• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYAPENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYAPENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI

UPAYAPENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh: TRI MARGONO

A 410 060 192

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

Diajukan Oleh : TRI MARGONO

A 410 060 192

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Para Dewan Penguji Skripsi Strata – 1

Pembimbing I

Drs. Slamet HW, M.Pd

Pembimbing II

(3)

iii

PENGESAHAN

IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

Dipersiapkan dan disusun oleh: TRI MARGONO

A 410 060 192

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal :

Dan telah dinyatakan memenuhi syarat. Susunan Dewan Penguji:

1. Drs. Slamet HW, M.Pd ( )

2. Masduki, M.Si. ( )

3. Dra. Sri Sutarni, M. Pd ( )

Surakarta, Desember 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(4)

iv

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidak-benaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, Juli 2010 Tanda Tangan

(5)

v

“Bangunlah pribadi di atas Keabaikan, karena kebaikan adalah satu-satunya

bentuk ilmu yang tidak pernah Menua”

(Mario Teguh)

(Mario Teguh)

(Mario Teguh)

(Mario Teguh)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap”

(Q.S. Alam Nasyrah : 6

(Q.S. Alam Nasyrah : 6

(Q.S. Alam Nasyrah : 6

(Q.S. Alam Nasyrah : 6----8)

8)

8)

8)

Bahwa sesungguhnya Allah meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu

pengetahuan diantaramu, dengan beberapa derajat. Dan Allah maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan

(Q.S. Al

(Q.S. Al

(Q.S. Al

(Q.S. Al----Mujadalah : 4)

Mujadalah : 4)

Mujadalah : 4)

Mujadalah : 4)

“Jujur akan menunjukan jalan kebahagiaan untuk kita”

(6)

vi

ini dapat selesai.

Untuk bapak dan ibu tercinta terimakasih atas segala curahan kasih

sayang, do’a dan perhatian yang diberikan kepada ananda, sebuah

karya ini kupersembahkan sebagai tanda kasih sayang dan baktiku.

Untuk kakakku semoga usahamu berhasil.

Untuk kekasihku weli yang telah memberi kasih sayang dan semangat

di saat aku malas beserta keluarganya semoga selalu bahagia.

My best friends, Tante, Nunuk, Ajeng, Effendi, Adek Q ridho,

Windri, Arnis, Aris, Yuli, Fredy, Adi, Bakti, Syarif & Doni semoga

ALLAH SWT lebih mempererat ikatan hati nan indah dan tulus

diantara kita. Kalian tidak akan terlupakan sobat.

Teman-teman Math ’06 FKIP UMS khususnya kelas D, terima kasih

untuk kebersamaannya selama menempuh kuliah di UMS.

Almamaterku, tempat dimana mengajariku belajar, berkenalan,

dengan teman-teman berjuang bersama-sama mencari ilmu untuk

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi kewajiban penulis dalam melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dalam penulis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan yang tulus dan ikhlas dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Untuk itu, penulis Mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Drs. H. Sofyan Anif, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Pembimbing III yang dengan kesabarannya membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

(8)

viii dan dorongan kepada penulis.

6. Drs. Suparto, S.H.,M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Gondarejo yang telah memberikan ijin penelitian dan seluruh keluarga besar SMP Negeri 2 Gondarejo yang sudah banyak membantu penulis dalam penelitian.

7. Drs. Joko Sutrisno selaku guru bidang studi matematikla yang telah yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penilisan yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada beliau-beliau yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan selalu diterima dengan tangan terbuka. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dikelak kemudian hari bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wb. Wb.

Surakarta, Juli 2010 Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

HALAMAN ABSTRAKSI ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional Istilah……… 8

(10)

x

2 Pembelajaran Aktif………. 13

3 Keaktifan siswa ... 15

4 Pokok Bahasan Kubus dan Balok ... 24

C. Kerangka Berfikir ... 21

D. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III : METODE PENELITIAN……… 25

A. Jenis Penelitian... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subyek Penelitian ... 26

D. Rancangan Penelitian ... 26

1 Dialog Awal ... 28

2 Perencanaan Tindakan ... 30

3 Pelaksanaan Tindakan ... 32

4 Observasi... 33

5 Refleksi ... 33

6 Evaluasi ... 34

E. Metode Pengumulan Data ... 35

1 Metode Pokok... 35

a. Observasi... 35

(11)

xi

2 Metode Bantu... 36

a. Catatan Lapangan... 36

b. Dokumentasi ... 36

F. Instrumen Penelitian ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 40

A. Profil Tempat Penelitian ... 40

B. Diskripsi Data ... 41

1 Kegiatan Awal…..……….. 41

2 Putaran I ... 42

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I ... 42

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I ... 43

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran I ... 43

1) Tindak Mengajar ... 43

2) Tindak Belajar ... 45

d. Refleksi Putaran I ... 45

e. Evaluasi Putaran I ... 46

3 Putaran II ... 47

a. Perencanaan Tindakan II ... 47

b. Pelaksanaan Tindakan II ... 47

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran II ... 48

1) Tindak Mengajar ... 48

(12)

xii

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III ... 51

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III ... 51

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran III... 52

1) Tindak Mengajar ... 52

2) Tindak Belajar ... 53

d. Refleksi Putaran III ... 54

e. Evaluasi Putaran III ... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... .... 67

B. Implikasi... 69

C. Saran ... 70

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Variabel-Variabel yang Diteliti... 11 Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian ... 26 Tabel 4.1 Peningkatan Data Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa

dalam Pembelajaran Matematika... 55 Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika

(14)

xiv

Gambar 2.2 Jaring-Jaring Kubus……….……… 17

Gambar 2.3 Kubus Satuan………..……….. 18

Gambar 2.4 Balok ABCD.EFGH……… 20

Gambar 2.5 Jaring-Jaring Balok ………. 20

Gambar 2.6 Skema Kerangka Pemikiran………... 23

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK……….. 32

Gambar 4.1 Data Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika………. 63

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Catatan Observasi Pendahuluan Lampiran 2 Pedoman Observasi Putaran I Lampiran 3 Pedoman Observasi Putaran II Lampiran 4 Pedoman Observasi Putaran III Lampiran 5 Catatan Lapangan Putaran I Lampiran 6 Catatan Lapangan Putaran II Lampiran 7 Catatan Lapangan Putaran III Lampiran 8 Tes Putaran I

