• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENYULUHAN

Dalam dokumen POLA KEMITRAAN PETANI SELADA ( (Halaman 65-71)

Rancangan Penyuluhan Waktu dan Tempat

Kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan mulai bulan April-Juni 2022 di Desa Sukatani, Desa Ciherang, dan Desa Ciputri Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Tempat kegiatan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ketua Kelompok Tani dan lahan petani sekitar desa penelitian. Waktu kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

Sasaran

Sasaran kegiatan penyuluhan yaitu petani mitra selada yang sudah berusahatani diatas 10 tahun yang berada di Desa Sukatani, Desa Ciherang dan Desa Ciputri.

Materi

Dari permasalahan diatas, maka diperlukan solusi yang mampu memperbaiki pola kemitraan petani selada, dengan begitu maka perlu dilakukan penyuluhan dengan menyampaikan materi mengenai pola kemitraan petani selada.

Untuk mempermudah kegiatan penyuluhan maka dibuatlah lembar persiapan penyuluh (LPM) dan sinopsis.

Metode

Metode yang dilakukan adalah memadukan metode ceramah dan diskusi.

Metode ceramah ini menempatkan agen penyuluhan sebagai sumber informasi, dimana penyuluh menyampaikan materi seluas-luasnya tetapi untuk menghidupkan suasana belajar maka perlu juga metode diskusi. Teknik diskusi ini dipilih karena memberi kesempatan untuk mempengaruhi perilaku petani secara langsung. Pada kelompok diskusi, agen penyuluhan merupakan bagian dari anggota kelompok yang saling bertukar pikiran dan turut memecahkan masalah.

Diskusi kelompok membantu proses alih teknologi dari ahlinya kepada kelompok.

Diskusi kelompok membantu anggotanya memadukan pengetahuan dengan memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan, menghubungkan informasi baru dengan yang telah mereka ketahui dan jika perlu, memperbarui pandangan.

Dengan begitu, akan timbulnya komunikasi dua arah antara penyampai infomasi dengan penerima informasi sehingga semua anggota kelompok berperan aktif

51 dalam kegiatan penyuluhan.

Media

Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini disesuaikan dengan kondisi dilapangan, dengan menyiapkan media berupa folder. Folder ini digunakan sebagai alat bantu apabila ada penyampaian materi yang tidak jelas, serta untuk mempermudah petani dalam memahami isi materi karena materi dalam folder sudah terangkum.

Frekuensi

Frekuensi kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan sebanyak 6 kali dengan tiga lokasi yakni Desa Sukatani, Desa Ciherang, dan Desa Ciputri. Masing-masing desa dilakukan penyuluhan sebanyak satu kali dengan 2 materi.

Pelaksanaan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan tersaji dalam Tabel 18 berikut

Tabel 18. Pelaksanaan penyuluhan pertanian Waktu Sasara

n Tujuan Materi Freku

ensi Media Metode 03/06/22 Petani

Mitra Selada Desa Sukata ni

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kemitraan pertanian dan Memaksimalkan sarana serta prasarana pendukung kegiatan kemitraan.

Jenis pola kemitraan pertanian dan Kartu tani mendukung kemitraan

1 kali Folder Cerama h dan diskusi

05/06/22 Petani Mitra Selada Desa Cihera ng

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kemitraan pertanian dan Memaksimalkan sarana serta prasarana pendukung kegiatan kemitraan.

Jenis pola kemitraan pertanian dan Kartu tani mendukung kemitraan

1 kali Folder Cerama h dan diskusi

08/06/22 Petani Mitra Selada Desa Ciputr i

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kemitraan pertanian dan Memaksimalkan sarana serta prasarana pendukung kegiatan kemitraan.

Jenis pola kemitraan pertanian dan Kartu tani mendukung kemitraan

1 kali Folder Cerama h dan diskusi

Sasaran penyuluhan adalah petani mitra selada yang berada di Desa Sukatani, Ciherang, dan Ciputri. Petani yang menjadi sasaran adalah yang telah berusaha tani diatas 10 tahun. Waktu penyuluhan disetiap desa berbeda-beda dan tersaji secara rinci pada Tabel 18.

52

Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk menambah pengetahuan petani terhadap kemitraan pertanian serta hal-hal yang dapat mendukung kegiatan kemitraan tercapai. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan petani terhadap pola kemitraan pertanian, maka perlu diberikan edukasi tentang pentingnya kemitraan pertanian dan penentuan pola kemitraan yang akan digunakan sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi petani mitra dan perusahaan mitra.

Materi yang disampaikan adalah tentang berbagai macam jenis pola kemitraan secara umum yang dapat digunakan petani dalam menjalin kemitraan bersama perusahaan mitra pertanian dengan frekuensi kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebanyak dua kali per desa sehingga total kegiatan penyuluhan berjumlah enam kali dengan sasaran yang sama.

Media yang digunakan adalah folder. penggunaan media ini digunakan disemua tempat, karena penggunaan media disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah kombinasi dari metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara. Kemudian dilakukan kunjungan lapang ke lokasi petak percontohan di Desa Ciputri.

