• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Konseptual: Kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau Plaza, Taman dan Kebun Buah

RANCANGAN KONSEPTUAL

4.1. Rancangan Konseptual: Kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau Plaza, Taman dan Kebun Buah

Pada lingkungan sekitar tapak, ketersediaan ruang terbuka hijau memang sangat kurang menjanjikan. Jika dilihat, tidak terdapat ruang terbuka hijau umum yang dapat ditemui di lingkungan ini. Dalam suatu hunian apartemen, dibutuhkan tempat yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk berinteraksi antara tiap penghuninya. Tidak hanya sebagai tempat berinteraksi, ruang terbuka ini juga bermanfaat sebagai tempat melepas dan penawar atas kepenatan yang dialami oleh masyarakat kota.

Kehidupan di perkotaan sangat identik dengan aktifitas yang padat, polusi, dan hingar-bingar kendaraan bermotor. Keadaan yang asri dan natural sangat amat jarang ditemui pada kawasan permukiman kota. Bahkan situasi yang nyaman dan natural dapat menjadi hal yang sangat mahal di perkotaan. Untuk menanggapi hal tersebut, konsep awal dalam mengerjakan rancangan tapak pada proyek apartemen ini adalah akan didesain beberapa taman dan kebun buah pada lahan yang tersedia. Akan dipilih beberapa titik pada lahan yang akan dijadikan taman bunga dan kebun buah.

Riverwalk...

Pada bagian pinggir sungai akan dibuat ruang terbuka berupa riverwalk yang memiliki tempat duduk dan tempat bersantai yang dirancang sedemikian rupa agar dapat menyediakan ruang terbuka di sekitar kawasan sungai yang tentu saja dapat dikunjungi oleh masyarakat sekitar juga. Pada beberapa bagian pinggir sungai, akan dibuat seperti terasering bertingkat yang dapat berfungsi sebagai tempat duduk dan berjalan yang ditanami oleh pohon agsana yang rindang dan pohon bambu-bambuan. Pohon agsana dipilih karena memiliki manfaat sebagai peneduh karena memiliki tajuk yang lebar, sementara pohon bambu-bambuan dipilih karena memiliki akar yang dapat mencegah erosi di pinggir sungai. Ruang terbuka pinggir sungai ini dapat diakses oleh siapapun, baik penghuni apartemen, pengunjung mall dan warga sekitar.

51

Kolam Renang dan Lapangan Olah Raga...

Selain itu, pada tapak perancangan juga akan dirancang fasilitas kolam renang dan lapangan olah raga yang dapat diakses oleh penghuni apartemen maupun warga sekitar dan juga pengunjung mall. Namun, bagi para pengunjung yang hendak mengakses kolam renang yang tersedia akan dikenakan biaya. Hal ini bertujuan agar pihak apartemen memperoleh income ataupun pemasukan yang dapat dijadikan biaya perawatan bagi fasilitas kolam renang itu sendiri. Sedangkan untuk penghuni apartemen, tidak dikenakan biaya apapun ketika menggunakan fasilitas kolam renang. Bagi setiap penghuni apartemen akan diberikan kartu identitas yang dapat dijadikan sebagai akses gratis untuk masuk ke kolam renang tersebut. Sementara lapangan olahraga yang terdiri dari lapangan basket, tenis dan futsal hanya diperuntukkan bagi penghuni apartemen saja. Hal ini diberlakukan demi memberikan kenyamanan bagi penghuni apartemen.

Jogging Track...

Pada tapak perancangan juga terdapat jogging track yang mengitari lapangan olah raga dan kebun buah. Jogging track ini juga dapat diakses oleh siapa saja, baik penghuni apartemen maupun warga sekitar. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan para penghuni apartemen dapat berinteraksi dengan baik satu sama lain.

Jembatan...

Tidak hanya itu, pada tapak juga terdapat dua jembatan besar seperti deck yang tidak hanya digunakan sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki dan jembatan penyeberangan, namun pada jembatan ini juga terdapat cafe sebagai tempat bersantai. Dengan adanya cafe diatas deck ini, akan membuat suasana sungai akan lebih hidup dan sering dikunjungi. Tentu saja deck ini akan dirancang sedemikian rupa agar menciptakan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya. Jembatan dengan ukuran 20 x 25 meter ini, akan di desain dengan jalur pejalan kaki di sisi

53

sehingga jika kita berjalan pada sisi ini akan terasa teduh. Sementara itu, pada sisi tengah jembatan ini merupakan bagian yang diisi dengan tenda dan kursi-kursi serta meja-meja sebagai tempat bersantai. Angin semilir yang berhembus di kawasan sungai akan terasa jika kita duduk disini tanpa harus merasa kepanasan akibat paparan sinar matahari karena terdapat pepohonan sebagai shading dan tenda-tenda cafe tersebut sebagai pelindung.

Pedestrian...

Lokasi perancangan akan ditimbun setinggi 1,2 meter dari permukaan jalan raya. Hal ini bertujuan agar lokasi perancangan tidak mudah terendam air di saat hujan deras datang. Air-air yang menggenang dijalan raya tidak dapat mengalir kedalam lokasi perancangan karena sisi bangunan apartemen lebih tinggi dari permukaan jalan raya. Selain itu, orang-orang yang berada dalam lokasi perancangan dapat dengan leluasa mengawasi orang-orang yang berada di luar

lokasi perancangan dibuat pembatas antara lokasi perancangan dengan pedestrian yang mengelilingi lokasi perancangan tersebut yang dapat diibaratkan sebagai pagar pembatas namun tidak menimbulkan kesan masiv dan terisolir seperti layaknya tembok beton yang menjulang tinggi. Pembatas ini merupakan kolam dan pot ataupun media tanam yang diisi oleh pepohonan dan bunga. Selain memiliki fungsi estetika, pembatas ini juga memiliki fungsi sebagai pembatas.

Pintu Air...

Pada tiap-tiap bagian hulu dan hilir sungai yang terdapat dalam lokasi perancangan, akan dibuat pintu air yang berfungsi sebagai penahan air. Pada sisi pintu air ini terdapat kincir air yang dapat menyuplai tenaga listrik dari generator turbin. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber alternatif energi. Selain itu, akan terdapat penyaring air dan penyaring sampah yang terdapat pada pintu air ini juga. Hal ini bertujuan untuk membuat air sungai menjadi bersih.

55

Bangunan Hemat Energi...

Dalam merancang bangunan tinggi, energi merupakan aspek yang sangat penting. Terlebih lagi jika fungsi bangunan tersebut berupa hunian seperti apartemen dimana kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-sehari mereka sangatlah tinggi akan penggunaan energi. Menurut pendapat Tri Harso Karyono (2008), porsi terbesar energi masih dibangkitkan dari bahan bakar fosil.

Arsitektur hemat energi dapat diaplikasikan secara pasif dan aktif. Desain pasif lebih menekankan bagaimana desain tersebut menggunakan sedikit energi sehingga dapat meminimalkan pelepasan CO2 ke atmosfer. Dengan

mengupayakan pancahayaan alami, penghawaan dan renewable energy akan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan seperti ini, akan terciptanya bangunan berkelanjutan yang bersahabat dengan bumi.