Lampiran 9 Tes Putaran II Lampiran 10 Tes Putaran III

Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Putaran I Lampiran 12 Kunci Jawaban Tes Putaran II Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Putaran III Lampiran 14 RPP Putaran I

Lampiran 15 RPP Putaran II Lampiran 16 RPP Putaran III Lampiran 17 Daftar Nama

Lampiran 18 Daftar Nilai Siswa Sebelum Tindakan Lampiran 19 Daftar Nilai Siswa Putaran I

Lampiran 20 Daftar Nilai Siswa Putaran II Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Putaran III Lampiran 22 Daftar kaktifan Siswa

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian Lampiran 24 Surat Ijin Riset

Lampiran 25 Surat keterangan

(16)

xvi

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

Tri Margono, A410060192,Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2010,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Gondangrejo yang berjumlah 30 siswa dan obyek penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari : 1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 60%, 2) keaktifan siswa dalm mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, sebelum tindakan sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 66,7%, 3) keaktifan siswa mengerjakan soal-soal latihan, sebelum tindakan 30%, sesudah tindakan naik menjadi 73,3%, 4) keaktifan menjawab pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 20%, sesudah tindakan naik menjadi 70%. Hasil tes tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada ketuntasan belajar siswa. Sebelum tindakan kelas prestasi belajar siswa hanya 46,7%, sesudah tindakan prestasi belajar siswa naik menjadi 70%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode concept maping dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga berdampak pada peningkatan ketuntasan belajar siswa.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk mengembangkan segala potensi yang sudah ada dalam diri manusia. Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Kenyataan saat ini dalam dunia pendidikan kita masih terhalang masalah-masalah yang harus dicari solusinya. Masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran baik berupa masalah belajar yang dialami siswa dalam kelas, penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru maupun sarana prasarana yang ada.

(18)

Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai kondisi siswa dan sarana prasarana yang memadai akan dapat mengurangi masalah belajar yang dialami siswa yakni siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan akan mengurangi ketidaksukaan siswa pada salah satu guru mata pelajaran.

Materi matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat hierarkis. Hal tersebut berarti, dalam mempelajari matematika harus menguasai konsep sebelumnya yang menjadikan prasyarat untuk memhami konsep yang selanjutnya. Dengan demikian sangat penting kepahaman siswa tentang materi sebelumnya untuk melanjutkan materi yang selanjutnya. Jika siswa sejak awal kurang memahami atau bahkan tidak memahami sama sekali materi awal maka siswa akan sulit mempelajari materi selanjutnya dan hal tersebut akan berlanjut sampai siswa selesai menempuh pendidikan.

Pandangan siswa tentang mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi siswa masih banyak ditemui dilapangan. Pandangan seperti inilah yang mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif, siswa cenderung pasif, siswa takut untuk bertanya dan takut mengerjakan soal didepan kelas. Hal ini, mungkin disebabkan oleh berbagai hal seperti penggunan strategi atau metode pembelajaran dari guru yang monoton.

(19)

3

mengejakan soal dan bertanya pada materi yang belum diketahui. Sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran. Maka sangat penting peran guru untuk mengupayakan siswa selalu aktif dalam mengikuti pelajaran. Salah satu cara untuk melibatkan siswa selalu aktif dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode cocok dengan kondisi tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah concept mapping.

Concept mapping merupakan salah satu bagian dari metode organisasi. Concept mapping adalah suatu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa untuk mengorganisasikan materi yang sudah dipelajari yang disusun antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Strategi ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang akan di pelajari. Martin (dalam Trianto,2009:157 )Mengatakan bahwa pemetaan konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual yang nyata untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi itu di sampaikan.

(20)

Pembentukan pemetaan konsep–konsep dalam pola pikir para siswa dalam pembelajaran matematika sangat penting diterapkan oleh guru. Hal tersebut penting karena dengan pembetukan pola pikir sejak awal pada siswa akan membiasakan siswa untuk memahami masalah dan merencakan penyelesaian masalah tersebut lebih cepat. Sesuai dengan sifat matematika yang hierarki yang menuntut siswa mampu memahami dan menguasai materi sejak awal. Melalui pemetaan siswa diharapkan akan lebih terampil dan cekatan dalam mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya.

(21)

5

antaranya siswa kurang fokus dalam mengikuti pelajaran, ketidaksukaan siswa pada palajaran tertentu, ada pula rasa tidak suka bila diajar guru tertentu dan masih rendahnya keaktifan belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang penggunaan metode conceptmapping dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, timbul beberapa permasalahan yang diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Siswa kurang fokus mengikuti pelajaran .

2. Kurangnya minat belajar siswa dalam pelajaran matematika .

3. Masih rendahnya keaktifan belajar siswa dalam pelajaran matematika. Siswa masih cenderung pasif, kurang berani mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum jelas, siswa kurang aktif mengerjakan soal-soal latihan dan siswa masih takut untuk mengerjakan soal di depan kelas.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan dalam penelitian agar dapat tercapai sasaran yang dituju dan sesuai dengan tujuan peneliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

(22)

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika dibatasi pada aktivitas siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal ke depan kelas, mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan metode concept mapping yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar matematika melalui metode concept mapping.

E. Tujuan Penelitian

(23)

7

F. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan manfaat pada pembelajaran matematika:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang : peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar matematika melalui metode concept mapping, proses pembelajaran matematika dengan metode concept mapping yang dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, dapat memberikan pengalaman langsung menggunakan metode concept mapping dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru atau calon guru untuk memlih metode pembelajaran.

2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru matematika, sebagai salah satu altenatif metode pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa.

c. Bagi Siswa

(24)

G. Definisi Operasional Istilah 1. Concept Mapping

Concept mapping adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal di hubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Concept mapping merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membatu siswa dalam mengorganisai materi pelajaran yang telah dipelajari dalam bentuk konsep-konsep yang saling berhubungan antar konsep tersebut.

