan kesatu. Perbuatan terdakwa seperti yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal 335 Ayat (1) KUHP.

3. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Negeri Sampang pada tanggal 4 Juli 2012, memberikan tuntutan kepada terdakwa sebagai berikut:

1) Menyatakan terdakwa Tajul Muluk alias H.Ali Murtadha telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penodaan agama Islam, sebagaimana dalam dakwaan kesatu melanggar Pasal 156a KUHP.

2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Tajul Muluk alias H.Ali Murtadha dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun penjara, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa selama dalam masa tahanan.

3) Barang Bukti: a. Surat Dewan Pimpinan Cabang Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sampang No. A-037/MUI/Spg/1/2012 tanggal 17 Januari 2012 perihal atau ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah; b. Fatwa MUI Kabupaten Sampang No.A-037/MUI/Spg/1/2012 tentang ajaran yang disebarkan Tajul Muluk alias H.Ali Murtadha di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabuparen Sampang sesat dan menyesatkan merupakan penistaan agama; c.Surat Pernyataan PCNU Kabupaten Sampang No.

225/EC/A.2/L.36/2012 tanggal 2 Januari 2012; d. Surat Kejaksaan Negeri Sampang No.TAR-B/03/0.5.36/DSP 0.5/01/2-12 tanggal 4 Januari 2012 tentang laporan hasil rapar Bakorpakem Kabupaten Sampang; e. Surat-suran pernyataan yang dibuat Tajul Muluk; f. 1 (satu) buah buku yang berjudul sudahkan anda sholat; g. 1 (satu) buah CD berisi rekaman suara Tajul Muluk alias H.Ali Murtadha;

h. 1 (satu) buah buku paham Syiah; i. 1(satu) buah buku Risalah Amman. Semuanya tetap terlampir dilembar perkara;

4) Menetapkan supaya Terdakwa membayar ongkos perkara sebesar Rp. 5000,00 (lima ribu rupiah)

4. Pembuktian

Dalam pembuktian pengadilan, Penunutut umum menghadirkan saksi untuk membuktikan dakwaannya, yang sudah sudah tercantum dalam berkas, yang masing sudah memberikan kesaksian, namun ada beberapa yang tidak

46

disumpah ketika memberikan kesaksian seperti saksi Rois Al Hukmah dan Ummu Kulsum.

Pertama, Sanksi Rois Al-Hukamah, ia menerangkan, menurut ajaran terdakwa Qur‟an tidak otentik dengan mengistilahkan “Aqidah Tahrief Al-Qur‟an” sudah diubah oleh sahabat-sahabat Nabi, sedangkan Al-Qur‟an yang asli sedang dibawah oleh Imam Mahdi yang sekarang ini ghaib dan itu nanti keterangan ada disaksi lapangan, Ustad Nur itu sebagai wakilnya Tajul waktu ngajar, keterangannya ada disitu dan saksi-saksi yang lain; kedua, saksi Muhammad Nur Asnawi menerangkan, menurut terdakwa Al-Qur‟an diubah oleh sahabat Rasul, yaitu Usman bin Affan, karena didalam Al-Qur‟an itu bahwa Al-Qur‟an ini ikutilah seribu, karena didalam al-Qur‟an sendri terdapat 6666 ( enam ribu enam rarus enam puluh enam) ayat ada beberapa yang hilang; ketiga, saksi Ummu Kulsum menerangkan,saksi pernah mendengar dari ibu Hani menurut terdakwa Al-Qur‟an diubah oleh sahabat, Al-Qur‟an yang ada sekarang tidak benar. Yang benar nanti dibawah oleh Imam Mahdi;

keempat, saksi Mun‟i menerangkan bahwa saksi mendengar dirumahnya pak Sunadi, terdakwa menyampaikan bahwa al-Qur‟an tidak asli, dan yang asli dibawah ke guah oleh Imam Mahdi.

Dalam keterangan ini, penulis mendapatkan informasi bahwa ada dugaan penghilangan keterangan saksi Rois Al Hukamah sebagai berikut:

Pertama, saksi pernah bertemu dan membenarkan bahwa Muhammad Nur akan menjelaskan soal Tahrief di persidangan; kedua, tapi takbir ini adalah pelaknatan kepada Abu Bakar, Umar, Usman, Ya kalau disini saksi lihat, dengar ya cuma itulah, takbir ada 2 (dua) kali (saksi memperegakan bacaan takbir dengan gerakan tangan sebanyak tiga kali) mula-mula agak keras, namun masyarakat menyuruh untuk pelan pelan saja, yang penting giyang, kalau di Mekah ramai.

