• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dan reflektif, bertujuan untuk melakukan perbaikan terus–menerus dalam praktis pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan strategi pembelajaran matematika yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat

27

yang baik. Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1) dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan Monitoring, 5) Refleksi dan 6) Evaluasi.

Rancangan penelitian ini akan disusun menggunakan siklus perlakuan pembelajaran matematika sebagai berikut :

Observasi Refleksi Pembahasan Siklus I Pembahasan Observasi Siklus II Selesai Selesai Permasalahan Siklus I Rencana Pelaksanaan Observasi Refkeksi Pembahasan Siklus III Selesai Pembahasan Pembahasan Selesai Pembahasan # Ya Ya # Tidak Tidak $% $% Gambar 3.1

Proses Penelitian Tindakan Sumber : Zainal Aqib (2008 : 308).

Penjelasan tentang siklus pada gambar 3.1: 1. Dialog Awal

Dialog awal adalah pertama dalam penelitian sebagai upaya merekam segala peristiwa untuk mengetahui permasalahan sehingga fokus penelitian dapat ditentukan, selain ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada

Pelaksanaan dialog awal dilakukan peneliti sebanyak dua kali yang pertama pada tanggal 12 April 2010 dengan kepala sekolah SMP Negeri 2 Gondangrejo. Dari dialog pertama ini peneliti kesepakatan bahwa (1) kepala sekolah menyetujui dan bersedia membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut, (2) peneliti mendapatkan informasi kondisi sekolah secara menyeluruh dari segi perkembangan infrastruktur yang sudah berjalan selami ini.

Peneliti melakukan dialog yang kedua pada tanggal 13 April 2010 dengan guru pengampu matematika di kelas yang akan diteliti yaitu pada kelas VIII E. Dari dialog yang dilakukan peneliti dengan guru pengampu matematika peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi kelas, maslah-masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran dan pengalaman mengajar selama ini. Setelah peneliti melakukan lebih lanjut peneliti dapat mengetahui fakta-fakta masalah nyata yang masih dihadapi dan dapat dijadikan sebagai fokus dalam penelitian. Dari beberapa masalah nyata tersebut peneliti ingin berupaya mengurangi masalah yang masih dialami siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode

29

concept mapping sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa yang menjadi salah satu fokus permasalahan nyata.

Hasil dialog awal yang dilakukan dua kali oleh peneliti menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

Berdasarkan hasil pengamatan kelas yang dilakukan oleh guru matematika selama ini sebagian besar siswa masih memiliki keaktifan belajar matematika yang rendah. Siswa malas mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide dan menjawab perrtanyaan. Walaupun guru sudah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan mengerjakan soal di depan kelas tapi siswa tidak menggunakan kesempatan tersebut bahkan siswa cenderung hanya mendengarkan guru menjelaskan materi sehingga pembelajaran menjadi membosankan.

b. Perencanaan Solusi Masalah

Diskusi perencanaan solusi masalah bersama guru pengampu matematika bersepakat penggunaan metode concept mapping dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa. Penggunaan metode concept mapping ini lebih mengutamakan aktivitas siswa dan menyelesaikan permasalahan dengan ide yang mereka kembangkan sendiri sehingga diharapkan siswa menjadi tertarik dan senang belajar matematika yang akhirnya dapat melatih siswa untuk aktif dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.

2. Perencanaan Tindakan

Penyusunan perencanaan tindakan dipacu dari hasil dialog awal yang telah dilakukan yaitu fokus permasalahan dalam proses pembelajaran. Dalam dialog awal telah terindentifikasi permasalahan dalam pembelajaran matematika terutama keaktifan belajar siswa. Kerja sama kolaboratif antara guru dan peneliti menyusun langkah-langkah dan cara untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan kesepakatan kolaborasi, maka tindak pembelajaran yang dilakukan adalah :

a. Putaran I

Perencanaan tindakan kelas putaran 1 dilaksanakan pada hari Kamis 13 Mei 2010. Pembelajaran yang direncanakan pada putaran I yaitu dengan menggunakan metode concept mapping yaitu guru menciptakan suasana kondusif, menyenangkan, menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan apa yang sudah diketahui siswa atau yang pernah dilakukan siswa, memberikan gambaran besar tentang materi yang akan dipelajari, memberitahu kepada siswa tentang tujuan apa yang akan diperoleh, pemasukan informasi, melakukan aktivasi, demonstrasi, ulangi dan jangkarkan.

Ulangi dan jangkarkan yang di maksud disini adalah melakukan pengulangan dan penjangkaran pada akhir sesi dan sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. Materi

31

yang akan di bahas yaitu pengertian kubus dan balok, memberikan contoh nyata yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga siswa dapat memahami materi secara menyeluruh.