2. Keaktifan Siswa

(25)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Diantaranya penelitian terdahulu yang relevan yang dilakukan oleh:

Dini Fitrasari (2007) tentang peningkatan kemandirian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan pola latihan interaktif menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pola latihan interaktif dapat meningkatkan keaktifan siswa yang meliputi kemandirian mengerjakan soal yang diberikan oleh guru meningkat 94,73%, menjawab pertanyaan guru meningkat 39,47%, mengerjakan soal didepan kelas meningkat 39,47%, dan mengajukan ide meningkat 39,47%.

(26)

Diah Rosi Kartika Sari (2006) tentang peningkatan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan montessori menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan montessori dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan tanpa diminta, mengemukakan ide dan mengerjakan soal latihan.

Penelitian yang dilakukan Riza Ery Ruriana (2009) tentang peningkatan aktivitas siswa pada pokok bahasan perbandingan melalui pendekatan realistik menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Peningkatan tersebut berupa mengemukakan pendapat pada putaran III sebesar 67.8%, bertanya sebesar 75%, menjawab pertanyaan guru 71.4%, mengerjakan soal-soal 85.7% dan mengerjakan PR. 82.1%.

(27)

11

Perbedaan dan persamaan variabel yang diteliti oleh peneliti terdahulu dan penelitian yang akan dilaksanakan dapat ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan variabel yang diteliti dengan penelitian yang sudah ada Variabel

N

o.

Peneliti keakti

fan keman dirian Moti vasi Kreati vitas Latih an intera ktif Pendeka tan realistik Tipe STAD monte ssori Concept mapping

1 Dini F.

2 Dwi M.

3 Rosi K.

4 Riza E.

5 Peneliti

B. Kajian Teori

Dalam kajian teori ini akan dibahas yang berkaitan dengan variabel penelitian. Variabel tersebut antara lain:

1. Pembelajaran Concept Mapping

(28)

untuk membantu siswa mengorganisasi materi pelajaran dengan menyusun ke dalam bentuk konsep-konsep yang saling berhubungan. Dalam pembelajaran concept mapping atau peta konsep akan membantu siswa menguatkan pengetahuan dan kepahaman terhadap materi yang telah dipelajari. Melalui pembelajaran concept mapping para siswa terbiasa mengidentifikasi masalah dan merencanakan penyelesaian masalah tersebut.

Menurut Erman (2003) dalam (Trianto;2009:159) mendefinisikan ciri-ciri dari concept mapping adalah:

a. Suatu cara yang melihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi.

b. Merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi.

c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini menunjukan konsep yang lebih inklusif daripada konsep- konsep yang lain.

d. Bila dua atau lebih konsep di gambarkan di bawah sutu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarkis pada peta konsep tersebut.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode concept mapping anatara lain sebagai berikut:

(29)

13

2. Meminta siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan tentang materi pokok yang akan dipelajari sebanyak mungkin dalam betuk konsep-konsep.

3. Kemudian meminta siswa untuk memilih-milih konsep yang utama dari ide atau gagasan yang telah dikemukakan sebelumnya.

4. Meminta siswa untuk menulis kembali konsep-konsep utama ke dalam bentuk peta konsep pada kertas kosong.

5. Setelah ditulis mintalah siswa menggambarkan konsep-konsep yang saling berhubungan.

6. Setelah semua konsep telah digambarkan pastikan para siswa memberi garis tanda saling berhungan antar konsep.

7. Mengajak seluruh kelas untuk mengoreksi dan mengevaluasi terhadap peta-peta yang telah dipresentasikan.

8. Di akhir pelajaran guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tertentu.

2. Pembelajaran Aktif

(30)

dalam proses pembelajaran (T.M.A. Ari Samadi,2009:47). Menurut Bonwell (1995), Paul D. Dierich yang dikutip Oemar Hamalik (Oemar Hamalik,1995:90) mengemukakan ada delapan kelompok perbuatan

belajar aktif:

1) Kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

2) Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

3) Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

4) Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

5) Kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

(31)

15

7) Kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

8) Kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya.

Disamping kegiatan belajar aktif secara fisik juga harus di dukung dengan keaktifan secara rohani antara lain:

1. Keaktifan akal : siwa memliki akal yang positif untuk memcahakan

masalah.

2. Keaktifan ingatan : dalam proses pembelajaran siswa selalu menerima

informasi dan pengetahuan. Maka siswa dituntut untuk selalu

mengasah kemampuan ingatannya terus-menerus agar mampu

menyerap materi secara maksimal.

3. Keaktifan emosi : keaktifan siswa dalam memupuk perasaan suka

terhadap pelajaran.

3. Keaktifan Siswa

(32)

keaktifan rohani. Bila kedua faktor tersebut berjalan baik maka keberhasilan pembelajaran akan lebih maksimal.

KUBUS DAN BALOK

1. KUBUS

Kubus ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam bidang datar yang masing–masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun (kongruen).

Gambar 2.1

Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui sifat–sifat dari kubus adalah :

1) Memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang saling kongruen.

Sisi tersebt adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE dan EFGH.

(33)

17

Rusuk-rusuk AB, BC, CD, dan AD disebut rusuk alas

Rusuk-rusuk AE, BF, CG, dan DH disebut rusuk tegak

Rusuk-rusuk EF, FG, GH dan EH disebut rusuk atas

Rusuk-rusuk yang sejajar diantaranya AB//DC//EF//HG

3) Memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H

4) Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang, diantaranya AC, BD, BG, dan CF

5) Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang, yaitu AG, HB, CE, dan DF

6) Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen, diantaranya bidang ACGE, BGHA, AFGD dan BEHC

a. Jaring – Jaring Kubus

Jaring–jaring kubus adalah bidang datar yang diperoleh dengan cara membuka bidang–bidang sisi suatu kubus menjadi sebidang dengan sisi alas.

(34)

b. Luas Permukaan dan Volume Kubus

Keterangan :

r = panjang rusuk kubus Lp = luas permukaan kubus

V = volume kubus

c. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus Satuan

Kubus satuan adalah sebuah bangun kubus yang dibentuk oleh beberapa kubus kecil. Contoh sebagai berikut :

[image:34.612.163.501.499.622.2]

1 kubus satuan

Gambar 2.3 p

Bagaimana cara menghitung volume bangun p tersebut ?

Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan kubus satuan :

(35)

19

Jawaban : Volume kubus tersebut adalah 8 kubus satuan

d. Menghitung Volume Kubus Dengan Menggunakan Rumus Dari gambar P diatas menunjukan sebuah kubus satuan dengan panjang rusuk 2 satuan panjang. Sehingga diperoleh :

Volume kubus tersebut = panjang kubus satuan x lebar kubus satuan x tinggi kubus satuan

= (2 x 2 x 2) satuan volume

= 23

= 8 satuan volume

Jadi diperoeh rumus volume kubus (V) dengan panjang rusuk s sbagai berikut:

2. BALOK

Balok ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam buah persegi panjang yang masing–masing bidangnya disebut bidang sisi atau sisi

(36)
[image:36.612.249.457.189.341.2]

balok. Seperti pada kubus, bidang–bidang sisi balok juga diberi nama bidang alas, bidang atas, dan bidang–bidang sisi tegak.

Gambar 2.4

a. Jaring – Jaring Balok

Jaring–jaring balok hampir sama dengan jaring–jaring pada kubus, hanya dibedakan oleh bidang–bidang balok yang bukan persegi.

[image:36.612.176.532.470.610.2]
(37)

21

b. Luas Permukaan dan Volume Balok

V = volume balok Lp = luas permukaan balok

p = panjang l = lebar t = tinggi

c. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus Satuan

(b)

Bagaimana cara menghitung volume bangun tersebut ?

Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan balok satuan

Jawaban : Volume balok tersebut adalah 12 balok satuan

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru sebagai penyampai informasi dengan siswa sebagai penerima informasi dalam

(38)

kelas dan waktu tertentu. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan, isi atau materi, metode atau strategi pembelajaran dan penilaian akhir. Dimana antara satu dengan yang lain faktor tersebut saling berkaitan. Pemilihan metode atau strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan dan materi ajar maka akan membantu siswa menguasai dan memahami materi secara maksimal. Maka seorang guru harus pandai menyampaikan materi pelajaran melalui metode atau strategi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik agar siswa merasa nyaman mengikuti pelajaran, bahkan pada pelajaran yang sulit sekalipun salah satunya adalah pelajaran matematika.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga berpengaruh pada hasil pendidikan yang akan ditempuh. Melalui metode atau pembelajaran yang sesuai akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembebelajaran salah satunya adalah menggunakan metode concept mapping. Diharapkan dengan menggunakan metode concept mapping dapat meningkatkan siswa keaktifan siswa.

(39)

23

[image:39.612.115.507.130.589.2]

Adapun skema tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.6

Kerangka Berpikir Penelitian. Tindakan

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Rendahnya keaktifan siswa yang meliputi: 1. Siswa kurang aktif dalam bertanya 16,7% 2. Siswa kurang aktif menjawan pertanyaan dari

guru 20%

3. Kurangnya siswa berlatih menyelesaikan soal– soal latihan 30%

4. Siswa kurang aktif mengerjakan soal didepan kelas 16,7%

Pembelajaran matematika melalui metode concept mapping

Peningkatan keaktifan siswa yang meliputi: 1. Siswa menjadi aktif bertanya 60%

2. Siswa menjadi aktif menjawab pertanyaan dari guru 70%

3. Siswa lebih aktif berlatih menyelesaikan soal– soal latihan 73,3%

(40)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan penelitian yang relevan dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam bertanya, mengerjakan soal-soal latihan dan mengerjakan soal didepan kelas dengan mengefektifitaskan metode concept mapping.

(41)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau Classrom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang besifat refleksi dengan mengembangkan dan meningkatan praktek-praktek pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti di lingkungan sekolah. Pada tahap awal kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti melakukan diskusi dan menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan rencana tindakan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(42)
[image:42.612.151.513.140.358.2]

Tabel 3.1

Rincian Waktu Penelitian

April Mei Juni

Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Tahap

Perencanaan Tahap Pelaksanaan

Tahap Analisis Data

Tahap Pelaporan

C. Subjek Penelitian

Guru matematika adalah sebagai subjek pelaku tindakan. Kepala sekolah membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa. Peneliti tidak hanya sebagai observer tetapi juga bertugas mendiagnosis, membuat konsep dan rancangan tindakan bersama guru matematika.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dan reflektif, bertujuan untuk melakukan perbaikan terus–menerus dalam praktis pembelajaran.

(43)

27

yang baik. Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1) dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan Monitoring, 5) Refleksi dan 6) Evaluasi.

Rancangan penelitian ini akan disusun menggunakan siklus perlakuan pembelajaran matematika sebagai berikut :

Observasi

Refleksi

Pembahasan Siklus I

Pembahasan Observasi Siklus II Selesai Selesai Permasalahan Siklus I Rencana Pelaksanaan Observasi Refkeksi Pembahasan Siklus III Selesai Pembahasan Pembahasan Selesai Pembahasan #

Ya Ya

# Tidak Tidak $% $% Gambar 3.1

[image:43.612.146.507.222.706.2]
(44)

Penjelasan tentang siklus pada gambar 3.1: 1. Dialog Awal

Dialog awal adalah pertama dalam penelitian sebagai upaya merekam segala peristiwa untuk mengetahui permasalahan sehingga fokus penelitian dapat ditentukan, selain ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada

Pelaksanaan dialog awal dilakukan peneliti sebanyak dua kali yang pertama pada tanggal 12 April 2010 dengan kepala sekolah SMP Negeri 2 Gondangrejo. Dari dialog pertama ini peneliti kesepakatan bahwa (1) kepala sekolah menyetujui dan bersedia membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut, (2) peneliti mendapatkan informasi kondisi sekolah secara menyeluruh dari segi perkembangan infrastruktur yang sudah berjalan selami ini.

(45)

29

concept mapping sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa yang menjadi salah satu fokus permasalahan nyata.

