• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN FINAL 5.1 Revisi Rancangan Skematik

5.2. Sistem Struktur Bangunan

Apartemen merupakan gedung bertingkat tinggi dengan denah tipikal dan memiliki ketinggian yang bervariasi. Semakin tinggi bangunan apartemen menjulang, maka terpaan angin akan semakin besar. Dengan adanya terpaan angin tersebut, maka beban lateral yang dialami oleh bangunan tinggi akan semakin terasa. Gedung bertingkat tinggi biasanya kerap kali mendapatkan kendala dari tekanan/ terpaan angin, beban mati yang berasal dari bangunan itu sendiri, serta gempa bumi.

Untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan tersebut, maka pada bangunan apartemen ini digunakan sistem struktur dan konstruksi berupa rangka baja pabrikasi (precast). Secara umum sistem struktur pada bangunan apartemen ini terbagi menjadi dua, yaitu sistem struktur bawah dan sistem struktur atas. Pengertian bentuk struktur bangunan dan konstruksi gedung adalah untuk menghuninya dengan memanfaatkan ruang di dalamnya. Dengan demikian, penghuni dengan tingkah lakunya menjadi bagian gedung dan arsitektur tersebut (Heinz Frick, 1998).

Gambar 5.7 Aksono Sistem Struktur Konstruksi

79

Sistem struktur bawah pada bangunan apartemen ini terdiri dari pondasi dan tembok penahan tanah yang terdapat pada dinding basement. Pondasi berfungsi sebagai penopang bagi suatu bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya ke dalam lapisan tanah. Adapun jenis pondasi yang digunakan pada bangunan apartemen ini adalah pondasi tiang pancang (pile cap foundation). Bahan utama dari pondasi ini adalah baja (steel) dan beton.

Adapun alasan menggunakan pondasi jenis ini yang pertama dikarenakan lokasi perancangan yang terletak di dekat sungai. Tanah yang terdapat di dekat sungai memiliki karakteristik tanah yang relatif lunak ataupun kurang keras, sehingga tanah di sini tidak memiliki kapasitas daya pikul yang memadai. Oleh karena itu, pondasi tiang pancang dipilih untuk menyalurkan beban dari struktur bangunan atas ke lapisan tanah pendukung dibawahnya pada kedalaman tertentu.

Alasan kedua untuk menggunakan pondasi tiang pancang ini adalah karena biaya pembuatannya relatif lebih murah dibandingkan dengan kekuatan yang dihasilkannya serta dibandingkan dengan pondasi sumuran. Dengan menggunakan pondasi jenis ini dikira dapat menopang bangunan tingkat tinggi yang dibangun di daerah tepi sungai.

Alasan yang ketiga adalah pelaksanaan pemasangannya lebih mudah dan relatif cepat dikarenakan peralatan untuk pemasangannya cukup mudah didapat sekarang ini di Indonesia. Selain itu tenaga kerja di Indonesia (khususnya di kota- kota besar seperti Medan) juga sudah cukup terampil untuk melaksanakan pembangunan bangunan yang menggunakan pondasi tiang pancang. Ditambah lagi tiang pancang yang dibuat di pabrik membuat kwalitasnya lebih dapat diandalkan dan persediannya cukup banyak sehingga sangat mudah diperoleh.

Dibalik kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan oleh pondasi jenis ini, terdapat juga beberapa kekurangan yang harus diperhatikan pada saat proses pemasangannya. Pada saat pemasangan pondasi ini dapat menimbulkan getaran di area sekitar lokasi perancangan. Selain itu, dibutuhkan lahan yang luas untuk menampung tiang-tiang pancang sebelum dirakit di lokasi perancangan. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hummer dengan sistem kerja pemukulan.