Petak Percontohan

Petak percontohan yang digunakan dalam penelitian ini adalah selada keriting yang dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Petak percontohan tanaman selada

53

Karakteristik umum tanaman selada ini memiliki bentuk daun yang bulat dan panjang bergerigi atau panjang dengan warna hijau muda. Daun selada ini memiliki sifat yang lunak dan renyah serta memiliki rasa yang manis ketika dimakan. Luasan yang digunakan untuk petak percontohan ini yaitu 200 m2 dan mendapatkan sebanyak 13 bedengan dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 1m.

Berikut tahapan kegiatan budidaya selada pada petak percontohan.

1. Pengolahan Lahan

Lahan dicangkul dan digemburkan sedalam 20-30 Cm. Selanjutnya dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur, untuk mendapatkan cahaya penuh. Jarak antar bedeng 30 Cm.

2. Persemaian

Benih yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 8 gram. Sebelum proses penyemaian, benih direndam dalam larutan Previcur N 722SL dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam kemudian dikeringkan. Benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dengan pupuk organik (1:1), kemudian ditutup dengan alang-alang atau jerami kering selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan berupa sungkup plastik.

3. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah usia semai 3-4 minggu (25-30 hari) atau sudah memiliki 4-5 helai daun. Tanaman tersebut dipindahkan ke bedengan yang sudah dipersiapkan dengan jarak tanam 20x20 Cm.

4. Pemupukan

Pupuk diberikan pada bedengan secara merata sekitar tiga hari sebelum tanam. Pemupukan awal ini menggunakan pupuk kandang (kotoran ayam atau sapi yang telah difermentasi) dengan dosis 20 Kg per bedengan atau total yang diberikan yaitu 260 Kg. Dua minggu setelah tanam dilakukan pemupukan susulan Urea sebanyak 230 gr per bedengan atau total yang diberikan yaitu 3 Kg.

pemupukan selanjutnya yaitu pupuk cair 0,30 ml per bedengan atau total yang diberikan 3,9 ml dengan teknik disemprot menggunakan hand sprayer pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam.

5. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan setiap hari sampai selada tumbuh normal, terkecuali

54

saat terjadi hujan karena walaupun menggunakan sungkup tanah akan tetap lembab sehingga tidak memerlukan penyiraman. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati paling lambat yaitu pada 10 hari setelah tanam. Penyiangan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma dilapangan, pada saat penelitian penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali.

6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Hama yang sering ditemui adalah ulat daun, belalang, dan nyamuk kecil bila keadaan lembab. Pengendalian hama dilakukan secara mekanik dan pestisida nabati. Secara mekanik yaitu dengan dipungut menggunakan tangan, sedangkan menggunakan pestisida nabati yaitu dilakukan dengan penyemprotan. Takaran pestisida nabati yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 40 ml dengan teknik disemprot menggunakan hand sprayer ukuran 14 liter.

7. Panen dan Pasca Panen

Pemanenan selada dilakukan ketika usia sudah memasuki ± 2 bulan setelah tanam, dengan cara mencabut batang tanaman atau memotong pangkal batang.

Dalam luasan penelitian yaitu 200 m2 mendapatkan hasil tanaman selada sebanyak 400 Kg/4 kuintal. Jika dibandingkan dengan acuan budidaya hasil ini sudah sangat baik karena melebihi perkiraan yaitu 300 Kg/3 kuintal.

Tanaman selada mudah layu, sehingga untuk menjaga kualitasnya agar tetap segar dan baik maka setelah panen harus segera dilakukan pengiriman produk ketempat tujuan.

Asumsi analisis usaha budidaya selada pada luasan lahan penelitian dapat dilihat secara rinci pada Tabel 19 berikut.

55

Tabel 19. Asumsi Analisis usaha budidaya selada

No Item Kebutuhan Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 Benih 8 gram 25.000 25.000

2 Pupuk Kandang 300 Kg 1.200 360.000

3 Pupuk Urea 5 Kg 14.000 70.000

4 Pupuk Phonska 5 Kg 10.000 50.000

5 Pupuk NPK cair vertigrow 500 ml 1 30.000 30.000

6 Larutan Previcur N 100 ml 1 35.000 35.000

7 Plastik Sungkup 6 Kg 36.000 216.000

8 Ajir 100 batang 1.000 100.000

9 Tali Majun 1 gulung 12.000 12.000

10 Pestisida Biowasil 500 ml 1 60.000 60.000

11 Pengolahan Lahan 1 org 400.000 400.000

12 Penanaman 1 org 100.000 100.000

13 Penyemprotan pupuk 2 x 50.000 100.000

14 Penyemprotan pestisida 1 x 50.000 50.000

15 Penyiangan 2 x 50.000 100.000

Total 1.708.000

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok Sumber Tani yang sekaligus menjadi tempat dilaksanakan petak percotohan bahwa rata-rata panen pada luasan tersebut yaitu sebesar 400 Kg/tanaman

Hasil panen = 400 Kg

Harga pada saat penelitian : Rp. 8.500

Pendapatan = (1 kali musim tanam) R/C ratio =

= 1,9

Artinya, bahwa setiap mengeluarkan Rp. 1,- maka akan menghasilkan pendapatan sebanyak Rp. 1,9- atau setiap mengeluarkan Rp. 1,- maka akan mendapat keuntungan sebesar Rp. 0,9- dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya selada dengan menjalin kemitraan ini cukup potensial dan dapat membantu perekonomian petani.

56

Dalam dokumen POLA KEMITRAAN PETANI SELADA ( (Halaman 65-71)

Dokumen terkait