Hasil dialog awal yang dilakukan dua kali oleh peneliti menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

Berdasarkan hasil pengamatan kelas yang dilakukan oleh guru matematika selama ini sebagian besar siswa masih memiliki keaktifan belajar matematika yang rendah. Siswa malas mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide dan menjawab perrtanyaan. Walaupun guru sudah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan mengerjakan soal di depan kelas tapi siswa tidak menggunakan kesempatan tersebut bahkan siswa cenderung hanya mendengarkan guru menjelaskan materi sehingga pembelajaran menjadi membosankan.

b. Perencanaan Solusi Masalah

(46)

2. Perencanaan Tindakan

Penyusunan perencanaan tindakan dipacu dari hasil dialog awal yang telah dilakukan yaitu fokus permasalahan dalam proses pembelajaran. Dalam dialog awal telah terindentifikasi permasalahan dalam pembelajaran matematika terutama keaktifan belajar siswa. Kerja sama kolaboratif antara guru dan peneliti menyusun langkah-langkah dan cara untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan kesepakatan kolaborasi, maka tindak pembelajaran yang dilakukan adalah :

a. Putaran I

Perencanaan tindakan kelas putaran 1 dilaksanakan pada hari Kamis 13 Mei 2010. Pembelajaran yang direncanakan pada putaran I yaitu dengan menggunakan metode concept mapping yaitu guru menciptakan suasana kondusif, menyenangkan, menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan apa yang sudah diketahui siswa atau yang pernah dilakukan siswa, memberikan gambaran besar tentang materi yang akan dipelajari, memberitahu kepada siswa tentang tujuan apa yang akan diperoleh, pemasukan informasi, melakukan aktivasi, demonstrasi, ulangi dan jangkarkan.

(47)

31

yang akan di bahas yaitu pengertian kubus dan balok, memberikan contoh nyata yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga siswa dapat memahami materi secara menyeluruh.

Sebagai pemantapan guru memberikan soal-soal untuk latihan, dalam kesempatan ini guru berkeliling memantau untuk membimbing siswa yang belum bisa atau yang mendapat kesulitan. Setelah selesai mengerjakan soal di depan kelas kemudian siswa yang maju tersebut diharapkan dapat dapat menjelaskan maka siswa yang di belakang dapat membantu, jika masih belum bisa menjelaskan maka guru memberikan penjelasan. Sebagai penutup, guru menyampaikan poin-poin utama dari materi yang telah dijelaskan kemudian memberikan pekerjaan rumah.

b. Putaran II

(48)

Dengan memperbanyak latihan soal-soal maka diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Siswa akan termotivasi untuk mengerjakan soal latihan, di depan kelas, dan siswa akan menemukan soal-soal yang ditanyakan. Kemudian guru memberikan poin-poin utama kemudian meminta siswa untuk merangkum materi yang sudah dipelajari dan memberi pekerjaan rumah.

c. Putaran III

Perencanaan tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2010. langkah-langkah pembelajaran sama seperti yang dilakukan seperti pada dua putaran sebelumnya. Guru membuka pelajaran dengan membahas pekerjaan rumah dengan meminta siswa untuk mengerjakan tugas rumah tersebut di depan kelas dan menjelaskan agar siswa yang lain paham apa yang dikerjakan di depan kelas dan tahu letak kesalahan. kemudian guru menjelaskan materi selanjutnya yaitu luas permukaan dan volume kubus dan balok.

3. Pelaksanaan Tindakan

(49)

33

recana tindakan hanya bersifat fleksibel yang dapat diubah setiap saat menyesuaikan kondisi nyata yang dihadapi.

Pelaksana tindakan adalah peneliti yang bertindak sebagai guru matematika yang lansung mengamati kondisi fakta yang berkaitan dengan fokus dalam kelas. Dalam tindakan ini memuat pembaharuan atau inovasi pembelajaran untuk melihat hasil dari penggunaan metode concept mapping dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII E di SMP Negeri 2 Gondangrejo.

4. Observasi

Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk merekam dan mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam observasi inilah dapat dilihat, apakah rencana awal yang disusun sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya dan adakah penyimpangan terhadap rencana tersebut. Maka flesibilitas dari rencana tindakan memang mutlak untuk menghindari penyimpagan tindakan yang akan menyebabkan tidak maksimal dalam pencapaian tujuan awal.

5. Refleksi

(50)

menetapkan tujuan lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Maka dapat disimpulkan refleksi merupakan pengkajian keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah lanjut setelah dilaksanakannya refleksi. Tujuan diadakan evaluasi adalah untuk mengkaji atau menelaah hasil perencanaan, observasi dan refleksi pada setiap pelaksanaan penelitian. Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi tindakan, evaluasi hasil, evaluasi penggunaan strategi atau metode concept mapping, evaluasi keadaan siswa dan evaluasi lingkungan kelas. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti dari peningkatan keakatifan siswa dalam pembelajaran matematika yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian tindakan.

(51)

35

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitia ini metode pengumpulan data dibedakan menjadi metode pokok dan metode bantu:

1. Metode Pokok a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara menggadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Suharsimi arikunto,2006:30). Kegiatan obsevasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku tindakan belajar matematika siswa yaitu peningkatan keaktifan belajar matematika siswa. Guru matematika dan peneliti melaksanakan kegiatan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang telah ditetapkan.

b. Metode Tes

(52)

uraian dengan altenatif jawaban, jawaban yang benar diberi skor dan yang salah diberi skor nol.

2. Metode Bantu

Metode bantu dalam penelitian ini berupa catatan lapangan dan dokumentasi.

a. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah beberapa catatan yng diperoleh peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk mendapatkan data yang sedetail mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam setiap tindakan– tindakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.

Model catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model catatan pengamatan. Dalam hal ini catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian–kejadian penting yang muncul pada saat pembelajaran matematika berlangsung.

b. Dokumentasi

(53)

37

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian tindakan kelas ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti (obsever) bersama guru matematika dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi berbentuk partisipatif penuh. Observasi partisipatif penuh adalah pengamatan yang dilakukan dimana observer selalu mengambil bagian dengan melibatkam diri didalamnya dari serangkaian proses tanpa membedakan kegiatan yang penting dan kurang penting. Bentuk partisipatif penuh digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung, saat kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan menilai hasil belajar siswa.

Pedoman observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: observasi mengajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran, obsevasi belajar yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, dan keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindakan mengajar maupun tindakan belajar yang belum tercapai. Dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen yaitu : catatan lapangan, observasi dan tes.