81

Pada bangunan apartemen ini juga menggunakan basement sebagai sistem struktur bawah bangunan. Mengingat terbatasnya luas lahan pada lokasi perancangan yang dapat dibangun untuk gedung, maka basement dipilih sebagai alternatif dalam pengadaan parkir. Selain berfungsi sebagai tempat parkir bawah tanah, basement juga berfungsi sebagai penguat struktur pada bangunan bertingkat tinggi. Basement dapat menahan beban tekanan tanah dan air (retaining wall). Basement ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat utilitas pada gedung- gedung di perkotaan. Hal ini sudah sangat lazim ditemukan pada bangunan- bangunan seperti gedung kantor dan mall yang terdapat di kota Medan. Basement merupakan ruang bawah tanah yang memiliki level lebih rendah dibandingkan dengan lantai dasar/ ground floor. Pada bangunan apartemen ini, ketebalan dinding basement yang digunakan yaitu 50 cm. Hal ini dilakukan karena mempertimbangkan kondisi lokasi perancangan yang langsung bersebelahan dengan sungai. Oleh karena itu dibutuhkan ketebalan dinding yang memadai untuk menahan daya tekan tanah dan air yang berasal dari sungai tersebut. Pada dinding basement ini juga dilengkapi dengan pelapis dinding tahan air yaitu waterproofing guna mengantisipasi adanya rembesan air.

Selain menggunakan sistem struktur bawah berupa pondasi dan basement, bangunan apartemen ini juga menggunakan sistem struktur atas. Sistem struktur ini merupakan sistem struktur rangka yang terdiri dari kolom, balok dan plat lantai. Kolom adalah salah satu bagian struktur bangunan yang memiliki peran sangat penting. Karena kolom merupakan komponen struktur bangunan yang

tugas utamanya menyangga beban vertikal dan berperan sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Jika diumpamakan, kolom ini seperti rangka tubuh manusia yang dapat menopang tubuh untuk berdiri sendiri. Adapun bahan utama pembuatan kolom pada bangunan apartemen ini adalah baja dan beton. Bahan- bahan ini dipilih karena dianggap mampu mengatasi gaya tarik dan tekan dengan baik. Baja merupakan material yang tahan akan gaya tarik, sedangkan beton merupakan material yang tahan terhadap gaya tekan. Selain kolom, balok dan plat lantai pada bangunan apartemen ini juga menggunakan sistem struktur baja dan beton.

Semua sistem struktur penulangan yang digunakan pada bangunan apartemen ini merupakan struktur pabrikasi pra-cetak. Konstruksi yang digunakan pada bangunan apartemen ini juga berupa baja dan beton bertulang. Baja-baja yang digunakan sebagai struktur penulangan dibuat di pabrik terlebih dahulu yang kemudian dibawa ke lokasi untuk dirakit. Komponen pra-cetak lainnya seperti pondasi, tangga, kolom, balok, plat lantai dan dinding juga digunakan untuk

83

mempermudah proses pembangunan. Sistem pabrikasi pra-cetak dipilih agar lebih praktis dan efisien dalam proses pengerjaannya. Struktur baja pra-cetak digunakan agar mengurangi beban pada bangunan itu sendiri. Sehingga pada saat proses pembangunan, beban mati yang berasal dari rangka bangunan itu sendiri dapat diminimalisir. Dinding pada bangunan apartemen ini awalnya dibuat terlebih dahulu di pabrik, kemudian setelah selesai dinding pabrikasi tersebut dibawa ke lokasi pembangunan untuk dirakit dan dipasang.

Selain itu, metoda konstruksi yang digunakan pada bangunan apartemen ini adalah metoda Bottom-Up. Metoda ini kerap digunakan pada bangunan gedung berlantai banyak. Pengerjaan metoda konstruksi ini dimulai dari bagian bawah bangunan hingga ke bagian atas bangunan. Dimulai dari pengerjaan pondasi sampai keatas yaitu pekerjaan lantai dan atap. Kegiatan pelaksanaan membangun dengan metoda Bottom-Up ini diawali dengan pekerjaan persiapan yaitu pembersihan lahan dan pengaturan arus transportasi di dalam lokasi perancangan yang kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan penggalian tanah. Selanjutnya dilakukan pekerjaan pondasi yang disusul dengan pembuatan dinding penahan tekanan tanah (dinding basement). Pada tahap akhir metoda ini dilakukan pembuatan kolom yang diteruskan dengan pembuatan lantai dan balok lantai diatas kolom tersebut secara berulang hingga lantai atas sampai atap. Fungsi kolom dan balok ini sebagai penopang dan penyalur beban dari atas ke bawah (pondasi).