TELAAH KURIKULUM PENDIDIKAN TINGKAT DASAR
TELAAH KURIKULUM 2013 JENJANG PENDIDIKAN SMA / MA
A. Telaah Kurikulum Jenjang Pendidikan SMA/MA a. Pendahuluan
5. Quantum Learning
Quantum dapat diartikan sebagai Lompatan. Sedangkan Menurut
Porter dan Hernacki Quantum Learning adalah seperangkat metode
dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia38. Quantum Learning pertama kali
digunakan di Supercamp, di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan. 39 Model pembelajaran quantum Learning terdapat konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain seperti: 1) Teori otak kanan atau kiri, 2) Teori otak 3 in 1, 3) Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinetik), 4) Teori kecerdasan ganda, 5) Pendidikan holistic (menyeluruh), 6) Belajar berdasarkan pengalaman, 7) Belajar dengan simbol (Metaphoric Learning), 8) Simulasi atau permainan.40 Model ini cukup bermanfaat bagi pengembangan proses pembelajaran yang lebih beroreintasi kepada siswa aktif. Manfaat ini juga diperkuat oleh pendapat De Porter dan Hernacki dengan belajar menggunakan Quantum Learning akan didapatkan berbagai manfaat
yaitu: 1) Bersikap positif, 2) Meningkatkan motivasi, 3) Keterampilan belajar seumur hidup, 4) Kepercayaan diri, 5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.41 Selain itu juga Quantum Learning ini mampu melibatkan semua peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini seperti dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak yang dikutip oleh Sunaryo peserta didik belajar secara
38 Bobbi Deporter dan MikeHernacki,Quantum Learning Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Kaifa, Bandung, 2005, hlm.15. 39Ibid, hlm.16.
40Ibid, hlm.16. 41Ibid, hlm.13. 4. Teams games Tournament (TGT)
Teams Games Tournament (TGT), yaitu model pembelajaran
Cooperative Learning yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran
koperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing – masing.10 Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran koperatif tipe TGT memiliki ciri – ciri sebagai berikut:11 a) siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok Kecil, b) games Tournament dan c) Penghargaan Kelompook. Model pembelajaran koperatif tipe TGT terdapat 4 tahapan yang bias dilakukan ketika penerapan model ini, yaitu : 12
a. Menyajikan materi, menyampaikan tujuan, dan memberikan motivasi.
b. Siswa bekerja dalam kelompok setelah guru menginformasikan materi, kelompok berdiskusi dengan menggunakan LKS.
c. Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing – masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana
10 Mahmudin, 2009, http:// Mahmudin,wordress.com/2009/12/23strategi-Pembelajaran-TGT//, waktu:12 juli 2010
11 http:// mahmudin,wordress.com/2009/12/23strategi-pembelajaran-TGT//, waktu: 12 juli 2010
12 Mahmudin, 2009, [online], http://
mahmudin,wordress.com/2009/12/23strategi-pembelajaran-TGT//, [13 juli 2010]
efektif bila peserta didik secara aktif terlibat dalam pengorganisasian penemuan pertalian-pertalian dala informasi yang dihadapi. Peserta didik dikatakan aktif jika ikut serta mempersiapkan pelajaran, gembira dalam belajar, mempunyai kemauan dan kreativitas dalam belajar, keberanian menyampaikan gagasan dan minat, sikapkritis dan ingin tahu, kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, pengembangan penalaran induktif dan pengembangan penalarandeduktif.42
Langkah-langkah pembelajaran Quantum Lerning (1) peserta
didik diberi motivasi oleh gurudengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi, (2) Penataan lingkungan belajar, yaitu penataan lingkungan yang dapat membuat peserta didik merasa betah dalam belajarnya,(3) Memupuk sikap juara, hal ini perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar peserta didik, melalui pujian terhadap peserta didik yang telah berhasil dalam belajarnya,(4) guru memberikan kebebasan dalam belajar pada peserta didiknya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja,(5) Membiasakan mencatat, (6)Membiasakan membaca, kegiatan membaca peserta didik mempermudah dalam menerima, menjawab dan memecahkan masalah yang dihadapinya, (7) Mengarahkan peserta didik kearah yang kreatif, (8)Melatih kekuatan memori anak, langkah ini penting sebagai Pengembangan dan latihan terhadap memori anak. Memori mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang melibatkan kemampuan membaca,kemampuan mendengar, kemampuan melihat, kemampuan melihat dan mendengar, kemampuan melihat, mendengar dan mengatakan, kemampuan katakan dan lakukan. Kemampuan ini bisa diukur melalui presentasi, misalnya kamampuan membaca hanya menyerap sekitar 10 %, kemampuan mendengar 20 % kemampuan melihat 30 %, kemampuan melihat, mendengar sekitar 50 %, kemampuan katakana 70 % dan
kemampuan katakana dan lakukan hampir 90 %. Bersadarkan uraian di atas membuktikan bahwa proses belajar yang melibatkan katakana dan lakukan hampir perolehannya 90 %, artinya siswa akan lebih memahami dalam proses pembelajaran, apabila terjadi katakan dan lakukan.
Berangkat dari pemikiran diatas maka, Pengalaman Belajar Menurut Peter Shea bisa dipahami adalah sebagai berikut : Kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat 20% karena peserta didik hanya mendengarkan. Sebaiknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. 43 Model quantum learning ini adalah proses belajar yang lebih banyak melatih indra, semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi pelajaran akan semakin bermakna. Selain itu dalam proses pembelajaran perlu diperdengarkan musik untuk mencegah kebosanan dalam belajarnya.44
43Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung, 2008, hlm. 176.
44http://www.puskur.or.id/data/ringkasan skripsi kbm.pdf / 2010/10.
efektif bila peserta didik secara aktif terlibat dalam pengorganisasian penemuan pertalian-pertalian dala informasi yang dihadapi. Peserta didik dikatakan aktif jika ikut serta mempersiapkan pelajaran, gembira dalam belajar, mempunyai kemauan dan kreativitas dalam belajar, keberanian menyampaikan gagasan dan minat, sikapkritis dan ingin tahu, kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, pengembangan penalaran induktif dan pengembangan penalarandeduktif.42
Langkah-langkah pembelajaran Quantum Lerning (1) peserta
didik diberi motivasi oleh gurudengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi, (2) Penataan lingkungan belajar, yaitu penataan lingkungan yang dapat membuat peserta didik merasa betah dalam belajarnya,(3) Memupuk sikap juara, hal ini perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar peserta didik, melalui pujian terhadap peserta didik yang telah berhasil dalam belajarnya,(4) guru memberikan kebebasan dalam belajar pada peserta didiknya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja,(5) Membiasakan mencatat, (6)Membiasakan membaca, kegiatan membaca peserta didik mempermudah dalam menerima, menjawab dan memecahkan masalah yang dihadapinya, (7) Mengarahkan peserta didik kearah yang kreatif, (8)Melatih kekuatan memori anak, langkah ini penting sebagai Pengembangan dan latihan terhadap memori anak. Memori mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang melibatkan kemampuan membaca,kemampuan mendengar, kemampuan melihat, kemampuan melihat dan mendengar, kemampuan melihat, mendengar dan mengatakan, kemampuan katakan dan lakukan. Kemampuan ini bisa diukur melalui presentasi, misalnya kamampuan membaca hanya menyerap sekitar 10 %, kemampuan mendengar 20 % kemampuan melihat 30 %, kemampuan melihat, mendengar sekitar 50 %, kemampuan katakana 70 % dan
KE ENAM