G. Validitas Data

(54)

validitas yang akan digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2009:78). Menurut Denzin (Moleong, 2009: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi penyidik, yaitu dengan jalam memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Dalam penelitian ini, pengamat atau peneliti lain adalah guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo.

H. Teknik Analisis Data

(55)

39

dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

(56)

40 A. Profil Tempat Penelitian

Sekolah yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 2 Gondangrejo. Alamat lengkap SMP Negeri 2 Gondangrejo berada di Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo dan Kabupaten Karanganyar. Letak dari sekolah ini memang agak jauh dari perkotaan namun jika dilihat dari sarana maupun prasarana sudah baik.

SMP Negeri 2 Gondangrejo memiliki luas tanah 8000 2

m dan luas bangunan 3983 2

m yang meliputi ruang kelas 15 ruangan, 1 ruang laboratorium, 1 ruang komputer, ruang seni, mushola, ruang tata usaha ( TU ), ruang perpustakaan, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Kondisi dari seluruh bangunan dalam keadaan baik namun, ada sebagaian dari ruangan tersebut mengalami kerusakan kecil. Selain bangunan gedung sekolah ini juga memiliki halaman cukup luas yang dapat dipergunakan berbagai kegiatan seperti kegiatan upacara, kegiatan olahraga dan kegiatan ekstra lainya. Seluruh bangunan sudah tertata dengan baik yang dihiasi taman-taman yang berada didepan ruang kelas maupun dihalaman depan sekolah.

(57)

41

mempunyai tenaga pengajar atau pembina sebanyak 36 orang yang mencakup seluruh mata pelajaran dan 10 sebagai staf tata uasaha. Kebanyakan siswa berasal dari sekitar sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan lokasi yang kurang strategis dan agak jauh dari perkotaan.

Lingkungan belajar SMP Negeri 2 Gondangrejo cukup nyaman karena terletak disekitar persawahan dan tidak terletak dijalan besar sehingga udara masih sangat segar dan tidak terganggu bisingnya suara kendaraan bermotor. Keadaan ini sangat mendukung terjadinya suasana kondusif dalam belajar serta siswa bisa berkonsentrasi dalam mengikiti pelajaran.

B. Deskripsi Data 1. Kegiatan Awal

Tindakan yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah adalah diskusi antara guru kelas, kepala sekolah, dan peneliti. Dalam hal ini sudah dilakukan pada waktu dialog awal. Masalah yang perlu segera diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah rendahnya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan suatu strategi atau metode pembelajaran yang baru untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.

(58)

b) teknik pembelajaran kurang inovatif c) rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika.

Penggunaan metode pembelajaran yang baru merupakan suatu usaha untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi permasalahan yang ada. Salah satu metode yang dapat diggunakan yaitu dengan metode concept mapping. Dengan metode concept mapping diharapkan akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan semangat belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan belajar disini dilihat dari empat macam aspek indikator yaitu aktif mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan soal-soal di depan kelas dan menjawab pertanyaan.

Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 30 siswa yang mengajukan pertanyaan hanya sebanyak 5 siswa (16.7%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 5 siswa (16.7%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan 9 (30%), siswa yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak 6 siswa (20%). 2. Putaran I

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I

(59)

43

pengertian kubus dan balok serta mengenalkan diagonal bidang maupun diagonal ruang.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I

Pada tindakan putaran I dilaksanakan hari kamis pada tanggal 13 Mei 2010 mulai pukul 07.00 sampai dengan 08.20 WIB. Pada putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sebagai guru matematika sedangkan penerima tindakan adalah seluruh siswa kelas VIII-E yang berjumlah 30 siswa. Sesuai dengan hasil dialog awal materi yang digunakan adalah mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan balok.

Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi, dan revisi. Dengan lembar observasi dan catatan lapangan yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

a. Hasil Tindakan Kelas Putaran I 1) Tindakan Mengajar

(60)

menjelaskan materi yang akan dibahas selanjutnya dengan metode yang telah diterangkan sebelumnya. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode concept mpping ditekankan untuk meningkatkan keaktifan siswa dla belajar.

(61)

45

maka guru meminta siswa mengerjakan soal didepan kelas dan meminta siswa menjelaskannya. Dengan demikian siswa dapat mengetahui kenapa jawaban bisa berbeda dan mengetahui letak kesalahannya. Terakhir guru memberikan soal latihan mandiri. Soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi ajar yang diberikan pada tindakan I.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. Untuk lebih memantapkan materi dan agar siswa tetap belajar maka guru memberikan pekerjaan rumah atau PR.

2) Tindakan Belajar

Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Beberapa siswa tampak mendominasi untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada putaran I ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 8 siswa, siswa yang menjawab pertanyaan 7 siswa dan siswa yang aktif menyelesaikan soal-soal latihan 10 siswa.

b. Refleksi Putaran I

(62)

refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran I. Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masalah untuk perbaikan pada putaran II yaitu siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari ketidak aktifan siswa dalam proses pembelajaran dan kebanyakan siswa masih malas untuk bertanya, mengerjakan latihan soal, mengemukakan pendapat atau ide, menjawab pertanyaan.

c. Evaluasi Putaran I

Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran I dalam pembelajaran belum mengalami peningkatan yang berarti, hal ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang mendominasi untuk bertanya maupun menjawab sehingga hal ini menunjukkan semangat belajar belum muncul pada semua siswa.

Pada putaran I berdasarkan hasil catatan lapangan didapatkan bahwa siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa (23.3%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 8 siswa (26.7%), siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 7 siswa (23.3%), dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan 10 siswa (33.3%).

(63)

47

Rencana tindakan I perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuhan dalam pelaksanaan tindakan putaran II. Revisi yang disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah dalam pertemuan berikutnya guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa pentingnya pendidikan dan memberikan contoh berdsarkan pengalaman kesuksesan berawal dari pendidikan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

3. Putaran II

a. Perencanaan Tindakan Kelas putaran II

Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang disusun untuk putaran II ini adalah guru akan lebih mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa tentang pentingnya memahami materi matematika sejak dari awal karena sifat matematika yang hierarki atau berkelanjutan untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran. Siswa diberi motivasi sebelum, selama dan sesudah pelajaran dengan harapan siswa yang aktif bertanya, mengerjakan soal di depan kelas, aktif mengerjakan soal latihan dan menjawab pertanyaan dari guru.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas putaran II

(64)

30 siswa. Materi ajar pada tindakan kedua ini adalah menghitung panjang diagonal bidang, diagonal ruang bangun ruang kubus dan balok.