Rois al Hukama mengatakan “bahwa tindakan terdakwa merekrut adalah bagian dari melecehkan sejak awalnya. Kalimat-kalimatnya melecehkan. Kalau tidak melecehkan barangnya orang, mggak laku punya sendiri. Punya orang ga laku berarti, Aduh barangnya jelek, ini yang bagus. Ini langsung dapat tiket ke surg, enggak mampir-mampir. Rilnya, kalau ga ikut

ini, Rois mengatakan nggak kebagian Surga. Ajaran Ahlul Bait ini”. Untuk terkait denga 1 (satu) buah CD saksi mengatakan, “ohh itu ada. Terjadi barusan, setelah saksi maulidan. Saksi Rois menerangkan, kalau rekaman ini, rekaman Tajul dengan anak buahnya. Yang disita itu rekaman Tajul dengan pengikutnya, yang merekam ya kita sadap. Rois menyuruh temannya, disadap dulu, Tajul interview langsung direkam, habis itu ambil memorinya. Benar ini suara Tajul, yang merekam Mujalil dengan menggunakan HP nya Syahrul, pengikutnya Tajul tanggal 29 Maulid 2012”.

Dalam keterangan lain saksi Muhammad Nur Asnawi menerangkan

“bahwa setelah saya keluar itu dapat telepon, saksi dikatakan pengkhianat, murtad, jadi balik kafir lagi, sekitar lebih dari 15 (lima belas menit) telepon kepada saya. Saat itu disamping saya ada saksi Kiai Rois”. Saksi Ummu Kulsum juga menjelaskan “ Bahwa menurut terdakwa ajaran Ahli Sunnah tidak benar, karena banya dirubah oleh sahabat, Al-Qur‟an dan sejarah Nabi sudah dirubah oleh para sahabat”. Saksi Muna‟i menerangkan “ Bahwa selanjutnya yang kedua, terdakwa menyampaikan pada malam Selasa 16 bulan rasul, bahwa Al-Qur‟an tidak asli karena yang asli masih dibawah ke gua oleh Imam Mahdi”.

5. Amar Putusan Hakim PN Sampang

Dalam peroses akhir persidangan, Majelis Hakim Pengadilan Negeri PN Sampang No.69/Pid.B/2012/PN.Spg, tanggal 12 Juli 2012 dengan amar sebagai berikut:12

1. Menyatakan terdakwa Tajul Muluk alias H. Ali Murtadha terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak “melakukan pada pokoknya bersifat penodaan terhadap agama Islam;

2. Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dala tahanan;

12 Ibid

48

5. Menetapkan agar barang buktu berupa: a. Surat Dewan Pimpinan Cabang Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sampang No.

A-037/MUI/Spg/1/2012 tanggal 17 Januari 2012 perihal atau ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah; b. Fatwa MUI Kabupaten Sampang No.A-037/MUI/Spg/1/2012 tentang ajaran yang disebarkan Tajul Muluk alias H.Ali Murtadha di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabuparen Sampang sesat dan menyesatkan merupakan penistaan agama; c. Surat Pernyataan PCNU Kabupaten Sampang No.225/EC/A.2/L.36/2012 tanggal 2 Januari 2012; d. Surat Kejaksaan Negeri Sampang No.TAR-B/03/0.5.36/DSP 0.5/01/2-12 tanggal 4 Januari 2012 tentang laporan hasil rapar Bakorpakem Kabupaten Sampang; e. Surat-suran pernyataan yang dibuat Tajul Muluk; f. 1 (satu) buah buku yang berjudul sudahkan anda sholat; g. 1 (satu) buah CD berisi rekaman suara Tajul Muluk alias H.Ali Murtadha; h. 1 (satu) buah buku paham Syiah; i. 1(satu) buah buku Risalah Amman.

Semuanya tetap terlampir dilembar perkara;

6. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.5000,00 (lima ribu rupiah).

49 BAB IV

ANALISIS PENYELESAIAN KASUS PENODAAN AGAMA TAJUL