Sebagai pemantapan guru memberikan soal-soal untuk latihan, dalam kesempatan ini guru berkeliling memantau untuk membimbing siswa yang belum bisa atau yang mendapat kesulitan. Setelah selesai mengerjakan soal di depan kelas kemudian siswa yang maju tersebut diharapkan dapat dapat menjelaskan maka siswa yang di belakang dapat membantu, jika masih belum bisa menjelaskan maka guru memberikan penjelasan. Sebagai penutup, guru menyampaikan poin-poin utama dari materi yang telah dijelaskan kemudian memberikan pekerjaan rumah.

b. Putaran II

Perencanaan tindakan kelas putran II dilaksanakan pada hari Jum’at 14 Mei 2010. Tindakan ini diambil sama dengan putaran I yang sudah direvisi. Dengan kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dengan meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas serta menjelaskannya dengan tujuan agar siswa yang lain paham tentang perbedaan jawaban dan kesalahan. Pada putaran II ini guru menjelaskan materi selanjutnya yaitu tentang cara menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal bidang kubus dan balok. Setelah itu siswa diberikan latihan soal yang berkaitan dengan materi tersebut.

Dengan memperbanyak latihan soal-soal maka diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Siswa akan termotivasi untuk mengerjakan soal latihan, di depan kelas, dan siswa akan menemukan soal-soal yang ditanyakan. Kemudian guru memberikan poin-poin utama kemudian meminta siswa untuk merangkum materi yang sudah dipelajari dan memberi pekerjaan rumah.

c. Putaran III

Perencanaan tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2010. langkah-langkah pembelajaran sama seperti yang dilakukan seperti pada dua putaran sebelumnya. Guru membuka pelajaran dengan membahas pekerjaan rumah dengan meminta siswa untuk mengerjakan tugas rumah tersebut di depan kelas dan menjelaskan agar siswa yang lain paham apa yang dikerjakan di depan kelas dan tahu letak kesalahan. kemudian guru menjelaskan materi selanjutnya yaitu luas permukaan dan volume kubus dan balok.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan tindak lanjut dari recana tindakan yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam pelaksanaan tindakan tidak sepenuhnya berpacu pada rencana tindakan yang sudah disusun sebelumnya. Karena dalam pelaksanaan yang sesungguhnya belum tentu sesuai dengan rencana yang sudah dirancang sebelunya. Oleh karena itu,

33

recana tindakan hanya bersifat fleksibel yang dapat diubah setiap saat menyesuaikan kondisi nyata yang dihadapi.

Pelaksana tindakan adalah peneliti yang bertindak sebagai guru matematika yang lansung mengamati kondisi fakta yang berkaitan dengan fokus dalam kelas. Dalam tindakan ini memuat pembaharuan atau inovasi pembelajaran untuk melihat hasil dari penggunaan metode concept mapping dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII E di SMP Negeri 2 Gondangrejo.

4. Observasi

Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk merekam dan mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam observasi inilah dapat dilihat, apakah rencana awal yang disusun sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya dan adakah penyimpangan terhadap rencana tersebut. Maka flesibilitas dari rencana tindakan memang mutlak untuk menghindari penyimpagan tindakan yang akan menyebabkan tidak maksimal dalam pencapaian tujuan awal.

5. Refleksi

Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji atau menelaah apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya untuk menghasilkan perbaikan. Hasil dari refleksi tersebut digunakan untuk

menetapkan tujuan lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Maka dapat disimpulkan refleksi merupakan pengkajian keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah lanjut setelah dilaksanakannya refleksi. Tujuan diadakan evaluasi adalah untuk mengkaji atau menelaah hasil perencanaan, observasi dan refleksi pada setiap pelaksanaan penelitian. Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi tindakan, evaluasi hasil, evaluasi penggunaan strategi atau metode concept mapping, evaluasi keadaan siswa dan evaluasi lingkungan kelas. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti dari peningkatan keakatifan siswa dalam pembelajaran matematika yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian tindakan.

Hasil evaluasi diharapkan dapat memberi gambaran keberhasilan tindakan yang telah dilakukan serta dapat mengetahui sejauh mana tujuan penelitian yang telah dicapai. Tindakan dinyatakan berhasil bila setelah dilakukan tindakan terjadi perubahan perilaku positif lebih baik dari sebelumnya. Jika perilaku belajar tidak berbeda bahkan lebih buruk, maka tindakan dinyatakan belum berhasil.

35

Dokumen terkait