Selama pembelajaran peneliti sebagi guru matematika sekaligus sebagai observer yang melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan refleksi, evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran II 1) Tindakan Mengajar

(65)

49

dihadapan siswa yang lain. Memberi kesempatan pada teman yang lain untuk menanggapi presentasi yang sudah disampaikan dan menjawab pertanyaan bila ada.

Setelah dirasa cukup, guru memberikan rangkuman materi dan kesimpulan. Guru memuji para siswa karena terlihat lebih aktif dalam belajar. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan mandiri. soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi ajar yang diberikan pada tidakan kelas putaran II. Pertemuan ditutup oleh guru dengan salam dengan memberikan soal sebagai PR yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 2) Tindakan Belajar

Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Dominasi beberapa siswa sudah tidak begitu nampak karena beberapa siswa yang mulai aktif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada putaran II ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 17 siswa, siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa, dan siswa yang aktif mengerjakan soal di depan kelas 12 siswa.

(66)

d. Refleksi Putaran II

Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap hasil tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Mei 2010. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran II. Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada putaran III yaitu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan melalui motivasi semangat siswa terlihat meningkat.

e. Evaluasi Putaran II

Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan kelas putaran II dalam pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari banyak siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan maupun banyak siswa yang aktif mengerjakan soal di depan kelas sudah meningkat dari pertemuan sebelumnya tetapi masih belum memuaskan.

(67)

51

Melihat hasil diatas maka rencana tindakan II perlu direvisi,dan hasilnya akan di gunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan putaran III. Revisi yang di sepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah perhatian, bimbingan dan motivasi yang di berikan guru terhadap siswa perlu ditambah serta pemberian reward atau penghargaan yang berupa pemberian nilai tambah bagi siswa yang mau aktif dalam mengikuti pelajaran.

4. Putaran III

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III

Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang di susun untuk putaran III ini adalah sebagai berikut: 1) perhatian, bimbingan dan motivasi yang diberikan guru terhadap siswa perlu ditambah. Dalam perhatian dan bimbingan ini berfungsi untuk mendekatkan diri guru dengan siswa serta mengetahui bagaimana keinginan siswa dalam belajar yang membuat siswa senang untuk belajar. 2) guru memberikan reward yaitu berupa nilai tambah bagai siswa yang mau aktif dalam mengikuti pelajaran. Dengan dua hal tersebut diharapkan keaktifan siswa akan lebih meningkat dari pada putaran yang II.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III

(68)

sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII-E sebanyak 30 siswa. Materi ajar pada tindakan ketiga ini adalah menghitung luas dan volume bangun ruang kubus dan balok.

Selama guru melakukan proses pembelajaran peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti mencatat hasil–hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi. c. Hasil Tindakan Kelas Putaran III

1) Tindakan Mengajar

(69)

53

memberikan juga kesempatan pada teman yang lain untuk menjawab pertanyaan sehinga terjadi diskusi yang akan menimbulkan keaktifan dalam belajar. Kemudian guru memberikan soal latihan pada siswa dan memberi waktu untuk menyelesaikannya. Setelah selesai guru meminta pekerjaan siswa untuk dikumpulkan dan meminta siswa untuk mengerjakan dengan imbalan nilai akan ditambah walaupun jawaban salah. Siswa terlihat sangat aktif mengikuti proses pembelajaran. Setelah dirasa cukup, pada 20 menit akhir pembelajaran guru memberikan tes putaran akhir untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.

2) Tindakan Belajar

(70)

d. Refleksi Putaran III

Refleksi tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari selasa tanggal 18 Mei 2010. Berdasarkan hasil kolaborasi yang telah di lakukan antara guru mitra dan peneliti menyepakati bahwa pada putaran III ini keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari putaran sebelumnya. Tindakan berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Langkah–langkah yang diambil guru berhasil meningkatkan keaktifan siswa. Indikator- indikator yang peneliti buat mengalami peningkatan.

e. Evaluasi Putaran III

Berdasarkan hasil refleksi putaran III maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang mendukung keaktifan siswa. Data yang didapat dari catatan lapangan menunjukan siswa yang aktif mengajukan pertanyaaan sebanyak 18 siswa (60%), siswa yang aktif mangerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 20 siswa (66,7%), siswa yang aktif menjawab pertanyaaan sebanyak 21 siswa (70%), dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 22 siswa (73,3%).

(71)

55

[image:71.612.170.506.231.533.2]

kelas sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Peningkatan Data Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika & Indikator Keaktifan Belajar Siswa Sebelum tindakan

Putaran I Putaran II Putaran III

Aktif mengajukan pertanyaan. 5 siswa (16,7%) 7 siswa (23.3%) 10 siswa (33.3%) 18 siswa (60%) Aktif mengerjakan soal-soal di depan kelas. 5 siswa (16,7%) 8 siswa (26.7%) 12 siswa (40%), 20 siswa (66,7%) Aktif mengerjakan soal latihan 9 siswa (30%)

10 siswa (33.3%)

17 siswa (56,7%)

22 siswa (73,3%)

(72)

Adapun grafik peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) (

*

%+ +

, + - , + -- , +

---. +/ 0 + , +1 +

. +/ 0 + * %

+ 2

%3 . +/ 0 + * %4 +

. +0 5 , +1 +

[image:72.612.138.523.198.507.2]

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode concept mapping

(73)

57

ini diperoleh dari tes putaran. Pada penelitian ini keaktifan siswa mengalami peningkatan dari setiap putaran.

Secara terperinci peningkatan keaktifan siswa diuraikan sebagai berikut :

1)Sebelum tindakan kelas

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VIII-E sebelum adanya tindakan kelas guru memberikan pre-test yang dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada hari selasa tanggal 11 Mei 2010. Setiap siswa telah diberi buku paket dan LKS yang digunakan sebagai buku pegangan yang diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar.

Data tingkat prestasi diswa diperoleh dari alat ukur (instrumen) test yang terdiri dari 5 soal uraian dengan waktu 30 menit. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika mencapai nilai KKM lebih besar dari 56. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan diperoleh daya serap kelas terhadap prestasi siswa sebesar 46,7% (14 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30 siswa. 2) Tindakan kelas putaran I

(74)

56 sebesar sebesar 58,6% (17 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 29 siswa.

3)Tindakan kelas putaran II

Pada akhir tindakan kelas putaran II, guru kembali memberikan soal latihan individu. Soal yang dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa diberikan pada tindakan kelas putaran II. Adapun hasil yang diperoleh siswa yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar 65,5% (19 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 29 siswa.

4) Tindakan kelas putaran III

Pada 25 menit akhir tindakan kelas putaran III, guru memberikan lima soal uraian yang digunakan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa sekaligus sebagai test akhir. Soal yang diberikan langsung dikerjakan. Adapun hasil yang diperoleh yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar sebesar 70% (21 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30 siswa.

(75)

59

Tabel 4.2

Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping

Sebelum tindakan

Putaran I Putaran II Putaran III

14 siswa (46,7%) 17 siswa (58,6%) 19 siswa (65,5%) 21 siswa (70 %)

Adapun grafik peningkatan kekatifan belajar siswa sebagai berikut:

!

"

#

( ) ( ) ( ) ( * %+ + , + - , + -- , + ---, +%+/ +

2 %3 + 0

*% 5

[image:75.612.133.500.317.547.2]

Gambar 4.2

Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika

C. Pembahasan Hasil Penelitian

(76)

diperoleh dari kerja sama antara peneliti, guru matematika dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil refleksi dari setiap putaran ternyata dapat memberi masukan bagi guru matematika dalam melakukan perbaikan pengajaran dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam belajar matematika melalui metode concept mapping.

Perencanaan pembelajaran dengan strategi concept mapping sebagai strategi pembelajaran yang disajikan dengan gaya mengajar terbuka. Berkaitan dengan tindak mengajar yang dilakukan guru memberitahukan topik, inti materi ajar, dan kegiatan yang dilakukan. Guru juga menjelaskan matreri ajar kapada siswa dan membangun hubungan baik yaitu menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Dalam menyampaikan materi ajar secara sistematis, komunikatif, dan concept mapping sebagai metode pembelajaran yang dapat membantu pemahaman siswa serta memicu keaktifan dalam pembelajaran. Selain itu guru juga terus memberi motivasi yang bisa mendorong semangat siswa agar selalu aktif dalam pembelajaran yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar. Pembahasan secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan metode concept mapping yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

(77)

61

materi ajar, dan kegiatan yang akan dilakukan, membimbing dan mengarahkan serta memotivasi siswa agar selalu aktif dalam menyelesaikan masalah yang muncul dengan baik dan benar dan menciptakan suasana yang membuat siswa terlibat secara aktif dengan memberikan soal latihan.

Penyampaian materi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru matematika menggunakan metode concept mapping yang membantu siswa dalam memahami permasalahan dan perencanaan penyelesaiannya. Dalam proses pembelajaran concept mapping siswa dibimbing bagaimana cara memahami dan perencanaan menyelesaian masalah melalui peta konsep. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa untuk terampil menyelesaikan malasah dan membentuk pola pikir siswa sejak awal tentang pemahaman serta penyelesaian dengan cepat dan tepat. Melalui metode concept mapping ini juga siswa bisa membentuk suatu ringkasan materi dalam bentuk peta konsep sesuai bahasa dan tulisan sendiri sehingga siswa mudah mengingat kembali materi yang sudah dipelajari.

Tindak mengajar yang dilakukan oleh guru matematika adalah sebagai berikut :

1. Memberikan motivasi tentang pentingnya memahami materi dari awal. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum materi disampaikan. 3. Pembelajaran menerapkan concept mapping yaitu menggambarkan

(78)

4. Memberikan waktu yang cukup pada siswa untuk menyusun concept mapping.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

6. Memberikan bimbingan menyeluruh kepada siswa dan menciptakan iklim belajar yang menyenangkan.

7. Penyampaian materi sistematis.

8. Memberikan contoh-contoh soal dan latihan-latihan soal pada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan.

9. Meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas dan menjelaskan kepada teman-temanya.

10.Membimbing siswa membuat kesimpulan materi sesuiai dengan bahasa siswa masing-masing.

11.Di akhir pembelajaran selalu mengingatkan siswa untuk mempelajari materi ajar yang akan disampaikan maupun mengulangi materi ajar yang telah disampaikan.

(79)

63

2. Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar matematika melalui metode concept mapping.

Dalam putaran pertama belum begitu nampak perubahan pembelajaran menggunakan metode concept mapping. Hal tersebut disebabkan siswa masih asing dalam pembelajaran dengan metode concept mapping selain itu juga siswa masih dalam perkenalan dengan peneliti yang bertindak sebagai guru matematika maka siswa baru menyesuaikan diri

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.3 p
Gambar 2.4
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Lingkaran , peningkatan rata-rata skor dari 65,87 pada pra tindakan menjadi 68 pada siklus 1

Kemudian fokus pajak akan dipersempit dengan hanya melihat dari sumber penerimaan pajak langsung, khususnya Pajak Penghasilan (PPh). Pajak dari perspektif ekonomi

Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sekolah lain yang sederajat.. Dalam bab ini penulis akan menganalisis mengenai peramalan penjualan produk

ratus lima puluh rupiah) Sebagai Pemenang Pengadaan langsung pekerjaan Perbaikan.. Saluran

Untuk lebih mengarahnya pada spesifikasi konsep mbadak-nyadek dalam pemerolehan dan pelestarian bahasa dan budaya Sasak, perlu dibedakan mana konsep mbadak- nyadek

Bagi siswa pasif organisasi kesiswaan diharapkan dapat memahami akan pentingnya keterampilan sosial dengan orang di lingkungan sekitar maupun lingkungan sekolah agar terjalin

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Investor X memperkirakan saham BBNI yang saat ini memiliki harga pasar Rp10.000,00 per lembar akan turun nilainya menjadi hanya Rp7.000,00 pada akhir tahun. Saham